Pengadaan
Surat perjanjian > 200 juta > 200 juta > 200 juta > 100 juta
02 Lumsum
Lumsum
04
Kontrak Payung
01 05
Biaya Plus Imbalan
JK 02 Waktu Penugasan
01
Harga Satuan
03
02 Lumsum
Kontrak Payung
(Khusus JK Non Konstruksi)
PK 03 Gabungan
04
Putar Kunci
05
Biaya Plus Imbalan
JENIS KONTRAK
No. Jenis Kontrak Ketentuan
1 Lumsum Merupakan kontrak dengan ruang lingkup pekerjaan dan jumlah harga yang
pasti dan tetap dalam batas waktu tertentu, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia;
b. berorientasi kepada keluaran; dan
c. pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan
sesuai dengan Kontrak.
2 Harga Satuan Merupakan kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
dengan harga satuan yang tetap untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan
dengan spesifikasi teknis tertentu atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam
batas waktu yang telah ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada saat
Kontrak ditandatangani;
b. pembayaran berdasarkan hasil pengukuran bersama atas realisasi volume
pekerjaan; dan
c. nilai akhir Kontrak ditetapkan setelah seluruh pekerjaan diselesaikan.
3 Gabungan Lumsum Merupakan kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/jasa Lainnya
dan Harga Satuan gabungan Lumsum dan Harga Satuan dalam 1 (satu) pekerjaan yang
diperjanjikan.
JENIS KONTRAK
No. Jenis Kontrak Ketentuan
4 Putar Kunci Merupakan suatu perjanjian mengenai pembangunan suatu proyek dalam
hal Penyedia setuju untuk membangun proyek tersebut secara lengkap
sampai selesai termasuk pemasangan semua perlengkapannya sehingga
proyek tersebut siap dioperasikan atau dihuni
5 Biaya Plus Imbalan Merupakan jenis Kontrak yang digunakan untuk Pengadaan Barang/
Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dalam rangka penanganan keadaan
darurat dengan nilai Kontrak merupakan perhitungan biaya aktual ditambah
imbalan dengan persentase tetap atas biaya aktual atau imbalan dengan
jumlah tetap.
6 Waktu Penugasan Merupakan Kontrak Jasa Konsultansi untuk pekerjaan yang ruang lingkupnya
belum bisa didefinisikan dengan rinci dan/atau waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan belum bisa dipastikan.
7 Payung Berupa kontrak harga satuan dalam periode waktu tertentu untuk barang/
jasa yang belum dapat ditentukan volume dan/atau waktu pengirimannya
pada saat Kontrak ditandatangani.
KONTRAK TAHUN
JAMAK
Pekerjaan yang
> 12 bulan 13 Penyelesaiannya lebih dari 12
bulan
Pekerjaan yang
< 12 bulan Penyelesaiannya lebih dari 1
tahun anggaran
Kuitansi
Surat Perjanjian
Surat Pesanan
Sumber Slide : LKPP
Sumber Slide : LKPP
Kontrak Swakelola
Tipe 2, 3, 4 Penandatanganan
Kontrak Swakelola
5
Pembahasan Rancangan
KONTRAK kontrak antara K/L/PD
penanggungjawab Kedua pihak
PADA Anggaran dengan menyepakati klausul
SWAKELOLA pelaksana Swakelola 3 Kontrak Swakelola
2
Rancangan Kontrak Menyampaikan Rancangan
Swakelola 1 kontrak ke Pelaksana
Swakelola
STRATEGI PERUMUSAN RANCANGAN
KONTRAK PENGADAAN
Kekuatan awal dan utama dari
Strategi Perumusan
penyelenggaraan Kontrak adalah penyusunan
Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Rancangan Kontrak
3 Menyusun rancangan
7 Penandatanganan kontrak
Contoh
Model Rancangan Kontrak
❑ Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun 2021
Barang
Menjadi bagian dari Model
Dokumen Pemilihan,
pada Lampiran 4, 5, dan 6 Nonkonstruksi Jasa lainnya
Jasa konsultan
Rancangan nonkonstruksi
kontrak
Pekerjaan
konstruksi
Konstruksi
Jasa konsultan
konstruksi
STRUKTUR RANCANGAN KONTRAK JASA KONSTRUKSI
BERDASARKAN PERATURAN LKPP NOMOR 12 TAHUN 2021
Jasa Konstruksi
SSUK SSUK Badan usaha Badan usaha SSUK SSUK Badan usaha Badan Usaha
Nonkonstruksi
Jasa konsultan
Barang Jasa lainnya
nonkonstruksi
PEKERJAAN JASA
BARANG JASA LAINNYA
KONSTRUKSI KONSULTANSI
Apabila Penyedia tidak dapat menunjukan bukti sertifikat maka Pejabat Penandatangan
Kontrak meminta Penyedia untuk mengganti personel yang memenuhi persyaratan yang
sudah ditentukan. Penggantian personel harus dilakukan dalam jangka waktu mobilisasi dan
sesuai dengan kesepakatan.
