Anda di halaman 1dari 13

PROTOKOL PENELITIAN

PENERAPAN KOMPRES ICE PACK UNTUK MENURUNKAN NYERI


PERINEUM PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKTI BAKTI
TIMAH PANGKALPINANG

KETUA:

ARDELIA AMANAH
NIM 201440104

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


PANGKALPINANG
JANUARI 2023

HALAMAN PENGESAHAN

1
Judul : PENERAPAN KOMPRES ICE PACK UNTUK
MENURUNKAN NYERI PERINEUM PADA IBU
POST PARTUM DI RUMAH SAKTI BAKTI
TIMAH PANGKALPINANG
Peneliti Utama : Ardelia Amanah
NIM : 201440104
Jabatan Fungsional : -
Program Studi : D III Keperawatan
Nomor HP : 085229437820
Alamat Surat (e-mail) : deaadel200@gmail.com

Pembimbing Pangkalpinang, Januari 2023


Ketua

Erni Chaerani, S.Pd, MKM Ardelia Amamah


NIP 196806151991032003 NIM 201440104

Mengesahkan
Ka. Jurusan Keperawatan

Erni Chaerani, S.Pd, MKM


NIP 196806151991032003

2
RINGKASAN PENELITIAN
Latar Belakang:
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyakit
menular yang menyebabkan kesakitan dan kematian utama diseluruh
dunia. ISPA adalah penyakit saluran pernapasan yang menginfeksi bagian
saluran pernapasan maupun saluran pernapasan bawah yang terjadi di
beberapa bagian seperti alveoli, pleura, sinus, dan rongga telinga bagian
tengah yang ini terjadi berlangsung selama 14 hari (Saktiansyah dkk,
2020). Sekitar 4 juta anak meninggal setiap tahun akibat ISPA dengan
sebesar 98% dari kematian tersebut disebabkan oleh pneumonia,
bronkitis, dan emfisema. Kematian bayi di bawah usia 5 tahun sangat
tinggi, terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah. ISPA
merupakan salah satu penyakit yang paling sering dikonsultasikan atau
ditangani di pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan anak
(World Health Organization, 2020).
Data dari referensi Riskesdas (2018) diperoleh bahwa prevalensi
ISPA di Indonesia sejumlah 9%. Prevalensi ISPA tertinggi terjadi
dikalangan kelompok umur 1-4 tahun dengan sebesar 32,4%. Prevalensi
ISPA dengan jenis kelamin laki laki berjumlah 9 % dan perempuan 9,7%.
ISPA dengan jenis tempat tinggal diperkotaan sejumlah 9% dan
perdesaan 9,7%. Kasus ISPA terbanyak yang ada di Indonesia terjadi di
beberapa daerah seperti Nusa Tenggara Timur 15,4%, yang di ikuti oleh
daerah Papua 13,1%, Papua Barat 12,3% dan Bangka Belitung 6,9%.
Berdasarkan hasil Riskesdas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
(2018) prevalensi ISPA di Bangka Belitung sebesar 6,91% orang yang
mengalami sebesar 12.567 orang. Prevalensi ISPA pada balita dengan
kelompok umur 0-11 bulan 3,51%, 12-23 bulan 7,94%, 24-35 bulan 9,91%,
36-47 bulan 6,68%, 48-59 bulan 12,71%. Pravelensi dikabupaten yang ada
di Bangka Belitung yaitu dikabupaten Bangka Selatan 12,98%,

