Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA PAMEKASAN

TENTANG Hak Asuh Anak (STUDI PUTUSAN NOMOR


0422/Pdt.G/2021/PA.Pmk)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Putusan Peradilan Agama
Diampu Oleh Ibu Dr. Hj. Musawwamah, M. Hum.

Oleh :
Sheptyka Fitri Amiliya
(19382012033)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
2022
Berdasarkan Pasal 45 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan ayat (1), bahwa kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik
anak-anak mereka sebaik-baiknya, dan pada ayat (2) juga dijelaskan, bahwa
dalam ayat (1) ini berlaku sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri,
kewajiban mana berlaku terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus.
Peran ayah dan ibu disini sangat penting terhadap anaknya meskipun diantara
keduanya itu telah terjadi perceraian. Dan terkait dengan hak asuh anak setelah
perceraian pengadilan dapat mengabulkan perkara hak-hak anak apabila terdapat
alasan-alasan yang sesuai dan dibenarkan oleh hukum, maupun pertimbangan
hakim bahwa anak tersebut masih dibawah umur. Apabila anak tersebut masih
dibawah umur, maka ia berhak mendapatkan hadhanah dari ibunya. Hal ini
berdasarkan Pasal 105 huruf (a), bahwa pemeliharaan anak yang belum mumayyiz
atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya. Dan tidak dapat dipungkiri juga
bahwa sosok ibulah yang dapat mengayomi karena perilakunya yang lemah
lembut dalam mendidik anak.

Dalam hal ini, meskipun ibu yang berhak menjadi hadhanah terhadap anak
dibawah umur, namun ayah disini tidak boleh mengabaikan kewajibannya untuk
tetap memberikan nafkah terhadap anaknya. Karena pada saat terjadi perceraian
yang bertanggungjawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang
diperlukan anak adalah ayah , kecuali apabila ayah dalam kenyataannya tidak
dapat memenuhi kewajiban tersebut, maka Pengadilan dapat menentukan bahwa
ibu ikut memikul biaya anak tersebut . Hal ini juga disebutkan dalam Kompilasi
Hukum Islam (KHI) Pasal 105 Huruf (c), bahwa biaya pemeliharaan itu
ditanggung oleh ayahnya. Oleh karena itu, peran keduanya itu penting sekali
sebagai orang tua untuk kepentingan anaknya apalagi anak tersebut masih
dibawah umur dan masih menempuh pendidikan yang memerlukan perhatian
lebih dari orang tuanya.
Hasil Analisis putusan nomor 0422/Pdt.G/2021/PA.Pmk

1. Dari hasil pembacaan naskah putusan diketahui bahwa hakim PA Pamekasan


mengabulkan gugatan penggugat seluruhnya dengan verstek Pasal 125 ayat (1),
HIR, karena pihak tergugat yang dipanggil secara resmi dan patut tidak hadir
dalam persidangan. dan menyatakan bahwa anak tersebut dalam pemeliharaan
(hadhanah) Penggugat. Hal ini dilakukan karena berdasarkan alasan-alasan dan
saksi-saksi yang sesuai dengan gugatan yang diajukan penggugat, sebagaimana
diterangkan dalam gugatan itu bahwa selama ini anak tersebut sudah tinggal
bersama Penggugat dan sejak saat itu tergugat tidak memberikan nafkah
terhadap anaknya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa duduk perkara
dalam putusan ini adalah meminta hak asuh anak berada dalam pemeliharaan
(hadhanah) dari ibunya.

2. Pertimbangan hukum yang digunakan hakim dalam putusan itu adalah Pasal
105 huruf (a) dan Pasal 156 huruf (a) Kompilasi Hukum Islam, Pasal 41 huruf
(b) Undang-Undang No.1 Tahun 1974, dan Pasal 45 ayat ( 2 ) Undang-Undang
No.1 tahun 1974.

3. Metode penemuan hukum yang digunakan hakim dalam putusan itu adalah
metode penafsiran sistematis atau logis dan mempertimbangkan asas Maslahah.

4. Posisi putusan telah memenuhi asas kepastian hukum karena putusan itu
sebagai bentuk atau pernyataan legalitas atas pemeliharaan atau hadhanah
terhadap anak masih dibawah umur yang merupakan hak dari ibunya.

Anda mungkin juga menyukai