Anda di halaman 1dari 58

Coal Processing Plant

For internal use only


BIODATA

Nama : Suparyana
NIK : 11000090
Jabatan : CPP Lati Superintendent
Masa Kerja : 25 Tahun
Status :K2
Assistant Geologist ( 1995 – 1997 )
Junior Geologist ( 1997 – 1998 )
Pit Control Jr. Supv. ( 1998 – 2001 )
Pit Geologist ( 2001 – 2002 )
Quality Controller ( 2003 – 2004 )
Production Quality Control ( 2004 - 2007 )
Production Quality & Delivery Control ( 2008 - 2011 )
Coal Precessing Plant supervisor ( 2011 – 2013 )
Production Quality & Delivery Control / PQDC Officer ( 2014 – 2017 )
CPP Superintendent ( 2017 – Now )
Pengalaman :
Pelatihan eksplorasi dan survey ( Jepang ) : Okt 2004 – Mar 2005
Pemecahan masalah sponcomb ( Hainan China ) : Jan 2019
Pemecahan masalah sponcomb dan sticky coal ( PKT Bontang ) : 2016 - 2017

2
Kata kunci “ CPP “

Penimbangan

Plant Peremukan

Pengangkutan

Pemuatan Penumpukan
3
PENDAHULUAN

TUJUAN PELATIHAN

• Memberikan pengetahuan terkait


operasional teknis coal processing plant
• Memberikan informasi terkait
keselamatan kerja di area coal
processing plant

4
PROSES PENAMBANGAN BATUBARA

Pembersihan lahan
Pemindahan tanah Reklamasi
Pemboran blasting Pemindahan OB OB Disposal

Coal Mining Out Pit Dump

To CPP

ROM Stockpile

Crushed Stockpile

Crusher
Radial Conveyor

5
PROSES PENGAPALAN BATUBARA

Underland
Barge Loading
Conveyor

Geared Vessel Barging

Gearless Vessel

6
Diagram Alir Operasional CPP PT BC
P-MNO-05_Prosedur Penumpukan Batubara

7
SEKILAS CPP PT BC

CPP BMO KM. 1


Timbangan 60 ton & 250 ton
ROM 40.000 mt
Crusher 11 1500 tph (end & side dump)
Crusher 12 1500 tph (end & side dump)
Crusher line A-B 1500 tph (end dump)
TLC 1, 2, 3, 4 @ 1500 tph

CPP BMO-SUARAN KM. 28 & KM. 30


Timbangan 250 ton
Inloading Conveyor 1, 3 @1500 tph
Inloading Conveyor 2 @1300 tph
Stockpile 1 163.000 mt
Stockpile 2 156.000 mt
Outloading (BLC) 3000 tph

8
SEKILAS CPP PT BC

CPP LMO
Timbangan 250 ton
Stockpile & ROM 555.000 mt
Crusher 1, 7 dan 9 1000 tph (end & side dump)
Crusher 2 650 tph ( end dump )
BLC 3000 tph

CPP SMO
Stockpile 60.000 mt
ROM 1 118.000 mt
ROM 2 212.000 mt
Total 390.000 mt

9
PENIMBANGAN

 Forecast harian DT Batubara dari tambang diterima oleh Petugas Timbangan untuk diarahkan
ke ROM dan atau ke Hopper Crusher.
 Penimbangan batubara adalah proses penentuan berat muatan batubara dalam satu unit
hauler.
 Ada 2 jenis hauler yaitu side dump dan rear dump ( DT )
 Truk dari tambang akan ditimbang berat kosong dengan berat isian sehingga diperoleh berat
netto batubara. hasil timbangan diawasi bersama oleh petugas jembatan timbang PT Berau
Coal dan Mitra kerja
 Kapasitas Jembatan timbang antara 60 -250 ton
 Pencatatan hasil penimbangan dilakukan supersivor dan dilaporkan setiap akhir shift
 Pengawas melakukan monitor terhadap berjalannya proses penimbangan
 Jembatan timbang dilakukan kalibrasi 1 tahun sekali oleh metrologi
10
STOCKPILING
Pengawasan Stockpile Stockpiling adalah kegiatan
penumpukan batubara yang sudah
melalui proses crushing