3
2

kota Pangkalpinang 9,38%, dikabupaten Bangka Barat 8,58%,


dikabupaten Bangka 6,76%.
Data dari rekam medis di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang
di dapatkan bahwa anak ISPA selama tiga tahun terakhir pada tahun 2020
- 2022 sebanyak 41 orang. Pasien anak ISPA paling banyak terjadi dengan
jenis kelamin perempuan dengan kelompok umur 0-14 tahun. Pasien
Anak ISPA dalam rentang tahun 2020 – 2022 terjadi penurunan pada
kasus dengan masalah ISPA. Kasus anak yang mengalami ISPA pada tahun
2020 sebanyak 33 orang pada tahun 2021 sebanyak 5 orang dan tahun
2022 sebanyak 3 orang.
Wijayaningsih (2013) menyatakan penyakit ISPA dapat disebabkan
oleh bakteri dan virus, bakteri Stafilokokus dan Streptokokus serta virus
Influenza. Faktor lain penyebab ISPA pada anak yaitu rendahnya asupan
antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi lingkungan. ISPA
dapat menimbulkan tanda dan gejala berupa pilek, sakit tenggorakan,
batuk, demam, dan sakit kepala. Wong & Donna (2015) menyatakan
tanda dan gejala tersebut dapat menimbulkan masalah keperawatan
yaitu bersihan jalan napas tidak efektif yang disebabkan adanya
penumpukan sekret sehingga mengakibatkan gangguan pertukaran
oksigen. Kondisi tersebut jika tidak ditangani akan menyebabkan
kematian.
Upaya yang dapat meminimalisir pada anak yang mengalami ISPA
dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu terapi farmakologis dan terapi non
farmakologis. Terapi farmakologis yang dapat dilakukan dengan
memberikan obat-obatan, vitamin C, dan vaksinasi. Terapi non
farmakologis yang dapat dilakukan yaitu istirahat total, peningkatan
intake cairan, penyuluhan kesehatan sesuai penyakit, memberikan terapi
komplementer seperti fisioterapi dada dan inhalasi uap dengan minyak
kayu putih (Wulandari & Meira, 2016).
3

Inhalasi uap adalah pemberian obat dalam bentuk uap langsung


menuju alat pernafasan (hidung dan paru-paru) menggunakan alat
cerobong yang bertujuan untuk mencairkan dahak / lendir dari paru-paru
yang menutupi saluran pernafasan sehingga nafas kembali normal
(Meliyani dkk., 2020). Penghirupan dapat dilakukan dengan atau tanpa
obat. Bahan-bahan yang tersedia untuk inhalasi sederhana salah satunya
yaitu dengan minyak kayu putih. Minyak kayu putih diekstraksi dari
tanaman Malaleuca leucadendra, yang mengandung eucalyptol (cineole).
Cineol memiliki efek mengencerkan dahak, memperlancar pernapasan,
mengurangi peradangan dan derajat eksaserbasi penyakit paru obstruktif
kronik (Maftuchah dkk., 2020).

Masalah yang Diteliti:


“Bagaimana Penerapan Inhalasi Uap dengan Minyak Kayu Putih dalam

Meningkatkan Bersihan Jalan Napas Pada Anak Prasekolah dengan ISPA di RSBT

Pangkalpinang?”

Rencana Kegiatan:
Rencana kegiatan penelitian ini dilakukan dengan melibatkan anak yang
mengalami ispa di RSBT Pangkalpinang sebagai responden penelitian. Penelitian
dilakukan dengan penerapan Inhalasi uap dengan minyak kayu putih untuk
meningkatkan bersihan jalan napas.

Metodologi:
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam studi kasus ini adalah metode
observasi partisipatif, wawancara tak terstruktur, dokumentasi, studi literatur.
Pendekatan yang digunakan peneliti adalah pendekatan asuhan keperawatan
yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
4

I. LATAR BELAKANG
1. Tujuan
1.1 Tujuan Umum
Tujuan studi kasus ini adalah untuk mendapatkan gambaran
Penerapan Inhalasi Uap dengan Minyak Kayu Putih dalam
Meningkatkan Bersihan Jalan Napas Pada Anak Prasekolah
dengan ISPA di RSBT Pangkalpinang.
1.2 Tujuan Khusus
a. Untuk menganalisis penerapan inhalasi uap minyak kayu
putih dalam meningkatkan bersihan jalan napas pada anak.
2. Manfaat
1. Rumah Sakit
Menambah pengetahuan perawat dalam menerapkan terapi non
farmakologi melalui inhalasi uap dengan minyak kayu putih dalam
meningkatkan bersihan jalan napas napas pada anak prasekolah
ISPA di RSBT Pangkal pinang.
2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan
Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang
keperawatan dalam meningkatkan bersihan jalan napas pada anak
prasekolah ISPA melalui inhalasi uap dengan minyak kayu putih.
3. Penulis
Memperoleh pengalaman dalam mengimplementasikan prosedur
terapi inhalasi uap dengan minyak kayu putih terhadap masalah
bersihan jalan napas anak prasekolah ISPA di RSBT Pangkal
pinang.

