Anda di halaman 1dari 87

KLINIK PRATAMA

ALBAR

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
KATA PENGANTAR

Standar Operasional Prosedur adalah Pedoman atau Acuan untuk


melaksanakan tugas pelayanan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja
Klinik berdasarkan indikator – indikator teknis, administratif dan prosedural
sesuai dengan tata cara pelayanan, prosedur pelayanan dan sistem pelayanan
sebagai kesatuan untuk mencapai kepuasan dan keselamatan pasien. Tujuan
Standar Operasional Prosedur adalah Menciptakan Komitmen Mengenai Apa
yang Dikerjakan dokter, perawat dan karyawan klinik untuk menciptakan
excellence services. Standar Operasional Prosedur Tidak Saja Bersifat Internal
Tetapi Juga Eksternal, Karena SOP Selain digunakan untuk mengukur kinerja
klinik berkaitan dengan Ketepatan dan Kelancaran Pelayanan, juga digunakan
untuk menilai kinerja klinik di mata masyarakat berupa responsivitas,
responsibilitas dan penghargaan kinerja klinik. Besar harapan Kami, dengan
Dibuatnya Standar Operasional Prosedur ini, Pelayanan di Klinik Pratama Albar
Semakin Baik dan Memuaskan di Mata Masyarakat

Bandung, 16 Juli 2018

Pemilik Klinik

(dr.Daniel Setiawan)
TGL.
NO NO. NO.
SOP KEGIATAN HAL
DOKUMEN REVISI
TERBIT
STANDAR PROSEDUR
1 OPERASIONAL PENDAFTARAN
PASIEN
STANDAR PROSEDUR
2 OPERASIONAL PEMERIKSAAN
AWAL
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
3 KETENAGAKERJAAN
KUALIFIKASI KARYAWAN DI
KLINIK PRATAMA ALBAR
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL PENGELOLAAN
4
REKAM MEDIS DI KLINIK
PRATAMA ALBAR
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL PENERBITAN
5
SURAT KETERANGAN MEDIS DI
KLINIK PRATAMA ALBAR
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL PEMERIKSAAN
6 LABORATORIUM SEDERHANA
(GULA DARAH SEWAKTU,
CHOLESTROL, ASAM URAT)
STANDAR PROSEDUR
7 OPERASIONAL TINDAKAN MEDIS
SEDERHANA
STANDAR PROSEDUR
8 OPERASIONAL PELAYANAN
KELUARGA BERENCANA
STANDAR PROSEDUR
9 OPERASIONAL PENANGANAN
DAN PENGAKUTAN LIMBAH
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL PENYERAHAN
10
LIMBAH KE PETUGAS
PEMUSNAH LIMBAH
STANDAR PROSEDUR
11 OPERASIONAL PENYIMPANAN
SEMENTARA LIMBAH
STANDAR PROSEDUR
12 OPERASIONAL MINIMALISASI
LIMBAH
TGL.
NO. NO.
NO SOP KEGIATAN HAL
DOKUMEN REVISI
TERBIT
STANDAR PROSEDUR
13 OPERASIONAL ASUHAN
KEPERAWATAN
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL PERSETUJUAN
14
TINDAKAN MEDIS (INFORM
CONCENT)
STANDAR PROSEDUR
15 OPERASIONAL RUJUKAN PASIEN
KLINIK PRATAMA ALBAR
STANDAR PROSEDUR
16 OPERASIONAL PENGUKURAN
ANTROPOMETRI
STANDAR PROSEDUR
17 OPERASIONAL PEMERIKSAAN
RESPIRASI
STANDAR PROSEDUR
18 OPERASIONAL MENGUKUR
SUHU TUBUH
STANDAR PROSEDUR
19 OPERASIONAL PENGUKURAN
TEKANAN DARAH
STANDAR PROSEDUR
20 OPERASIONAL PEMERIKSAAN
NADI
STANDAR PROSEDUR
21 OPERASIONAL STERILISASI
INSTRUMEN KEDOKTERAN
STANDAR PROSEDUR
22 OPERASIONAL PELAYANAN
RESEP DAN PERACIKAN OBAT
STANDAR PROSEDUR
23 OPERASIONAL PEMERIKSAAN
LANJUTAN
STANDAR PROSEDUR
24 OPERASIONAL PEMAKAIAN
OBAT (UMUM DAN KONTRAK)
STANDAR PROSEDUR
25 OPERASIONAL MONITORING
OBAT
STANDAR PROSEDUR
26 OPERASIONAL PENJUALAN
OBAT
STANDAR OPERASIONAL
27
PROSEDUR PENDAPATAN OBAT
TGL.
NO. NO.
NO SOP KEGIATAN HAL
DOKUMEN REVISI
TERBIT
STANDAR OPERASIONAL
28
PROSEDUR MENIMBANG OBAT
STANDAR OPERASIONAL
29
PROSEDUR ASUHAN KEBIDANAN
STANDAR PROSEDUR
30
OPERASIONAL OFFICE BOY
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA PENDAFTARAN PASIEN
NO . DOKUMEN
ALBAR NO . REVISI HALAMAN
01/SOP-
1/3
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
Petugas administrasi umum mencatat pasien sesuai KTP
membuat kartu berobat pasien dan kartu status / rekam medis
1. Pengertian bagi pasien baru, serta mencarikan status rawat jalan yang
tersimpan dalam rak arsip bagi keluarga dengan kunjungan
ulang.
Sebagai pedoman kerja petugas administrasi di tempat
2. Tujuan pendaftaran dalam pelayanan kartu berobat dan status rawat
jalan bagi pasien.
Prosedur ini mencangkup pelaksanaan pendaftaran pasien
dalam pelayanan kartu berobat dan status rawat jalan bagi
3. Ruang Lingkup
pasien.

Keputusan Pimpinan KLINIK PRATAMA ALBAR


4. Kebijakan No..../PIK.2016 tentang Peraturan Internal KLINIK
PRATAMA ALBAR.
Uraian Umum :
1. Pencatatan register No . Index
Untuk pasien yang belum / tidak membawa Kartu Berobat
dicatat nomor index, nama pasien, umur, alamat, nomor
telepon pada buku register.
2. Pembuatan Kartu Berobat Pasien
Mencatat Identitas (Nomor Kartu, Nama, Umur, Alamat).
3. Pembuatan Kartu Status Pasien.
5. Prosedur
4. Mencatat nomor index, identitas pasien (Nama, Tanggal
Lahir/Umur, Nomor Telepon dan Alamat).
5. Pencatatan Pasien.
Pasien dicatat pada buku register.
6. Mencari status pasien.
7. Mencari status rawat jalan di rak arsip sesuai dengan nomor
index register yang tertera pada kartu berobat untuk pasien
kunjungan jalan.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA PENDAFTARAN PASIEN
NO . DOKUMEN
ALBAR NO . REVISI HALAMAN
01/SOP-
2/3
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
Langkah – Langkah Kegiatan :
1. Pasien datang ke Klinik.
2. Petugas menyapa pasien dengan senyum dan
mempersilahkan pasien untuk duduk.
3. Petugas dengan ramah menanyakan maksud kedatangan
(keluhan) pasien :
- Untuk pasien yang belum memiliki Kartu Berobat,
dibuatkan kartu Berobat dan membuat kartu status
kemudian petugas mencatat ke buku register.
- Untuk pasien yang sudah memiliki Kartu Berobat :
Petugas administrasi umum mencarikan kartu status
pasien lemari arsip sesuai nomor index kartu pasien,
kemudian petugas memasukkan atau mencatat ke buku
register dan pasien dapat nomor antrian.
4. Petugas menyerahkan kartu Berobat kepada pasien dan
mempersilahkan menunggu di ruang tunggu.
5. Pasien menunggu panggilan di ruang tunggu, menunggu
panggilan dari perawat. Kemudian perawat memanggil
serta menerima pasien serta melaksanakan pelayanan sesuai
protap / standar pelayanan yang berlaku.
6. Perawat mengambil rekam medis pasien ke ruang periksa /
pelayanan setelah selesai pelayanan dan administrasi di
ruang periksa / pelayanan.
7. Administrasi umum mencocokan jumlah kunjungan dengan
status yang kembali.
8. Administrasi Umum menyimpan kembali kartu rekam
medis pasien ke lemari arsip sesuai dengan nomor index.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA PENDAFTARAN PASIEN
NO . DOKUMEN
ALBAR NO . REVISI HALAMAN
01/SOP-
3/3
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
6. Unit Terkait Administrasi Umum dan Perawat
7. Dokumen Terkait Kartu Pendaftaran dan Buku Pendaftaran
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA PEMERIKSAAN AWAL
NO . DOKUMEN
ALBAR NO . REVISI HALAMAN
02/SOP-
1/2
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
1. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi
masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun
tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.
2. Pasien Baru adalah pasien yang pertama kali datang ke
KLINIK PRATAMA ALBAR dan diberikan nomor rekam
medis.
3. Pasien Lama adalah pasien yang datang kedua kalinya dan
seterusnya ke KLINIK PRATAMA ALBAR membawa kartu
berobat dan tidak mendapat nomor rekam medis lagi.
1. Pengertian 4. Pasien Umum adalah pasien yang mendapat pelayanan
kesehatan medis di KLINIK PRATAMA ALBAR dengan
biaya sendiri.
5. Pasien Asuransi adalah pasien yang mendapat pelayanan
kesehatan medis dengan membawa kartu identitas peserta
asuransi seperti: JAMSOSTEK, BPJS dan semua
pembiayaan ditanggung oleh pihak asuransi yang
bersangkutan.
6. Pemeriksaan Awal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh
perawat seperti Anamnesa, pemeriksaan fisik awal yang
dilaksanakan di ruang tindakan.
1. Menjadi acuan perawat dalam pemeriksaan awal terhadap
pasien yang berobat.
2. Mengetahui data awal guna mengarahkan pasien secara
efisien sesuai dengan kasusnya.
2. Tujuan
3. Pasien segera memperoleh pelayanan medis sesuai dengan
kebutuhan.
4. Mengetahui kondisi dan keadaan pasien secara umum.
5. Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat masuk Klinik.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA PEMERIKSAAN AWAL
NO . DOKUMEN
ALBAR 02/SOP-
NO . REVISI HALAMAN
2/2
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
1. Keputusan Pimpinan KLINIK PRATAMA ALBAR No. 01
/ PIK.2016 tentang Peraturan Internal KLINIK PRATAMA
ALBAR.
3. Kebijakan
2. SK. No. 01 /tentang Pemeriksaan Awal.
3. PERMENKES No. 28/MENKES/PER/I/2011 tentang
Klinik.
1. Pasien setelah tercatat di pendaftaran untuk menjalani
Pemeriksaan Awal.
2. Memeriksa kartu berobat pasien.
3. Memverifikasi nama dan usia pasien sesuai dengan kartu
berobat.
4. Melakukan pemeriksaan awal dengan menanyakan keluhan
4. Prosedur pasien.
5. Melakukan pemeriksaan TTV dan Antropometri yang
diperlukan.
6. Mencatat data dari hasil pengkajian dan pemeriksaan pada
catatan medik dan catatan perawatan.
7. Menyerahkan catatan medik pasien pada dokter.
8. Mengantar pasien menuju ruang dokter.
1. Petugas Rekam Medik.
5. Unit Terkait
2. Perawat / Bidan.
Flow Chart pemeriksaan awal pasien KLINIK PRATAMA
6. Lampiran
ALBAR.
1. Peraturan Internal KLINIK PRATAMA ALBAR.
2. Standar pelayanan medis dan perawat.
7. Referensi
3. Surat tugas tenaga perawat di KLINIK PRATAMA
ALBAR.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KETENAGAKERJAAN
KLINIK PRATAMA KUALIFIKASI KARYAWAN DI KLINIK PRATAMA ALBAR
ALBAR NO . DOKUMEN
NO . REVISI HALAMAN
03/SOP-
1/3
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
1. Kualifikasi Karyawan adalah persyaratan yang harus
dipenuhi agar seseorang dapat diangkat jadi karyawan
Klinik.
1. Pengertian
2. Kualifikasi Karyawan di klinik sebagai berikut ada dua:
a) Kualifikasi Umum
b) Kualifikasi Khusus
1. Tersedianya karyawan klinik yang berkualitas.
2. Setiap karyawan yang bekerja di klinik, harus bekerja
2. Tujuan sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional,
standar pelayanan, etika profesi menghormati hak pasien,
mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien.
1. UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran.
2. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
3. PP No. 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan
4. Per Men Kes RI No. 512/Menkes/Per/IV/2007 Tentang Izin
3. Referensi Praktek dan Pelaksanaan Praktek Kedokteran.
5. Per Men Kes RI No. 028/Menkes/Per/T/2011 Tentang
Klinik.
6. Peraturan Internal KLINIK PRATAMA ALBAR No.
01/Klinik Sehati/PIK/I.2016.
1. Setiap calon karyawan KLINIK PRATAMA ALBAR
menunjukkan dan melaksanakan persyaratan kualifikasi
umum sebagai berikut:
a) WNI (KTP)
b) Surat keterangan sehat dari dokter
c) Memiliki ijazah, sertifikat, surat keterangan sesuai
4. Prosedur
kompetensinya yang dikeluarkan institusi yang
berwenang.
d) Melakukan wawancara.
e) Menandatangani kesepakatan kerja.
f) Melakukan orientation
g) Melaksanakan pekerjaan dalam tim (mau bekerjasama)
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KETENAGAKERJAAN
KLINIK PRATAMA KUALIFIKASI KARYAWAN DI KLINIK PRATAMA ALBAR
ALBAR NO . DOKUMEN
NO . REVISI HALAMAN
03/SOP-
2/3
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
2. Setiap calun karyawan KLINIK PRATAMA ALBAR harus
menunjukkan dan melaksanakan persyaratan kualifikasi
khusus sebagai berikut:
1) Dokter Umum & Dokter Gigi
a) Sertifikat kompetensi sebagai dokter layanan
primer dan masih berlaku.
b) Memiliki STR yang masih berlaku
c) Memiliki sertifikat PPGD
d) Membuat SIP di KLINIK SEHATI
e) Membuat perpanjangan sertifikat kompetensi,
STR, SIP di klinik apabila masa berlakunya habis.
2) Apoteker
a) Menunjukan surat tanda registrasi
b) Membuat SIK dan SIPA di klinik
c) Memperpanjang STR,SIK & SIP bila masa
berlakunya habis.
3) Perawat
a) Minimal memiliki ijazah D3 keperawatan
b) Menunjukan STR yang masih berlaku
c) Membuat SIK,SIP di klinik
d) Memperpanjang STR, SIK & SIP bila masa berlaku
habis.
4) Tenaga Teknis Kefarmasian
a) Minimal memiliki ijazah sekolah teknik kefarmasian
b) Menunjukkan STR yang masih berlaku
c) Membuat SIK,SIP di klinik
d) Memeperpanjang STR,SIK & SIP bila masa berlaku
habis
5) Tenaga Rekam Medis
a) Minimal memiliki ijazah D3 Rekam Medis
b) Membuat SIK
c) Memperpanjang SIK bila masa berlakunya habis

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


KETENAGAKERJAAN
KLINIK PRATAMA KUALIFIKASI KARYAWAN DI KLINIK PRATAMA ALBAR
ALBAR NO . DOKUMEN
NO . REVISI HALAMAN
03/SOP-
3/3
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan

6) Tenaga Umum
a. Memiliki ijazah SMA
b. Melaksanakan tugas sesuai kompetensi atau surat
tugas
1. Sekretariat
5. Unit Terkait
2. Semua Unit Pelayanan.

