Anda di halaman 1dari 14

TRIADIK,

VOLUME 18, No.2, OKTOBER 2019

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY UNTUK


MENINGKATKAN KOMPETENSI KEAHLIAN SISWA TATA BOGA
DI SMKN 3 KOTA BENGKULU

Zulfa Aida, Selvia Tristianty Hidajat


SMKN 3 KOTA BENGKULU
Email: Zulfaaida123@gmail.com, selvitristy@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi keahlian siswa tata boga melalui
pembelajaran teaching factory. Penelitian ini merupakan penerapan atau implementasi
pembelajaran teaching factory untuk meningkatkan kompetensi keahlian siswa tata boga di
SMKN 3 Kota Bengkulu tahun pelajaran 2018/2019, pada semester ganjil. Subjek penelitian
ini adalah siswa kelas XI tata boga 4 sebanyak 30 siswa yang terdiri dari 18 siswa
perempuan, 12 siswa laki-laki. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi
saat kegiatan pembelajaran dan wawancara kepada guru, siswa, dan orang tua. Untuk
melengkapi informasi, data dperoleh melalui kuesioner. Hasil dari penelitian ini adalah
terdapat peningkatan dalam aspek mempunyai tujuan dalam bekerja 33%, mempunyai
rencana kerja 24%, berani mengahadapi resiko kegagalan 14%, berkomunikasi dengan
pelanggan 16%. Menjalin hubungan baik 13%. Pembelajaran teaching factory dapat
berkontribusi dalam meningkatkan kompetensi keahlian produktif siswa tata boga dengan
melibatkan siswa secara langsung dalam keseluruhan proses usaha mulai dari perencanaan,
produksi, dan pemasaran.

Kata Kunci: teaching factory, kompetensi keahlian tata boga

ABSTRACT
Implementation Of Factory Teaching Learning To Increase Of Skill And Competence
Student Departement Of Art Culinary Sman 3 Bengkulu City

The research purposes to increase skill and competence culinary art of students,
through teaching factory learning. The research is applying or implementation factory
teaching learning to increase competence skill art culinary of students in SMAN 3 Bengkulu
city education year 2018/2019, in add semester. Subject of the research are student of art
culinary department grade XI group four as much 30 persons consist of 18 female students
and 12 male students. Data collecting teachnical carry out by observation, when the learning
activity, and by interview to the teacher, students and parents. To complete of data
information get by questioner. The result of this reseach is there are increasing in the asphect,
that have destination in work 33 % have work planning 24%, brave for take the failure risk
14%, make comunicate to the customer 16%. Make good relationship 13%. Factory teaching
learning contribute productive competence skill of the students of art culinary, with involving
directly the students in whole of the effort process, begin from planning, produce and
marketing.

Key words: Teaching Factory, Competence Student

TRIADIK 33
Implementasi Pembelajaran Teaching Factory Untuk Meningkatkan Kompetensi Keahlian Siswa Tata Boga
Di Smkn 3 Kota Bengkulu

LATAR BELAKANG 7% dari jumlah penduduk. Malaysia 5%


Lulusan SMK yang diharapkan dan Thailand sebanyak 3% (swa.co.id,
adalah orang-orang yang kompeten di Maret 2015). Jadi, wirausahawan di
bidangnya dan siap kerja di dunia usaha, indonesia sangat kecil dibandingkan
mampu bersaing dengan orang-orang calon dengan negara lain di ASEAN.
tenaga kerja. Saat ini kemajuan ilmu dan Salah satu cara untuk mengimbangi
teknologi sangat cepat. Siswa dapat kondisi tersebut adalah guru harus lebih
dengan mudah mendapat informasi dan banyak belajar dan mencari informasi
pengetahuan terkait dengan keahlian yang baru. Pembaharuan informasi bisa
sedang ditekuninya. Siswa juga dapat diperoleh dari kelompok guru yang sering
menjadi sumber informasi bagi teman dan melakukan belaajr online atau daring dari
guru saat kegiatan belajar di kelas. tidak berbagai media.
sedikit siswa yang lebih banyak belajar Pembelajaran teaching factory
melalui internet dibandingkan dari gurunya merupakan terobosan yang baik sebagai
di kelas. siswa dapat mengakses berbagai upaya pemerintah membekali lulusan
pengetahuan yang belum diajarkan guru di SMK agar mampu mandiri karena dibekali
kelas. skill yang cukup baik. Konsep
Seiring dengan upaya pengentasan pembelajaran teaching factory adalah suatu
masalah pengangguran, pengembangan pembelajaran di sekolah yang
SMK menjadi salah satu usaha mengatasi melaksanakan produksi atau layanan jasa
masalah tenaga kerja dalam menghadapi yang merupakan bagian dari proses
persaingan global menjadi tantangan belajar. Hal ini menunjukkan bahwa suatu
tersendiri bagi SMK. SMK dituntut untuk proses pembelajaran yang mengacu pada
menghasilkan lulusan yang kompeten dan keahlian atau keterampilan (live skill)
alumninya memiliki jiwa wirausaha. dirancang dan dilakanakan sesuai prosedur
Menumbuhkan jiwa kewirausahaan bukan dan standar kerja yang sesungguhnya
dari mata pelajaran atau ilmu untuk menghasilkan produk yang sesuai
kewirausahaan. Menurut data dari dengan selera pasar.
Kementrian Koperasi dan UKM, jumlah Dalam konsep sederhana teaching
wirausaha di Indonesia hanya 1,6% dari factory merupakan pengembangan dari
populasi jumlah penduduk yang dealnya pendidikan sistem ganda, yaitu
adalah 2%. Negara-negara ASEAN seperti Competence Based Training (CBT), dan
Singapura, jumlah wirausahanya sebanyak Production Based Education nd Training