Tempat untuk penumpukan batubara


tersebut dinamakan stockpile

Potensi bahaya
• Beda ketinggian
• Debu jalan dan batubara yang
menghalangi jarak pandang
• Material lunak
• Jalan tidak standar
• Terkena kucuran
• Terperosok
• Unit DT Terbalik

11
STOCKPILING
Pengawasan Timbangan
Petugas Timbangan
- Memastikan Forecast telah di terima dan di
setujui /TTD supv Mining BC
- Batubara dari tambang di arahkan sesuai
dengan DOP CPP
- Memastikan petugas penumpukan ada di
lokasi penumpukan di stockpile
- Mengarahkan DT batubara dari tambang ke
ROM dan atau ke hopper crusher

Potensi bahaya
• Ramp Timbangan 1,5 kali lebar unit DT
• Debu jalan hauling menuju Timbangan
• Kabut di malam hari
• Kabel Listrik melintas akses jalan DT batubara
menuju stock pile
• Bahaya petir saat kondisi hujan dan atau mendung
• Jalan menuju timbangan dan stock pile undulasi

12
STOCKPILING
Daily Operation Plan (DOP) dan Pelaporan
0 0

SUMMARY PRODUCTION REPORT CPP LMO


Date : 31-Aug 2020

1. Penyusunan DOP dilakukan oleh CPP Supv


Info SHE Shift 1 : Info SHE Shift 2 :
Nihil Nihil

2. DOP CPP dibuat di awal shift


Production

Shift 1 ( Day ) Shift 2 ( Night )


1. Coal Getting 15.109,888 MT 1. Coal Getting 18.685,152 MT
PT. BUMA - West 15.109,888 MT PT. BUMA - West 18.685,152 MT

3. DOP disetujui oleh siapa CPP Supt


PT. BUMA - ON2 - MT PT. BUMA - ON2 - MT
PT. RBA - OS - MT PT. RBA - OS - MT
PT. RBA - ON - MT PT. RBA - ON - MT
PT. RBA - ON2S - MT PT. RBA - ON2S - MT
2. Coal Crushing 16.082,574 MT 2. Coal Crushing 18.685,152 MT
3. Coal Barging 14.679,266 MT 3. Coal Barging 22.459,446 MT
4. Total Stock 258.947,917 MT 4. Total Stock 258.947,917 MT
ROM 89.814,320 MT ROM 89.814,320 MT
Crushed 169.133,597 MT Crushed 169.133,597 MT

Total Coal Getting 33.795,040 MT Total Coal Crushing 34.767,726 MT


PT. BUMA - West 33.795,040 MT Total Coal Barging 37.138,712 MT
PT. BUMA - ON2 - MT Total Coal stock 258.947,917 MT
PT. RBA - OS - MT
PT. RBA - ON - MT

Pelaporan aktivitas stockpile :


PT. RBA - ON2S - MT

Monitoring supply & estimasi stock PLTU shift 1 Monitoring supply & estimasi stock PLTU shift 2
Opening stock di PLTU 610,152 MT Opening stock di PLTU 739,810 MT
S upply to PLTU 349,658 MT Supply to PLTU - MT

1. Dilaporkan oleh CPP Supv


Pemakaian PLTU 220,000 MT Pemakaian PLTU 220,000 MT
Closing stock di PLTU 739,810 MT Closing stock di PLTU 519,810 MT

Note Shift 1 Note Shift 2


Hauling : Hauling :

2. Dibuat setiap akhir shift


Total forecast Buma : 20.000 mt Total forecast Buma : 20.000 mt
Total forecast RBA : - mt Total forecast RBA : - mt
Total forecast coal Getting : 20.000 mt Total forecast coal Getting : 20.000 mt
DT pertama jam : 7:45 wita DT pertama jam : 18:15 wita
DT terakhir jam : 17:15 wita DT terakhir jam : 6:00 wita

