100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
47 tayangan3 halaman
Rebab memainkan peranan penting dalam gamelan salendro Sunda dengan berfungsi sebagai penuntun peralihan laras. Rebab mampu memainkan berbagai laras seperti salendro, degung, dan madenda karena memiliki interval nada yang fleksibel. Penggunaan gamelan salendro sebagai pengiring karena laras salendro dapat mewakili laras-laras lain. Ornamentasi digunakan pada rebab untuk memperindah penyajian lagu.
Rebab memainkan peranan penting dalam gamelan salendro Sunda dengan berfungsi sebagai penuntun peralihan laras. Rebab mampu memainkan berbagai laras seperti salendro, degung, dan madenda karena memiliki interval nada yang fleksibel. Penggunaan gamelan salendro sebagai pengiring karena laras salendro dapat mewakili laras-laras lain. Ornamentasi digunakan pada rebab untuk memperindah penyajian lagu.
Rebab memainkan peranan penting dalam gamelan salendro Sunda dengan berfungsi sebagai penuntun peralihan laras. Rebab mampu memainkan berbagai laras seperti salendro, degung, dan madenda karena memiliki interval nada yang fleksibel. Penggunaan gamelan salendro sebagai pengiring karena laras salendro dapat mewakili laras-laras lain. Ornamentasi digunakan pada rebab untuk memperindah penyajian lagu.
Wihendar Pascasarjana Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Jl.Buah Batu No.212, Cijagra, Kec. Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat 40265 Wihendar96@gmail.com
Pada dasarnya setiap alat musik mempunyai peranan masing-
masing tergantung dari seseorang yang memainkannya. Berhubung penulis merupakan pemain rebab, maka dari itu menuangkan ide gagasannya dalam tulisan tentang bagaimana cara memainkan rebab ketika diiringi menggunakan gamelan salendro. Sebelum menjelaskan alasan mengapa membahas gamelan salendro digunakan sebagai pengiringnya, setidaknya kita harus mengenal dulu kriteria yang harus dimiliki oleh pemain rebab. Seorang pemain rebab di dalam karawitan Sunda di sebut pengrebab. Pengrebab memerlukan ketelitian, kepekaan nada, keseimbangan antara jari lengan kiri yang menekan senar dan lengan kanan yang berfungsi untuk memegang pange’set (bow atau penggesek). Kerumitan mempelajari rebab, membuat pemainnya harus latihan secara intensif. Cara awal (dasar) untuk mempelajari rebab adalah dengan mempelajari teori laras karawitan Sunda untuk mempermudah menguasai nada, surupan dan teknis-teknis lain dalam memainkan rebab. Dalam hal ini kita harus tahu dulu apa itu rebab. Rebab adalah waditra yang cara membunyikannya digesek dan menurut Malm menyatakan bahwa rebab disebut dengan istilah fluced lute yaitu sejenis alat gesek yang berdawai dua buah dan termasuk ke dalam jenis alat musik berdawai atau string. Rebab merupakan instrument yang mampu memainkan berbagai laras dalam satu kalimat melodies, hal ini karena rebab merupakan waditra yang memiliki tangga nada chromatic (interval 80sen). Masuk pada pembahasan, Lili Suparli mengemukakan bahwa rebab berfungsi sebagai pembawa melodi. Dalam permainan gamelan laras salendro, rebab tidak hanya memainkan nada-nada laras salendro, Tetapi memainkankan pula laras degung, dan laras madenda, dalam berbagai surupan. Alasan menggunakan gamelan salendro, karena laras salendro adalah induk dari semua laras yang mampu mewakili sebagai accompagnement laras lainnya (degung, sorog atau madenda). Oleh sebab itu, rebab disini sebagai penuntun peralihan laras dalam permainannya. Untuk memperjelas dan supaya mudah dipahami penulis mengutip pernyataan yang dikemukakan Rian Permana, mengingat bahwa di dalam konvensi karawitan Sunda rebab hanya berfungsi sebagai pembawa melodi lagu secara utuh (amardawa lagu), dalam konteks kekaryaan ini waditra rebab ditelusuri kembali mengenai kemungkinan fungsi lainnya. Temuan tersebut diperoleh setelah memadukan antar-teknik yang telah didapatkan sebelumnya, sehingga rebab tidak lagi hanya berfungsi sebagai pembawa melodi saja, tetapi dapat difungsikan kedalam fungsi lain di luar konvensi tradisinya. Peranan penting memainkan rebab diantaranya seperti berikut: mangkatan, merean, marengan, mapaesan atau muntutan. Laras pada rebab sangat kumplit, pada pembahasannya ada tiga istilah interval laras yang digunakan pada waditra rebab, yakni : salendro, degung, sorog atau madenda. Pembeda laras (warna) itu dari interval dengan sen yang berbeda. Laras salendro memiliki interval seluruhnya 240sen, dan dalam setiap nadanya ada istilah yang disebut, yaitu : 1=Tugu, 2=Loloran, 3=Panelu, 4=Galimer, 5=Singgul. Berbeda dengan laras degung dan madenda atau sorog, Contoh : laras degung da=Tugu dari 1=da – 2= mi (80sen), 2=mi – 3=na (400sen), 3=na – 4=ti (240sen) dan 4=ti – 5=la (80sen), laras madenda 4=Panelu dari 1=da – 2=mi (80sen), 2=mi – 3=na (400sen), 3=na – 4=ti (80sen) dan 4=ti – 5=la (240sen). Keterangan diatas menunjukan perbedaan interval antar laras, akan tetapi ada diantaranya yang tumbuk dengan nada yang ada pada masing- masing laras. Seperangkat gamelan salendro yang digunakan biasanya terdiri dari : saron 1, saron 2, peking, demung, bonang, rincik, kenong, selentem, ketuk, kecrek, goong, gambang, kendang, dan didukung oleh juru sinden dan juru alok. Dengan menggunakan gamelan salendro, maka dalam sajiannya peranan rebab sangat dominan sebagai penuntun dalam peralihan laras (transposisi dan modulasi). Pada waditra rebab terdapat istilah ornamentasi (mamanis), yaitu: gedag, gedag gancang, torolok, jawil, beutrik, besot, getet, lelol, gerenteus. Ornamentasi disini untuk memperindah dalam membawakan reportoar lagu yang disajikan. Karena jika memainkan rebab tanpa menggunakan ornamentasi maka fungsi dan peranan rebab tidak akan begitu menarik ketika didengarkan. Kesimpulannya, rebab sangat penting untuk dipelajari bagi yang berminat dalam menggeluti karawitan Sunda. Karena apa yang dimaksudkan dalam pembahasan ini tentang bagaimana cara kita memainkan rebab ketika diiringi gamelan salendro, dsecara praktik ataupun teoritis dapat mempermudah memahami suatu garap musikal pada seni karawitan Sunda.