34 TRIADIK
Aida, Hidajat

(PBET) yang dilaksanakan oleh SMK. Hal 300 buah. Tempat pemasarannya di dalam
ini disesuaikan dengan pernyataan sekolah dan di lingkungan sekitar sekolah.
Triatmoko (2009:35), bahwa SMK masih Proses yang dilakukan siswa dan
kesulitan untuk menerapkan pendidikan guru mulai dari perencanaan hingga
berbasis produksi. Oleh karena itu menjual produk diperhatikan dengan
dimunculkan istilah teaching factory yang sungguh-sungguh. Menurut Syarifurahman
mengharuskan sekolah memiliki tempat & Ujiati (2013:71) bahwa antara tujuan,
untuk siswa melaksanakan pembelajaran strategi pembelajaran, dan proses penilaian
praktik yang dirancang sedemikian rupa yang digunakan oleh para guru selama
sehingga menyerupai lingkungan kerja berlangsungnya proses pembelajaran akan
Pengembangan kompetensi selalu memiliki pengaruh atau saling
keahlian yang dikembangkan di SMKN 3 keterkaitan satu sama lain, dimana tujuan
Kota Bengkulu yaitu teaching factory, ada akan mempengaruhi strategi pembelajaran
di program keahlian tata boga. Kegiatan yang akan diterapkan, dan bagaimana
pembelajarn ini melatih keterampilan teknik penilaian yang tepat agar tujuan
siswa dalam membuat produk, salah dapat tercapai.
satunya adalah roti boy. Kompetensi Teaching factory merupakan
keahlian tata boga di SMKN 3 Kota pembelajaran yang mengedepankan
Bengkulu. produk sesuai perencanaan. Antara
Pembuatan produk teaching factory perencanaan, pembuatan produk dan
yang dimulai dari perencanaan melatih pemasaran saling berkaitan.
siswa merancang keuangan untuk membeli
bahan sesuai dengan pruduk yang akan Pelaksanaan

dibuat. Pembuatan produk dilakukan di


dapur praktek boga dengan guru Perencanaan Pemasaran

pembimbing masing-masing.
Secara langsung siswa belajar
melihat peluang usaha dan peluang pasar
dari produk yang dihasilkan. Pertama kali Gambar 1
Saling keterkaitan antara perencanaan,
siswa membuat roti boy dan menjualnya pelaksanaan dan pemasaran
sebagai bentuk wirausaha. Siswa setiap
METODE
membuat produk roti boy rata-rata terjual
Penelitian ini merupakan
penerapan atau implementasi pembelajaran

TRIADIK 35
Implementasi Pembelajaran Teaching Factory Untuk Meningkatkan Kompetensi Keahlian Siswa Tata Boga
Di Smkn 3 Kota Bengkulu

teaching factory untuk meningkatkan jurnal kegiatan yang berisi pengamatan


kompetensi keahlian siswa tata boga di dan catatan selama proses pembelajaran
SMKN 3 Kota Bengkulu tahun pelajaran yang berisi progres yang dicapai siswa
2018/2019, semester ganjil yang dimulai dalam seminggu yang bersifat individual.
pada tanggal 17 September 2018 dengan Teknik pengolahan data dilakukan dengan
melibatkan seorang guru Bimbingan dan mengakumulasi informasi yang diperoleh
Konseling sebagai observer yang melalui observasi, wawancara dan
membantu mengambil data. pencermatan dokumen dan mengambil
Subjek penelitian ini adalah siswa kesimpulan perkembangan kompetensi
kelas XII tata boga 4 sebanyak 30 siswa siswa setelah mengikuti proses
yang terdiri dari 18 siswa perempuan, 12 pembelajaran ini.
siswa laki-laki. Sampel pada penelitian ini Tabel 1. Kuesioner Kompetensi Keahlian