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) / Surat Perintah
Pengiriman (SPP)
SPMK → PK / JL / JK 5
4,5
3,5
SPP → B 2,5
1,5
0,5
1 2 3
Ketentuan
• Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak
• Menambah dan/atau mengurangi jenis kegiatan
• Mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kondisi lapangan atau
• Mengubah jadwal pelaksanaan
• Penambahan nilai Kontrak akhir tidak melebihi 10% dari nilai kontrak awal dan
tersedia anggaran
• Untuk pemeriksaan dalam rangka perubahan kontrak, Pejabat Penandatangan
Kontrak dapat menetapkan tim atau tenaga ahli.
Perubahan Kontrak Pada Pekerjaan Konstruksi :
Ketentuan :
• Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan
dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen
Kontrak, PPK bersama Penyedia dapat melakukan perubahan pekerjaan
Bentuk perubahan :
Ketentuan :
• Dalam hal tidak terjadi perubahan kondisi lapangan namun ada perintah perubahan
dari PPK, PPK bersama Penyedia dapat menyepakati perubahan pekerjaan
Bentuk perubahan :
Ketentuan :
• Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK secara tertulis kepada Penyedia kemudian
dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan yang
tercantum dalam Kontrak awal.
• Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara sebagai dasar penyusunan adendum
Kontrak.
• Untuk perubahan kegiatan / pekerjaan / spesifikasi / gambar pekerjaan yang baru dilaksanakan
oleh Penyedia setelah dilakukannya perubahan kontrak.
• Dalam hal perubahan pekerjaan mengakibatkan penambahan Harga Kontrak, perubahan
Kontrak dilaksanakan dengan ketentuan penambahan Harga Kontrak akhir tidak melebihi 10%
(sepuluh perseratus) dari harga yang tercantum dalam Kontrak awal dan tersedianya anggaran.
• Perubahan kontrak yang berhubungan dengan penggunaan keuangan, harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan PA/KPA, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kontrak Kritis
1. Dalam periode I (rencana fisik
pelaksanaan 0% - 70% dari Kontrak),
selisih keterlambatan antara realisasi
fisik pelaksanaan dengan rencana
lebih besar 10%
2. Dalam periode II (rencana fisik
pelaksanaan 70% - 100% dari
Kontrak), selisih keterlambatan antara
realisasi fisik pelaksanaan dengan
rencana lebih besar 5%;
3. Dalam periode II (rencana fisik
pelaksanaan 70% - 100% dari
Kontrak), selisih keterlambatan antara
realisasi fisik pelaksanaan dengan
rencana pelaksanaan kurang dari 5%
dan akan melampaui tahun anggaran
berjalan.
1. Pada saat Kontrak dinyatakan kritis, Pengawas Pekerjaan memberikan
peringatan secara tertulis kepada Penyedia dan selanjutnya menyelenggarakan
Rapat Pembuktian (SCM) Tahap I.
2. Dalam SCM Tahap I, PPK, Pengawas Pekerjaan dan Penyedia membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh Penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba pertama) yang dituangkan dalam Berita Acara
SCM Tahap I.
3. Apabila Penyedia gagal pada uji coba pertama, maka PPK menerbitkan Surat
Peringatan Kontrak Kritis I dan harus diselenggarakan SCM Tahap II yang
membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh
Penyedia dalam waktu tertentu (uji coba kedua) yang dituangkan dalam Berita
Acara SCM Tahap II.
4. Apabila Penyedia gagal pada uji coba kedua, maka PPK menerbitkan Surat
Peringatan Kontrak Kritis II dan harus diselenggarakan SCM Tahap III yang
Penanganan membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh
KontrakKritis Penyedia dalam waktu tertentu (uji coba ketiga) yang dituangkan dalam Berita
Acara SCM Tahap III.