3. Kerangka Konsep

ISPA Terapeutik
Terapi komplementer (dengan
cara penerapan inhalasi uap
minyak kayu putih)
5

Bersihan Jalan Bersihan Jalan


Napas Napas Meningkat

II. METODE PENELITIAN


1. Desain
Laporan studi kasus ini menggunakan setrategis atau pendekatan
penelitian yang dipakai adalah penelitian deskristif dengan
pendekatan case stury research (studi kasus) untuk menerapkan
asuhan keperawatan dengan pemberian Inhalasi uap dengan minyak
kayu putih untuk Mempertahankan Jalan Napas Dengan Masalah
Bersihan Jalan Napas Pada Lansia Yang Mengalami ISPA di RSBT
Pangkalpinang. Pendekatan yang digunakan dalam studi kasus adalah
pendekatan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan,
evaluasi keperawatan.

2. Tempat dan Waktu


Tempat studi kasus di RSBT Pangkalpinang. Penyusunan proposal ini
dilakukan pada tanggal 18 November sampai dengan 30 Desember
2022. Waktu praktek dilapangan pada bulan Februari sampai dengan
bulan Maret 2023.

3. Subjek Penelitian
Subjek yang digunakan pada studi kasus ini adalah dua orang dengan
kriteria inklusi dan eksklusi yaitu:
1. Kriteria inklusi Kriteria inklusi pada subyek studi kasus ini yaitu:
a. Anak yang dirawat inap hari ke 2 ISPA
6

b. Anak dengan usia prasekolah 5-6 tahun


c. Jenis kelamin laki laki dan perempuan
2. Kriteria eksklusi Kriteria ekslusi pada subjek studi kasus ini yaitu:
a. Anak dengan komplikasi pneumonia
b. Anak yang mengalami mual dan pusing saat pemberian
c. Anak yang mengalami penurunan kesadaran
a. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1. Infeksi aluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi yang


disebabkan oleh bakteri ataupun virus yang masuk kedalam
saluran pernapasan.
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif adalah ketidakmampuan
membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk
mempertahankan jalan nafas tetap paten ditandai dengan batuk
tidak efektif, sputum berlebih, gelisah, bunyi napas menurun,
frekuensi napas berubah, pola napas berubah.
3. Inhalasi uap adalah tindakan menghirup uap air panas dengan
campuran tetesan minyak kayu putih untuk membantu
melanacarkan pernapasan seperti pengeluaran dahak dari saluran
pernapasan. Minyak kayu putih adalah salah satu obat tradisional
yang digunakan untuk pada pasien penyakit saluran nafas yang
mengandung cineole yang memiliki efek mukolitik,
bronchodilating, dan membunuh virus dan bakteri penyebab pilek.
4. Anak adalah seseorang yang yang lahir dari pernikahan sepasang
suami istri yang bertumbuh kembang dari usia 5 hingga 6 tahun.
b. Cara Pengumpulan Data
1. Metode oberservasi partisipatif, dalam hal ini peneliti
menggunakan format pengkajian untuk menilai aspek-aspek yang
akan diobservasi.
7

2. Metode wawancara terstruktur, dalam hal ini peneliti


menggunakan format pengkajian sebagai wawancara, pengkajian
ini dilakukan kepada lansia.
3. Metode pengukuran, dalam hal ini peneliti melakukan tes untuk
mengetahui kekuatan otot pada lansia
4. Metode dokumentasi, dalam hal ini peneliti memerlukan data
kondisi lansia atau riwayat perawatan sebelumnya dengan
mengambil data hasil pemeriksaan diagnostik melalui dokumen
rekam medis lansia.
5. Studi literatur, dalam hal ini peneliti juga menggunakan studi
literatur berupa artikel untuk membuktikan bahwa tindakan yang
diterapkan berdasarkan bukti praktik.