diambil secara non random dikarenakan N Pernyataan Pilihan


o
peneliti tidak mempunyai pertimbangan
1 Saya senang mencari hal- S S K T S
lain dan diharapkan subjek penelitian dpat hal yang baru S S S T
S
mewakili kondisi SMKN 3 Kota
2 Saya berani
Bengkulu. mengungkapkan ide-ide
saya kepada teman atau
Penelitian ini dilaksanakan selama guru
tiga kali pertemuan teori dan tiga kali 3 Saya melihat masalah
sebagai tantangan yang
pertemuan praktek untuk melihat harus dihadapi
penerapan pembelajaran teaching factory 4 Saya berani memasarkan
produk kepada orang lain
dalam meningkatkan kompetensi keahlian 5 Saya senang berjualan,
sisw tata boga. Pelaksanaan pembelajaran membawa produk saya
sendiri
pada setiap pertemuan yaitu 8 jam 6 Saya yakin setiap usaha
ada resiko dan ada
pelajaran, di ruang kelas dan ruang praktek
keberhasilan
yaitu dapur. 7 Saya menyadari bahwa
saya dapat bekerja dalam
Teknik pengumpulan data situasi sulit
dilakukan dengan cara observasi saat 8 Saya berpikiran positp
dan mencari cara baru
kegiatan pembelajaran dan wawancara untuk mengatasi masalah
kepada guru, siswa, orang tua untuk saya
9 Pemikiran saja tidak
melengkapi informasi yang diperoleh cukup untuk menjadi
melalui pengamatan dan kuesioner. Data wirausahawan yang
sukses kerena butuh skill
diperoleh melalui analisis dokumen berupa 10 Saya berani berbicara di
depan umum

36 TRIADIK
Aida, Hidajat

11 Saya merasa ingin Setuju 4 60 – 79 Baik Memili


membuat produk lebih ki jiwa
baik lagi. usaha
12 Saya mempunyai yang
keingian untuk memua
meningkatkan keahlian skan
yang saya pelajari saat Kadang 3 40 – 59 Cukup Kurang
ini setuju Baik memili
13 Saya berusaha membuat ki jiwa
perencanaan produk wirausa
dengan baik ha
14 Memasarkan produk Tidak 2 20 – 39 Kurang Sangat
dengan baik merupakan Setuju kurang
bagian penting dalam Sangat 1 0 - 19 Sangat -
usaha Tidak Kurang
15 Membuat perencanaan Setuju
yang matang merupakan
hal utama yang harus Kategori tersebut diperoleh dari
dipikirkan dnegan baik
perhitungan kuesioner pada pertemuan
16 Kerja sama tim berperan
penting untuk pertama dan ketiga. Capaian hasil
meningkatkan penjualan dikelompokkan sesuai rentang skor,
produk selanjutnya dianalisa seperti pada tabel 3.
17 Saya bersedia mencari
terobosan baru untuk Tabel 3. Hasil analisis kuesioner
memasarkan produk
18 Saya dapat menuangkan Aspek Rata- Deskripsi
ide-ide agar produk dan Rata
pemasaran dapat Mempunyai 33% Mampu menuliskan visi
terlaksana dengan baik tujuan dalam dan misi dengan baik
19 Saya bersedia menerima bekerja
resiko dan Mempunyai 24% Membuat perencanaan
menjadikannya sebagai rencana kerja sesuai SOP
peluang untuk berhasil Berani 14% Mampu bekerja sesuai
lebih baik menghadapi dengan SOP
20 Saya membangun resiko kegagalan
pertemanan yang luas Berkomunikasi 16% Mampu bersikap dan
untuk membuka peluang dengan menyampaiakn pesan
baru. pelanggan dengan baik
Menjalin 13% Menunjukkan
hubungan baik keinginan menjadi dan
Tabel 2. Kategori Kompetensi Keahlian mencari teman dengan
baik, bekerja sama
Pilihan Skor Rentan Katego Predik dalam tim secara baik.
g Skor ri at
Sangat 5 80 – Amat Memili
Setuju 100 Baik ki jiwa Kuesioner pada tabel 4 tentang kepuasan
wirausa pelanggan yang digunakan untuk melihat
ha yang penerimaan konsumen terhadap produk
luar yang dipasarkan. Capaiannya
biasa