3. Laporan disampaikan ike bagian-bagian


Jumlah DT end dump Buma : 18 unit Jumlah DT end dump Buma : 18 unit
Jumlah DT trailer Buma : 20 unit Jumlah DT trailer Buma : 21 unit
Jumlah DT end dump RBA : 0 unit Jumlah DT end dump RBA : 0 unit
Jumlah fleet Buma : 5 fleet Jumlah fleet Buma : 4 fleet
Jumlah fleet RBA : 0 fleet Jumlah fleet RBA : 0 fleet

Keterangan lain :

Rehandling :
CH Buma, 1 x Enddump,S eam Q
CH Buma ,2 x trailer Seam R & Seam Q

RC 2C Ke FS 1B
Keterangan lain :

Rehandling :
CH Buma, 2 x Enddump,Seam P
CH Buma, 2 x trailer seam R & Seam Q

Nihil
terkait
4. Jika ada ketidaksesuaian maka CPP
Restock : Nihil Restock : Nihil
Maintenance : CR-02,UnSched Maint,(Bearing Gearbox Feeder),07:30 - 18:00,Wita Maintenance : CR-02,UnSched Maint,(Bearing Gearbox Feeder),18:00 - 07:30,Wita
CV 05 Weekly Maint (11:00 - 16:35) CR-07 Tripper tidak bisa geser (03:10- 03:15). Wita
CR-01 Stop traiiler 36 tidak bisa maju (04:35 - 05:15) Wita

Supv melakukan koordinasi dengan


Barging : Kurang lancar ,Hanya pakai satu line Barging : kurang lancar ,Waiting shipment (Eta Kapal) 04:45 - 07:30. Wita

General : Support Barging & Dozing Kucuran General : Support Barging & Dozing Kucuran
Spontcom Rom & Stock Pile Spontcomb Rom & Stock pile

bagian terkait dan melaporkan kepada


Perapian WMP SATU Penyiraman area cpp & Kampung
A2B NO Optr : Nihil
A2B B/D : Nihil
A 2B NO Optr : Nihil
A 2B B/D : Nihil

CPP Supt
Forecast Shift 2 Forecast Shift 1
- Coal Getting : 20.000 MT ( BUMA : 20.000 ) - Coal Getting : 20.000 MT ( BUMA : 20.000 )
- Coal Barging : MV. Yue Dian 8,MV.Koun Shun - Coal Barging : Waiting shipment

Daily Production
- Plan coal getting 34.066,667 MT
- Actual Coal Getting 33.795,040 MT
- Daily Achievement 99,20%
- Plan coal crushing 34.066,667 MT
- Actual Coal crushing 34.767,726 MT
- Daily Achievement 102,06%
- Plan coal barging 33.844,833 MT
- Actual Coal barging 37.138,712 MT
- Daily Achievement 109,73%

Month to Date Production Year to Date Production


Monthly Plan Getting 1.022.000,000 MT 1. Yearly plan 2017 13.000.000,000 MT
- MTD Coal Getting 923.179,231 MT - YTD Coal Getting 4.989.708,836 MT
- MTD Achievement 90,33% - YTD Achievement 38,38%
Monthly Plan Crushing 1.022.000,000 MT 2. Yearly plan Crushing 13.000.000,000 MT
- MTD Coal Crushing 921.901,342 MT - YTD Coal Crushing 4.952.007,363 MT
- MTD Achievement 90,21% - YTD Achievement 38,09%
Monthly Plan Barging 1.015.345,000 MT 3. Yearly plan barging 13.228.156,000 MT
- MTD Coal Barging 1.032.300,472 MT - YTD Coal barging 5.259.918,515 MT
- MTD Achievement 101,67% - YTD Achievement 39,76%

Fixed Plant working Hour & Productivity


Working Hour Productivity Performance
No. Unit Total loss time
( desimal ) Ton Ton/Hour PA UA
1 Roxon 1 17,11 15.285,060 893,341 100% 71% 6,89
2 Roxon 2 0,00 - - 38% 24,00
3 Roxon 3 16,00 11.870,146 741,884 92% 73% 8,00
4 Roxon 4 11,58 7.612,520 657,385 100% 48% 12,42