6. Lampiran Flowchart Kualifikasi Karyawan KLINIK PRATAMA


ALBAR
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGELOLAAN REKAM MEDIS
KLINIK PRATAMA DI KLINIK PRATAMA ALBAR
ALBAR NO . DOKUMEN NO . REVISI HALAMAN
04/Sop.KPS/VII/2018 1/5
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
1. Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tetang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien
pada sarana pelayanan kesehatan.
2. Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunak
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan rawat jalan di
1. Pengertian
KLINIK PRATAMA ALBAR.
3. Dokter adalah dokter umum dan dokter gigi.
4. Tenaga kesehatan lain adalah tenaga kesehatan yang ikut
memberikan pelayanan kesehatan secara langsung kepada
pasien.
5. Petugas : Tenaga Rekam Medis

2. Tujuhan Terlaksanannya pengaturan kegiatan pencatatan medis dengan


baik dan benar.
1. Setiap pasien yang datang berobat ke klinik harus
mempunyai catatan medis yang lengkap dan akurat.
2. Setiap petugas klinik yang melayani/melakukan tindakan
pada pasien (dokter,dokter gigi,perawat,petugas
penerimaan pasien) diharuskan mencatat semua tindakan
yang diberikan kepada pasien kedalam kartu catetan medis
3. Kebijakan
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
3. Setiap catatan medis, jika diperlukan harus dapat
ditemukan dengan cepat dan tepat.
4. Catatan medis pasien (dokumen medis) adalah milik
KLINIK PRATAMA ALBAR dan merupakan dokumen
yang wajib dijaga kerahasiannya.
1. Pasien mendaftarkan diri ke ruang pendaftaran.
4. Prosedur
2. Petugas pendaftaran melakukan :
a. Mencatat pada buku register penerimaan pasien yang
meliputi tanggal, nomor urut, no cm, identitas sesuai
ketentuan yang berlaku.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGELOLAAN REKAM MEDIS
KLINIK PRATAMA DI KLINIK PRATAMA ALBAR
ALBAR NO . DOKUMEN NO . REVISI HALAMAN
04/Sop.KPS/VII/2018 2/5
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
b. Membuat kartu berobat untuk diberikan kepada pasien
yang harus dibawa apa bila pasien berobat ulang.
c. Mengambil berkas catatan medis bagi pasien ulang
(lama) setelah pasien memperlihatkan kartu berobat
dan mengirim kartu rekam medis ke ruang
pemeriksaan yang dituju pasien sesuai kebutuhan
pasien dan pasien menuju ruuang pemeriksaan yang
bersangkutan.
3. Petugas ruang periksa (Perawat) melaksanakan anamnesa
tentang keluhan utama dan pemeriksaan awal.
4. Dokter mencatat riwayat penyakit, hasil pemeriksan
diagnosa, terapi atau tindakan yang diberikan pada kartu
catatan medis pasien.
5. Setelah seluruh pelayanan klinik selesai petugas klinik
(Perawat) mengumpulkan seluruh bukti catatan medis
pasien klinik yang bersangkutan, petugas runag
pendaftaran (Pencatatan Medis).
6. Petugas pencatat medis.
a. Menerima dan memeriksa kelengkapan catatan medis,
yang belum lengkap segera dilengkapi
kelengkapannya.
b. Mengolah catatan medis yang sudah terlengkapai
dimasukan ke dalam kartu index pasien tindakan
pemeriksaan lain (lab) sesuai dengan penyakit.
1. Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
5. Pengertian
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien
pada sarana pelayanan kesehatan.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGELOLAAN REKAM MEDIS
KLINIK PRATAMA DI KLINIK PRATAMA ALBAR
ALBAR NO . DOKUMEN NO . REVISI HALAMAN
04/Sop.KPS/VII/2018 3/5
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
2. Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan
rawat jalan di KLINIK PRATAMA ALBAR.
3. Dokter adalah dokter umum dan dokter gigi.
4. Tenaga kesehatan lain adalah tenaga kesehatan yang ikut
memberikan pelayanan kesehatan secara langsung kepada
pasien.
5. Petugas : Tenaga Rekam Medis.
Terlaksanannya pengaturan kegiatan pencatatanmedis dengan
6. Tujuan
baik dan benar.
1. Setiap pasien yang datang berobat ke klinik harus
mempunyai catatan medis yang lengkap dan akurat.
2. Setiap petugas klinik yang melayani/melakukan tindakan
pada pasien (dokter,dokter gigi, perawat, petugas
penerimaan pasien) diharuskan mencatat semua tindakan
yang diberikan kepada pasien kedalam kartu catatan medis
7. Kebijakan
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
3. Setiap catatan medis, jika diperlukan harus dapat di
temukan dengan cepat dan tepat.
4. Catatan medis (dokumen medis) adalah milik KLINIK
PRATAMA ALBAR dan merupakan dokumen yang wajib
dijaga kerahasiaannya.
1. Pasien mendaftarkan diri ke ruang pendaftaran.
2. Petugas pendaftaran melakukan :
a. Mencatat pada buku register penerimaan pasien yang
meliputi tanggal, no urut , identitas sesuai ketentuan
8. Prosedur
yang berlaku.
b. Membuat kartu berobat untuk di berikan kepada
pasien berobat ulang.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGELOLAAN REKAM MEDIS
KLINIK PRATAMA DI KLINIK PRATAMA ALBAR
ALBAR NO . DOKUMEN
NO . REVISI HALAMAN
04/SOP-
4/5
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan

Bagi pasien ulang (lama), pasien harus menunjukan kartu


berobat pada petugas pendaftaran .

c. Mengambil berkas catatan medis bagi pasien ulang


(lama) setelah pasien memperlihatkan kartu berobat
dan mengirim kartu rekam medis ke ruang
pemeriksaan yang dituju pasien sesuai kebutuhan
pasien dan pasien menuju ruang pemeriksaan yang
bersangkutan.
3. Petugas ruang periksa (perawat) melaksanakan
anamnese tentang keluhan utama dan pemeriksaan
awal.
4. Dokter mencatat riwayat penyakit, hasil pemeriksaan
diagnosa. Terapi/tindakan yang diberikan pada kartu
catatan medis pasien .
5. Setelah seluruh pelayanan klinik sesuai petugas klinik
(perawat) mengumpulkan seluruh bukti catatan medis
pasien klinik yang bersangkutan , petugas ruang-
pendaftaran (pencatatan medis)
6. Petugas pencatat medis.
a. Menerima & memeriksa kelengkapan catatan medis.
Yang belumlengkap segera dilengkapi
kelengkapannya
b. Mengolah catatan medis yang sudah terlengkapi
dimasukan kedalam kartu index pasien tindakan
pemeriksaan lain (lab)sesuai dengan penyakit .
c. Membuat rekapitulasi setiapakhir bulan untuk
membuat laporan dan statistic klinik.
d. Menyimpan berkas catatan medis menurut nomor
catatan medisnya sesuai ketentuan yang berlaku.
7. Persyaratan permintaan berkas catatan medis.
a. Diajukan secara tertulis.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGELOLAAN REKAM MEDIS
KLINIK PRATAMA DI KLINIK PRATAMA ALBAR
ALBAR NO . DOKUMEN
NO . REVISI HALAMAN
04/SOP-
5/5
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
b. Dibuat rangkap 3 (tiga), satu lembar ditemepl pada
catatan medis, satu lembar lagi diletakan di rak
sebagai tanda keluar dan satu lembar sebagai arsip.
8. Apabila catatan medis yang dipinjam sudah kembali,
kartu permintaan (ad 7a) dibuang kecuali lembar yang
arsip.
9. Catatan medis pasien yang tidak pernah berobat lagi ke
klinik selama 5 (lima) tahun terakhir, dinyatakan
sebagai “in active record”.
10. Berkas-berkas catatan medis yang dinyatakan in active
record dikeluarkan dari rak penyimpanan dan disimpan
di gudang klinik tidak dibenarkan memusnahkan berkas
catatan medis.
1. Sekretariat (Pet. Rekam Medis)
9. Unit Terkait
2. Semua Unit Pelayanan
1. Format Kartu Rekam Medis
2. Format Kartu Berobat
3. Buku Register Pasien
10. Dokumen Terkait
4. Buku Informed Consent
5. Buku Rujukan
6. Laporan/Rekapitulasi Harian Pasien Rwat Jalan.

11. Referensi Flowchart Pelayanan Rawat Jalan (KLINIK PRATAMA


ALBAR)
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENERBITAN SURAT KETERANGAN MEDIS
KLINIK PRATAMA DI KLINIK PRATAMA ALBAR
ALBAR NO . DOKUMEN
NO . REVISI HALAMAN
05/SOP-
1/2
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
1. Surat keterangan medis adalah surat keterangan tertulis
yang dibuat oleh Dokter/Dokter Gigi untuk tujuan
tertentu tentang kondisi kesehatan atau penyakit pasien
atas permintaan pasien atau atas permintaan pihak
ketiga dengan persetujuan pasien.
2. Jenis-jenis surat keterangan medis:
a. Surat Keterangan Sehat
b. Surat Keterangan Sakit
c. Surat Rujukan
3. Surat keterangan sehat adalah surat keterangan yang
diberikan Dokter atas permintaan pasien yang
menerangkan hasil pemeriksaan fisik saat itu dalam
keadaan sehat. Diperlukan untuk keperluan asuransi,
1. Pengertian
untuk surat ijin mengemudi, melanjutkan sekolah,
nikah, melamar pekerjaan dan lain-lain.
4. Surat keterangan sakit adalah surat keterangan yang
diberikan Dokter kepada pasien dengan hasil
pemeriksaan dalam keadaan sakit dan memerlukan
istirahat sesuai kasusnya.
5. Surat rujukan adalah surat keternagn yang dibuat
Dokter untuk melaksanaka pelayanan kesehatan dengan
pelimpahan timbal balik terhadap suatu kasus penyakit
atau masalah kesehatan secara vertikal (ke unit yang
lebih mampu menangani) secara horizontal (antara unit
yang setigkat kemampuannnya) dilaksanakan karena
keterbatasan kewenangan dan sarana.
1. Sebagai pedoman dalam proses penerbitan surat
keterangan medis.
2. Tujuan
2. Menghindarkan terjadinya penyimpangan dalam
penerbitan surat keterangan medis di KLINIK
PRATAMA ALBAR.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PENERBITAN SURAT KETERANGAN MEDIS
KLINIK PRATAMA DI KLINIK PRATAMA ALBAR
ALBAR NO . DOKUMEN
NO . REVISI HALAMAN
05/SOP-
2/2
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan

3. Kebijakan Keputusan Pimpinan KLINIK PRATAMA ALBAR No. /K1.P


/SK/I/2016
1. Pemohon wajib mengisi daftar isian (contoh terlampir)
yang tersedia di KLINIK PRATAMA ALBAR.
2. Dokter yang telah memiliki SIP di KLINIK
PRATAMA ALBAR meneliti kelengkapan dan
keabsahan daftar isian tersebut.
3. Dokter melakukan pemeriksaan secara objektif sesuai
pengetahuan dan kompetensinya.
4. Apabila dokter yang memiliki SIP di KLINIK
PRATAMA ALBAR memiliki keraguan tidak adanya
4. Prosedur
disabilitas pada pemohon, maka Dokter yang memiliki
SIP tersebut wajib merujuk pada Majelis Penguji
Kesehatan (MPK) di rumah sakit terdekat.
5. Hasil pemeriksaan MKP dikirim kembali kepada
Dokter yang merujuk untuk diterbitkan atau tidak
diterbitkannya surat keterangan medis.
6. Petugas administrasi mencatat setiap surat keterangan
medis yang diterbitkan KLINIK PRATAMA ALBAR
pada buku penerbitan surat keterangan medis.
1. Petugas Administrasi Pendaftaran.
5. Unit Terkait 2. Petugas Rekam Medis.
3. Dokter.
1. Formulir Surat Keterangan Sehat.
6. Lampiran 2. Formulir Surat Keterangan Sakit.
3. Formulir Surat Rujukan.
KLINIK PRATAMA ALBAR
Ruko Bumi Mas Kencana – kav. O
Jl. AH. Nasution 928 Bandung

SURAT KETERANGAN SAKIT


No : ................................................

Dengan ini menerangkan bahwa:


Nama :
Umur :
Pekerjaan :

Pada tanggal .......................................... sudah dilakukan pemeriksaan


kesehatan, Pasien tersebut
Baik
Perlu istirahat karena sakit

Selama ...................................(...................) hari, terhitung mulai tanggal


............................ s/d ........................... 20........ harap yang berkepentingan
maklum.
Terima Kasih.

Bandung, ................................ 20.........