TRIADIK 37
Implementasi Pembelajaran Teaching Factory Untuk Meningkatkan Kompetensi Keahlian Siswa Tata Boga
Di Smkn 3 Kota Bengkulu

dikelompokka berdasarkan skor untuk mengembangkan kurikulum yang fokus


melihat predkat yang dicapai (tabel 5) pada konsep modern,

Tabel 4. Kuesioner Kepuasan Pelanggan Dalam roadmap pengembangan


SMK 2010-2014 (Direktorat PSMK:
No Pernyataan 1 2 3 4
1 Kesesuaian harga dengan 2009), teaching factory digunakan sebagai
pruduk
2 Komunikasi dengan
salah satu model untuk memberdayakan
pelanggan SMK dalam menciptakan lulusan yang
3 Kualitas produk
4 Sikap ramah terhadap berjiwa wirausaha dan memiliki
pelanggan
kompetensi keahlian melalui
5 Ketersediaan produk
pengembangan kerjasama dengan industri
Tabel 5. Profil Kepuasan pelanggan dan entitas bisnis yang relevan. Selain itu
Nilai Skor Predikat teaching factory bertujuan untuk
4 16 - 20 Puas meningkatkan kualitas pembelajaran
3 11 - 15 Cukup puas
melalui wahana belajar sambil berbuat
2 6 - 10 Kurang puas
(learning by doing). Pembelajaran dengan
1 1-5 Sangat kurang puas
pendekatan seperti ini, akan

A. Hasil dan Pembahasan menumbuhkan jiwa entrepreneurship

Penerapan pembelajaran teaching Para guru dan siswa secara

factory mengacu pada produk yang operasional menjalankan tugasnya sebagai

dihasilkan dan manajemen bisnis. implementasi penerapan standar kerja yang

Prosesnya meliputi perencanaan, produksi, layak di dunia industri. Setiap siswa yang

pengemasan dan pendistribusian atau terlibat dituntut bersikap dan

pemasaran. Pengawasan setiap kegiatan berpenampilan profesional terhadap

dilakukan oleh guru pembimbing. pekerjaannya. Siswa yng terlibat pada

Teaching factory sebagai salah satu pembelajaran teaching factory wajib

strategi pembelajaran memiliki beberapa mengenakan pakaian kerja yang sudah

tujuan. Dalam makalah yang ditetapkan. Siswa tidak diperkenankan

dipublikasikan American Society for berperilaku seperti bercanda di tempat

Engineering Education Annual Conference pengrjaan produk, keluar masuk ruangan

and Exposition, Alptekin, et al (2001: 1) tanpa tujuan yang jelas dan lainnya yang

menyatakan bahwa tujuan teaching factory mengganggu kenyamanan kerja.

ialah: menghasilkan lulusan yang Teaching factory di SMKN 3

professional di bidangnya, merupakan pembelajaran pada mata

38 TRIADIK
Aida, Hidajat

pelajaran PKK dan menjadi fokus (60%)


5 siswa Kompetensi keahlian
penelitian karena merupakan hal baru yang (16%) yang kurang
diterapkan sejak tahun 2017 hingga kini 16
Kompetensi keahlian
siswa
dengan sasaran pembuatan produk dan yang amat baik
(53%)
pemasaran. 11
Sesudah Kompetensi keahlian
siswa
Berdasarkan kuesioner profil yang baik
(36,6%)
kompetensi siswa, sebelum dilakukan 3 siswa Kompetensi keahlian
(10%) yang kurang
kegiatan pembelajaran teaching factory
menunjukkan bahwa dari 30 responden Secara visualisasi data dapat dilihat dalam
terdapat 7 siswa berada di kategori amat Gambar 1 di bawah ini:
baik yaitu 23 %, sebanyak 18 siswa berada
dikategori baik yaitu 60 % sebanyak 5
20
siswa berada dikategori kurang yaitu 16
15
%. Untuk kategori sangat kurang yaitu 0.
Setelah dilaksanakan kegiatan 10 Series1

