Anda di halaman 1dari 6

Mekanisme Ujaran

Semua bunyi yang dibuat dengan udara yang melalui hidung disebut dengan bunyi nasal, apabila
semua bunyi yang udaranya di keluarkan melawati mulut dinamakan bunyi oral. Pada mulut
terdapat dua bagian seperti, bagian atas dan bagian bawah mulut. Bagian atas mulut umunya
tidak bergerak sedangkan bagian bawah mulut dapat digerakkan. Bagian mulut yang dapat
menghasilakn bunyi sebagai berikut,

a) Bibir
Bibir atas dan bibir bawah, pada kedua bibir ini dapat dirapatkan untuk membentuk bunyi
yang dinamakan bilabial yang mempunyai arti dua bibir yang bertemu. Contohnya pada
bunyi (p), (b), dan (m).
b) Gigi
Pada gigi ini dapat berletakan dengan bibir bawah untuk membentuk bunyi yang
dinamakan labiodental. Contohnya pada bunyi (f) dan (v). Pada gigi ini juga dapat
berlekatan dengan ujuang lidah untuk membentuk bunyi dental. Contohnya seperti bunyi
(t) dan (d) dalam bahasa indonesia.
c) Alveolar
Menurut KBBI alveolar merupakan rongga dalam rahang pada tempat akar gigi tertanam,
pada daerah ini berada persis di bagian pangkal gigi atas. Pada alveolar dapat
ditempelakan di bagian ujung lidah untuk membentuk bunyi yang dinamakan bunyi
alveolar. (Dardjowidjojo, 2010: 33) contohnya pada bunyi alveolar (t) dan (d) pada
bahasa inggris.
d) Palatal keras (hard palatal)
Pada rongga atas mulut, berada persisi dibelakang daerah alveolar. Daerah ini dapat
ditempelkan pada bagian depan lidah untuk membentuk bunyi yang dinamakan dengan
alveopalatal. Contohnya seprti bunyi (c) dan (j).
e) Palatal lunak (soft palate)
Pada buyi ini dihasilkan dengan menempelkan bagian depan dengan lidah didekat atau
pada langit-langit, daerah ini dinamakan velum, dibagian belakang rongga mulut atas.
Palatal lunak dapat dapat diletakan bagaian belakang lidah untuk dapat bmembentuk
bunyi yang dinamakan velar. Contohnya seperti bunyi (k) dan (g).
f) Uvula
Yang terdapat pada ujung rahang atas yang terdapat pada tulang lunak yang dinamakan
uvula. Uvula ini dapat digerakan untuk menutup saluran ke bagian hidung. Apabila uvula
tidak berletakan dengan bagian atas pada laring maka bunyi udara yang keluar melalui
hidung. Bunyi ini dinamakan dengan bunyi nasal. Apabila uvula berlekatan pada dinding
laring maka udara yang disalurkan melalui mulut dan menghasilakn bunyi yang
dinamakan dengan oral.
Lidah

Menurut Dardjowidjojo (2010: 34) pada rahang bawah, disamping bibir dan gigi, terdapat pula
lidah. Lidah merupakan bagian mulut yang fleksibel dapat digerakan dengan lentur. Lidah terdiri
dari,

1) Ujung lidah, yaitu bagian paling denpan dari lidah.


2) Mata lidah, yaitu berada prsisi di bagian belakang ujung lidah.
3) Depan lidah, yaitu bagian yang sedikit agak ketengahan namun masi tetap di depan.
4) Belakang lidah, yaitu dengan bagian yang ada dibagian belakng dari lidah.

A. Pita suara (vocal cords)


Pira suara merupakan sepasang selaput yang berada pada jakun (larynx). Pada selaput ini
dapat diraptkan, dapat direnggangkan, dan dapat juga di buka lebar. Terdapat perbedaan
antara satu konsonan dengan lainnya yang sangat ditentukan dengan adanya selaput ini.
1. Faring (pharynx)
Merupakan saluran udara yang menuju ke rongga mulut atau rongga hidung.
2. Rongga hidung
Merupakan rongga untuk bunyi-bunyi nasal, seperti /m/ dan /n/.
3. Rongga mulut
Merupakan bunyi-bunyi oral, seperti /p/, /b/, /a/, dan /i/.

