Penyusunan strategi ditentukan oleh misi yang komprehensif dan tegas, serta penuh
keberhati-hatian dalam menilai lingkungan eksternal, keterbukaan institusi dalam menyadari
kekuatan dan kelemahan. Hal yang dimaksud berperan dan mengindentifikasi acaman dan
peluang di masa depan, serta membuat keputusan strategik yang mampu meminimumkan
ancaman dan meningkatkan peluang dari institusi bersangkutan. Kondisi tersebut dapat
dijabarkan pada gambar diatas, yang memuat inergi dari faktor internal (kekuatan dan
kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang dikenal sebagai SWOT, yang
menghasilkan pendorong (kekuatan-peluang), penghambat (kelemahan-ancaman) dan
potensi (kelemahan-peluang atau kekuatan-ancaman). Masing-masing komponen swot
diartikan :
Kekuatan adalah sumber daya atau kapasitas organisasi yang dapat digunakan
secara efektif dalam mencapai tujuannya.
Kelemahan adalah keterbatasan, toleransi ataupun cacat dari organisasi yang dapat
menghambat pencapaian tujuannya.
Peluang adalah situasi mendukung dalam suatu organisasi yang digambarkan dari
kecenderungan atau perubahan sejenis atau pandangan yang dibutuhkan untuk
meningkatkan permintaan produk/jasa dan memungkinkan organisasi untuk
meningkatkan posisinya melalui suplai.
Ancaman adalah situasi tidak mendukung (hambatan, kendala atau berbagai unsur
eksternal lainnya) dalam lingkungan organisasi, yang potensial untuk merusak
strategi yang telah disusun, sehingga menimbulkan masalah, kerusakan atau
kekeliruan.
Ilustrasi penerapan strategi dalam industri pangan adalah implementasi sistem mutu
dan keamanan pangan nasional dengan analisi SWOT yang dapat mengindentifikasi
kekuuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi. Dari hasil analisis tersebut
ditetapkan kebijakan yang harus ditempuh, serta disusun strategi, program dan kegiatan
yang perlu dilakukan untuk menjamin dihasilkannya produk pangan yang memenuhi
persyaratan mutu dan keamanan untuk perdagangan domestik maupun global, yaitu melalui
pendekatan HACCP untuk menghasilkan produk yang aman, serta mengacu pada ISO 9000
(QMS) atau tepatnya ISO 9001:2008 untuk menghasilkan produk konsisten dan ISO 1400
(EMS) atau tepatnya ISO 14001:2004 untuk menjamin produk pangan berwawasan
lingkungan. Dalam hal ini pengembangan sistem mutu dan keamanan pangan nasional
menekankan penerapan sistem jaminan mutu untuk setiap mata rantai dalam pengolahan
pangan, yaitu GAP/GAF (Good Agriculture/Farming Practices) dalam kegiatan penanganan,
GMP (Good Distribution Facturing Practices) dalam kegiatan pengolahan, GDP (Good
Distribution Practices) dalam kegiatan distribusi, GRP (Good Retailing Practices) dalam
kegiatan pemasaran dan GCP (Good Catering Practices) dalam kegiatan ditingkat konsumen.
2. Sebagai seorang calon manajerial di industri pangan perlu membekali diri dengan
keterampilan manajerial. Jelaskan jenis keterampilan manajerial yang perlu dikuasai di
bidang industri pangan!
Selain tiga keterampilan dasar diatas, juga diperlukan keterampilan dasar tambahan
yang perlu dimiliki manajer, yaitu :
Keterampilan manajemen waktu.
Hal ini merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seseorang manajer
menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana, agar waktunya tidak
terbuang atau merugikan perusahaan/organisasi, baik uang dan produktvitas.
Keterampilan membuat keputusan.
Hal ini merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara
terbaik/alternatif dalam memecahkan (evaluasi dan implementasi). Kemampuan ini
atau membuat keputusan adalah hal utama bagi seorang manajer, terutama bagi
kelompok manajer atas (top manajer) melalui keterampilan administratif dan
kemanusiaan.
Enam keterampilan mana yang relatif lebih penting tergantung pada tipe organisasi.
Tingkatan manajerial dan fungsi yang sedang dilaksanakan. Setiap keterampilan yang
dimaksud harus dimiliki oleh setiap manajer, namun untuk tingkatan manajemen berbeda
akan berbeda pula proporsi masing-masing kebutuhan atas keterampilan-keterampilan
tersebut. Sebagai contoh, manajer puncak lebih membutuhkan keterampilan konseptual
dibandingkan dengan manajerial lini pertama. Bila digabungkan hal yang telah disampaikan,
maka ada persamaan pandangan dan pendapat, dimana pengawasan yang melibatkan
banyak keterampilan kemanusiaan dan teknik, merupakan kegiatan dominan bagi
manajemen tingkat menengah dan bawah. Sedangkan perencanaan yang memerlukan
keterampilan konseptual merupakan kegiatan dominan bagi manajer puncak.
