Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dari Mata Kuliah Asuhan Kebidanan
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Dari Mata Kuliah Asuhan Kebidanan
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah asuhan kebidanan
Disusun Oleh
Ai hasanah
Latania shopia
neng Fitri
D3 KEBIDANAN
2022/2023
Preeklampsia berat
Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas salah satu matakuliah asuhan kebidanan pada program
Disusun oleh:
Ai hasanah
Latania shopia
Lira mulia Utami
Neng Fitri
Garut, 09 03 2023
Menyetujui,
Pembimbing lapangan
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia yang tak terhingga, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PEB ”.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Asuhan
Kebidanan”, Selain itu penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini, sehingga pada akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Maka dari itu penulis mengharapakan saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak, sehingga penulis dapat menghasilkan karya yang lebih baik di masa yang akan datang.
Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya
Garut, 08-03-2023
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB 1.................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................................. 1
LATAR BELAKANG.......................................................................................................... 1
BAB II................................................................................................................................... 6
iii
2.5 Penangan Preeklampsia Berat (PEB) Dalam Nifas..............................................12
BAB III..................................................................................................................................14
KASUS .................................................................................................................................14
................................................................................................................................................
iv
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 Pendahuluan
Preeklampsia berat merupakan kondisi yang hanya terjadi selama kehamilan, yang
dikarakteristikkan dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria. Kondisi ini dapat disertai
kejang (eklampsia) dan kegagalan multi organ pada ibu, sedangkan komplikasi pada janin
meliputi hambatan pertumbuhan intrauterus. Bila kondisi ini tidak segera tertangani maka akan
menyebabkan peningkatan angka mortalitas dan morbiditas pada ibu dan janin (Vicky, 2013).
Preeklampsia adalah sindrom yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan
proteinuria yang muncul pada trimester kedua kehamilan. Preeklampsia ini biasanya akan pulih
diperiode postnatal. Preeklampsia bisa terjadi pada antenatal, intranatal, postnatal. Ibu yang
tertinggi angka kematian ibu dan janin adalah disebabkan akrena Preekampsia (Robson dan
Jason, 2014) .
World Health Organization (WHO) melaporkan mengenai status kesehatan nasional pada
capaian target Sustainable Development Goals (SDGs) menyatakan secara global sekitar 830
wanita meninggal setiap hari karena komplikasi selama kehamilan dan persalinan, dengan
tingkat Angka Kematian Ibu sebanyak 216 per 100.000 kelahiran hidup sebanyak 99% kematian
ibu akibat masalah kehamilan, persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang.
Rasio Angka Kematian Ibu masih dirasa cukup tinggi sebagaimana ditargetkan menjadi 70 per
1
Preeklampsia berat adalah kondisi medis yang terjadi pada kehamilan yang ditandai
dengan tekanan darah tinggi dan kerusakan organ, seperti ginjal atau hati. Kondisi ini
mempengaruhi sekitar 5-8% kehamilan di seluruh dunia, dan dapat membahayakan kesehatan
ibu dan bayi jika tidak segera diatasi. Oleh karena itu, penting untuk memahami gejala,
Tekanan darah tinggi, yaitu tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
Selain itu, preeklampsia berat juga dapat menyebabkan gejala lain, seperti sakit kepala,
Penyebab Penyebab pasti dari preeklampsia berat masih belum diketahui secara pasti. Namun,
beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya preeklampsia berat, di
antaranya:
Kehamilan kembar
Obesitas
Pengobatan Jika terdiagnosis preeklampsia berat, segera berkonsultasi dengan dokter untuk
2
mendapatkan pengobatan yang tepat. Beberapa tindakan pengobatan yang dapat dilakukan
adalah:
Mengendalikan tekanan darah, seperti dengan obat antihipertensi atau magnesium sulfat
Pencegahan Tidak semua kasus preeklampsia berat dapat dicegah, namun beberapa tindakan
Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan, termasuk pemeriksaan tekanan darah dan urin
Menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara
Mengatasi penyakit kronis sebelum hamil atau selama kehamilan, seperti diabetes atau
hipertensi
Konsultasi dengan dokter segera jika mengalami gejala preeklampsia berat, seperti
1.2 Etiologi
Penyebab timbulnya preeklampsia berat pada ibu hamil belum diketahui secara pasti,
tetapi pada umumnya disebabkan oleh vasospasme arteriola. Faktor-faktor lain yang
kehamilan ganda, hidramnion, mola hidatidosa, multigravida, malnutrisi berat, usia ibu kurang
dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun serta anemia (Anik Maryunani,2009).