(dr. .................................................)
PENANGANAN SYOK ANAFILATIK
INGAT PROSEDUR DIBAWAH INI:
1. Baringkan penderita dengan posisi terlentang dengan kaki ditinggikan 30˚ - 45˚ (ganjal pakai bantal).
2. Ukur tekanan darah, segera suntikan adrenalin 0,25 – 0,30 cc, dalam larutan 1 : 1000 s.c/i.m diulang setiap 15 menit sampai tekanan darah
sistolik mencapai 90 – 100 mm Hg.
3. Bila T.D Systolik tidak naik sampai 100 mm HG, beri infuse Glucosa 5% atau Ringer NaCl 0,9% atau Plasma sebanyak 500 – 2000 cc, pada
jam pertama.
4. Bila syok belum teratasi beri Dopamine dalam cairan infuse 0,3 – 1,2 mg/kg/jam.
5. Bila ada urtikarya angioedem berikan Diphenhidramin 1-2 mg/Kg BB i.m tiap 6 jam selama 48 jam.
6. Berikan Hidrocortison 7 – 10 mg/Kg BB i.v.m atau Dexametason i.v/i.m.
7. Bila ada Bronchospasnie beri O2(Oksigen) dan Aminophylin 4 – 7 mh/Kg berat badan i.v dilarutkan dalam 10 cc Glucose 5% secara perlahan
– lahan selama 10 – 15 menit bila perlu diberikan Aminophylin perintus 0,2 – 1,2 mg/Kg berat badan.
8. Observasi: Tensi Nadi pernafasan selama 12 jam.
9. Bila belum teratasi, bawa ke Rumah Sakit dikawal oleh dokter atau perawat yang terampil.
10. Posisi penderita tetap horizontal, kaki ditinggikan 30˚ - 45˚ infus diberikan, obat obatan disertakan.

OBAT – OBATAN DAN ALAT UNTUK GAWAT DARURAT PERHATIAN !


1. Hidrocortison inj/Dexametason - Sebaiknya tidak menyuntik tanpa indikasi/alasan tepat.
2. Dopamine inj - Bila perlu lakukan test kulit (sensitivity test) terlebih dahulu.
3. Diphenhidramin inj - Tanya riwayat alergi: Obat, Makanan dan lain lain.
4. Aminophylin inj - Berdo’a sebelum bertindak.
5. Glucose 5% Ringer Lactate, NaCl 0,9%
6. Infuse set/Abocath
7. Disposable: 1 cc dan 2 cc
8. Tensimeter
9. Kapas Alcohol
10. Tabung Oksigen
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM SEDERHANA
KLINIK PRATAMA (GULA DARAH SEWAKTU, CHOLESTEROL, ASAM
ALBAR URAT)
NO . DOKUMEN
NO . REVISI HALAMAN
06/SOP-
1/3
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
1. Pemeriksaan laboratorium adalah pemeriksan
penunjang diagnosa, dengan pengambilan specimen
bahan pemeriksaan seperti, darah,urine,faces dan lain
lain sesuai kasus.
2. Laboratorium sederhana adalah pemeriksaan penunjang
diagnosa di KLINIK PRATAMA ALBAR yang
dilaksanakan oleh dokter/perawat dengan peralatan dan
metoda sederhana.
3. Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium:
a. Pemeriksan cholesterol adalah menentukan kadar
cholestrol dalam darah pada saat pemeriksan dengan
1. Pengertian mengambil sampel darah capiler.
b. Pemeriksaan gula sewaktu adalah menentukan
kadar darah sewaktu dengan mengambil sampel
darah capiler.
c. Pemeriksaan asam urat, dalam menentukan keadaan
asam urat dalam darah pada saat pemeriksaan
dengan mengambil darah capiler.
4. Penilaian Hasil Pemeriksaan.
a. Cholesterol normal ≤200 mg/dl.
b. Gula darah sewaktu Normal ≤ 126 mg/dl.
c. Asam Urat Normal: ♀≤ 6 mg/dl
♂≤ 7 mg/dl
1. Menjadi pedoman pelaksanaan pemeriksaan
laboratorium sederhana di KLINIK PRATAMA
ALBAR.
2. Tujuan
2. Membantu menegakkan diagnose dengan metode
sederhana adanya gangguan metabolisme (khususnya,
Cholesterol, Asam Urat, dan Gula Darah).
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM SEDERHANA
KLINIK PRATAMA (GULA DARAH SEWAKTU, CHOLESTEROL, ASAM
URAT)
ALBAR
NO . DOKUMEN
NO . REVISI HALAMAN
06/SOP-
2/3
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
3. Mengetahui kadar Cholestrol , Asam urat, Gula darah
dengan metoda sederhana
1. Keputusan penanggung jawab KLINIK PRATAMA
ALBAR No : 01/ /PIK-1,2016. Tentang Peraturan
Internal KLINIK PRATAMA ALBAR
3. Kebijakan
2. Surat keputusan Penanggung Jawab KLINIK
PRATAMA ALBAR No : ..../Lab.S-IV.2016.
tentang pemeriksaan Laboratorium Sederhana .
 Alat yang digunakan
1. Perangkat Test kadar Gula Sewaktu, Cholesterol, Asam
Urat.
2. Nierbekken (Bengkok)
3. Bahan Habis pakai : Kapas , Alchol, Sarung Tangan ,
Plester
4. Rekam Medik dan Form Inform Consent
 Langkah kerja
1. Pasien yang memerlukan pemeriksaan laboratorium
sederhana atas perintah dokter diberi penjelasan
prosedur pelaksanaan laboratorium sederhana .
4. Prosedur 2. Meminta persetujuan / penolakan kepada pasien tentang
tindakan yang dilakukan
3. Menyiapkan kelengkapan alat – alat yang akan
dipergunakan
4. Menyiapkan posisi pasien dan psikologis pasien.
5. Petugas memakai sarung tangan , desinfeksi jari tangan
(III) yang akan diambil darah capilar.
6. Tekan alat penusuk (lancet)
7. Darah yang keluar ditempelkan pada indicator (Check
Strip), ditunggu hasilnya sesuai test yang dilaksanakan
(Cholestrol: 150 detik, Asam Urat: 20 detik, Gula
Sewaktu: 10 detik
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM SEDERHANA
KLINIK PRATAMA (GULA DARAH SEWAKTU, CHOLESTEROL, ASAM
URAT)
ALBAR
NO . DOKUMEN
NO . REVISI HALAMAN
06/SOP-
3/3
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
8. Bekas tusukan pada jari ketiga (III) dibersihkan sisa
darah yang ada, dan dibalut dengan kasa dan plester.
9. Pembacaan hasil.
- Baca angka yang tertera dalam monitor alat test lab.
Menunjukkan kadar hasil test.
- Laporan kedokter hasilnya. Dokter pemeriksa menulis
hasilnya kedalam rekam medis pasien yang
bersangkutan.
10. Petugas membersihkan Alat Test Darah.
- Indikator check strip, lancet dibuang kedalam “safety
box”.
- Kapas, sarung tangan dilepas dan dibuang kedalam
tempat sampah medis.
- Petugas mencuci tangan.
11. Peralatan yang digunakan disimpan pada tempatnya.
1. Perawat / Bidan / Petugas Klinser
5. Unit Terkait 2. Dokter
3. Dokumen Rekam Medis dan Form Inform Consent
6. Lampiran Flowchart pemeriksaan Laboratorium.
7. Referensi 1. Standar Pelayanan Medis
2. Standar Pelayanan Keperawatan
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA TINDAKAN MEDIS SEDERHANA
NO . DOKUMEN
ALBAR 07/SOP-
NO . REVISI HALAMAN
1/4
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
1. Tindakan Medis adalah tindakan yang bersifat
diagnostic terapeutik yang dilakukan terhadap pasien
oleh dokter.
2. Dokter adalah Dokter Umum dan Dokter Gigi yang
bekerja di KLINIK PRATAMA ALBAR.
3. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di
KLINIK PRATAMA ALBAR, baik dalam keadaan
sehat maupun sakit.
4. Tindakan Medis Sederhana adalah tindakan yang
bersifat terapeutik dilakukan di KLINIK PRATAMA
ALBAR sesuai kewenangan Dokter Umum. Misalnya:
- Menjahit luka, perawatan : luka kecelakaan, cedera,
luka post operasi.
- Insisi
- Pemberian O2 pada kasus – kasus sesak napas.
1. Pengertian - Pemberian cairan infuse pada gangguan sirkulasi darah /
cairan tubuh.
5. Jenis – jenis tindakan medis sederhana :
a. Menjahit Luka, adalah tindakan medis bertujuan untuk
menyatukan tubuh yang robek akibat trauma.
b. Perawatan luka post operasi/jahitan.
c. Tindakan Insisi adalah tindakan medis dengan membuat
irisan pada permukaan kulit untuk mengeluarkan pus
atau cairan (serum). Pada abscess atau bulla.
d. Pemberian O2 adalah tindakan medis dengan memberi
O2 inhalasi pada pasien yang mengalami oksigenasi,
alat – alat vital terganggu seperti asma, miocard infark
dan lain lain.
e. Pemberian infuse adalah tindakan medis dengan
pemberian cairan infuse intravena untuk mengatasi
gangguan keseimbangan cairan tubuh.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA TINDAKAN MEDIS SEDERHANA
NO . DOKUMEN
ALBAR 07/SOP-
NO . REVISI HALAMAN
2/4
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
1. Menjadi pedoman pelaksanaan tindakan medis sederhana di
KLINIK PRATAMA ALBAR.
2. Tindakan medis sederhana dilaksanakan secara aseptik
untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan.
2. Tujuan
3. Mengatasi gangguan oksigenasi pada alat vital. Seperti
Asma Broncheale, Miocard Infark.
4. Mengatasi gangguan keseimbangan cairan dengan
memberikan cairan Intra Vena.
3. Kebijakan 1. Keputusan penanggung jawab KLINIK PRATAMA
ALBAR.
No : /PIK-I.20164. tentang Peraturan Internal KLINIK
PRATAMA ALBAR.
2. Surat penanggung jawab KLINIK PRATAMA ALBAR. No
: .../Tind.Medis-IV.2016. tetang Tindakan Medis
Sederhana.
4. Prosedur Alat yang digunakan :
1. Minor surgery set.
2. BHP : kapas, kassa steril, cairan pembersih luka NaCl
0,9% Alcohol, Betadine, Plester.
3. Syringe, obat anestesy local.
4. Tabling O2 dan maskernya.
5. Infuse set, Standar infuse dan cairan infuse sesuai kasus.
Langkah – langkah pelaksanaan:
Setiap tindakan medis sederhana sebaiknya diawali dengan
pembuatan inform consent.
a. Menjahit luka akibat kecelakaan.
1. Persiapkan, posisikan pasien dalam keadaan nyaman.
- Alat kesehatan yang digunakan dalam keadaan
steril.
- Petugas / Dokter menggunakan sarung tangan.
2. Bersihkan luka dan sekitarnya dengan pembersih
luka.
3. Apabila lukanya dalam, perlu hecting tindakan
anastesi lokal.
4. Hecting luka sesuai kondisi luka sampai kulit tertutup
kembali.
5. Olesi luka dengan betadine dan tutup dengan kassa
steril dan diplester.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


KLINIK PRATAMA TINDAKAN MEDIS SEDERHANA
NO . DOKUMEN
ALBAR 07/SOP-
NO . REVISI HALAMAN
3/4
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
b. Perawatan luka (lama), Hecting off (control)
1. Persiapan.
- Posisi pasien dalam keadaan nyaman.
- Siapkan peralatan kesehatan yang akan digunakan.
2. Bersihkan luka dan sekitarnya dengan cairan
pembersih luka (NaCl 0,9%) atau betadine.
3.
- Luka tanpa jahitan dan tidak ada tanda – tanda
infeksi, dioles betadine dan ditutup dengan kassa
steril dan di plester.
- Bila luka ada tanda – tanda infeksi, seret darah,
pus dibersihkan ditutup dengan supratulle atau
salep kulit dan tutup dengan kassa steril dan di
plester. Luka Hecting / Control Post Operasi bila
tidak ada tanda tanda infeksi, simpul benang
diangkat, sedikit kemudian di glinting benang dan
dilepas dilanjutkan satu per satu sampai benang
jahitan habis. Bekas benang diolesi betadine, luka
ditutup kassa steril dan di plester.
- Bila luka operasi ada tanda – tanda infeksi,
dibersihkan dari pus, darah sekret benang jangan di
lepas dulu, diolesi betadine atau pakai supratulle
luka. Ditutup kassa steril dan di plester.
c. Tindakan Insisi
1. Persiapan
- Posisi pasien dalam keadaan nyaman, siapkan
peralatan yang akan digunakan.
- Bersihkan sekitar daerah yang akan di insisi
dengan cairan anti septic.
2. Buat tusukan atau irisan di atas Bulla / Abscess.
3. Keluarkan cairan (Pus atau Secret) sampai bersih, bila
Abscess cukup besar, pasang (Drain) tutup bekas
insisi dengan kassa steril dan di plester.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