5. Apabila Penyedia gagal pada uji coba ketiga, maka PPK menerbitkan Surat
Penanganan kontrak kritis dilakukan dengan
rapat pembuktian (Show Cause Meeting) Peringatan Kontrak Kritis III dan PPK dapat melakukan pemutusan Kontrak
secara sepihak dengan mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata.
6. Apabila uji coba berhasil, namun pada pelaksanaan pekerjaan selanjutnya
Kontrak dinyatakan kritis lagi maka berlaku ketentuan SCM dari awal.
Penyesuaian Harga
13 18
Tahun 1 Tahun 2
Dihitung mulai diberlakukan untuk
bulan ke-13 masa pelaksanaan >
18 bulan
Keadaan Kahar
• Pelaksanaan kontrak dapat dihentikan.
• Dalam hal pelaksanaan kontrak dilanjutkan, para pihak dapat melakukan
perubahan kontrak.
• Perpanjangan waktu untuk penyelesaian kontrak dapat melewati Tahun
Anggaran.
• Tindak lanjut setelah terjadinya keadaan kahar diatur dalam Kontrak.
Penghentian Kontrak atau Berakhirnya Kontrak
Dalam hal Penyedia gagal menyelesaikan pekerjaan sampai masa pelaksanaan kontrak
berakhir, namun Pejabat Penandatangan Kontrak menilai bahwa Penyedia mampu
menyelesaikan pekerjaan, Pejabat Penandatangan Kontrak memberikan kesempatan
Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan dengan pengenaan sanksi denda
keterlambatan.
Denda dan Ganti Rugi
1. Sanksi finansial yang dikenakan
kepada Penyedia sesuai ketentuan
yang berlaku karena terjadinya cidera
janji/wanprestasi yang tercantum
dalam Kontrak.
2. Sanksi finansial dapat berupa sanksi
ganti rugi atau denda keterlambatan.
3. Cidera janji/wanprestasi dapat berupa
kegagalan bangunan, menyerahkan
jaminan yang tidak bisa dicairkan,
melakukan kesalahan dalam
perhitungan volume hasil pekerjaan
berdasarkan hasil audit, menyerahkan
barang/jasa yang kualitasnya tidak
sesuai dengan Kontrak berdasarkan
hasil audit, dan keterlambatan
penyelesaian pekerjaan.
PEMBAYARAN PRESTASI KERJA
1. Pembayaran dilakukan dengan mengacu ketentuan dalam Kontrak dan tidak boleh melebihi
kemajuan hasil pekerjaan yang telah dicapai dan diterima oleh Pejabat Penandatangan Kontrak.
2. Pembayaran dilakukan terhadap pekerjaan yang sudah terpasang, tidak termasuk bahan/material
dan peralatan yang ada di lokasi pekerjaan.
3. Pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan atau sistem termin atau pembayaran secara
sekaligus setelah kemajuan hasil pekerjaan dinyatakan diterima sesuai ketentuan dalam Kontrak.
4. Pembayaran bulanan/termin dipotong angsuran uang muka, uang retensi (untuk pekerjaan yang
mensyaratkan masa pemeliharaan) dan pajak. Untuk pembayaran akhir, dapat ditambahkan
potongan denda apabila ada.
5. Untuk pekerjaan yang di subkontrakkan, permintaan pembayaran dilengkapi bukti pembayaran
kepada subpenyedia/subkontraktor sesuai dengan kemajuan hasil pekerjaan.
6. Pembayaran termin terakhir hanya dapat dilakukan setelah seluruh pekerjaan selesai 100%
(seratus persen) sesuai dengan ketentuan yang termuat dalam Kontrak dan para pihak
menandatangani Berita Acara Serah Terima pekerjaan.
7. Untuk pekerjaan yang mensyaratkan masa pemeliharaan, uang retensi dibayarkan setelah masa
pemeliharaan berakhir (serah terima kedua/FHO). Dalam hal masa pemeliharaan berakhir pada
tahun anggaran berikutnya yang menyebabkan retensi tidak dapat dibayarkan, maka uang retensi
dapat dibayarkan dengan syarat Penyedia menyampaikan Jaminan Pemeliharaan senilai uang
retensi tersebut.
STANDAR KOMPETENSI
DALAM KONTRAK
KOMPETENSI TEKNIS PENGADAAN
01 02 03 04
Procure as worship
fahrurrazi.id