Berarti fungsi Gibbs suatu sistem ( pada T dan P tetap ), akan berkurang selama proses terbalikkan
berlangsung dan menjadi minimum pada akhir keadaan setimbang.
2. Jelaskan hubungan matematis antara perubahan energi bebas dengan tetapan kesetimbangan.
A(g) ↔ B(g)
Jika 1 mol gas A dimasukan kedalam tabung pada tekanan tertentu, dimana pada awalnya hanya ada
gas A, maka sejalan dengan waktu, A(g) terurai menjadi B(g), dan energi bebas total sistem berubah.
Dan menghasilkan :
Reaksi akan menuju kearah produk selama energi bebas sistem menurun(GB lebih kecil dari GA).
Pada titik dimana tekanan A dan Tekanan B mencapai harga Pe A dan Pe B atau GA = GB, sistem
dikatakan mencapai keadaan kesetimbangan. Oleh karena A(g) pada tekanan Pe A dan B(g) pada
tekanan Pe B memiliki energi bebas sama tapi berlawanan tanda, maka ∆G = 0. pada keadaan ini
sistem mencapai energi bebas minimum. Pada titik ini tidak ada lagi daya dorong untuk mengubah
A(g) menjadi B(g) atau sebaliknya, sehingga sistem tetap pada posisi ini. Dengan kata lain, tekanan
A(g) dan B(g) tidak berubah terhadap waktu.
Hubungan antara energi bebas dan tetapan kesetimbangan diperoleh dari persamaan
G = ∆G° + RT In Q
∆G° = - RT In K
Tetapan kesetimbangan yang ditentukan dari persamaan ini disebut kesetimbangan termodinamik.
3. Dengan contoh-contoh dari sumber-sumber lain: hitung perubahan energi bebas Gibbs standar
dari data reaksi kesetimbangan.
S° ( J. K −1 )
+¿¿
H 0
−¿¿
Br 82,4
NO 2 240,1
Br2 152,2
HNO2 135,6
Reaksi setara :
+¿¿ −¿¿
2H 2 Br + 2 NO 2 Br2 + 2 HNO 2
= - 127,64 kJ
Reaksi kesetimbangan kimia bersifat dinamis, artinya secara makroskopis kita tidak melihat
suatu perubahan ataupun, secara mikroskopis terus terjadi pergerakan molekul – molekul yang
bereaksi. Adanya gangguan dari luar terhadap sistem kesetimbangan menyebabkan sistem tidak lagi
berada dalam kesetimbangan. Untuk menanggapi gangguan tersebut, maka sistem kesetimbangan
akan mengurangi gangguan tersebut dengan cara melakukan pergeseran kesetimbangan ke arah
produk atau ke arah reaktan samapai sistem kembali ke keadaan kesetimbangan.
Dengan menggunakan tetapan kesetimbangan dan persamaan Van’t Hoff kita dapat
menentukan secara kuantitatif pengaruh tekanan dan temperatur pada letak kesetimbangan dalam
suatu reaksi bolak-balik. Secara kualitatif hal ini dijelaskan dengan prinsip berubahnya
kesetimbangan yang dikembangkan secara tidak bersamaan ole H. Le Chaterlier (1885) dan F. Braun
(1882) yang menyatakan bahwa :
“ Jika terjadi suatu perubahan pada salah satu faktor, seperti temperatur atau tekanan, dan terdapat
suatu kesetimbangan, maka kesetimbangan tersebut akan berusaha untuk mengurangi pengaruh
dari perubahan tersebut. “
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran kesetimbangan menurut Le Chatelier
adalah:
1.Perubahan Konsentrasi
Jika konsentrasi suatu zat diperkecil akan bergeser ke zat yang diperkecil.
2.Perubahan Tekanan
Jika tekanan suatu zat diperkecil akan bergeser ke koefisien gas yang besar.
3.Perubahan Volume
Jika volume suatu zat diperkecil akan bergeser ke koefisien gas yang kecil.
4.Perubahan Suhu
Jika suhu suatu zat diturunkan akan bergeser ke arah reaksi yang ΔH \Delta H ΔH negatif (eksoterm).
5.Penambahan Katalisator
Katalisator bukanlah faktor pergeseran kesetimbangan, melainkan zat laju yang mempercepat reaksi
dengan cara menurunkan energi aktivasi. Penambahan katali akan mempercepat terjadinya keadaan
setimbang, dan komposisi zat zat saat setimbang tidak berbeda jika digunakan katalis atau tidak
5. Jelaskan pengaruh suhu, tekanan, volume, dan penambahan zat inert terhadap terhadap
keadaan kesetimbangan
Mengubah konsentrasi bahan kimia akan menggeser kesetimbangan ke sisi yang berkurang
konsentrasinya. Contohnya adalah kesetimbangan karbon monoksida dengan gas hidrogen
menghasilkan metanol.
CO+ 2 H 2 = CH 3OH
Dengan menggunakan asas Le Chateller, dapat diprediksi bahwa jumlah matanol akan meningkat,
dan konsentrasi CO akan turun. Jika ada zat yang ditambahkan pada sistem, maka reaksi akan
mengarah pada sisi yang zatnya tidak ditambahkan. Dengan kata lain, pengurangan zat akan
menyebabkan reaksi “ pengisian kekosongan “ dan reaksi mengarah pada sisi zat yang dikurangi.
Dapat disimpulkan bahwa reaksi akan bergeser ke arah zat yang tidak ditambahkan (atau dikurangi)
konsentrasinya.
Pengaruh perubahan suhu dalam kesetimbangan dapat dijelaskan dengan menggabungkan panas
baik sebagai reaktan atau produk.