pembelajaran teaching factory, berupa Series2


5
praktek produksi di dapur boga dan
0
dilakukan pengukuran melalui kuesioner,
1 2 3
maka terdapat 16. siswa berada dikategori
Gambar 1. Prifil Kompetensi Keahlian Siswa
amat baik yaitu 53 % dan sebanyak 15
Hasil analisis kuesioner diperoleh
siswa berada dikategori baik yaitu 36%
data sebagai berikut: 33% siswa
dan 3 siswa berada di kategori kurang
mempunyai tujuan bekerja, 24% siswa
yaitu 10%. Secara keseluruhan terdapat
mempunyai rencana kerja, 14. siswa berani
peningkatan 43,75 %.
menghadapi resiko, 16 siswa
Distribusi hasil olah data kuesioner
berkomunikasi dengan baik, 13 siswa
pada sebelum dan sesudah kegiatan dapat
menjalin hubungan baik dengan pelanggan
dilihat pada tabel 6 sebagai berikut:
dan jejaring.
Tabel 6. Profil Kompetensi Siswa

Jumlah
Kegiatan Profil Kompetensi
Siswa
7 siswa Kompetensi keahlian
(23%) yang amat baik
Sebelum
18 Kompetensi keahlian
siswa yang baik

TRIADIK 39
Implementasi Pembelajaran Teaching Factory Untuk Meningkatkan Kompetensi Keahlian Siswa Tata Boga
Di Smkn 3 Kota Bengkulu

Tabel 7. Hasil analisis kuesioner Tabel 8. Profil Kepuasan pelanggan

Parameter Rata- Deskripsi Kategori Skor Frekuensi %


Rata Tinggi 16 - 20 32 64%
Mempunyai 33% Mampu menuliskan Sedang 11 - 15 18 30%
tujuan dalam visi dan misi dengan Rendah 6 - 10 0 0,0%
bekerja baik
Sangat 1-5 0 0,0%
Mempunyai 24% Membuat
rendah
rencana kerja perencanaan sesuai
SOP Jumlah 50
Berani 14% Mampu bekerja
menghadapi sesuai dengan SOP
resiko Tabel 9. Kepuasan Pelanggan
kegagalan
Berkomunikasi 16% Mampu bersikap dan Pertanyaan Skor 3 Skor 2 Skor 1
dengan menyampaiakn pesan
Apakah siswa Sudah Cukup Belum
pelanggan dengan baik
kami berkomu baik baik
Menjalin 13% Menunjukkan
menawarkan nikasi
hubungan baik keinginan menjadi
produk dengan dengan
dan mencari teman
berkomunikasi baik dan
dengan baik, bekerja
secara jelas? jelas
sama dalam tim
Apakah Sangat Cukup Belum
secara baik.
pelanggan puas puas puas
puas dengan
Secara visualisasi data dapat dilihat dalam pelayanan
siswa kami?
Gambar 2 di bawah ini: Apakah Sangat Cukup Belum
pelanggan puas puas puas
35%
puas dengan
30%
kualitas
25%
20% produk yang
15% ditawarkan?
10%
5% Data yang terkumpul dianalisis
0%
secara kuantitatif dan kualitatif untuk
mengetahui perolehan hasil dari kegiatan
ini. Berdasarkan hasil oleh data kuesioner
kepuasan pelanggan diperoleh hasil yaitu :

Gambar 2. Hasil Analisis Kuesioner

Sedangkan kuesioner kepuasan


pelanggan dari 50 reponden menyatakan
diperoleh hasil yaitu 3 menyatakan sangat
puas dan 8 orang menyatakan cukup puas
sebagai berikut:

40 TRIADIK
Aida, Hidajat

Tabel 10. Kepuasan Pelanggan Berdasarkan Bengkulu dapat diterima dengan baik oleh
Wawancara
para konsumen
Kepuasan pelanggan Skor Keterangan
rata-
Penerapan pembelajaran teaching
rata factory di SMKN 3 Kota Bengkulu
Apakah siswa kami 100% puas
sudah berkomunikasi dimulai pada semester ganjil, dimulai pada
dengan baik? bulan September. Setting pelaksanaan
Apakah pelanggan 100% puas
merasa dilayani dengan sebagai berikut:
baik a. Sosialisasi
Sosialisasi pembelajaran ini
Respon pelanggan terhadap produk
diberikan kepada seluruh guru khususnya
dan pemasaran yang dilakukan oleh siswa
guru tata boga, siswa, staf Tata Usaha,
dengan pertanyaan yang diurai pada tabel
orang tua. Kepala sekolah menjelaskan
6. menunjukkan bahwa para konsumen
mengenai pembelajaran teaching factory,
penikmat roti boy, merasa cukup puas
menjalin kerja sama kepada pihak tertentu
terhadap produk maupun pelayanan
yang dibutuhkan. Setelah sosialisasi guru
terhadap konsumen.
membuat program kegiatan sesuai dengan
Respon kepuasan pelanggan
skema dan langkah-langkahnya. Penetapan
diperoleh melalui wawancara. Umunya
tujuan mengacu pada pencapaian yang
pelanggan puas dengan sikap dan
hendak diperoleh dengan standarisasi
komunikasi penjual produk. Sebanyak 40
b. Perencanaan
orang yang menjadi responden mengaku
Membuat perencanaan sesuai dengan
penjual produk menawarkan produk,
pembelajaran teaching factory untuk
mengucapkan terima kasih kepada
meningkatkan kompetensi keahlian siswa
pelanggan, sikap penjual ramah dengan
tata boga. Pembelajaran yang
senyum dan gaya bicara yang luwes.
direncanakan yaitu: (1) merencakan
Data tersebut menunjukkan bahwa
produk yang dibuat, mengelompokkan
kepuasan pelanggan produk dan
bahan dan alat yang dibutuhkan
pemasaran teaching factory SMKN 3 Kota
c. Pelaksanaan
Bengkulu yang menjadi responden pada
Guru melaksanakan pembelajaran
penelitain ini sebagian besar berada di
sesuai desain yang telah disiapkan dengan
kategori puas dan cukup puas. Hal ini
rencana pelaksanaan pembelajaran,
menunjukkan bahwa produk dan
membuat progres mingguan yang
pemasaran siswa tata boga SMKN 3 Kota
dituangkan dalam jurnal pembelajaran

TRIADIK 41
Implementasi Pembelajaran Teaching Factory Untuk Meningkatkan Kompetensi Keahlian Siswa Tata Boga
Di Smkn 3 Kota Bengkulu

mingguan. Guru membuat catatan progres


siswa tentang capaian dan program apa Dampak Terhadap Peningkatan
yang harus lebih banyak dilatihkan untuk Kompetensi
masing-masing siswa. Pembelajaran teaching factory
d. Evaluasi menerapkan dan meningkatkan skill siswa
Pembelajaran teaching factory perlu dalam penguasaan kompetensi keahlian
dievaluasi, tujuannya adalah untuk melihat sesuai bidang yang dipelajarinya. Siswa
capaian dan melihat perolehan penilai tata boga diajarkan untuk mengikuti
siswa. Evaluasi juga untuk melihat apakah kegiatan sesuai prosedur yang telah
pembelajaran teaching factory yang sudah ditetapkan. Siswa diarahkan, dilatih dan
dilakukan dapat dinilai baik dan sesuai diajarkan mengembangkan kepribadian
untuk meningkatkan kompetensi keahlian melalui berbagai tahapan kegiatan dan
siswa. seluruh proses. Kegiatan pengembangan
Salah satu sekolah yang cukup kterampilan dan kepribadian menghasilkan
berhasil dalam menerapkan teaching kecakapan yang ditunjukkan sebagai
factory dalam rangka meningkatkan berikut:
kompetensi siswa ialah SMKN 5 Tabel 10. Tahapan Pembelajaran Teching
Factory
Yogyakarta. Siswa dari program keahlian
No Tahapan Perilaku Siswa
tekstil di SMKN 5 Yogyakarta diwajibkan
membuat sebuah produk kain batik tulis 1. Pemahaman Siswa menyimak
produk penjelasan dan arahan guru
pada saat praktik. Produk yang berkualitas tentang prosedur dan
dijual melalui ruang atau kegiatan pameran keselamatan kerja
2 Alat dan Siswa mengambil barang
yang dimiliki sekolah. Selain itu, siswa bahan berupa alat dan bahan dari
pihak penyimpan barang
yang memiliki kompetensi yang baik
3 Analisis alat- Siswa menganalisis benda-
diberi kesempatan untuk mengerjakan alat kerja benda pendukung kerja
4. Menyusun Siswa menyusun rencana
order yang didapatkan oleh sekolah.
rencana untuk membeli bahan-
Dengan demikian, siswa mendapat anggaran bahan yang dibutuhkan
belanja
kesempatan lebih banyak untuk 5. Uji kualitas Siswa membandingkan
mempraktikkan ketrampilan yang produk produk dengan menganalisa
proses dan hasil kerja
dimilikinya. Dengan kesempatan praktik 6. Penyerahan Siswa menyerahkan
yang lebih banyak, pengalaman dan alat/ bahan barang-barang yang telah
kerja dipinjam untuk digunakan
kompetensi siswa semakin bertambah. kerja