3
1.3 Patofisiologi
angiotensin II. Peningkatan ini menyebabkan hipertensi dan kerusakan vaskuler, akibatnya akan
terjadi vasospasme. Vasospasme menurunkan diameter pembuluh darah ke semua organ, fungsi-
fungsi organ seperti plasenta, ginjal, hati, dan otak menurun sampai 40-60%.Gangguan plasenta
menimbulkan degenerasi pada plasenta dan kemungkinan terjadi IUGR dan IUFD pada fetus.
Aktivitas uterus dan sensitifitas terhadap oksitosin meningkat (Anik Maryunani, 2009).
Penurunan perfusi ginjal menurunkan GFR (Glomerular Filtration Rate) dan menimbulkan
perubahan glomerulus, protein keluar melalui urine, asam urat menurun, garam dan air ditahan,
hemokonsentrasi, peningkatan viskositas darah dan edema jaringan berat dan peningkatan
hematokrit. Pada preeklampsia berat terjadi penurunan volume darah, edema berat, dan berat
Penurunan perfusi hati menimbulkan gangguan fungsi hati, edema hepar, dan hemoragik
subkapsular menyebabkan ibu hamil mengalami nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran atas.
Rupture hepar jarang terjadi, tetapi merupakan komplikasi yang hebat dari PIH (Pregnancy
arteriola dan penurunan aliran darah ke retina menimbulkan symptom visual seperti skotoma
(Blind Spot), dan pandangan kabur. Patologi yang sama menimbulkan edema serebral dan
hemoragik serta peningkatan iritabilitas susunan syaraf pusat (sakit kepala, hiperfleksia, klonus
pergelangan kaki dan kejang serta perubahan efek). Pulmonari edema dihubungkan dengan
edema umum yang berat, komplikasi ini biasanya disebabkan oleh dekompensasi kordis kiri
4
(Anik Maryunani, 2009).
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Preeklampsia berat adalah kondisi serius yang terjadi pada kehamilan, di mana ibu hamil
mengalami tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urin. Kondisi ini dapat menyebabkan
komplikasi pada ibu dan bayi yang sedang dikandung, seperti pendarahan, gagal ginjal, dan
kelahiran prematur.
Teori tentang preeklampsia berat masih menjadi topik penelitian yang aktif dan belum
sepenuhnya dipahami. Namun, ada beberapa teori yang mungkin terkait dengan kondisi ini,
antara lain:
Gangguan aliran darah plasenta: Pada kehamilan normal, plasenta berfungsi sebagai
penghubung antara janin dan ibu hamil. Namun, pada preeklampsia berat, plasenta tidak
berfungsi dengan baik dan menyebabkan gangguan aliran darah. Hal ini dapat
menyebabkan hipoksia pada janin dan kerusakan pada jaringan plasenta yang
menghasilkan zat kimia berbahaya yang menyebabkan hipertensi dan kerusakan organ.
terkait dengan gangguan sistem kekebalan tubuh ibu. Kelainan imunologi ini dapat
Kelainan genetik: Ada kemungkinan bahwa beberapa wanita memiliki risiko lebih tinggi
menunjukkan bahwa ada kelainan genetik yang berhubungan dengan preeklampsia berat,
6
meskipun hal ini masih menjadi topik penelitian yang kontroversial.
Obesitas dan gaya hidup yang tidak sehat: Beberapa faktor risiko yang dapat
konsumsi alkohol yang berlebihan. Hal ini mungkin terkait dengan peradangan dan
Meskipun teori-teori di atas dapat menjadi faktor penyebab preeklampsia berat, masih
banyak yang perlu dipelajari untuk memahami sepenuhnya kondisi ini. Pengelolaan
preeklampsia berat meliputi pengawasan ketat oleh dokter kandungan dan mungkin memerlukan
pengobatan dengan obat-obatan seperti magnesium sulfat atau obat antihipertensi untuk
mengendalikan tekanan darah. Preeklampsia berat juga dapat memerlukan tindakan medis seperti
persalinan dini untuk menghindari komplikasi yang lebih serius bagi ibu dan bayi.