5 NEW BLC / CV 36 13,90 37.138,712 2.671,850 98% 59% 10,10

13
STOCKPILING
Pengawasan Stockpile
Petugas Crusher / Operator Plant
mengoperasionalkan mesin crusher
batubara yang di dumping dari unit
DT batubara dari mining dan atau
dari stockpile

UNIT SUPPORT LV
1 Sesuai dengan F-SFO-01.02 P2H Unit

2 METAL CATCHER
- Noise
- Vibrasi
- Oil level

3 METAL DETECTOR

4 MECHANICAL SAMPLER
Potensi bahaya - Kondisi fisik
• Beda ketinggian - Noise / bunyi
• Debu Batubara hasil crusher - Vibrasi
• Kontaminasi Material batubara - Skirting
• Jalan tidak standar
• Terkena kucuran
• Terperosok
14
KONDISI JALAN OPERASIONAL
STOCKPILING
Pengawasan Stockpile
Pengawas Stockpiling adalah
Pengawas yang mengawasi kegiatan
penumpukan batubara yang sudah
melalui proses crushing

15
ROM & STOCKPILE
STOCKPILING

KONTAMINAN
Material pengotor batubara yang
bukan berasal dari batuan di sekitar
batubara

Contoh kontaminan: gigi bucket ,


material perkerasan jalan, Sampah
bungkus makanan, excavator,
komponen crusher, dll

DILUSI

Material pengotor batubara yang berasal


dari batuan di sekitar batubara

Contoh: bone coal, parting, material OB

16
ROM & STOCKPILE
STOCKPILING

BONE COAL
Material pengotor batubara berwarna
hitam kecoklatan, mempunyai tekstur
membutir dan mengendap di dalam
lapisan batubara secara melensa dan
berlapis yang sangat keras dan lebih
berat daripada batubara

COAL SIZE

Top size Crush coal 50 mm


Crush Coal Maksimum 6% ukuran + 50 mm
Raw Coal maksimal 40cm

17
ROM & STOCKPILE
STOCKPILING

SPONTANEOUS COMBUSTION
Proses terbakarnya batubara secara
sendiri dan alami yang dipengaruhi
oleh alam dan batubara itu sendiri

JALAN DAN TANGGUL photo


DRAINAGE
Sesuai dengan standar jalan tanggul Sistem pengaliran air
menurut S-SFO-02 Standar K3
Tambang .
Grade jalan tidak lebih dari 8 %

18
OPERASIONAL
STOCKPILING

JEMBATAN TIMBANG / WEIGHT BRIDGE

Hal yang harus diperhatikan:


- Load cell
- Display jembatan timbang
- Traffic Light
- Jalan keluar masuk jembatan timbang

CRUSHER

Hal yang harus diperhatikan oleh operator:


- Chain feeder (dragbar, lamela, drive unit, liner,
dust surpression)
- Primary crusher
- Roller screen
- Secondary crusher
- Conveyor

19
OPERASIONAL
STOCKPILING

COAL BARGING

Hal yang harus diperhatikan:


- Barge loading conveyor

COAL SPRAYING

Hal yang harus diperhatikan:


- Spray untuk tiap crusher berfungsi

20
OPERASIONAL
STOCKPILING

REHANDLING

Hal yang harus diperhatikan:


- Unit rehandling
- Tinggi tumpukan
- Space area manuver DT
- Pengawas re-handling
- Arah dumping batubara
- Radio komunikasi

21
REHANDLING
STOCKPILING

REHANDLING POTENSI BAHAYA /


ASPEK SIGNIFIKAN
APA ITU REHANDLING? - Bekerja dengan unit
- Bekerja di area yang rawan longsor
Rehandling adalah kegiatan pemuatan - Bekerja di area spontaneous combustion
kembali batubara dari ROM ke unit - Kondisi jalan dan area manuver yang
crusher. Alat muat yang digunakan sempit
adalah wheel loader / excavator
dengan alat hauling dump truck Perhatikan jarak aman antrian unit, yaitu
minimal panjang unit depan belakang dan
minimal 1x lebar unit pada antrian
menyamping
IK REHANDLING

Sebelum mulai pekerjaan


1 Identifikasi potensi bahaya dan aspek signifikan
2 Melakukan P2H unit dan peralatan
3 Periksa rute yang akan dilewati dan manuver unit
4 Pastikan metode rehandling yang akan dilakukan