42 TRIADIK
Aida, Hidajat

Dalam pembelajaran teaching Hasil penerapan pembelajaran


factory peranan guru adalah sebagai teaching factory untuk meningkatkan
fasilitator, siswa sebagai pekerja. kompetensi keahlian siswa tata boga
Pemahaman siswa mengenai produk dan ditandai dengan beberapa hal, seperti: (1)
pemasaran sangat penting karena siswa merasa tidak asing dengan (2) siswa
merupakan dua hal yang sanat terkait erat. merasa lebih percaya diri, (3) siswa
Produk yang berkualitas dan sistem mengikuti kegiatan praktik kerja ddengan
pemasaran yang baik akan sangat tertib sesuai peraturan yang sdudah
menentukan keberhasilan pemasaran. ditetapkan (4) siswa menunjukkan sikap
senang dalam pemasaran produk.
Mekanisme kerja diatur sebagai
Hubngan kerja sama antara sekolah
berikut; (1)Manajemen; tim pelaksana
dengan industri dalam pola pembelajaran
kegiatan teaching factory melaksnakan
teaching factory akan memiliki dampak
pengaturan serja sesuai SOP, (2) tempat
positif untuk membangun mekanisme
praktik siswa; kegiatan teaching factory
partnership secara sistematis dan
dilaksanakan oleh siswa industri dengan
terencana didasarkan pada posisi tawar
kegiatan pembelajaran sehingga alat dan
win-win solution.
bahan yang digunakan sesuai dengan
Menurut siswa,”melalui kegiatan
standar industri, (3) pola pembelajran;
teaching factory, bisa menjadi tutor sebaya
pola pembelajaran sesuai dengan
bagi teman di kelompoknya”. Para guru
kurikulum, guru menyeiapkan RPP, (4)
pembimbing pada pembelajaran teaching
pemasaran; hasil kegiatan berupa produk
factory harus bertanggung jawab secara
dipasarkan secara luas oleh siswa terkait
profesional terhadap pekerjaan bersama
dengan teknik pemasaran produk, (5)
siswa walaupun masih dalam skala kecil.
produk/ jasa; produk-produk yang
Pembelajaran teaching factory
diproduksi diharapkan mempunyai kualitas
memberikan pengalaman langsung kepada
yang baik sehingga dapat diterima di
para siswa di tempat kerja dan
kalangan pasar, (6) sumber daya manusia;
memberikan kontribusi terhadap
guru-guru harus membekali diri sesuai
kehidupan sosial ekonomi siswa. Menurut
dengan kurikulum teaching factory, (7)
siswa:
hubungan industri; hubungan kerja sama
“Saya menjadi lebih termotivasi
dengan industri sangat mutlak diperlukan
untuk membuat perencanaan dan
dalam penyaluran alumni ke tempat kerja.
prduk yang baik lalu dipasarkan”.

TRIADIK 43
Implementasi Pembelajaran Teaching Factory Untuk Meningkatkan Kompetensi Keahlian Siswa Tata Boga
Di Smkn 3 Kota Bengkulu

“Saya menjadi lebih tahu bahwa Bengkulu untuk mengupayakan kemajuan-


tidak mudah menjual produk yang kemajuan kompetensi siswa. Melalui
belum dikenal masyarakat. Butuh pembelajaran teaching factory diharapkan
skill yang baik untuk memasarkan siswa mampu bersaing di dunia industri
produk”. dan dunia usaha.
“Kegiatan membuat dan menjual Permasalahan yang muncul selama
membuat saya lebih terampil dan pembelajaran teaching factory adalah
punya banyak pengalaman. Satu sulitnya membangun komunikasi dan kerja
hal lagi yang saya senang, saya bisa sama yang baik diantara para siswa. Masih
punya penghasilan karena menjual ada siwa yang kurang serius dalam
produk, kebetulan saya suka mengerjakan produk. Berdasarkan hasil
menjual dan memasarkan produk”. pengamatan, siswa-siswa yang kurang
Menurut guru pembimbing serius dalam kegiatn pembuatan produk,
pembelajaran teaching factory, siswa- terkadang kurang serius dalam
siswa tata boga cukup terampil dalam pembelajaran mata pelajaran umum. Hal
membuat perencanaan dan pembuatan tersebut disebabkan oleh salah satunya
produk. Tetapi perlu meningkatkan diri adalah siswa kurang memahami
dalam kerja sama kelompok sehingga pentingnya bersikap profesional saat
dalam proses pembuatan produk dapat bekerja, latar belakang keluarga yang
lebih baik lagi. Hal yang perlu kurang menguntungkan.
ditingkatkan adalah kesigapan siswa dalam Ada juga siswa yang kurang serius
menata, merapikan barang-barang dan mengikuti kegiatan karena banyak
ruangaan yang digunakan sebelum dan berbincang, bercanda dengan teman. Hal
setelah selesai bekerja. Kelemahan atau tersebut disebabkan karena ada hal
kekurangan program keahlian tata boga di menarik yang dibicarakan, atau
SMKN 3 Kota Bengkulu salah satunya ditertawakan, namun hal tersebut
adalah di faktor sarana, yaitu dapur atau mengganggu teman, guru dan dirinya
tempat produksi yang belum memenuhi sendiri karena tidak fokus pada pembuatan
syarat sebagai dapur yang berstandar produk.
nasional. Adanya tenaga kerja, guru yang Permasalahan lain adalah belum
ahli dibidangnya sebanyak 9 orang semua orang tua memiliki kesadaran
menjadi salah satu kekuatan bagi program penuh bahwa siswa membutuhkan suport
keahlian tata boga SMKN 3 Kota system dari orang tua. Orang tua