5. Nyeri epigastrium atau kuadran kanan atas abdomen atau ada icterus (Tri, 2011)
8. Tanda gejala lain yaitu sakit kepala yang berat, masalah penglihatan, pandangan kabur
dan spasme arteri retina pada funduskopi, nyeri epigastrium, mual dan muntah serta
7
10. Adanya HELLP Syndrome (H= Hemolysis, ELL= Elevated Liver Enzym, P= Low
Selain anamnesis dan pemeriksaan fisik, pada kecurigaan preeklampsia berat sebaiknya diperiksa
1. Pemeriksaan darah rutin serta kimia darah: ureum-kreatinin, SGOT, LD, bilirubin (Tri,
2011)
3. Kemungkinan adanya pertumbuhan janin terhambat, konfirmasi USG bila ada (Tri, 2011)
Gejala klinik preeklampsia dapat bervariasi sebagai akibat patologi kebocoran kapiler
dan vasospasme yang mungkin tidak disertai dengan tekanan darah yang terlalu tinggi,
misalnya dapat dijumpai asites, peningkatan enzim hati, koagulasi intravaskular, sindrom
help (hemolysis, elevated liver enzyme, low platelets), pertumbuhan janin terhambat, dan
sebagainya) (Tri, 2011). Bila dalam asuhan antenatal diperoleh tekanan darah diastolik lebih
dari 85mmHg, perlu dipikirkan kemungkinan adanya preeklampsia membakat. Apalagi bila
2.1 Komplikasi
1. Ischemia Uteroplacenta
a. IUGR
b. IUFD
c. Solusio Plasenta
2. Spasme Arteriolar
a. Perdarahan serebral
8
b. Gagal jantung, ginjal, dan hati
c. Abatio retina
d. Trombo embolisme
a. Sianosis
mendadak
2.2 Pencegahan
a. Restriksi garam
b. Suplementasi diet yang mengandung hal – hal berikut ini 1) Minyak ikan yang kaya
dengan asam lemak tidak jenuh, misalnya omega-3 PUFA 2) Elemen logam berat: zinc,
2. Medis
a. Diuretika
b. Antihipertensi
9
c. Kalsium: 1.500 – 2000mg/ hari
d. Magnesium: 365/hari
e. Zinc: 200mg/hari
f. Obat antitrombotik:
pengobatan (untuk kehamilan < 35 MINGGU tanpa disertai tanda-tanda impending eclampsia dengsn
b. Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi, sampai tekanan diastolik diantara
90-100 mmHg.
4) Observasi tanda vital, refleks, dan denyut jantung janin setiap jam.
5) Auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru. Krepitasi merupakan tanda edema
10
paru. Jika terjadi edema paru, stop pemberian cairan dan berikan diuretik misalnya
furosemide 40 mg intravena. 13
6) Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan bedside. Jika pembekuan tidak terjadi
180/100mmHg 10)
a. Pemeriksaan terinci diikuti oleh deteksi cermat tanda – tanda klinis seperti sakit kepala,
gangguan penglihatan, nyeri epigastrium, dan penambahan berat badan yang cepat
b. Analisis proteinuria saat masuk dan selanjutnya paling tidak setiap 2 hari
c. Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk dengan ukuran manset yang sesuai setiap
11
d. Pengukuran kreatinin plasma atau serum, hematokrit, trombosit, dan enzyme hati serum
e. Evaluasi ukuran janin dan volume cairan amnion secara berkala (William Obstetric,
2011).
2. Kala II harus dipersingkat dalam 24 jam dengan ekstraksi vakum atau forceps oleh dokter
3. Bila terdapat indikasi obstetric segera lakukan seksio caesarea dan harus diperhatikan tidak
terdapat koagulopati, serta anastesi yang aman adalah anastesi umum oleh dokter ahli
kandungan. Jika anastesi umum tidak tersedia, kondisi janin mati, aterm kecil, maka lakukan
persalinan pervaginam dengan induksi oksitosin 2-5 IU dalam 500 ml cairan infus.