c. Instrumen dan Cara kerja


1. Format pengkajian sesuai kompetensi studi kasus, format ini
digunakan dalam pengambilan data.
2. Lembar observasi Intervensi Terapi Inhalasi Uap dengan Minyak
Kayu Putih.
3. Standar Operasional Prosedur (SOP) terapi inhalasi uap minyak
kayu putih yang disusun oleh Wulandari (2021)
4. Informed consent
5. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu :
a. Thermometer atau alat pengukur suhu air
b. Baskom
c. Handuk
d. Minyak kayu putih cap lang

d. Rencana Pengumpulan data dan Analisis Data


1. Pengumplan Data
8

Pada tahap pengumpulan data, peneliti melibatkan dirinya


sehingga terjaga privasi dan kenyaamanan pasien.
2. Analisis Data
Setelah data terkumpul maka dilakukan analisa data. Data
dianalisis dengan mengelompokkan data berdasarkan fokus studi,
gambaran dan hasil penerapan inhalasi uap dengan minyak kayu
putih. Hasil analisis disajikan dalam bentuk narasi dan tabel
mencakup gambaran ispa dengan meningkatkan Jalan Napas,
gambaran penerapan prosedur inhalasi uap dengan minyak kayu
putih, dan hasil melakukan prosedur inhalasi uap dengan minyak
kayu putih.

III. JADWAL KEGIATAN


IV. Penelitian ini memiliki jadwal sebagai berikut:
No Kegiatan 2022 2023
November Desember Jan Feb Mar  Apr  Mei
1 Penyusunan proposal

2 Seminar proposal

3 Perizinan dan
persiapan

4 Pelaksanaan penelitian

5 Pengolahan data

6 Penyusunan laporan
penelitian
7 Seminar hasil
penelitian

V. PERTIMBANGAN IZIN PENELITIAN DAN PERTIMBANGAN ETIK


Penelitian ini melibatkan pasien lansia yang mengalami ispa di RSBT
Pangkalpinang. Oleh karena itu, izin penelitian ini meliputi izin terkait
9

instansi pelaksanaan dan izin pelaksanaan penelitian pada Kesbangpol.


Penelitian ini bersifat studi kasus tanpa bersifat invasif, sehingga perizinan
secara langsung pada responden dalam bentuk inform consent akan
dilakukan sesaat sebelum pengambilan data dilakukan.

VI. KEPUSTAKAAN

Anjani, S. R., & Wahyuningsih. (2022). Penerapan Terapi Uap Dengan Minyak
Kayu Putih Terhadap Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Pada Pasien
ISPA. The 2nd Widya Husada Nursing Conference (2nd WHNC), 91–98..
http://journal.uwhs.ac.id/index.php/whnc/article/view/448. Diakses pada
tanggal 30 november 2022

Maftuchah, Christine P I,dan Jamaluddin M. (2020). The Effectiveness of Tea


Tree Oil and Eucalptus Oil Aromaterapy for Toddlers with Common Cold.
Jurnal Kebidanan, 10. doi:https://doi.org/10.31983/jkb.v10i2.6360.
Diakses pada tanggal 30 november 2022.

Meira, Ernawati. (2016). Buku Ajar Keperawatan Anak.Yogyakarta : Pustaka


pelajar.

Meliyani R, Satria G, Wonogiri H. (2020). Pengaruh Inhalasi Uap Kayu Putih


Terhadap Ketidakefektifan Jalan Napas Pada Pasien Bronkhitis Di
puskesmas Wonogiri. 9 (2). Retrieved from
http://jurnal.akpergshwng.ac.id/index.php/kep/article/view/24.Pada
tanggal 30 november 2022

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).


Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI.

Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 11 Tahun (2017) Tentang Keselamatan Pasien. Jakarta:
Kementerian Kesehatan.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
10

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

World Health Organization. (2020, Desember). Pusat Pengobatan Infeksi Saluran


Pernapasan Akut Berat. Retrieved from
https://www.com.int/emergencies/disease/novelcoronavirus2019/tech
nical-guidance. Diakses tanggal 30 november 2022

Wong, D. L. (2015). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 2. Jakarta: EGC.

Wijayaningsih, K. S. (2013). Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta: CV. Trans Info


Media.

Yustiawan, E., Immawati, dan Dewi, N. R. (2022). Penerapan Inhalasi Sederhana


Menggunakan Minyak Kayu Putih untuk Meningkatkan Bersihan Jalan
Nafas Pada Anak Dengan ISPA Di Wilayah Kerja Puskesmas Metro.
Jurnal Cendikia Muda, 147-155. Retrieved from
https://jurnal.akperdharmawacana.ac.id/index.php/JWC/article/view/
304 . Diakses pada tanggal 30 november 2022.
1

VII. LAMPIRAN
a. Naskah PSP
b. Form Informed Consent

Anda mungkin juga menyukai