22
REHANDLING
STOCKPILING

Unit – unit yang dilakukan P2H yaitu:


1. Wheel loader
2. Dump Truck
3. Water truck
4. Excavator

23
ROM & STOCKPILE
STOCKPILING I-MNO-05.10-IK RE-HANDLING

PENGAWASAN REHANDLING Potensi bahaya


• Akses Manuver & Loading
batubara sempit
• Beda ketinggian
• Debu jalan dan batubara yang
menghalangi jarak pandang
• Material lunak
• Jalan tidak standar
• Terkena kucuran
• Terperosok

24
APD ( Alat Pelindung Diri ) yang di Gunakan

1. Safety Helmet (Helm Pengaman)


Safety Helmet berfungsi melindungi kepala dari bahaya terbentur benda keras seperti pipa besi
ataupun batu yang jatuh selama para pekerja berada di area kerja.
2. Safety Vest (Rompi Reflektor)
Rompi ini diengkapi dengan iluminator, yaitu sebuah bahan yang dapat berpendar jika terkena
cahaya. Bahan berpendar yang ada pada rompi reflektor ini akan memudahkan dalam
mengenali posisi pekerja ketika berada di kegelapan.
3. Safety Boot (Sepatu Boot)
Pada kondisi area pertambangan yang umumnya licin dan berlumpur.
4. Safety Goggles/Glasses (Kacamata Pengaman) 
Dengan menggunakan Safety Goggles/Glasses ini, pekerja terhindar dari terpaan debu diarea
Pertambangan ataupun cipratan dari minyak saat proses drilling.
5. Safety Masker/masker respirator (Penyaring Udara)
Safety Masker berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan
kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb). Ada berbagai jenis masker yang tersedia,
mulai dari masker debu hingga masker khusus dalam menghadapi bahan kimia yang mudah
menguap.

25
APD ( Alat Pelindung Diri ) yang di Gunakan

6. Safety Gloves (Sarung Tangan Pengaman)


Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang
dapat mengakibatkan cedera tangan. Hal ini dikarenakan para pekerja banyak
berinteraksi (menyentuh) benda2 yang panas, tajam, ataupun yang beresiko terluka
tergores saat melakukan pekerjaannya.
7. Ear Plugs (Pengaman Telinga)
Ear Plugs berfungsi sebagai alat pelindung yang dilekatkan di telinga pada saat bekerja
di tempat yang bising. Ear plugs merupakan alat pelindung pendengaran dari
kebisingan. Penggunaan earplug ini mencegah pekerja mengalami gangguan
pendengaran seperti penurunan pendengaran akibat terpapar kebisingan.
8. Lampu Kepala
Alat keselamatan ini biasanya khusus digunakan pada penambangan bawah tanah
(underground), untuk membantu pekerja bekerja di areal gelap.
9. APD lainnya yang diperlukan

26
METODE REHANDLING
STOCKPILING

METODE V-SHAPE METODE CROSS LOADING METODE I-SHAPE

Wheel loader dengan posisi


tegak lurus dari front loading,
Wheel loader mengambil
muatan dan mundur pada posisi
aman, Dump Truck bergerak
maju/mundur untuk dimuat

Posisi DT miring dari front Posisi Dump Truck miring


loading, wheel loader dari front loading, wheel
mengambil posisi tegak loader mengambil material ,
lurus front loading dan manuver mundur serta
posisi bucket miring loading dengan posisi tegak
lurus dari posisi DT

CHANNEL CPP
LMO 151.200
BMO 151.300
SMO 151.400

27
METODE REHANDLING
STOCKPILING

FRONT LOADING

1 Mempersiapkan area front loading dan manuver


unit. Area manuver aman minimal 3x panjang unit
wheel loader.