(Manuaba, 2010).
9) Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG 10. Melakukan rujukan ke rumah sakit yang
12
2.6 Pemberian Antihipertensi.
b) Jika perlu, pemberian hidralazin dapat diulang setiap jam, atau 12,5 intramuskular setiap
2 jam.
d) Labetalol 10 mg intravena sebagai dosis awal, jika tekanan darah tidak membaik dalam
BAB III
KASUS
Pasien perempuan mengaku hamil 9 bulan , umur 28 tahun, dalam keadaan sadar dengan
keluhan utama datang ke puskesmas dengan keluhan mules-mules, belum ada keluar air dari
vagina, gerak anak aktif dan baik. Riwayat Penyakit Sebelumnya : Pasien tidak teratur kontrol
kandungan ke Rumah Sakit dan tidak pernah memeriksakan tekanan darahnya , serta tidak
Berikut ini adalah laporan asuhan kebidanan pada ny D usia 28 tahun dengan PEB
A. Data Subjektif
1. Identitas
Identitas ibu
Nama : Ny . D
Usia : 27
Suku : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Identitas suami
Nama : Tn. R
Usia : 30
Suku : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan: SMA
Pekerjaaan : Buruh
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 9 bulan, mengeluh mules-mules yang terus menerus dan
3..Riwayat Ginekologi
14
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan alat
4. .Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah menderita atau memiliki penyakit seperti jantung, asma,
Ibu mengatakan sekarang tidak menderita atau memiliki penyakit seperti jantung, asma,
Ibu mengatakan, di keluarga ibu tidak ada yang menderita penyakit berat seperti Asma,
Hipertensi, DM, jantung maupun penyakit menular seperti HIV / AIDS, TBC, dan penyakit
kelamin.
5. Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan ini perkawinan yang pertama bagi ibu begitupun suaminya, lamanya ibu
6. Riwayat menstruasi
Ibu mengatakan menarche usia 13 ttahun, siklus 28 hari, lamanya 6-7 hari, banyaknya
7.Riwayat obstetri
1)HPHT 30 05.2023
2) TP 06 02 2024
15
3) UK 39 Minggu
4) Kehamilan ini merupakan kehamilan yang pertama dan ibu tidak pernah keguguran.
5) Ibu melakukan ANC secara rutin di PMB, Posyandu dan 1x melakukan pemeriksaan USG.
6) Selama kehamilan yang pertama ini ibu tidak menderita penyakit apapun.
Ibu tidak mengkonsumsi obat-obatan atau jamu-jamuan kecuali obat yang diberikan oleh bidan.
7) Ibu merasakan gerakan janin yang pertama saat usia kandungan 14 minggu dan gerakan janin
8) Ibu tidak merokok, tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan tidak minum-minuman
keras.
9) Rencana persalinan ibu di Praktik Mandiri Bidan (PMB), dengan pendamping persalinan
adalah suami dan keluarga. Dan ibu juga sudah mempersiapkan alat alat yang dibutuhkan untuk
bersalin contohnya seperti baju bayi, transportasi, pendonor darah (apabila dibutuhkan) dll.
8. Riwayat KB
a. Pola nutrisi
Ibu mengatakan makan 3 kali sehari, menu bervariasi, tidak ada tantangan makanan,
b. Pola eliminasi
Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari dan BAK kurang lebih >6 kali / hari.
Ibu mengerjakan pekerjaan rumah sendiri tanpa dibantu oleh asisten rumah tangga.
c. Pola Istirahat
16
Ibu mengatakan dalam sehari kurang lebih 5-6 jam tidur malam, dan kadang-kadang tidur
d. Personal hygine
Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali dalam sehari, keramas 2x
seminngu.
e. Pola seksual
Psikososial Spiritual
Ibu mengatakan mempunyai hubungan baik dengan suami dan keluarganya, ibu dan
keluarganya senang dengan kehamilan yang sekarang ini, pengambil keputusan di keluarga ibu
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Emosional : Stabil
2. Tanda-tanda vital
Nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36,9(C
Antropometri
BB sebelum hamil : 50 kg
17
BB : 62 kg
Kenaikan BB : 12 Kg
TBI : 162 cm
LILA : 26 cm
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala: warna rambut Hitam, bersih, tidak ada benjolan, tidak rontok, tidak nyeri
tekan
f. Mulut: Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, bibir tidak pucat.
g. Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, dan vena jugularis, tidak nyeri tekan.
h. Dada/payudara: Payudara simetris, tidak ada benjolan, puting susu menonjol, areola hitam,
f. Abdomen
Palpasi : TFU 31 cm
melenting.
memanjang seperti papan dan dibagian kanan ibu terdapat bagian-bagian terkecil janin.
