Makalah
Oleh :
AKMAL JAYA
NIM. 742352021001
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis senantiasa tercurah atas kehadirat Allah Subhana
telah di tetapkan. Sholawat dan salam juga tercurah kepada Nabiullah Muhammad
serta menebarkan kasih sayang di muka bumi ini hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun guna memenuhi salah-satu tugas kelompok pada mata
kuliah Hukum Islam Internasional. Ucapan terima kasih kepada dosen pengajar,
dan kesalahan datang dari diri pribadi penulis, oleh karena kritik maupun saran
dari pembaca yang budiman merupakan solusi yang dibutuhkan penulis perbaikan
di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembacanya.
Kelompok 1
ii
DAFTAS ISI
C. Tujuan .................................................................................................. 3
A. Kesimpulan .......................................................................................... 17
B. Saran ..................................................................................................... 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
agama dan lainnya turut membentuk hukum internasional saat ini. Dengan
sebenamya tidaklah tepat. Fakta dan data tersebut harus dibaca dalam
kepentingan yang ada. Pada titik itulah Islam harus berperan penting untuk
B. Rumusan Masalah
1
1. Bagaimana definisi hukum internasional islam?
C. Tujuan
sebagai berikut:
internasional.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1) Hukum Keluarga
2) Hukum Perdata
3) Hukum Pidana
Hanafi) yang kemudian dilanjutkan oleh muridnya yaitu Abu Yusuf dan
1
Abdul Wahhab Khallaf, 2003, Ilmu Ushul Fikih: Kaidah Hukum Islam, Jakarta, Pustaka
Amani, hlm.32
2
Muhammad Munir, "Islamic International Law (Siyar): an Introduction"; Hamdard
Islamicus, Vol. XXX, No.4, 2012, hlm. 11-12.
3
Majid Khadurri, 1966, The Islamic Law of Nations: Shaybani's Siyar, Baltomore, Johns
Hopkins Press, hlm. 25.
3
jamak dari kata Sira yang berarti perilaku, praktik, jalan hidup dan tingkah
kata tersebut maka Siyar dapat diartikan sebagai perilaku seseorang untuk
menyatakan bahwa:
Islam,dunia ini dibagi menjadi dua wilayah yaitu dar al- Islam(wilayah
4
Muhammad Munir, "Islamic International Law (Siyar): an Introduction"; Hamdard
Islamicus, Vol. XXX, No.4, 2012, hlm. 3.
5
Majid Khadduri, "Islam and the Modern Law of Nations", the American Journal of
International Law, Vol. 50, No.2, 1956, hlm.358.
6
Tina Roeder. "Traditional Islamic Approaches to Public International Law - Historic
Concepts, Modem Implications", Heidelberg Journal of International Law, Vol. 72, 2012, hlm. 521-
522.
4
Relasi kedua wilayah tersebut selalu dalam hubungan yang tegang
perdamaian itu dilakukan hingga dar al-Harb tersebut menjadi dar al-
islam.
ketiga yaitu daral- ahd atau dar al-sulh (wilayah damai) yaitu wilayah
antara Kesultanan Ottoman Turki yang waktu itu dipimpin oleh Sultan
kita lihat baik dalam Al-Qur'an, Hadist Nabi maupun dalam sejarah Islam.
berikut:
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.
5
Diciptakannya umat manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
agar saling mengenal satu sama lain. Hal ini mengandung makna bahwa di
secara baik demi kepentingan mereka sendiri dan mencegah dari tindakan-
ayat 110:
mungkar (buruk)..... “
berfirman:
pada tujuan yang baik dan benar yang dikehendaki dan diridlai Allah Swt.
dikehendaki. Atas dasar prinsip inilah dalam hukum Islam dikenal adanya
perintah dan larangan; wajib dan haram; adanya pilihan antara melakukan
dan tidak melakukan perbuatan yang kemudian dikenal dengan istilah al-
6
Ahkam al-Khamsah atau hukum yang lima, yaitu: wajib, haram, sunnat,
dan apa yang tidak boleh dilakukan, dan disertai dengan reward and
sebagainya.
dalam Piagam PBB (UN Charter) dalam usaha terciptanya perdamaian dan
terpenting pada saat sekarang ini. Prinsip atau asas persamaan derajat antar
umat manusia, antar bangsa, dan antar negara merupakan landasan utama
7
atas perbedaan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, atau agama
1. Prinsip persamaan
ras, warna kulit, jenis kelamin, atau agama dipandang sebagai pelanggaran
Piagam PBB.