KLINIK PRATAMA TINDAKAN MEDIS SEDERHANA
NO . DOKUMEN
ALBAR 07/SOP-
NO . REVISI HALAMAN
4/4
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
1. Perawat.
5. Unit terkait 2. Dokter.
3. Rekam Medis dan Form Inform Consent.
Flowchart Tindakan Medis Sederhana di KLINIK PRATAMA
6. Lampiran
ALBAR.
7. Referensi Standar Pelayanan Medis dan Keperawatan.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA PELAYANAN KELUARGA BERENCANA
NO . DOKUMEN
ALBAR 08/SOP-
NO . REVISI HALAMAN
1/5
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
1. Pelayanan Keluarga Berencana adalah suatu kegiatan/
pelayanan berupa pemberian obat/alat kkontrasepsi kepada
calon akseptor yang cocok dan yang bersangkutan dapat
merencanakan jumlah anak sesuai perencanaan keluarga.
2. Akseptor adalah suami/istri dari pasangan usia subur (PUS)
yang menggunakan salah satu obat atau cara kontrasepsi.
- Akseptor aktif adalah akseptor yang pada saat ini
memakai kontrasepsi,
- Akseptor barn adalah akseptor yang baru pertama kali
menggunakan obat/alat kontrasepsi. Menjadi akseptor
setelah melahirkan atau keguguran.
- Akseptor dropout adalah akseptor yang menghentikan
kontrasepsi lebih dari 3 bulan.
- Akseptor reaktif adalah akseptor yang menggunakan
kontrasepsi kembali setelah berhenti tanpa diselingi
1. Pengertian
kehamilan.
- Akseptor lestari adalah akseptor aktif dalam waktu
minimal 5 tahun.
3. PUS (Pasangan Usia Subur) adalah pasangan suami istri
yang terlibat dalam perkawinan yang sah dimana umur istri
antara 25 – 45.
4. Alat kontrasepsi adalah alat/obat yang dapat mengatur atau
mencegah terjadinya konsepsi atau kehamilan.
5. Pelayanan KB yang dlaksanakan di KLINIK PRATAMA
ALBAR Berupa:
a. Penyuluhsn tentang : cara kerja setiap method, efek
samping dan komplikasi, pengobatan efek samping.
b. Metoda yang ada
- Suntik : 3 bulan dan 1 bulan.
- Pil : Microgynon dan Andalan
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA PELAYANAN KELUARGA BERENCANA
NO . DOKUMEN
ALBAR 08/SOP-
NO . REVISI HALAMAN
2/5
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
6. Pil KB :
a. Pil KB : adalah obat yang berbentuk tablet berisi
hormone estrogen dan/atau progesterone.
b. Cara Kerja :
- Mencegah Ovulasi.
- Mengentalkan lendir cervik sehingga sperma tidak
dapat kedalam rahim (hormon progesterone).
- Menipiskan endometrium sehingga tidak siap untuk
kehamilan.
7. Suntik KB :
a. Adalah obat suntik berisi progesterone,ada 2 macam
yang tersedia di klinik :
 Depo Progestin 1 ml / 3ml.
 Cyclofem 0,5 ml terdiri dari 25 mg medrooxy
progesterone asetat, 5 mg estradial cypionate.
b. Cara Kerja :
 Mencegah ovulasi.
 Mengentalkan loader cervix (sehingga sperma
tidak dapat masuk kedalam rahim).
 Memperkecil akseptor, sehingga tidak siap untuk
kehamilan.
2. Tujuan 1. Menjadi pedoman pelayanan KB di KLINIK PRATAMA
ALBAR.
2. Memberikan pelayanan KB sesuai standar dan sesuai
pilihan akseptor dan indikasi medis.
3. Membantu akseptor merencanakan jumlah anak.
3. Kebijakan 1. Keputusan Pimpinan/Penanggungjawab KLINIK
PRATAMA ALBAR No.01/PIK-I.2016 Tentang Peraturan
Internal Klinik.
2. Buku panduan pelayanan KB (EDI) No.003/Do.-PB/KB-
B2/88.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA PELAYANAN KELUARGA BERENCANA
NO . DOKUMEN
ALBAR 08/SOP-
NO . REVISI HALAMAN
3/5
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
 Alat yang digunakan :
1. Alat Tulis.
2. Formulir : kartu rekam medis, kartu KB dan Inform
Consent.
3. Timbangan berat badan.
4. Tensimeter.
 Langkah kerja :
1. Setiap calon akseptor dilakukan pemeriksaan awal oleh
perawat Anamnesa. Terutama khusus calon akseptor.
Tentang:
 Umur calon akseptor.
 Jumlah anak.
 Kapan haid terakhir.
- Diukur tensi darah dan berat badan.
- Hasilnya dicatat dalam kartu rekam medis.
2. Pemeriksaan oleh dokter
4. Prosedur - Anamnesa bertujuan mengetahui ada tidaknya kontra
indikasi.
- Pemeriksaan fisik rutin.
- Mengisi inform consent sebelum pelayanan KB (untuk
akseptor baru).
3. Cara menggunakan/pemberian obat atau alat kontrasepsi.
A. PEL KB
- Pil diminum pada hari ke 5 haid, berturut – turut
setiap hari satu pil
- Untuk kemasan yang berisi 28 tab, diminum terus
menerus sampai habis.
- Untuk kemasan berisi 21 tab, setelah pil habis
istirahat 7 hari kemudian dilanjutkan dengan
kemasan (bungkus) yang baru.
- Hal hal yang perlu diketahui oleh akseptor. Pil
kembali dokter mengalami:
1. Nyeri & bengkak di kaki.
2. Mata/kulit menguning.
3. Nyeri perut/dada, sesak nafas.
4. Pusing dan depresi berat.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


KLINIK PRATAMA PELAYANAN KELUARGA BERENCANA
NO . DOKUMEN
ALBAR 08/SOP-
NO . REVISI HALAMAN
4/5
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
B. Suntikan KB
a. Depo progrestrin (1cc) disuntikkan secara IM setiap
12 minggu.
b. Cyclo phem, disuntikkan secara IM, setiap 4
minggu.
c. Hal – hal yang perlu diketahui akseptor kembali ke
dokter bila mengalami pusing, vertigo, atau
pendarahan yang hebat (baik pil maupun suntikan
KB).
4. Akibat samping (SE) dan pengobatan.
- PIL KB
a. Pendarahan/spotting di luar haid.
b. Berat badan naik : dianjurkan diet.
c. Chloasma : ganti cara kontrasepsi.
d. Pusing Mual Muntah : Vit. B6 50mg 3 x sehari.
- Suntik KB
a. Amenorrhe : tidak perlu obat, dberi penyuluhan.
b. Pendarahan/spotting
- Diberi pil KB kombinasi 2 tab per hari selama 3
-5 hari.
- Lyonal/premain 2 x 1 salama 3 – 5 hari.
- Premmolud N2 (Prepared Progrestatin) 3 tab
/hari selama 3 – 5 hari.
c. Depresi/perasaan lesu. Vit B6 50mg 3x1 tab/hari
selama 3 hari.
d. Keputihan phatologis
- Dianjurkan ganti cara kontrasepsi non hormonal.
- Pil Pre Progesterone yang bersifat estrogenic
yang mengandung norethindron, misalnya diane
1x1 tab/hari selama 3 – 5 hari.
e. Libido menurun : dianjurkan ganti kontrasepsi non
hormonal.
f. Berat badan naik :
- Ganti kontrasepsi.
- Diet.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


KLINIK PRATAMA PELAYANAN KELUARGA BERENCANA
NO . DOKUMEN
ALBAR 08/SOP-
NO . REVISI HALAMAN
5/5
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
1. Petugas Rekam Medis.
2. Perawat.
5. Unit terkait
3. Dokter.
4. Petugas Obat.
1. Kartu Rekam Medis.
2. Kartu KB.
6. Dokumen terkait
3. Buku Register Pasien.
4. Form Informed Consent.
7. Referensi Flowchart Pelayanan KB di KLINIK PRATAMA ALBAR.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA PENANGANAN DAN PENGANGKUTAN LIMBAH
NO . DOKUMEN
ALBAR NO . REVISI HALAMAN
09/SOP-
1/2
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
1. Penanganan limbah adalah proses lanjut setelah limbah
terkumpul di masing – masing ruang/tempat penghasil
limbah.
1. Pengetian
2. Pengangkutan limbah adalah proses dipindahkannya limbah
dari ruang/tempat penghasil limbah ke tempat penyimpanan
limbah sementara.
1. Sebagai pedoman dalam pengelolaan limbah Klinik.
2. Tujuan
2. Mewujudkan lingkungan Klinik yang bersih dan sehat.
Keputusan............... Klinik........................... No. .......................
3. Kebijakan
tentang Pengelolaan Limbah.
1. Pastikan limbah memenuhi ¾ bagian wadah atau kantong
limbah.
2. Ikat ¼ bagian atas kantong limbah.
3. Angkat bagian leher kantong limbah.
4. Hindari gesekan/benturan dengan anggota tubuh (terutama
untuk limbah medis infeksius).
5. Tempatkan kembali kantong plastik baru dalam wadah
limbah.
6. Tutup kembali wadah limbah.
4. Prosedur 7. Untuk safety box yang telah penuh, tutup rapat dan angkat
bagian tali safety box.
8. Siapkan safety box yang baru.
9. Berilah label pada masing – masing kantong safety box
yang berisi jenis limbah, tanggal pengambilan, asal ruangan
penghasil limbah dan petugas yang mengambilnya.
Peringatan :
1. Wadah limbah medis infeksius yang tidak kontak langsung
dengan limbah harus segera dibersihkan dengan larutan
desinfektan apabila akan dipergunakan kembali.
2. Kantong yang telah dipakai dan kontak langsung dengan
limbah medis tidak boleh digunakan kembali.
3. Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi
3x4 jam atau apabila 2/3 nagian kantung sudah terisi oleh
limbah maka harus segera diangkut ke tempat
penampungan sementara.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA PENANGANAN DAN PENGANGKUTAN LIMBAH
NO . DOKUMEN
ALBAR NO . REVISI HALAMAN
09/SOP-
2/2
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
1. Petugas penanganan limbah/kebersihan/cleaning service.
5. Unit terkait
2. Petugas pengadaan barang
6. Lampiran Jadwal pengambilan sampah dari ruang.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENYERAHAN LIMBAH KE PETUGAS PEMUSNAH
KLINIK PRATAMA LIMBAH
ALBAR NO . DOKUMEN
NO . REVISI HALAMAN
010/SOP-
1/1
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
Penyerahan limbah ke petugas pemusnah limbah adalah
1. Pengertian kegiatan lanjutan setelah limbah dikumpulkan di tempat
penampungan sementara untuk dimusnahkan.
1. Sebagai pedoman dalam proses pengelolaan limbah Klinik.
2. Tujuan
2. Mewujudkan lingkungan klinik yang bersih dan sehat.
Keputusan............... Klinik........................... No. .......................
3. Kebijakan
tentang Pengelolaan Limbah.
1. Limbah medis diambil oleh petugas dari PT Jasa Medivest
setiap 3 (tiga) bulan sekali, Yaitu pada awal bulan Februari,
Mei, Agustus dan November.
2. Timbang berat limbah medis yang diangkut dan catat
tanggal dan petugas pengambil dari PT Jasa Medivest pada
buku catatan pengambilan sampah medis.
3. Limbah non medis daur ulang dijual dan diambil oleh
4. Prosedur
pengepul barang bekas.
4. Hasil penjualan barang daur ulang menjadi milik petugas
kebersihan/cleaning service.
5. Limbah non medis dan organik diambil oleh petugas dari
Dinas Kebersihan Kota Bandung.
6. Limbah organik dapat dimanfaatkan untuk digunakan
sebagai pupuk di taman Klinik.
1. Petugas penanganan limbah/kebersihan/cleaning service.
5. Unit terkait 2. Petugas pengambilan sampah (Dinas Kebersihan Kota dan
PT Jasa Medivest).
Jadwal pengambilan sampah dari ruang/tempat penampungan
6. Lampiran
sementara.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH
NO . DOKUMEN
ALBAR NO . REVISI HALAMAN
011/SOP-
1/2
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
Penyimpanan sementara adalah proses disimpannya limbah
yang sudah di kumpulkan dari setiap ruangan/tempat di lokasi
1. Pengertian penampungan untuk sementara waktu sebelum diambil oleh
petugas dari jasa Dinas Kebersihan atau petugas jasa
pembuangan limbah medis (PT Jasa Medivest).
1. Sebagai pedoman dalam proses pengelolaan limbah Klinik.
2. Tujuan
2. Mewujudkan lingkungan klinik yang bersih dan sehat.
Keputusan............... Klinik........................... No. .......................
3. Kebijakan
tentang Pengelolaan Limbah.
1. Siapkan ruangan/tempat khusus penampungan sementara
limbah medis yang tertutup dan terkunci.
2. Siapkan ruangan/tempat khusus penampungan sementara
limbah non medis.
3. Siapkan ruangan/tempat khusus penampungan sementara
limbah daur ulang non organik.
4. Siapkan ruangan/tempat khusus penampungan sementara
limbah organik.
5. Siapkan tong besar/wheeled bin di ruang penampungan
sementara limbah medis.
4. Prosedur
6. Masukan kantong safety box yang berisi limbah benda
tajam kedalam tong besar/wheeled bin di ruang
penampungan sementara limbah medis.
7. Simpan kantung – kantung limbah medis di ruang khusus
penampungan sementara limbah medis.
8. Simpan kantung sampah non medis di ruang/tempat
sementara penampungan limbah non medis.
9. Limbah seperi botol dan kaleng minuman, botol dan dus
bekas kemasan obat, kertas faktur dan lembar kerja lain
dirusak dulu sebelum disimpan di tempat penampungan.
10. Simpan kantung sampah/barang daur ulang non organik di
tempat penampungan sementara limbah daur ulang non
organik.
11. Simpan wadah/kantung sampah organik di tempat
penyimpanan sementara limbah organik.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