18
Leopold IV : Divergen 2/5
His 2x10’25”
Vulva/vagina : T.a.k
Pembukaan : 3 cm
Ketuban :+
h. Ekstremitas atas : Tangan simetris, kuku bersih, tidak pucat, tidak oedema, jari lengkap
I. Ekstremitas bawah : Kaki simetris, tidak oedema, kuku bersih dan tidak pucat, jari
j. Genetalia: Tidak dilakukan pemeriksaan dalam karena ibu merasa tidak ada keluhan
5. Pemeriksaan penunjang
HB : 13,1 gr%
Gol dar :B
19
Glukosa urine : Negatif
HIV/AIDS : Negatif
Sypillis : Negatif
HBsAg : Negatif
C. Analisa
G1P0A0 inpartu kala I fase laten janin tunggal hidup intrauterin Dengan PEB
D. Penatalaksanaan
2. Meminta suami dan keluarga untuk mendampingi ibu selama proses persalinan,
6. Melakukan observasi ibu dan bayi setiap 4 jam sekali (TD, suhu dan pemeriksaan
PERKEMBANGAN KALA II
20
Pukul : 16.00 WIB
A. Data Subjektif
Ibu mengeluh mules ingin BAB dan ada dorongan ingin mengedan.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Emosional : Stabil
2. Tanda-tanda vital
Nadi : 86x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36,5(C
His : 5x10’.45”
3. Pemeriksaan dalam :
Vulva/vagina : T.a.k
Pembukaan : 10 cm
21
Moulase : Tidak ada
C. Analisa
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, ibu senang mendengar hasil
pemeriksaan.
5. Melakukan amniotomi
7. Melakukan episiotomi
8. Pukul 16.30 WIB, bayi lahir spontan, langsung menangis, tonus otot kuat, kulit
kemerahan, jk laki-laki
A. Data Subjektif
B. Data Subjektif
1. Pemeriksaan Umum
22
Keadaan umum : Baik
Emosional : Stabil
Pemeriksaan Fisik
Kontraksi : Baik
C. Analisa
Penatalaksanaan
lahir.
3. Melakukan PTT.
Evaluasi :Plasenta lahir spontan pukul 16.42 WIB tidak lengkap dilakukan eksplorasi.
PERKEMBANGAN KALA IV
23
A. Data Subjektif
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
2. Tanda-tanda Vital
Nadi : 85x/menit
Respirasi : 22x/menit
Suhu : 36,50C
3. Pemeriksaan Fisik
Genetalia : terdapat luka laserasi derajat 2 (kulit dan otot-otot perineum di bagian
Analisa
D. Penatalaksanaan
24
4. Melakukan penjahitan pada luka laserasi
6. memberitahu ibu dan keluarga untuk melakukan massase uterus untuk mencegah
perdarahan.
25
DAFTAR PUSTAKA
Wikjnosastro, Saiffudin A.B, Rachimidhiani, T. (2009). Ilmu Kebidanan ed.4, Yayasan Bina Pustaka
Leveno KJ, et al. Hypertensive disorders in pregnancy. In:.Williams Manual of Obstetrics. USA:
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21 67770
Tsen LC. Anesthesia for Obstetric Care and Gynecologic Surgery. Dalam: Longnecker DE, Brown
DL, Newman MF, Zapol WM, editor. Anesthesiology. New York: McGraw-Hill; 2008: p. 1488
Kapoor R, Min JC, Leffert L. Anesthesia for Obstetrics and Gynecologic. Dalam: Dunn PF, editor.
Jayakusuma, AAN. 2009. Manajemen risiko pada preeklampsia (Upaya menurunkan kejadian
2(2):1 – 6
26