Model presepsi ujaran

Terdapat masalah uatama dalam mengembangkan model presepsi ujaran ialah menentukan
model presepsi yang tepat dari sebuah proses peresepsi uajaran. Hal tersebut dapat terjadi
melalui dua cara, dengan top-down process tau bottom-up process (Field, 2003). Pada
pemrosesan top-down, pendengar biasanaya akan merasakan seluruh kata, kemudian
memecahnya menjadi komponen-komponen kecil untuk menentukan maknannya, sedangkan
utnuk proses bottom-up, pendengar akan merasakan sebuah kata pertama, dan kemudian
menyusun kumpulan kata secara bersama – sama untuk membentuk dan menentukan sebuah
makna. Beberapa model presepsi ujaran berdasarkan tahun diusulakannya teori-teori tersebuat
ialah sebagai berikut.

1) Motor Theory of Speech Perception (Model Teori Motor)


Model ini dikembangkan pada tahun 1967 oleh Liberman dkk. Pada prinsip dasar pada
model ini terletak pada produksi suara di saluran vocal pembicara. Teori ini menyatakan
bahwa pendengar mampu merasakan gerakan fonetik pembicara sementara si pembaca
itu berbicara. Sikap pada fonetik, dalam model hal ini merupakan representasi dari
menyempitan saluran vocal pembiacar seambil mengahsilkan bunyi ujaran. Setiap
gerakan fonetik diproduksi unik di saluran vokal.

Dalam teori Goldstone (1994) telah menyatakan bahwa terdapat dua hal, yang perlu
diperhatikan yaitu trading relations dan coarticulation. Trading relations merupakan
konsep yang menyatakan bahwa tidak setiap gerakan fonetik dapat diterjemahkan secara
lamgsung serta didefinisikan dalam istilah akustik. Hal ini berarti harus terdapat langkah
lain untuk menafsirkan gerakan vokal. Sedangkan untuk konsep coarticulation ialah
terdapat dua variasi di daerah artikulasi gerakan vokal yang dihasilakan oleh penutur.
Fonem yang dipahami pendengar berdasarkan pada kemampuan si pendengar itu untuk
mengidentifikasikan semua variasi ujaran.
Ujaran terdiri dari tempat artikulasi dan waktu onset suara. Beberapa gerakan vokal
hanya dapat terjadi dari satu jenis artikulasi. Gerakan lainnya memiliki berbagai
coarticulation. Ini berarti bahwa suara yang sama dapat diproduksi di satu tempat di
saluran vokal, atau dapat dihasilkan dari beberapa tempat yang berbeda di saluran vokal.
Kemampuan untuk menentukan di mana suara tertentu diproduksi akan membantu dalam
menentukan suara (jenis fonem) setelah diproduksi. Gerakan vokal yang berbeda
menghasilkan onset suara pada waktu yang berbeda, tergantung pada apa suara yang
dihasilkan . Sebagai contoh, /b/ memiliki onset suara yang berbeda dari /p/ namun
keduanya diproduksi di tempat yang sama di saluran vokal. Membuat perbedaan antara
artikulasi dan onset suara memungkinkan gerakan pengelompokan (pembuatan kategori)
yang ditentukan berdasarkan cara suara-suara tersebut diproduksi.
2) Analysis-by-Synthesis Model (Model Analisis dengan Sintesis)
Dardjowidjojo (2005:53) menyebut model analisis ini dengan sintesis. Model ini
menyatakan bahwa pendengar memiliki sistem produksi yang dapat mensintetiskan bunyi
yang sesuai dengan mekanisme yanga ada padanya (Stevenus 1960, dan Stevens dan
Halle 1967, dalam Gleason dan Ratner 1998). Sebagai contoh apabila penutur bahasa
Indonesia mendengar bunyi /pola/ maka akan dianalisislah ujaran itu daru segi fitur
distingtifnya, lalu disintesisikanlah ujaran itu utnuk dapat memunculkan bentuk yang
mirip dengan bentuk itu (/mula/, /pula/, /kola/, /pola/) samapai pada akhirnya ditemukan
deretan yang sama persis, yakni /pola/. Maka dengan begitu deretan tadi dapat
dipresepsikan dengan benar,
3) Fuzzy Logic Model of Perception (FLMP)
Massaro (1987) dan Werker (1991) mengungkapkan bawa Fuzzy Logic Model Of
Perception (FLMP) merupakan sebuah temuan baru karena pada model teori motor
dinilai lemah. Menurut Massaro persepsi kategoris (categorical perception) bukanlah
suatu tanda bahwa kita memilki modus khusus dalam otak kita berkaitan dengan
mengelompokkan fonem. Hal ini dikarenakan persepsi ujaran sebenarnya terbentuk
melalui dari tiga proses: evaluasi fitur, integrasi fitur, dan kesimpulan (Djarjowidjojo,
2005).
Jika kita mendengar bunyi /ba/ maka kita akan mengikatnnya dengan suka kata ideal
untuk suka ini, yakni semua fitur yang terdapat pada konsonan /b/ mampun pada vokal
/a/. Evaluasi ini kemudian diintegrasikan lalu diambil kesimpulan bahwa suka kata /ba/
yang kita dengan sama (atau tidak sama) dengan suku kata dari prototype kita. Model
seperti ini dinamakan Fuzzy (kabur) karena bunyi suku kata atau kata yang kita dengar
tidak akan mungkin prsisi 100 peresen akan sama dengan prototype kita. Seperti orang
yang sambil mengunyah sambil mengatakan /bara/ pasti tidak akan sama dengan yang
diucapkan oleh orang yang sedang tidak mengunyah apa-apa.

