Anda di halaman 1dari 1

Arbitrase merupakan suatu perbuatan hukum dimana ada pihak (dua orang

atau lebih/dua kelompok atau lebih) yang menyerahkan sengketa kepada


arbiter atau beberapa arbiter yang disepakati oleh para pihak dengan
tujuan memperoleh suatu keputusan yang bersifat final dan mengikat.

 Di Indonesia sendiri payung hukum yang mengatur mengenai lembaga


arbitrase serta tata cara penyelesaian perkara dijumpai dalam Undang-
Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa.

letak rujukan ketentuan yang mengatur arbitrase dalam tata hukum di


Indonesia yakni sebagai berikut :
1. Landasan arbitrase pasal 377 HIR.
"Jika orang Indonesia dan orang Timur Asing menghendaki perselisihan
mereka diputuskan oleh juru pisah maka mereka wajib menuruti peraturan
pengadilan perkara yang berlaku bagi bangsa Eropa". Hal ini berarti
memberi kemungkinan bagi para pihak yang bersengketa untuk
menyelesaikan perkara mereka diluar pengadilan, yaitu melalui arbitrase.
2. Landasan arbitrase pasal 615 - 651 Rv.
Dalam buku ketiga Reglement Acara Perdata (Rv) pada bab pertama diatur
mengenai ketentuan putusan hakim (arbiter) mulai dari pasal 615 - pasal
651. Pasal - pasal ini wajib diterapkan sebagai landasan hukum umum
kearbitrasean sejak zaman dulu sampai sekarang.
3. Landasan UU No. 30 tahun 1999.
Penyelesaian perkara diluar pengadilan atas dasar perdamaian atau
melalui arbitrase tetap diperbolehkan, akan tetapi putusan arbitrase hanya
mempunyai kekuatan eksekutorial setelah memperoleh izin atau perintah
untuk dieksekusi dari pengadilan.

Sumber :

Modul HKUM4409

Anda mungkin juga menyukai