KLINIK PRATAMA PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH
NO . DOKUMEN
ALBAR NO . REVISI HALAMAN
011/SOP-
2/2
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
Peringatan:
1. Kantong limbah medis jangan ditekan/dipaksakan.
2. Kantong limbah medis jangan dilempar.
3. Jangan memegang bagian bawah kantong limbah medis
saat diangkat.
1. Petugas penanganan limbah/kebersihan/cleaning service.
5. Unit terkait 2. Petugas pengambilan sampah (Dinas Kebersihan Kota dan
PT Maxbiz Environ).
Jadwal pengambilan sampah di ruang/tempat penampungan
6. Lampiran
sementara.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA MINIMALISASI LIMBAH
ALBAR NO . DOKUMEN
NO . REVISI HALAMAN
012/SOP-
1/1
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
 Limbah adalah buangan atau bahan sisa yang dihasilkan
dari suatu proses atau kegiatan.
1. Pengertian
 Minimalisasi limbah adalah kegiatan atau usaha untuk
menghasilkan limbah dengan jumlah yang sedikit.
1. Sebagai pedoman dalam proses pengelolaan limbah klinik.
2. Tujuan 2. Mewujudkan lingkungan klinik yang bersih dan sehat.
3. Menghasilkan seminimal mungkin limbah Klinik.
Keputusan No.... /KLP KS / LH-III.2016 tentang Pengelolaan
3. Kebijakan
Limbah.
1. Menyeleksi bahan – bahan yang kurang menghasilkan
limbah sebelum membelinya.
2. Menggunakan sedikit mungkin bahan kimia.
3. Mengutamakan metode pembersihan secara fisik daripada
secara kimiawi.
4. Mencegah bahan – bahan yang dapat menjadi limbah
4. Prosedur seperti dalam kegiatan petugas kesehatan dan kebersihan.
5. Memesan bahan – bahan sesuai kebutuhan.
6. Menggunakan bahan yang di produksi lebih awal untuk
menghindari kadaluarsa.
7. Menghabiskan bahan dari setiap kemasan.
8. Mengecek tanggal kadaluarsa bahan pada saat diantar oleh
distributor.
1. Petugas disetiap unit/ruang kegiatan.
5. Unit terkait
2. Petugas pengadaan barang medis dan non medis.
1. Formulir surat pesanan.
6. Lampiran 2. Catatan penerimaan barang.
3. Catatan penggunaan barang.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA ASUHAN KEPERAWATAN
ALBAR NO . DOKUMEN
NO . REVISI HALAMAN
013/SOP-
1/3
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan / Penanggung Jawab Keperawatan
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Wulan Merdekawati, Amd., Kep


1. Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan
yang dilaksanakan dalam praktik keperawatan yang diberikan pada
klien/pasien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
2. Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri keperawatan
1. Pengertian profesional melalui kerjasama kolaboratif dengan klien dan tenaga
kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai
lingkup wewenang dan tanggung jawab.
3. Standar asuhan keperawatan meliputi prosedur, standar asuhan
genetik dan rencana asuhan (care plans).
1. Menjadi acuan untuk pedokumentasian asuhan keperawatan.
2. Untuk mendapatakan asuhanyang optimal untuk klien/pasien.
2. Tujuan 3. Mengajak individu atau masyarakat berpartisipasi dalam bidang
kesehatan.
4. Membantu individu memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
1. Keputusan pimpinan/penanggungjawab KLINIK PRATAMA
ALBAR No. ............................... tentang peraturan internal Klinik
3. Kebijakan
Prataam Sehati.
2. SK. No .................. /tentang Asuhan Keperawatan.
Alat yang digunakan :
1. Alat tulis.
2. Format asuhan keperawaran,
Langkah Kerja:
A. Pengkajian
4. Prosedur
1. Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien
secara sistematis, menyeluruh, akurat dan berkesinabungan.
2. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, obervasi,
pemeriksaan fisik, data penunjang pemeriksaan laboratorium
dan catatan dari tim kesehatan lain.
3. Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang terkait, tim
kesehatan lainnya.
4. Data yang dikumpulkan difokuskan untuk mengidentifikasi :
riwayat kesehatan klien saat ini, riwayat kesehatan klien masa
lalu, keadaan biologis (fisiologis), keadaan sosio cultural,
respon terhadap terapi, harapan kepada tingkat kesehatan.
B. Diagnosis Keperawatan
1. Perawat menganalisis data hasil kajian untuk merumuskan
diagnosis keperawatan
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA ASUHAN KEPERAWATAN
NO . DOKUMEN
ALBAR 013/SOP-
NO . REVISI HALAMAN
2/3
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan / Penanggung Jawab Keperawatan
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Wulan Merdekawati, Amd., Kep


2. Proses diagnosis terdiri dari interpretasi data dan analisis,
identifikasi masalah klien dan perumusan diagnosis
keperawatan.
3. Kerjasama dengan klien dan tim kesehatan lain untuk
memvalidasi diagnosis keperawatan.
4. Komponen diagnosis keperawatan terdiri dari masalah
(problem), penyebab (etiology), tanda dan gejala (symtom),
atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE).
5. Kaji ulang dan revisi diagnosis berdasarkan data terbaru.
C. Perencanaan (Intervensi)
1. Buat rencana keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan :
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, penyembuhan
dan pemulihan.
2. Perencanaan keperawatan terdiri dari penetapan masalah, tujuan
dan tindakan keperawatan.
3. Jika memungkinkan kerjasama dengan klien dalam menyusun
rencana tindakan keperawatan.
4. Perencanaan bersifat individual (sebagai individu, kelompok,
dan masyarakat) sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien.
5. Perencanaan mencerminkan penyelesaian terhadap diagnosis
keperawatan.
6. Perencanaan tertulis dalam format yang singkat dan mudah
didapat.
D. Pelaksanaan tindakan
1. Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidntifikasi
dalam perencanaan asuhan keperawatan.
2. Jika memungkinkan kerjasama dengan klien dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan.
3. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk meningkatkan
status kesahatan pasien.
4. Menginformasikan kepada klien tentangstatus kesehatan dan
fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
5. Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai
konsep dan asuhan keterampilan diri serta membantu klien
memodifikasi lingkungan yang digunakannya.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


KLINIK PRATAMA ASUHAN KEPERAWATAN
NO . DOKUMEN
ALBAR 013/SOP-
NO . REVISI HALAMAN
3/3
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan / Penanggung Jawab Keperawatan
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Wulan Merdekawati, Amd., Kep


6. Kaji ulang dan revisi pelaksanaan tindakan keperawatan
berdasarkan respon klien
7. Evaluasi adanya bukti terukur tentang pencapaian tujuan,
E. Evaluasi
1. Perawat mengevaluasi perkembangan kesehatan klien
berdasarkan kriteria hasil yang telah ditetapkan dalam
perencanaan dan memodifikasi atau merevisi rencana.
2. Amati respon klien tepat waktu dan terus menerus setelah
dilakukan tindakan secara kompherensif.
3. Gunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur
perkembangan dalam pencapaian ke arah tujuan.
4. Validasi dan analisis data baru dengan sejawat dan klien.
5. Bekerjasama dengan klien, keluarga untuk memodifikasi
rencana asuhan keperawatan.
6. Dokumentasikan hasil evaluasi dan modifikasi perencanaan.
7. Lakukan supervisi dan konsultasi Klinik jika perlu.
1. Perawat.
5. Unit terkait 2. Klien/pasien.
3. Dokter.
SK. DIRJEN YANMED No. YM.00.03.2.6.7637 tahun 1993 tentang
6. Referensi
Standar Asuhan Keperawatan.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
KLINIK PRATAMA (INFORMED CONSENT)
ALBAR NO . DOKUMEN
NO . REVISI HALAMAN
014/SOP-
1/3
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
1. Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent) adalah persetujuan
yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar informasi dan
penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap
pasien tersebut,
2. Tindakan Medis adalah tindakan yang bersifat diagnostic terapeutik
yang dilakukan terhadap pasien.
3. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di sarana
1. Pengertian kesehatan, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
4. Dokter adalah dokter umum/dokter gigi yang bekerja di sarana
kesehatan.
5. Tintakan Invasive adalah tindakan medis langsung yang dapat
mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh.
6. Pihak yang dapat menyatakan persetujuan : pasien sendiri, ayah/ibu
kadung, saudara kandung, wali, curator, ayah/ibu adopsi, indung
semang, suami/istri, anak – anak kandung, tergantung kondisi pasien.
1. Menjadi Pedoman persetujuan tindakan medis terhadap tindakan
medic yang akan dilakukan dokter kepada pasiennya.
2. Bahwa hasil dari tindakan kedokteran akan lebih berdaya guna dan
berhasil guna apabila terjadi kerjasama yang baik antara dokter
2. Tujuan
dengan pasien dalam melakukan kerjasama yang baik perlu diadakan
ketentuan yang mengatur tentang pelayan antara dokter dengan
pasien, pasien dapat menyetujui (Consent) atau menolak adalah hak
pribadinya.
1. Keputusan penanggung jawab KLINIK PRATAMA ALBAR. No :
3. Kebijakan
/PIK-I.20164. tentang Peraturan Internal KLINIK PRATAMA
ALBAR
2. Surat keputusan pimpinan/penanggung jawab KLINIK PRATAMA
ALBAR. No : ......../KL.PKS/Incons.III.2016.
 Format yang dipersiapkan :
1. Persetujuan tindakan medis.
4. Prosedur
2. Penolakan tindakan medis.
3. Rekam medis.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
KLINIK PRATAMA (INFORMED CONSENT)
ALBAR NO . DOKUMEN
NO . REVISI HALAMAN
014/SOP-
2/3
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
 Langkah kerja :
1. Pasien yang akan menjalani tindakan medis harus diberi
informasi dan penjelasan tentang tindakan medis berupa :
- Penjelasan tentang tujuan, prospek keberhasilan.
- Tata cara tindakan medis.
- Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi. Penjelasan
tentang alternative tindakan medis lain yang tersedia dan
resiko masing masing.
- Penjelasan tentang progmosis penyakit bila tindakan medis
dilakukan.
- Diagnose.
2. Cara menyampaikan informasi dan penjelasan
- Lisan diperlukan pada tindakan medis yang tidak beresiko
tinggi.
- Tertulis mutlak untuk yang beresiko tinggi.
3. Petugas kesehatan yang memberikan informasi dan pelayanan :
- Dokter yang melakukan tindakan medis wajib melakukan
informasi dan penjelasan yang diperlukan.
- Perawat/tenaga kesehatan lain sebagai salah satu saksi.
- Pasien yang menyatakan persetujuan dan penolakan
a. Pasien sendiri, (Usia ≥ 21 Tahun sudah menikah).
b. Pasien sendiri ≤ 21 Tahun (Ayah/Ibu Kandung, Saudara
Kandung)
c. Umur ≤ 21 Tahun tidak punya orang tua. (Ayah/Ibu
Adopsi, Saudara Kandung, Induk Semang).
d. Gangguan Mental (Ayah/Ibu, Wali yang sah)
e. Pasien daibawah pengampunan (Wali, Curator).
f. Pasien dewasa telah menikah/orang tua : suami/istri,
ayah/ibu kandung, anak – anak kandung, saudara
kandung.
4. Pengisian format persetujuan/penolakan dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Diketahui dan ditandatangani dua orang saksi, perawat
bertindak sebagai salah satu saksi.
b. Materai tidak diperlukan.
c. Formulir asli disimpan dalam berkas rekam medis pasien.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
KLINIK PRATAMA (INFORMED CONSENT)
ALBAR NO . DOKUMEN
NO . REVISI HALAMAN
014/SOP-
3/3
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
d. Formulir harus sudah diisi dan ditandatangani 24 jam
sebelum tindakan medis dilakukan.
e. Dokter harus tanda tangan sebagai bukti telah berikan
informasi dan penjelasan secukupnya.
f. Ganti tanda tanga pasien atau keluarga yang buta huruf harus
memberikan cap jempol ibu jari tangan kanan.
1. Perawat.
5. Unit terkait 2. Dokter.
3. Rekam Medis dan Form Informed Concent.
6. Lampiran Flowchart persetujuan/penolakan tindakan medis.
1. Standar pelayanan medis.
2. Standar pelayanan keperawatan.
7. Referensi
3. Pedoman persetujuan tindakan medis No.Hk.00.06.3.5.1866/.
Keputusan Dirjen Yan Med./April 1999.
I. Pemberian Informasi/Penjelasan Lisan oleh Dokter
1. Tujuan tindakan medis
2. Tata cara tindakan medis
3. Resiko komplikasi yang mungkin terjadi
4. Alternatif tindakan lain beserta resikonya
5. Prognosa
6. Diagnosa

II. Pihak yang berhak menyatakan Persetujuan/Penolakan sesuai kasus.


1. Umur ≤ 21
≥ 21
2. Gangguan Mental
3. Menikah
4. Di bawah pengampunan
5. Usia lanjut
6. Gawat darurat tidak sadar dan tidak ada keluarga

III. Saksi : Perawat dapat sebagai salah satu saksi.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


KLINIK PRATAMA RUJUKAN PASIEN KLINIK PRATAMA ALBAR
NO . DOKUMEN
ALBAR NO . REVISI HALAMAN
015/SOP-
1/1
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
Rujukan Pasien adalah rujukan yang berkaitan dengan diagnose, terapi,
1. Pengertian tindakan medis berupa pengiriman pasien rujukan bahan pemeriksaan
(specimen) untuk laboratorium dan penunjang diagnose lainnya.
1. Sebagai pedoman rujukan pasien Pratama Sehati
2. Tujuan 2. Mewujudkan sistem rujukan pasien yang berkualitas sesuai standar
pelayanan dan standar profesi.
1. Keputusan Pemimpin KLINIK PRATAMA ALBAR No
3. Kebijakan ........../KIP.KS-RJ/II.2016. tentang Sistem Rujukan KLINIK
PRATAMA ALBAR ditetapkan 10 Januari 2016.
Rujukan pengiriman pasien
1. Dokter pelaksana melakukan pemeriksaan medis terhadap pasien.
2. Dokter pelaksana melakukan diagnose penyakit pasien.
3. Dokter pelaksana melakukan penanganan sesuai kompetensi, jika
sudah terindikasi pasien tidak bisa ditangani di KLINIK PRATAMA
ALBAR, dengan alasan antara lain keterbatasan sarana, kompetensi
(ilmu), maka pasien dapat dirujuk.
4. Prosedur
4. Dokter pelaksana memberikan penjelasan kepada pasien/pengantar
pasien perihal rencana rujukan yang akan dilaksanakan.
5. Meminta persetujuan/penolakan perihal rujukan yang akan dilakukan
kepada pasien/pengantar pasien dalam dokumen rujukan.
6. Rujukan dilakukan secara berjenjang dalam hal ini KLINIK
PRATAMA ALBAR sebagai Faskes I mengirim ke pelayanan
Faskes II (RS Kelas C).
1. Perawat
2. Petugas Pendaftaran
3. Unit pelayanan kesehatan Dokter Umum/Gigi
5. Unit Terkait 4. Dokumen terkait
- Kartu rekam medis
- Formulir rujukan pasien
- Formulir rujukan penunjang diagnose
6. Lampiran Flowchart sistem rujukan.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA PENGUKURAN ANTROPOMETRI
NO . DOKUMEN
ALBAR NO . REVISI HALAMAN
016/SOP-
1/3
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
1. Antropometri adalah ilmu yang mempelajari pengukuran dimensi
tubuh manusia seperti mengukur BB, TB, lingkar lengan dan lain –
lain.
2. Berat badan adalah ukuran yang lazim untuk menilai massa tubuh
manusia. Diukur dengan alat ukur berat badan dengan satuan Kg.
Rumus berat badan ideal adalah (TB-100) – 10%.
1. Pengertian 3. Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan
keadaan pertumbuhan skeletal. Diukur dengan alat ukur Microtoice
dengan satuan Cm.
4. Lingkar lengan atas merupakan salah satu pilihan untuk penentuan
status gizi, memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan
lapisan lemak bawah kulit lengan. Diukur dengan alat ukur LILA
dengan satuan Cm.
1. Menjadi acuan untuk pengukuran antropometri pada pasien.
2. Tujuan 2. Untuk mengetahui status gizi pasien ataupun laju pertumbuhan fisik
pasien.
1. Keputusan Pimpinan/Penanggungjawab KLINIK PRATAMA
ALBAR No. ........../PIK.2014/ tentang peraturan internal KLINIK
3. Kebijakan
PRATAMA ALBAR.
2. SK. No. ........./Tentang Pemeriksaan Awal.
Alat yang digunakan :
1. Timbangan berat badan.
4. Prosedur
2. Microtoice (Mengukur tinggi badan).
3. Pita pengukur (LILA).
4. Dokumen rekam medik.
Langkah Kerja :
A. Berat Badan
1. Menjelaskan prosedur kepada pasien.
2. Sarankan pasien mengenakan pakaian minimal serta membuka
alas kaki.
3. Pastikan timbangan berada pada penunjuk skala dengan angka
0,0.
4. Pasien berdiri diatas timbangan dengan berat yang tersebar
merata pada kedua kaki dan posisi kepala dengan pandangan
lurus kedepan.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