Pengorganisasian dan pengelolaan SDM dalam pelaksanaannya dipengaruhi oleh
adanya perubahan ekonomi dan teknologi, ketersediaan tenaga kerja dan masalah mutu, isu
demografi dan keragaman, serta restrukturisasi organisasi. Oleh karena itu diperlukan suatu
pola pikir strategik, yaitu : (1) where we are now? (2) where do we want to be? (3) how do
we get from here to there? (4) how did we go where are we now?. Hal tersebut dapat
dijabarkan dari kemampuan memahami pelanggan ; kepemimpinan, visi dan nilai ;
kesempurnaan operasional ; dan menarik orang. Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan
enam keterampilan manajemen yang harus dikembangkan seorang pemimpin dalam bekerja
menciptakan tim efektif bermutu melalaui langkah-langkah seperti (1) observasi berupa
pengamatan dan kunjungan rutin ke lingkungan kerja untuk meningkatkan hasil, (2)
memonitor kinerja karyawan melalaui penilaian dan evaluasi untuk mencapai tujuan, baik
kelompok maupun individu, (3) pelaksanaan programpengembangan profesional untuk
mengevaluasi untuk memperkuat keterampilan lemah dalam tim, (4) menunjukan
bekerjanya pengetahuan dan keahlian melalui konsultasi teratur dengan para ahli yang
terlibat dalam departemen untuk menjaga keseluruhan gambaran yang akurat dan
informasi, (5) bijaksana dalam mengambil keputusan dengan mempertimbangkan semua
faktor yang berbeda, serta dipadukan dengan kemamuan dan fleksi-bilitas untuk
beradaptasi, (6) kemampuan perilaku dan evaluasi penelitian sebagai cara penting untuk
merencanakan dan mempersiapkan masa depan.
3. Buatlah contoh rancangan pengembangan produk industri pangan berbasis nabati dalam
jangka waktu 5 tahun!
Tahun Perencanaan
1 2 3 4 5
Uji coba lini 1. Snack ekstrusi 1. Snack 1. Keripik 1. Breakfast
produksi Beras ekstrusi dari goreng cereal
ekstrusi dan Grists bahan tepung berlapis cita 2. Snack goreng
lini baking jagung 2. Produk rasa ekstrusi
Saw ut ubi bakery dari 2. Breakfast berlapis cita
kayu bahan cereal rasa
Saw ut ubi komposit 3. Snack 3.
jalar serelia dan goreng Pengembangan
2. Produksi umbi-umbian ekstrusi produk snak
bakteri bahan 3. Keripik berlapis dan keripik
gandum dan goreng citarasa dengan
tepung umbi- 4. Keripik fortifikasi dan
umbian goreng suplementasi
Roti dan berlapis cita 4.
sejenisny rasa dari Pengembangan
a bahan produk dengan
Biskuit komposit berbagai
Cookies serelia dan komponen cita
Cracker umbi-umbian rasa
4. Dalam suatu organisasi, manajemen dibagi tiga level tingkatan yaitu manajer puncak,
menengah dan manajemen lini/pertama. Jelaskan perbedaannya berikan contoh aktivitis
ketiga tingkatan manajemen tersebut?
Manajemen Lini atau manajemen tingkat pertama, yaitu tingkatan yang paling
rendah dalam suatu organisasi, dimana seseorang yang bertanggung jawab atas
pekerjaan orang lain, misalnya mandor atau pengawas produksi dalam suatu pabrik,
pengawas teknik suatu bagian penelitian dan lain sebagainya.
Manajemen Menengah (Middle Manager) yaitu mencakup lebih dari satu tingkatan
di dalam organisasi. Manajer menengah mengarahkan kegiatan manajer lain, juga
mengarahkan kegiatan-kegiatan yang melaksanakan kebijakan organisasi.
Contohnya, Kepala Bagian yang membawahi kelapa seksi, kepala divisi dan lain
sebagainya.
Manajemen Puncak (Top Manager), terdiri atas kelompok relatif kecil, yang
bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan organisasi. Manajemen yang
menetapkan kebijaksanaan operasional dan membimbing hubungan organisasi
dengan lingkungannya. Sebutan yang khas untuk manajemen puncak ini adalah
Chief Executive Officer (Direktur Utama), Presiden dan Senior Vice President.