44 TRIADIK
Aida, Hidajat

beranggapan, masalah belajar, pelatihan pihak dapat bekerjasama dan


atau peningkatan skill adalah tugas guru di bersinergi dengan baik
sekolah. Orang tua belum memiliki
SARAN
orientasi yang jelas mengenai kelanjutan
Sekolah perlu meningkatkan kerja
anaknya setelah tamat sekolah. Ada orang
sama dengan orang tua, dunia usaha
tua yang belum paham mengenai teaching
dan dunia industri, diknas provinsi,
factory sehingga belum mampu melihat
pengusaha, agar tercipta sinergi yang
manfaat bagi anaknya.
semakin baik bagi siswa SMK yang
Kompetensi keahlian siswa
akan magang dan menimba
mengalami peningkatan yang nampak pada
pengalaman. Sekolah diharapkan
hasil kuesioner sebelum dan sesudah
memperluas jejaring sehingga sekolah
kegiatan. Hal ini menunjukkan bahwa
memperoleh dukungan untuk
siswa memiliki jiwa wirausaha. Menurut
pembelajaran teaching factory, alumni
Suryana (2006) seseorang dikatakan
SMK memperoleh kesempatan luas
mempunyai jiwa wirausaha jika
untuk belajar dan menggali
mempunyai visi dan misi yang jelas,
kompetensi yang dibutuhkan di dunia
bersedia mengambil resiko, berencana dan
kerja. Seklah perlu memberikan
terorganisir, dan mampu mengembangkan
pelatihan, sosialisasi kepada orang tua
hubungan yang baik dengan pelanggan,
agar memiliki wawasan dan orientsi
pemasok dan karyawan.
bagi anaknya setelah menyelesaikan
sekolah.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Pembelajaran teaching factory
Alptekin, S.E. et al. (2001). Teaching
mampu meningkatkan kompetensi
factory. Proceedings of the 2001
siswa, yaitu 43,75 %
American Society for Engineering
2. Hasil analisis kuesioner
Education Annual Conference and
menunjukkan bahwa aspek
Exposition, Cal Poly, San Luis
menjalin hubungan (dengan
Obispo. Diambil 20 Agustus 2010
pelanggan) perlu ditingkatkan
dari
3. Teaching factory dapat berjalan
http://digitalcommons.calpoly.edu.
dengan baik dan mampu meraih
Direktorat PSMK. (2009). Roadmap
tujuan yang diharapkan jika semua
pengembangan SMK 2010-2014.

TRIADIK 45
Implementasi Pembelajaran Teaching Factory Untuk Meningkatkan Kompetensi Keahlian Siswa Tata Boga
Di Smkn 3 Kota Bengkulu

Jakarta: Departemen Pendidikan Syaifulrahman & Tri Ujati.(2013).


Nasional. Manajemen Dalam Pembelajaran.
Ibnu Siswanto, (2011). Pelaksanaan Jakarta: Indeks.
Teaching Factory Untuk Suryana. (2006). Kewirausahaan Pedoman
Meningkatkan Kompetensi Dan Penelitian: Kiat dan Proses Menuju
Jiwa Kewirausahaan Siswa Enterpreneur dan Enterpneurship.
Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Prenada Media.
Seminar Nasional 2011 Triatmoko, SJ. (2009). The ATMI story,
“Wonderful Indonesia” PTBB FT rainbow of excellence. Surakarta:
UNY, 3 Desember 2011: 396-404 Atmipress.

46 TRIADIK

Anda mungkin juga menyukai