KLINIK PRATAMA PENGUKURAN ANTROPOMETRI
NO . DOKUMEN
ALBAR NO . REVISI HALAMAN
016/SOP-
2/3
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
5. Untuk anak dengan usia dibawah 1 tahun menggunakan
timbangan bayi dengan posisi pasien berbaring dan didampingi
perawat/keluarga.
6. Membaca berat badan pasien sesuai dengan angka yang
ditunjukkan timbangan berat badan.
7. Catat hasil pengukuran dalam kartu Rekam Medik dan catatan
perawat.
B. Tinggi Badan
1. Menjelaskan prosedur pada pasien.
2. Pasien tidak mengenakan alas kaki, lalu posisikan pasien tepat
dibawah Microtoice.
3. Atur agar kaki rapat, lutut lurus sedangkan tumit, pantat dan bahu
menyentuh dinding vertikal. Pastikan pandangan pasien lurus
kedepan.
4. Tarik Microtoice hingga menyentuh ujung kepala pasien, pegang
secara horizontal (pada pengukuran dewasa).
5. Pada pengukuran anak, pasien berdiri membelakangi Microtoice
yang di tempel di dinding dan pemeriksa melihat angka yang
berada tepat diatas kepala anak.
6. Catat angka yang tertera dalam Microtoice dalam kartu rekam
medis dan catatan perawat.
C. Lingkar lengan atas
1. Menjelaskan prosedur tindakan pada pasien.
2. Atur posisi pasien dalam keadaan duduk senyaman mungkin.
3. Tanyakan pada pasien lengan mana yang aktif digunakan. Jika
yang aktif digunakan adalah lengan kanan, maka yang diukur
adalah lengan kiri begitupun sebaliknya. Pengukuran ini
dilakukan secara menetap pada lengan yang sudah diukur
sebelumnya.
4. Meminta pasien agar membuka lengan pakaian yang akan diukur.
5. Tandai mid point pada lengan dengan cara menentukan titik
tengah antara tulang atas antara bahu dengan siku.
6. Ukurlah lingkar lengan atas pada posisi mid point dengan pita
LILA yang menempel pada kulit. Perhatikan jangan sampai pita
terlalu menekan kulit.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


KLINIK PRATAMA PENGUKURAN ANTROPOMETRI
NO . DOKUMEN
ALBAR 016/SOP-
NO . REVISI HALAMAN
3/3
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
7. Catat hasil pengukuran pada kartu Rekam Medis dan catatan
perawat.
1. Perawat/Bidan.
5. Unit terkait 2. Dokter.
3. Dokumen Rekam Medik.
6. Referensi Standar pelayanan medis dan perawat.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA PEMERIKSAAN RESPIRASI
NO . DOKUMEN
ALBAR NO . REVISI HALAMAN
017/SOP-
1/1
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
1. Respirasi adalah proses pengambilan oksigen dan pengeluaran
karbondioksida dalam rangka memperoleh energi.
2. Respirasi normal yaitu berkisar antara 12 – 20x/menit. Apabila
respirasi > 20x/menit disebut Takipnea dan apabila < 20x/menit
disebut Bradipnea.
1. Pengertian
3. Pemeriksaan respirasi menilai frekuensi, kualitas pernafasan
(kedalam dan suara pelan).
4. Respirasi merupakan salah satu indikator untuk mengetahui fungsi
sistem pernafasan yang didalamnya ada siklus pertukaran O2 dan
CO2.
1. Menjadi acuan dalam pemeriksaan respirasi pasien.
2. Mengetahui frekuensi, kualitas pernafasan (kedalam dan suara
2. Tujuan
nafas).
3. Menilai kemampuan fungsi pernapasan pasien.
1. Keputusan Pimpinan/Penanggungjawab KLINIK PRATAMA
ALBAR No. ........./PIK.2016/ tentang peraturan internal KLINIK
3. Kebijakan
PRATAMA ALBAR.
2. SK. No.......... /Tentang Pemeriksaan Awal.
Alat yang digunakan :
4. Prosedur
1. Arloji/jam.
2. Dokumen Rekam Medik.
Langkah Kerja :
1. Menjelaskan prosedur pada pasien.
2. Mencuci tangan.
3. Mengatur posisi pasien.
4. Mengalihkan perhatian pasien dengan menatap keatas.
5. Hitung frekuensi pernafasan dengan melihat gerakan dada waktu
bernafas dalam satu menit.
6. Palpasi telapak tangan pemeriksa di punggung, pasien disuruh tarik
nafas dalam dan mengeluarkan nafas pelan – pelan.
7. Mencatat hasil pemeriksaan pada catatan medik dan catatan perawat.
8. Memberitahukan pasien tindakan sudah selesai.
1. Perawat/Bidan.
5. Unit terkait 2. Dokter.
3. Dokumen Medik.
6. Referensi Standar pelayanan medis dan perawat.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


KLINIK PRATAMA MENGUKUR SUHU TUBUH
NO . DOKUMEN
ALBAR NO . REVISI HALAMAN
018/SOP-
1/2
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
1. Suhu adalah angka yang menunjukkan kondisi panas tubuh pasien
pada saat diperiksa.
2. Suhu tubuh normal berkisar antara 36 – 37,5˚C.
1. Pengertian 3. Disebut demam (Hipertemi) apabila suhu diatas 37,5˚C dan disebut
Hipotermi bila suhu kurang dari 36˚C.
4. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu: Thermometer Digital,
Thermometer Air Raksa
1. Menjadi acuan dalam pemeriksaan suhu tubuh pasien.
2. Tujuan 2. Mengetahui tentang suhu tubuh pasien.
3. Mendapatkan data obyektif kondisi pasien.
1. Keputusan Pimpinan/Penanggungjawab KLINIK PRATAMA
ALBAR No. ........./PIK.2016/ tentang peraturan internal KLINIK
3. Kebijakan
PRATAMA ALBAR.
2. SK. No.......... /Tentang Pemeriksaan Awal.
Alat yang digunakan :
4. Prosedur 1. Thermometer Digital/Air Raksa.
2. Kapas.
3. Alkohol.
4. Dokumen Rekam Medik.
Langkah Kerja :
1. Jelaskan prosedur kepada pasien.
2. Mencuci tangan.
3. Gunakan handscoon jika perlu.
4. Atur posisi pasien.
5. Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila menggunakan
tissue jika perlu.
6. Pastikan Thermometer dalam keadaan ON.
7. Letakkan Thermometer pada daerah apeks aksila dan lengan pasien
dengan posisi fleksi (mendekap dada).
8. Setelah 3 - 5 menit, angkat Thermometer dan baca hasilnya. Untuk
Thermometer digital tunggu sampai berbunyi.
9. Catat hasil dalam rekam medik dan catatan perawat.
10. Desinfeksi Thermometer dengan kapas alkohol.
11. Cuci tangan setelah prosedur tindakan.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


KLINIK PRATAMA MENGUKUR SUHU TUBUH
NO . DOKUMEN
ALBAR NO . REVISI HALAMAN
018/SOP-
2/2
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
1. Perawat/Bidan.
5. Unit terkait 2. Dokter.
3. Dokumen Rekam Medik.
6. Referensi Standar pelayanan medis dan perawat.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA PENGUKURAN TEKANAN DARAH
NO . DOKUMEN
ALBAR 019/SOP-
NO . REVISI HALAMAN
1/2
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
1. Tekanan Darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri.
Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontrasi dan disebut
tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang
terjadi saat jantung derdilatasi.
2. Tekanan darah normal pada orang dewasa Sistolik: 110 – 120 mmHg
dan Diastolik: 70 – 80 mmHg.
3. Dibawah angka sistolik dan diastolik normal disebut Hipotensi
1. Pengertian (Tekanan darah rendah). Sedangkan diatas angka sistolik dan distolik
disebut Hipertensi (Tekanan darah tinggi).
4. Pemeriksaan tekanan darah menggunakan Tensimeter Air
Raksa/Tensimeter Pegas.
5. Pemeriksaan tekanan darah bisa dilakukan dengan posisi pasien
duduk atau berbaring.
6. Hasil pemeriksaan dicatata dalam buku rekam medis pasien yang
bersangkutan.
1. Menjadi pedoman pelaksanaan pemeriksaan tekanan darah.
2. Mengetahui keadaan hemodinamik pasien dan keadaan kesehatan
2. Tujuan
secara menyeluruh.
3. Mengidentifikasi rentang normal nilai tekanan darah.
1. Keputusan Pimpinan/Penanggungjawab KLINIK PRATAMA
ALBAR No. ........./PIK.2016/ tentang peraturan internal KLINIK
3. Kebijakan
PRATAMA ALBAR.
2. SK. No.......... /Tentang Pemeriksaan Awal.
Alat yang digunakan:
1. Tensimeter.
2. Stetoskop.
3. Kartu rekam medik.
Langkah Kerja :
1. Memeriksa kelengkapan alat yang akan digunakan.
4. Prosedur 2. Menyapa pasien.
3. Menjelaskan prosedur pada pasien.
4. Meminta persetujuan kepada pasien.
5. Menyiapkan posisi pasien.
6. Mencuci tangan.
7. Memakai handschoon jika diperlukan.
8. Meraba arteri brachialis.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA PENGUKURAN TEKANAN DARAH
NO . DOKUMEN
ALBAR NO . REVISI HALAMAN
019/SOP-
2/2
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
9. Memasang manset pada lengan kanan sesuai posisi duduk atau
berbaring pasien.
10. Memeriksa apakah manset terpasang kencang atau tidak.
11. Memposisikan stetoskop di atas arteri brachialis pasien.
12. Menutup katuo bulb tensimeter.
13. Memompa balon karet tensimeter.
14. Untuk pasien dengan riwayat hipertensi, tinggi air raksa dinaikkan 10
mmHg dari kontrol terakhir.
15. Air raksa diturunkan pelan – pelan sampai terdengar bunyi denyut
nadi pertama yaitu sistolik dan denyut nadi mulai melemah disebut
diastolic.
16. Menilai tekanan darah pasien.
17. Melepas stetoskop dan manset.
18. Menginformasikan tekanan darah pasien.
19. Membereskan alat.
20. Melepas hanshcoon.
21. Mencuci tangan.
22. Mendokumentasikan dalam rekam medis dan catatan perawat.
1. Perawat/Bidan.
5. Unit terkait 2. Dokter.
3. Dokumen Rekam Medik.
6. Lampiran Flowchart Pemeriksaan Tekanan Darah.
7. Referensi Standar pelayanan medis dan perawat.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


KLINIK PRATAMA PEMERIKSAAN NADI
NO . DOKUMEN
ALBAR NO . REVISI HALAMAN
020/SOP-
1/1
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
1. Nadi adalah frekuensi denyut jantung dalam satu menit yang
dipalpasi pada arteri radialis.
2. Denyut nadi normal berkisar antara 60 – 100x/menit. Bradikardi bila
< 60x/menit dan Takikardi bila > 100x/menit.
1. Pengertian 3. Pemeriksaan nadi bisa dilakukan pada arteri radialis, brachialis,
karotis, femoralis, dorsaiis pedis.
4. Merupakan kualitas untuk menilai sistem kardiovaskuler dengan
menggunakan valvasi di atas arteri radialis ataupun nadi perifer yang
lain tentang kekuatan pulpasi, irama dan frekuensi.
1. Sebagai acuan untuk pemeriksaan nadi pasien.
2. Tujuan 2. Mengetahui denyut nadi (Irama, Frekuensi, dan kekuatan Pulsasi).
3. Menilai kemampuan fungsi Kardiovaskuler.
3. Kebijakan 1. Keputusan Pimpinan/Penanggungjawab KLINIK PRATAMA
ALBAR No. ........./PIK.2016/ tentang peraturan internal KLINIK
PRATAMA ALBAR.
2. SK. No.......... /Tentang Pemeriksaan Awal.
Alat yang digunakan :
1. Arloji/Jam.
2. Dokumen Rekam Medik.
Langkah Kerja :
1. Menjelaskan prosedur pada pasien.
2. Mencuci tangan.
3. Mengatur pasien.
4. Prosedur
4. Tentukan arteri radialis atau arteri lain yang akan dipalpasi dengan 3
ujung jari pemeriksa.
5. Menghitung denyut nadi yang dipalpasi dengan mencocokan denyut
pertama pada jarum panjang pada arloji.
6. Hentikan setelah 1 menit.
7. Mencatat hasil pengukuran pada catatan medik dan catatan perawat.
8. Memberitahukan pada pasien prosedur selanjutnya
1. Perawat/Bidan.
5. Unit terkait 2. Dokter.
3. Dokumen Rekam Medik
6. Referensi Standar pelayanan medis dan perawat.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


