Anda di halaman 1dari 3

KEGUNAAN REBAB SUNDA DALAM GAMELAN SALENDRO

Wihendar
Pascasarjana Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung
Jl.Buah Batu No.212, Cijagra, Kec. Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat 40265
Wihendar96@gmail.com

Pada dasarnya setiap alat musik mempunyai peranan masing-


masing tergantung dari seseorang yang memainkannya. Berhubung
penulis merupakan pemain rebab, maka dari itu menuangkan ide
gagasannya dalam tulisan tentang bagaimana cara memainkan rebab
ketika diiringi menggunakan gamelan salendro. Sebelum menjelaskan
alasan mengapa membahas gamelan salendro digunakan sebagai
pengiringnya, setidaknya kita harus mengenal dulu kriteria yang harus
dimiliki oleh pemain rebab.
Seorang pemain rebab di dalam karawitan Sunda di sebut
pengrebab. Pengrebab memerlukan ketelitian, kepekaan nada,
keseimbangan antara jari lengan kiri yang menekan senar dan lengan
kanan yang berfungsi untuk memegang pange’set (bow atau penggesek).
Kerumitan mempelajari rebab, membuat pemainnya harus latihan secara
intensif. Cara awal (dasar) untuk mempelajari rebab adalah dengan
mempelajari teori laras karawitan Sunda untuk mempermudah menguasai
nada, surupan dan teknis-teknis lain dalam memainkan rebab.
Dalam hal ini kita harus tahu dulu apa itu rebab. Rebab adalah
waditra yang cara membunyikannya digesek dan menurut Malm
menyatakan bahwa rebab disebut dengan istilah fluced lute yaitu sejenis
alat gesek yang berdawai dua buah dan termasuk ke dalam jenis alat musik
berdawai atau string. Rebab merupakan instrument yang mampu
memainkan berbagai laras dalam satu kalimat melodies, hal ini karena
rebab merupakan waditra yang memiliki tangga nada chromatic (interval
80sen).
Masuk pada pembahasan, Lili Suparli mengemukakan bahwa rebab
berfungsi sebagai pembawa melodi. Dalam permainan gamelan laras
salendro, rebab tidak hanya memainkan nada-nada laras salendro, Tetapi
memainkankan pula laras degung, dan laras madenda, dalam berbagai
surupan. Alasan menggunakan gamelan salendro, karena laras salendro
adalah induk dari semua laras yang mampu mewakili sebagai
accompagnement laras lainnya (degung, sorog atau madenda). Oleh sebab
itu, rebab disini sebagai penuntun peralihan laras dalam permainannya.
Untuk memperjelas dan supaya mudah dipahami penulis mengutip
pernyataan yang dikemukakan Rian Permana, mengingat bahwa di dalam
konvensi karawitan Sunda rebab hanya berfungsi sebagai pembawa melodi
lagu secara utuh (amardawa lagu), dalam konteks kekaryaan ini waditra
rebab ditelusuri kembali mengenai kemungkinan fungsi lainnya. Temuan
tersebut diperoleh setelah memadukan antar-teknik yang telah didapatkan
sebelumnya, sehingga rebab tidak lagi hanya berfungsi sebagai pembawa
melodi saja, tetapi dapat difungsikan kedalam fungsi lain di luar konvensi
tradisinya. Peranan penting memainkan rebab diantaranya seperti berikut:
mangkatan, merean, marengan, mapaesan atau muntutan.
Laras pada rebab sangat kumplit, pada pembahasannya ada tiga
istilah interval laras yang digunakan pada waditra rebab, yakni : salendro,
degung, sorog atau madenda. Pembeda laras (warna) itu dari interval
dengan sen yang berbeda. Laras salendro memiliki interval seluruhnya
240sen, dan dalam setiap nadanya ada istilah yang disebut, yaitu : 1=Tugu,
2=Loloran, 3=Panelu, 4=Galimer, 5=Singgul. Berbeda dengan laras degung
dan madenda atau sorog, Contoh : laras degung da=Tugu dari 1=da – 2=
mi (80sen), 2=mi – 3=na (400sen), 3=na – 4=ti (240sen) dan 4=ti – 5=la
(80sen), laras madenda 4=Panelu dari 1=da – 2=mi (80sen), 2=mi – 3=na
(400sen), 3=na – 4=ti (80sen) dan 4=ti – 5=la (240sen).
Keterangan diatas menunjukan perbedaan interval antar laras, akan
tetapi ada diantaranya yang tumbuk dengan nada yang ada pada masing-
masing laras. Seperangkat gamelan salendro yang digunakan biasanya
terdiri dari : saron 1, saron 2, peking, demung, bonang, rincik, kenong,
selentem, ketuk, kecrek, goong, gambang, kendang, dan didukung oleh juru
sinden dan juru alok. Dengan menggunakan gamelan salendro, maka
dalam sajiannya peranan rebab sangat dominan sebagai penuntun dalam
peralihan laras (transposisi dan modulasi).
Pada waditra rebab terdapat istilah ornamentasi (mamanis), yaitu:
gedag, gedag gancang, torolok, jawil, beutrik, besot, getet, lelol, gerenteus.
Ornamentasi disini untuk memperindah dalam membawakan reportoar lagu
yang disajikan. Karena jika memainkan rebab tanpa menggunakan
ornamentasi maka fungsi dan peranan rebab tidak akan begitu menarik
ketika didengarkan. Kesimpulannya, rebab sangat penting untuk dipelajari
bagi yang berminat dalam menggeluti karawitan Sunda. Karena apa yang
dimaksudkan dalam pembahasan ini tentang bagaimana cara kita
memainkan rebab ketika diiringi gamelan salendro, dsecara praktik ataupun
teoritis dapat mempermudah memahami suatu garap musikal pada seni
karawitan Sunda.

Anda mungkin juga menyukai