Seperti telah dinyatakan di atas, lebih dari tiga belas abad yang lalu
dalam Al-Qur'an, seperti dalam Surat Al-Hujurat, ayat 13 tadi yang berisi
sebagai berikut:
8
Selanjutnya dalam riwayat dikisahkan bahwa pada suatu hari Nabi
seorang pemuda hitam dengan ucapan: "Hai anak orang hitam!". Nabi
kelebihan seorang kuht putih atas orang hitam. Tidak ada yang
kuat dalam hukum Islam. Konstitusi Madinah yang dikenal dengan al-
atas manusia.7
praktek sejak jaman Nabi, para Khalifah sejak Khalifah pertama hingga
7
Juhaya S. Praja, Filsafat Hukum Islam, Penerbit PIARA Bandung, 1993, hlm. 117
9
untuk menganut agama (freedom of religion), misalnya, dalam Surat 2
(Al-Baqarah), ayat 256; Surat 10 (Yunus). ayat 99; Surat 42 (Asy Syura),
ayat 48; Surat 88 (Al-Ghaasyiyah), ayat 21, dan dalam Surat 109 (Al-
Kaafiruun), ayat 6.
dan kebaikan bersama. Dengan menegakkan prinsip ini juga berarti telah
2:
pelanggaran"
dianut oleh seseorang, sesuatu bangsa atau negara, baik dalam bidang
10
bahwa setiap anggota PBB berhak melakukan tindakan balasan dengan
penyerangan (agresor).
tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
dinyatakan bahwa kaum muslimin dan ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani)
perang yang sah dan adil (masyru'ah wa 'adilah) dan perang yang tidak sah
11
(ghiaru masyru'ah). Perang yang sah menurut syari'at Islam adalah perang
tahun kaum muslimin mendapat serangan dan tekanan dari kaum Quraisy
dan para pengikut Nabi mendesak untuk membalasnya, Nabi tetap berseru
agar bersabar karena beliau belum diizinkan oleh Tuhan untuk berperang.
Baru setelah Nabi beserta para pengikutnya hijrah ke Madinah dan kaum
orang yang menyerang mereka saja. Ayat-ayat pertama yang turun dari
Allah"
12
Sedang perang yang tidak sah menurut syari'at Islam adalah
kerusakan.
membedakan antara perang yang adil atau sah dengan yang tidak sah.
Dalam Konvensi Den Haag 1907 ke III disebutkan bahwa perang yang sah
adalah perang:
(Honouring the human being and preserving human rights/ QS, 17/70)
and morality/Sunnah)
5) Pengampunan dalam Perang dan Damai (Mercy in peace and war/ QS,
21/107) T
13
6) Pemenuhan perjanjian selama pihak lain mematuhi dan
other party is faithful to its own pledges/pacta sunt servanda, QS, 5/1 dan
16/91)
dengan negara.9
hukum yang sekuler namun pengaruh agama (Kristen) masih tetap ada.
8
Mashood A. Baderin, 2009, "Religion and International Law: Friends or Foes?",
European Human Rights Review, Issue 5, London, Sweet & Maxwell, hlm.639
9
Mashood A. Baderin, 2009, "Religion and International Law: Friends or Foes?",
European Human Rights Review, Issue 5, London, Sweet & Maxwell, hlm.640
14
perlu diingat bahwa kedua aliran tersebut pada dasamya masih meminjam
serupa terjadi dalam konteks agama Yahudi dan Hindu." Klaim yang
dekat kepada double-edge teori. Dengan kata lain, agama tetap dapat
empat tingkat (level) relasi antara agama dengan hukum internasional saat
ini yaitu:
10
Javaid Rehman & Susan C. Breau (ed), 2007. Religion Human Rights and International
Examinational of Islamic State Practices, Leiden, Martinus Nijhoff, hlm. 118.
11
Mochtar Kusumaatmadja 1997, Pengantar Hukum Internasional, Bandung, Bina Cipta,
hlm.5.
15
2. Hubungan hukum internasional dengan
(NGO).
longgar. Dengan kata lain, tidak ada hirarki diantara hukum internasional
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
historis, istilah Siyar merupakan hasil pemikiran dari Abu Hanifah (Imam
Hanafi) yang kemudian dilanjutkan oleh muridnya yaitu Abu Yusuf dan
jamak dari kata Sira yang berarti perilaku, praktik, jalan hidup dan tingkah
kata tersebut maka Siyar dapat diartikan sebagai perilaku seseorang untuk
17/70)
17
5) Pengampunan dalam Perang dan Damai (Mercy in peace and
16/126)
dekat kepada double-edge teori. Dengan kata lain, agama tetap dapat
internasional.
B. Saran
masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami menerima saran dan kritik
18
DAFTAR PUSTAKA
Khadduri Majid, Islam and the Modern Law of Nations, the American Journal of
2009.
Rehman Javaid & Susan C. Breau (ed), Religion Human Rights and International
19