2 Mempersiapkan dan memastikan dasar jalan


dalam kondisi baik untuk Dump Truck

28
METODE REHANDLING
STOCKPILING

FRONT LOADING

3 Memastikan tinggi tumpukan batubara dalam


kondisi batas aman (tinggi maksimal sesuai
dengan kajian geotek masing-masing site,
dan kemiringan maks 90 derajat)

Kondisi tumpukan ROM tidak terdapat batubara


menggantung, sehingga potensi unit tertimpa dapat
dihindari

29
METODE REHANDLING
STOCKPILING

4 ANTRIAN DT

ANTRIAN DEPAN -BELAKANG ANTRIAN KIRI-KANAN ANTRIAN KOMBINASI

• DT antri dengan jarak minimal • DT antri dengan jarak minimal • DT antri kombinasi samping dan
1x panjang unit 1x lebar unit depan unit, dengan jarak
• DT yang antri berada di depan • DT yang antri berada di samping menyamping minimal 1x lebar
DT yang dimuat, dalam kondisi DT yang dimuat, WA manuver unit dan memanjanjang minimal
siap manuver mundur mundur untuk pengisian 1x panjang unit
• DT yang antri berada di dua
lokasi, satu di depan DT yang
sedang loading, satu di samping
dan siap untuk manuver maju
pada posisi DT yang berada di
depan unit

30
METODE REHANDLING
STOCKPILING

5 Melakukan pemuatan batubara ke dalam


vessel DT.
Perhatikan:
- Banyaknya muatan sesuai dengan
kapasitas DT dan WA yang digunakan
- Pastikan batubara tidak tertumpah

6 Mengkomunikasikan ke operator DT bahwa


loading sudah selesai dan operator DT
mengetahui informasi tersebut.
Mengarahkan unit ke lokasi titik dumping
7 (hopper crusher) sesuai dengan arahan CPP
Spv.
8 Melakukan dumping batubara ke dalam
hopper sesuai dengan IK dumping crusher
SETELAH AKTIVITAS
9 Jika terjadi antrian di depan hopper
crusher, wheel loader melakukan perapihan Merapikan area kerja dan tumpukan batubara setelah
tumpukan dan area kerja 1 selesai aktivitas dan sebelum meninggalkan ROM
10 Semua unit standby dipastikan standby
Melaporkan pada pengawas bahwa aktivitas telah
pada satu channel CPP masing-masing site 2 selesai dilakukan dan kembali ke tempat parkir dan
11 Jumlah retasi, tonase dan kualitas menunggu instruksi CPP Spv.
re-handling dan unit yang digunakan
dilaporkan
31
CRUSHING ACTIVITY
CRUSHING

Prosedur : I-MNO-05.09 / IK Coal Crushing


APD : Helm, Kacamata, Wearpack/Baju kerja, Sarung tangan, masker dan Sepatu safety
Point : Alat komunikasi, Forecast, P2H unit, Lampu traffic, Area dumping, Arah kucuran, Sampling

32
CRUSHING ACTIVITY
CRUSHING

KUALITAS BATU BARA

Kualitas batubara adalah tingkat baik buruknya batubara.


Kulitas didapat dengan melakukan uji lab dari contoh batubara
yang diambil sebagai sample.

Parameter yang menjadi kontrol penambangan:


- Total moisture (kandungan air)
- Ash (abu)
- Total sulphur (TS)
- Calorifiv value (CV)
- Na2O (Sodium)
- Ash Fusion Temperature (AFT)

Brand market PT. Berau Coal

1. Mahoni ( A-B) -- kalori


2. Agathis --> TS
3. Sungkai -- TS

33
CRUSHING ACTIVITY
CRUSHING

• Dilakukan Koordinasi dengan operator jembatan timbangan terkait kualitas dan


penempatan batubara di stockpile dengan menggunakan radio komunikasi channel CPP

34
PENANGGULANGAN PENYUMBATAN
CRUSHING

PEMECAHAN BOULDER I-MNO-05.08 IK Pemecahan Boulder Batubara

SEBELUM SAAT
Buka manhole dan bersihkan material yang
Memastikan penggunaan menghalangi Perhatikan posisi kaki dan
APD yang sesuai pijakan kaki

Menonaktifkan unit Pasang stopper, masuk ke manhole, periksa


crusher: Switch ke OFF, penyebab penyumbatan
matikan local switch
Bersihkan boulder dan pecahkan dengan jack
Matikan breaker di MCC hammer atau linggis.
dan pasang LOTO
Keluar dari manhole dan lepas stopper.
Pastikan tidak ada yang tertinggal