KLINIK PRATAMA STERILISASI INSTRUMEN KEDOKTERAN
NO . DOKUMEN
ALBAR 021/SOP-
NO . REVISI HALAMAN
1/2
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
1. Sterilisasi adalah upaya pensucihamaan melalui proses pemanasan
tertentu.
2. Sterilisator : Panas Kering (Dry Heat Sterilization). Alat yang
digunakan untuk mensterilisasi.
3. Bahan yang akan di sterilisasi dari bahan logam :
- Surgical Instrument (Miniset Surgery).
1. Pengertian
- Kom Kecil dan Bengkok dan lain – lain.
- Bahan karet, Kain dan Plastik.
4. Petugas yang melakukan sterilisasi: Perawat.
5. Bahan : Larutan Chlorin, NaCl 2%, Savlon, Sabun, Sikat Pemberih,
Sarung Tangan, Cawan, Handuk.
6. Keluarkan alat dari sterilisator lalu simpan kedalam lemari alat.
1. Menyiapkan peralatan/instrumen kedokteran agar dalam keadaan
siap pakai.
2. Tujuan
2. Mencegah terjadinya infeksi silang.
3. Mencegah peralatan cepat rusak.
1. UU No. 36. Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
2. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga
Kesehatan.
3. Referensi
3. Peraturan Menkes RI No. 28/Menkes/Perl/2011 Tentang Klinik.
4. Peraturan Internal KLINIK PRATAMA ALBAR No.
.............../Klinik Selamat/PEK/I/2016.
1. Adanya petugas yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
4. Kebijakan sterilisasi peralatan kedokteran.
2. Adanya inventarisasi peralatan kedokteran yang sudah di sterilisasi.
1. Alat yang disterilisasikan dicatat oleh petugas tentang jenis dan
jumlah barang.
2. Petugas sterilisasi membersihkan peralatan kedokteran yang akan
disterilisasikan dengan memasukan alat – alat yang telah digunakan
kedalam cawan yang berisi larutan chlorine 2% yang telah
5. Prosedur dicampurkan dengan perbandingn 1:1 selama 10 menit.
3. Membersihkan permukaan alat – alat dengan menggunakan sikat dan
air sabun sehingga seluruh permukaan bersih dari secret darah,
kotoran dan cairan tubuh lalu direndam dalam larutan savlon
(petugas memakai sarung tangan).
4. Mengeringkan permukaan alat dengan menggunakan handuk.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA STERILISASI INSTRUMEN KEDOKTERAN
NO . DOKUMEN
ALBAR 021/SOP-
NO . REVISI HALAMAN
2/2
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
5. Memasukkan alat – alat yang telah bersih dan kering kedalam
sterilisator panas kering selama 15 menit.
6. Keluarkan alat dari sterilisator lalu simpan kedalam lemari alat.
1. Perawat.
6. Unit terkait
2. Dokter : Dokter Umum dan Dokter Gigi.
7. Lampiran Flowchart Sterilisasi Alat Kedokteran.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA PELAYANAN RESEP DAN MERACIK OBAT
NO . DOKUMEN
ALBAR 022/SOP-
NO . REVISI HALAMAN
1/2
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Penanggung Jawab Apotek
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Elah Djamilah,S,Si.Apt
1.1. Apoteker menerima resep
1.2. Lakukan skrining resep meliputi administrasi, pharmaceutical dan
Klinik.
1.3. Bila ada obat yang akan diganti (merk lain) mintakan persetujuan
pasien terlebih dulu.
1.4. Hitunglah nominal harga dan mintalah persetujuan kepada pasien.
1. Pelayanan Resep
1.5. Siapkan obat sesuai dengan resep dan beri etiket.
1.6. Teliti kembali resep sebelum diserahkan kepada pasien.
1.7. Pada saat menyerahkan, wajib memberikan informasi minimal
mengenai kegunaan dan aturan pakai.
1.8. Catatlah nama pasien, alamat dan nomor telepon pasien.
1.9. Buatlah catatan khusus tentang pasien.
1.1. Pasien datang.
1.2. Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat
apa yang dibutuhkan.
1.3.Tanyakan lebih dahulu keluhan atau penyakit yang diderita pasien,
2. Pelayanan Tanpa kemudian bantu pasien untuk mendapatkan obat yang tepat.
Resep
1.4. Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga.
1.5. Bila sudah terjadi persetujuan, ambilkan obat yang diminta pasien.
1.6. Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi mengenai
kegunaan dan aturan pakai.
1.1. Siapkan alat yang akan digunakan dan bersihkan meja untuk
meracik.
1.2.Buatlah instruksi meracik meliputi : nomor resep, nama pasien,
jumlah dan cara mencampuri.
1.3. Siapkan etiket dan wadah obat sertakan bersama obat dan
instruksinya untuk diracik.
1.4.Cucilah tangan bila perlu gunakan sarung tangan, masker.
3. Meracik Obat
1.5. Siapkan bat sesuai resep dan cocokan dengan yang tertera pada
struknya.
1.6. Jika ada bahan yang harus ditimbang maka persiapkan terlebih
dahulu.
1.7. Bacalah instruksi meracik dengan seksama dan lakukanlah hati –
hati.
1.8. Pastikan hasil racikan sesuai dengan instruksinya.
1.9. Masukkan dalam wadah yang disediakan dan beri etiket.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


KLINIK PRATAMA PELAYANAN RESEP DAN MERACIK OBAT
ALBAR NO . DOKUMEN
NO . REVISI HALAMAN
022/SOP-
2/2
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Penanggung Jawab Apotek
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Elah Djamilah,S,Si.Apt
1.10. Kemudian serahkan pada petugas lain untuk diperiksa dan
diserahkan.
1.11. Bersihkan peralatan dan meja meracik setelah selesai.
1.12. Cucilah tangan sampai bersih.
1.1. Bersihkan timbangan.
1.2. Setarakan timbangan terlebih dahulu sebelum mulai menimbang.
1.3. Ambil bahan – bahan sesuai permintaan resep.
1.4. Ambil anak timbangan sesuai berat yang diminta dan letakkan pada
ring timbangan sebelah kiri (timbangan dalam keadaan off).
1.5. Buka dan on kan timbangan kemudian dilihat apakah timbangan
4. Menimbang sudah seimbang apa belum.
1.6. Bahan ditambah atau dikurangi sampai diperoleh timbangan yang
seimbang yang ditunjukkan oleh letak jarum pada posisi nol.
1.7. Ambil bahan yang sudah ditimbang kemudian diberi nama sesuai
nama bahan.
1.8. Cek ulang apakah bahan yang diambil sudah sesuai dengan resep
kemudian dikembalikan ke tempatnya.
1.1. Periksa keabsahan faktur meliputi nama dan alamat PBF serta tanda
tangan penanggung jawab dan stempel PBF.
1.2. Mencocokan faktur dengan obat yang datang meliputi jenis dan
jumlah serta no batch sediaan.
1.3. Memeriksa kondisi fisik obat meliputi kondisi wadah dan sediaan
5. Penerimaan obat
serta tanggal kadaluarsa. Bila rusak maka obat dikembalikan dan
minta diganti.
1.4. Setelah selesai diperiksa, faktur ditandatangani dan diberi tanggal
serta distempel. Faktur yang asli diserahkan kepada sales sedang
salinan faktur disimpan oleh apotek sebagai arsip
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA PEMERIKSAAN LANJUTAN
NO . DOKUMEN
ALBAR 023/SOP-
NO . REVISI HALAMAN
1/2
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
1.1. Pasien adalah setiap orang yang datang untuk kosultasi,
pemeriksaan, tindakan yang berhubungan dengan gangguan atau tak
ada gangguan dalam dirinya untuk dapat bantuan dari tenaga medis
dalam mengembalikan, meningkatkan kesehatannya. Pasien yang
datang berasal dari berbagai tempat.
1.2. Pasien Asuransi atau Jaminan Pemeliharaan kesehatan adalah pasien
1. Pengertian
yang memperoleh pelayanan kesehatan di KLINIK PRATAMA
ALBAR sesuai dengan surat perjanjian antara KLINIK PRATAMA
ALBAR dengan pihak ketiga.
1.3. Pendaftaran Pasien adalah kegiatan administrasi mencatat nama
pasien pada daftar pasien penerima pelayanan kesehatan di KLINIK
PRATAMA ALBAR.
2.1. Sebagai sumber data pasien yang akan dilayani selanjutnya oleh
tenaga kesehatan sesuai keperluannya.
2. Tujuan 2.2. Sebagai pedoman dalam proses pendaftaran pasien berobat.
2.3. Mewujudkan tertib administrasi dan mendapatkan daftar pasien
penerima pelayanan kesehatan di KLINIK PRATAMA ALBAR.
3.1. Pasien umum.
3. Ruang Lingkup
3.2. Petugas Administrasi.
4. Kebijakan No. 005/ST-AH III/VI/15, Tentang Pembuatan SOP.
5.1. Petugas administrasi mengucapkan salam dan menanyakan
kebutuhan pasien.
5.2. Bila pasien JPK/Asuransi maka petugas Administrasi meminta
pasien JPK untuk menyiapkan persyaratan jika persyaratan tidak
terpenuhi.
5.3. Bila persyaratan seperti kartu JPK sudah di fotocopy maka pasien
5. Prosedur harus menandatangani struk jasa pelayanan dan daftar kunjungannya.
5.4. Petugas administrasi menanyakan riwayat kunjungan kepada pasien.
5.5. Pada pasien baru, petugas Administrasi meminjam Kartu Identitas
Pasien (KTP) dan membuat catatan baru serta membuat Kartu
Identitas Berobat.
5.6. Pada pasien lama, dicarikan bekas catatan medis dengan
mencocokan dengan kartu identitas tersebut.
5.7. Bila kartu identitas tidak dibawa, dicarikan berkas catatan medis
dibuku rekam medis sesuai nama dan alamat.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


KLINIK PRATAMA PEMERIKSAAN LANJUTAN
NO . DOKUMEN
ALBAR 023/SOP-
NO . REVISI HALAMAN
2/2
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Dr.Daniel Setiawan
5.8. Bila sampai tidak ketemu, maka dibuatkan kembali catatan rekam
medisnya.
5.9. Petugas administrasi selanjutnya membuat kartu identitas berobat
dan berkas rekam medis bagi pasien baru dan mengisi tanggal
pelayanan beserta struk jasa pelayanan dan kertas resep obat.
5.10. Petugas administrasi mempersiapkan berkas rekam medis pasien
lama dan mengisi tanggal pelayanan kesehatan beserta struk jasa
pelayanan dan kertas resep obat.
5.11. Petugas administrasi mencatat nama pasien pada buku registrasi
pasien.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMAKAIAN OBAT
KLINIK PRATAMA (UMUM DAN KONTRAK)
ALBAR NO . DOKUMEN
NO . REVISI HALAMAN
024/SOP-
1/2
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Penanggung Jawab Asisten Apoteker
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Ranny Wulandari Amd,Farm


Pemakaian obat sesuai dengan kebutuhan klinis, dan dosis yang
1. Pengertian memenuhi kebutuhan individual mereka sendiri untuk jangka waktu
yang cukup.
Guna mencegah, meringankan, menghilangkan gejala penyakit ataupun
2. Tujuan
menyembuhkan penyakit yang diderita pasien.
Prosedur ini mencakup pelaksanaan penerimaan resep, penyiapan obat,
3. Ruang Lingkup penyerahan obat, penyuluhan obat, dan pemakaian obat oleh pasien
sesuai dengan aturan pakai yang telah ditetapkan oleh Dokter.
4. Kebijakan 005/ST-AH III/VI 15, Tentang Pembuatan SOP.
1. Penerimaan Resep (oleh asisten apoteker)
- Resep yang diterima discreening terlebih dahulu apakah pasien
umum atau pasien asuransi.
- Melakukan pengecekan obat yang tertera pada resep dengan obat
yang tersedia di ruang farmasi.
2. Penyiapan Resep (oleh asisten apoteker)
- Menyiapkan sesuai dengan yang tertera di resep.
3. Pembukuan Pemasukan Obat (oleh asisten apoteker)
- Sebelum menyerahkan resep obat harus melakukan pengecekan
akhir kesesuaian obat.
5. Prosedur
- Menyerahkan kepada pasien/keluarga pasien yang namanya
tertera pada resep obat yang telah disiapkan sebelumnya.
4. Penyuluhan Obat (oleh asisten apoteker)
- Obat yang akan diserahkan dijelaska fungsi dan cara
memakainya (berdasarkan diagnose pasien), sambil melihat
respon pasien terhadap fungsi obat yang telah dijelaskan.
5. Penagihan pembayaran obat (oleh asisten apoteker)
- Jika pasien adalah pasien umum maka beritahu pasien jumlah
pembayaran yang harus dibayarnya sesuai dengan harga obat
yang telah diserahkan.
6. Pemakaian Obat (oleh pasien)
- Pemakaian obat dilakukan oleh pasien guna mencegah,
meringankan, menghilangkan gejala penyakit ataupun
menyembuhkan penyakit yang diderita pasien.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PEMAKAIAN OBAT
KLINIK PRATAMA (UMUM DAN KONTRAK)
ALBAR NO . DOKUMEN
NO . REVISI HALAMAN
024/SOP-
2/2
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Penanggung Jawab Asisten Apoteker
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Ranny Wulandari Amd,Farm