4) Cohort Model
Model ini diusulkan pada tahun 1980-an oleh Marslen-Wilsom, model cohort merupakan
representasi untuk pengambilan leksikal. Marslen-Wilson dan Welsh (1978) dalam
Gleason dan Ratner (1998) secara umum menjelaskan Model Cohort dalam sebuah tahap
dimana informasi mengenai fonetik dan akustik bunyi-bunyi pada kata yang kita dengar
memicu ingatan kita untuk memunculkan kata-kata lain yang mirip dengan kata tadi.
Jika kita mendengar kata /prihatin/ maka semua kata yang mulai dengan /p/ akan
teraktifkan: pahala, pujaan, priyayi,prakata,dsb. Kata-kata yang termunculkan itulah yang
disebut cohort. Kemudian kata-kata yang tidak mirip dengan target (pahala,pujaan) akan
tersingkirkan. Lalu kata /priyayi/ dan /prakata/ akan ikut disingkirkan aren fonem
selanjutnya adalah /h/ dan persis cocok dengan yang diterima.
5) TRACE Model
Model ini ditemukan oleh James McCleland & Jeffrey Elman (McClelland dan Elman,
1986). Teori ini menyatakan bahwa ada beberapa masalah yang dialami pendengar ketika
mendengar suatu bunyi, (Su’udi, 2011:24): 1) bunyi yang didengar tidak benar-benar
terpisah, tetapi agak tumpang tindih, 2) pelafalan bunyi dipengaruhi oleh lingkungannya
yaitu bunyi sebelum atau sesudah bunyi tersebut, 3) beragamnya pelafalan suatu bunyi
yang disebabkan aksen individual, kedaerahan, atau kebisingan lingkungan tempat ujaran
didengar. Salah satu atau beberapa hal tersebut membuat awal bunyi sebuah kata
didengar semua kata yang berinisial sama dengan kata tersebut akan teraktifan dalam
ingatan, kata tersebut kemudian bersaing untuk dimaknai seiring dengan terdengarnya
bunyi yang menyusul, akhirnya makna yang dimaksud akan tertangkap setelah seluruh
kata terdengar, atinya persaingan selesai.
Persepsi bunyi atau urutan bunyi menurut teori ini mengalami proses sebagai berikut: 1)
ketika awal bunyi, misalnya sebuah kata, didengar, semua kata yang berinisial sama
dengan kata tersebut akan teraktifkan dalam ingatan, 2) kata tersebut bersaing untuk
dimaknai seiring dengan terdengarnya bunyi yang menyusul, 3) akhirnya makna yang
dimaksud akan tertangkap setelah seluruh kata terdengar, artinya persaingan selesai.