6. Unit Terkait Bagian Farmasi.
Resep, Kwitansi, Buku resep pasien, Buku rekap pendapatan (harga obat
7. Dokumen Terkait
dan jasa).
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA MONITORING OBAT
NO . DOKUMEN
ALBAR 025/SOP-
NO . REVISI HALAMAN
1/1
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Penanggung Jawab Apoteker
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Elah Djamilah,S,Si.Apt
Monitoring atau pemantauan suatu proses mencatat, menghitung,
1. Pengertian mengumpulkan, memproses, mengkomunikasikan informasi obat yang
tersedia di ruang farmasi.
Agar jumlah obat di ruang farmasi dapat diketahui jumlahnya setiap saat,
2. Tujuan
dapat diketahui segera obat yang mendekati kosong atau telah kosong.
3. Ruang Lingkup Menyiapkan buku defekta obat dan mengecek obat.
1. Melakukan pengecekan obat
- Mengecek fisik obat satu persatu.
4. Prosedur
2. Mencatat buku defekta obat
- Mencatat obat yang mendekati kosong atau yang kosong.
5. Unit Kerja Bagian Farmasi.
6. Dokumen Terkait Buku defekta obat.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA PENJUALAN OBAT
NO . DOKUMEN
ALBAR 026/SOP-
NO . REVISI HALAMAN
1/2
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Penanggung Jawab Apoteker
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Elah Djamilah,S,Si.Apt
Pemindahan kepemilikan dari penjual obat kepada seorang konsumen
1. Pengertian
untuk memperoleh keuntungan yang telah disepakati satu sama lain.
Menyediakan dan mempermudah pasien untuk mendapatkan obat yang
2. Tujuan
telah diresepkan oleh dokter, dan menambah laba Klinik.
Prosedur ini mencakup pelaksanaan penerimaan resep, penyiapan obat,
3. Ruang Lingkup penyerahan obat, penyuluhan obat, pembukuan resep dan pasien,
pembuatan laporan penjualan.
4. Kebijakan 005/ST-AH III/VI 15, Tentang Pembuatan SOP.
1. Penerimaan Resep (oleh asisten apoteker)
- Resep yang diterima discreening terlebih dahulu apakah pasien
umum atau pasien asuransi.
- Melakukan pengecekan obat yang tertera pada resep dengan obat
yang tersedia di ruang farmasi.
2. Penyiapan Resep (oleh asisten apoteker)
- Menyiapkan sesuai dengan yang tertera di resep.
3. Pembukuan Pemasukan Obat (oleh asisten apoteker)
- Sebelum menyerahkan resep obat harus melakukan pengecekan
akhir kesesuaian obat.
- Menyerahkan kepada pasien/keluarga pasien yang namanya
tertera pada resep obat yang telah disiapkan sebelumnya.
4. Penyuluhan Obat (oleh asisten apoteker)
5. Prosedur - Obat yang akan diserahkan dijelaska fungsi dan cara
memakainya (berdasarkan diagnose pasien), sambil melihat
respon pasien terhadap fungsi obat yang telah dijelaskan.
5. Penagihan Pembayaran Obat (oleh asisten apoteker)
- Jika pasien adalah pasien umum maka beritahu pasien jumlah
pembayaran yang harus dibayarnya sesuai dengan harga obat
yang telah diserahkan.
6. Pembukuan resep dan pasien (oleh asisten apoteker)
- Membukukan pasien asuransi dan umum yang telah dilayani.
- Membukukan resep dan mencatat harganya.
7. Pembuatan laporan penjualan
- Membuat laporan penjualan obat yang terpakai setiap akhir
bulan dan mengirimkan kepada pengelola KLINIK
PRATAMA ALBAR.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA PENJUALAN OBAT
ALBAR NO . DOKUMEN
NO . REVISI HALAMAN
026/SOP-
1/2
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Penanggung Jawab Apoteker
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Elah Djamilah,S,Si.Apt
6. Unit Terkait Bagian Farmasi.
Resep, Kwitansi, Buku resep pasien, Buku rekap pendapatan (harga obat
7. Dokumen Terkait
dan jasa).
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA PENDAPATAN OBAT
NO . DOKUMEN
ALBAR 027/SOP-
NO . REVISI HALAMAN
1/2
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Penanggung Jawab Apoteker
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Elah Djamilah,S,Si.Apt
Jumlah uang yang diterima oleh klinik dari suatu aktivitas penjualan
1. Pengertian
obat atau penjualan jasa kepada konsumen.
Menyediakan dan mempermudah pasien untuk mendapatkan obat yang
2. Tujuan
telah diresepkan oleh dokter, dan menambah laba klinik.
Prosedur ini mencakup pelaksanaan penerimaan resep, penyiapan obat,
3. Ruang Lingkup penyerahan obat, penyuluhan obat, pembukuan resep dan pasien,
pembuatan laporan pendapatan obat.
4. Kebijakan 005/ST-AH III/VI 15, Tentang Pembuatan SOP.
1. Penerimaan Resep (oleh asisten apoteker)
- Resep yang diterima discreening terlebih dahulu apakah pasien
umum atau pasien asuransi.
- Melakukan pengecekan obat yang tertera pada resep dengan obat
yang tersedia di ruang farmasi.
2. Penyiapan Resep (oleh asisten apoteker)
- Menyiapkan sesuai dengan yang tertera di resep.
3. Pembukuan Pemasukan Obat (oleh asisten apoteker)
- Sebelum menyerahkan resep obat harus melakukan pengecekan
akhir kesesuaian obat.
- Menyerahkan kepada pasien/keluarga pasien yang namanya
tertera pada resep obat yang telah disiapkan sebelumnya.
4. Penyuluhan Obat (oleh asisten apoteker)
5. Prosedur - Obat yang akan diserahkan dijelaska fungsi dan cara
memakainya (berdasarkan diagnose pasien), sambil melihat
respon pasien terhadap fungsi obat yang telah dijelaskan.
5. Penagihan Pembayaran Obat (oleh asisten apoteker)
- Jika pasien adalah pasien umum maka beritahu pasien jumlah
pembayaran yang harus dibayarnya sesuai dengan harga obat
yang telah diserahkan.
6. Pembukuan resep dan pasien (oleh asisten apoteker)
- Membukukan pasien asuransi dan umum yang telah dilayani.
- Membukukan resep dan mencatat harganya.
7. Pembuatan laporan pendapatan
- Membuat laporan penjualan obat yang terpakai setiap akhir
bulan dan mengirimkan kepada pengelola KLINIK
PRATAMA ALBAR.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA PENDAPATAN OBAT
ALBAR NO . DOKUMEN
NO . REVISI HALAMAN
027/SOP-
2/2
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Penanggung Jawab Apoteker
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Elah Djamilah,S,Si.Apt
6. Unit Terkait Bagian Farmasi.
7. Dokumen Terkait Kartu Stok, Buku pemasukan barang, faktur obat.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA PENIMBANGAN OBAT
NO . DOKUMEN
ALBAR 028/SOP-
NO . REVISI HALAMAN
1/1
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Penanggung Jawab Apoteker
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Elah Djamilah,S,Si.Apt
Memastikan semua proses dalam pelayanan obat memenuhi Undang –
1. Tujuan Undang yang berlaku juga memastikan pengeluaran obat aman dan
akurat.
1. Bersihkan timbangan.
2. Setarakan timbangan terlebih dahulu sebelum mulai menimbang.
3. Ambil bahan – bahan sesuai permintaan resep.
4. Ambil anak timbangan sesuai berat yang diminta dan letakkan pada
ring timbangan sebelah kiri (timbangan dalam keadaan off).
5. Buka dan on kan timbangan kemudian dilihat apakah timbangan
2. Uraian Umum sudah seimbang apa belum.
6. Bahan ditambah atau dikurangi sampai diperoleh timbangan yang
seimbang yang ditunjukkan oleh letak jarum pada posisi nol.
7. Ambil bahan yang sudah ditimbang kemudian diberi nama sesuai
nama bahan.
8. Cek ulang apakah bahan yang diambil sudah sesuai dengan resep
kemudian dikembalikan ke tempatnya.
3. Penanggung Jawab Apoteker / Asisten Apoteker.
Pelaksana
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA ASUHAN KEBIDANAN
NO . DOKUMEN
ALBAR 029/SOP-
NO . REVISI HALAMAN
1/3
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Penanggung Jawab Kebidanan
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Bd.Dwi Nofita,A.Md.Keb
1. Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi kegiatan yang menjadi
tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang
mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kehatan ibu masa
hamil, persalinan nifas, bayi setelah lahir, serta KB.
2. Asuhan Kebidanan adalah prosedur tindakan yang dilakukan oleh
bidan sesuai dengan wewenang di lingkup prakteknya berdasarkan
1. Pengertian
ilmu dan kiat kebidanan yang memperhatikan pengaruh – pengaruh
sosial budaya, psikologis, emosional, spiritual, fisik, etika dan kode
etik serta hubungan interpersonal dan hak dalam mengambil
keputusan dengan prinsip kemitraan dengan perempuan yang
mengutamakan keamanan ibu, janin/bayi dan penolong serta
kepuasan perempuan dan keluarganya.
1. Acuan dan landasan dalam melaksanakan asuhan, tindakan/kegiatan
dalam lingkup tanggung jawab bidan.
2. Terlaksananya asuhan kebidanan berkualitas.
2. Tujuan
3. Parameter tingkat kualitas dan keberhasilan asuhan yang diberikan
bidan.
4. Perlindungan hukum bagi bidan dan klien/pasien.
1. Keputusan Pemimpin KLINIK PRATAMA ALBAR No.
........................... tentang Peraturan Internal KLINIK PRATAMA
3. Kebijakan
ALBAR.
2. SK No. ......................................./ tentang Asuhan Kebidanan.
Alat yang Digunakan :
1. Alat tulis.
2. Format asuhan kebidanan
Langkah Kerja :
A. Pengkajian
4. Proseur 1. Bidan mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara
sistematis, menyeluruh, akurat dan berkesinabungan.
2. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik, dan penunjang pemeriksaan laboratorium, dan
catatan dari tim kesehatan lain.
3. Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang terkait, tim
kesehatan lainnya.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


KLINIK PRATAMA ASUHAN KEBIDANAN
ALBAR NO . DOKUMEN
NO . REVISI HALAMAN
029/SOP-
2/3
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Penanggung Jawab Kebidanan
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Bd.Dwi Nofita,A.Md.Keb
4. Data yang dikumpulkan difokuskan untuk mengidentifikasi :
Riwayat kesehatan klien saat ini, riwayat kesehatan klien masa lalu
keadaan biologis (fisiologis), keadaan fisiologis, keadaan sosio
cultural, respon terhadap terapi, harapan terhadap tingkat kesehatan.
5. Data dicatat dan dianalisis sesuai standar dan format yang ada.
B. Diagnosis Kebidanan
1. Bidan menganalisis data hasil kajian untuk merumuskan
diagnosis kebidanan.
2. Menginterpretasikan secara akurat dan logis untuk menegakkan
diagnosa atau masalah kebidanan.
3. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan.
4. Masalah dirumuskan sesuai kondisi klien/pasien.
5. Dapat diselesaikan dengan manajemen asuhan kebidanan
(mandiri, kolaborasi dan rujukan).
C. Perencanaan (Intervensi)
1. Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa
dan masalah yang ditentukan.
2. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan
kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipatif, dan asuhan
secara komprehensif.
3. Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga.
4. Mempertimbangkan kondisi psikologis, sosial budaya
klien/keluarga.
5. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien.
6. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,
sumberdaya serta fasilitas yang ada.
D. Pelaksanaan Tindakan (Implementasi)
1. Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara
komprehensif , efektif, efisien, aman, kepada klien/pasien dalam
bentuk promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
2. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
3. Setiap tindakan asuhan harus berdasarkan persetujuan dari klien
atau keluarganya.
4. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan.
5. Menjaga privasi klien/pasien.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA ASUHAN KEBIDANAN
ALBAR NO . DOKUMEN
NO . REVISI HALAMAN
029/SOP-
3/3
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Penanggung Jawab Kebidanan
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Bd.Dwi Nofita,A.Md.Keb
6. Melaksanakan prinsip PI.
7. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinabungan.
8. Menginformasikan kepada klien tentang status kesehatan dan
fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
9. Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai
konsep dan asuhan keterampilan diri serta membantu klien
memodifikasi lingkungan yang digunakannya.
10. Mencatat semua tindakan.
E. Evaluasi
1. Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinabungan
sesuai perubahan perkembangan kondisi pasien.]
2. Penilaian dilakukan setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai
kondisi pasien dan atau keluarganya.
3. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan kepada
klien/pasien dan atau keluarga.
4. Evaluasi deilakukan sesuai dengan standar.
5. Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien.
F. Pencatatan asuhan kebidanan
1. Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan
jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan.
2. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada
formulir yang tersedia (Rekam Medis/KMS/Status Pasien/Buku
KIA).
1. Bidan.
5. Unit Terkait 2. Klien/Pasien.
3. Dokter.
1. Prawirohardjo Sarwono. 2014, Ilmu Kebidanan. Gina Pustaka :
Jakarta.
6. Referensi
2. Kriebs Jan M Gegor L. Caroyln. Asuhan Kebidanan, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC : Jakarta.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KLINIK PRATAMA OFFICE BOY
NO . DOKUMEN
ALBAR 030/SOP-
NO . REVISI HALAMAN
1/1
KUS/VII/2018
Ditetapkan
Pimpinan Klinik
PROSEDUR
Tanggal Terbit
TETAP

Yudhiastuti NH, Drg


1. Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan pembersihan Klinik.
1. Membersihkan dan merapikan meja, kursi, komputer dan
perlengkapan lainnya.
2. Membersihkan lantai, toilet, kaca.
3. Menyediakan minuman untuk karyawan, pasien(dalam
kemasan gelas).
4. Melayani permintaan Fotocopy.
2. Uraian Kegiatan 5. Membelikan kebutuhan klinik.
6. Membelikan dan menyiapkan makan siang karyawan.
7. Mengambil dan membereskan gelas minum serta
perlengkapan makan/minum karyawan.
8. Membuang sampang yang ada di ruang kerja dan areal
tanggung jawabnya.
9. Mencuci piring, gelas dan perlengkapan makan/minum lain.
3. Penanggung Jawab Office Boy.
Pelaksana
4. Catatan Office Boy datang ke Klinik harus lebih awal.

Anda mungkin juga menyukai