6) Exemplar Theory
Menurut Goldinger (1996), premis utama Examplar Theory (Teori Contoh-Contoh
Leksikon) sangat mirip dengan Model Cohort. Examplar Theory didasarkan pada
hubungan antara memori dan pengalaman sebelumnya dengan kata-kata. Teori ini
bertujuan untuk menjelaskan cara pada saat pendengar bisa mengingat episode akustik.
Sebuah episode akustik adalah sebuah pengalaman terhadap kata-kata yang diucapkan.
Rincian kata didengar dan diingat secara spesifik oleh pendengar. Teori ini meyakini
bahwa setiap kata meninggalkan jejak yang unik pada memori pendengar dan jejak ini
membantu pendengar dalam mengingat kata-kata . Ketika kata-kata baru masuk memori,
jejak dari kata-kata baru dicocokkan kemudian dicari ada tidaknya kesamaan (Goldinger,
1998).
7) Neurocomputational Model
Model ini diusulkan oleh Kroger dkk (2009). Mereka berpendapat bahwa model persepsi
ujaran didasarkan pada fakta-fakta neurofisiologis dan neuropsikologi. Mereka
mensimulasikan jalur saraf mana saja di berbagai wilayah otak yang terlibat dalam proses
pengujaran terutama ketika ujaran tersebut diproduksi dan dirasakan. Dengan
menggunakan model ini, area otak dalam pengetahuan ujaran diperoleh dengan cara
melatih jaringan saraf untuk mendeteksi suara di daerah kortikal dan sub-kortikal otak.
Model ini berbeda dengan model yang dibahas sebelumnya dalam kaitannya dengan
persepsi ujaran. Hickok & Poeppel (2000) mengembangkan model ini untuk
menunjukkan bahwa persepsi ujaran tidak hanya melibatkan persepsi bahasa lisan, akan
tetapi juga sangat bergantung pada produksi bahasa juga. Model ini sangat mencerminkan
temuan Liberman dan rekan dalam pekerjaan mereka pada Teori Motor. Kedua model ini
menunjukkan bahwa persepsi ujaran adalah produk dari kedua produksi ujaran dan
bagaimana ujaran diterima.

8) Dual Stream Model


Dual Stream Model, diusulkan oleh Hickok dan Poeppel ( 2007). Model ini dinamakan
dual stream karena dinyatakan bahwa terdapat dua jaringan saraf fungsional berbeda
dalam proses ujaran dan informasi bahasa. Salah satu jaringan saraf terutama berkaitan
dengan informasi sensorik dan fonologi berkaitan dengan konseptual dan semantik.
Dalam Dual Stream Model ada beberapa aspek yang diperhatikan yaitu; kunci dari
ujaran, produksi dan persepsi. Belahan kiri otak manusia berurusan dengan informasi,
tetapi sebagai Hickok & Poeppel (2007) menemukan bahwa belahan otak kiri ini juga
mampu mewakili informasi akustik sama mudahnya seperti belahan kanan. Dengan
demikian teori Dual Stream Model dikatakan unik dan masuk akal sebagai model untuk
persepsi ujaran.

Irham, Irham. "Persepsi Ujaran Dalam Konteks Psikolinguistik." Guiding World: Jurnal Bimbingan
dan Konseling 2.1 (2019): 1-12.

Anda mungkin juga menyukai