Masukkan batubara kembali. Tutup pintu


manhole, perhatikan tangan agar tidak terjepit

SETELAH
Hidupkan breaker di MCC dan start manual melalui local switch

Putar balik jika terjadi penyumbatan. Jika normal, lepas sistem LOTO

35
PENANGGULANGAN PENYUMBATAN
CRUSHING

PENANGANAN KONTAMINAN I-FPM-01.02 IK Penanganan Kontaminan di Crusher

KONTAMINAN TERJEPIT & KONTAMINAN TERJEPIT &


KONTAMINAN TIDAK TERJEPIT TIDAK BERPOTENSI MERUSAK BERPOTENSI MERUSAK BELT
BELT & TEETH CRUSHER & TEETH CRUSHER

Melakukan peregangan secondary


atau primary crusher di sisi roll loose

Memastikan posisi kunci tepat pada


nut adjuster

Lakukan putar manual (local control)


agar kontaminan keluar dari chute
crusher.
Pasang mechanical lock dan
Pastikan tidak ada orang yang
lakukan pemotongan material untuk
tersangkut conveyor
mengurangi ukurannya dengan
cutting torch atau gerinda tangan

Memasang lock mechanical Melakukan peregangan secondary


crusher dari luar manhole atau primary crusher di sisi roll
loose
Mesin sprayer dan crusher
Memastikan posisi kunci tepat pada
dimatikan setelah Crushing
nut adjuster
selesai dilaksanakan

36
CRUSHING
Pelaporan apabila terjadi kontaminan

Jika terdapat kontaminan pada crusher maka Supv. CPP akan


menyampaikam ke Supv. mitra kerja yg bekerja di area CPP.
Kemudian mitra kerja melakukan investigasi. Jika kontaminan tsb
menyumbat batu bara maka mitra kerja melakukan handling
kontaminan tsb

37
PENANGGULANGAN PENYUMBATAN
CRUSHING

PENANGANAN KONTAMINAN S-FPM-01.02 Standar Penanganan Kontaminan di Crusher

BERDASARKAN BAHAYANYA BERDASARKAN DAMPAKNYA

KONTAMINAN YANG TIDAK


KONTAMINAN NONMETAL MERUSAK BELT & TEETH
CRUSHER
Bone coal, batu, kayu
• Berukuran kurang dari 50 cm
• Tidak mempunyai bagian yang
tajam yang dapat menyayat
belt conveyor

KONTAMINAN YANG DAPAT


KONTAMINAN METAL MERUSAK BELT & TEETH
CRUSHER
Part alat berat, part unit
hauling, part crusher • Berukuran lebih dari 50 cm
• Mempunyai bagian yang
tajam yang dapat menyayat
belt conveyor

38
TRUCK LOADING CONVEYOR
TRUCK LOADING ACTIVITY

. Pra kegiatan
APA ITU TRUCK LOADING
CONVEYOR (TLC)?

Truck loading adalah proses pemuatan


batubara yang telah dihancurkan (crushed
coal) ke dalam alat angkut batubara (coal
hauler) dengan menggunakan conveyor

TLC ada di CPP BMO km. 1 yang melakukan


pemuatan batubara untuk selanjutnya diangkut
ke CPP Suaran

39
TRUCK LOADING CONVEYOR
TRUCK LOADING ACTIVITY

Pra Kegiatan

1. Menyiapkan kelengkapan APD & Komunikasi dengan operator dan driver unit truck
2. Check kelayakan kondisi Truck Loading
3. Check kondisi kelayakan emergency stop
4. Check semua kelengkapan kelayakan safety divice
5. Koordinasi dengan dengan electrician terjalin dengan baik

40
TRUCK LOADING CONVEYOR
TRUCK LOADING ACTIVITY

Aktivitas Kegiatan

1. Komunikasi dengan operator dan driver unit truck dilakukan

2. Curahan batubara diawasi agar tidak terjadi tumpahan dari vessel (BMO1) (IK -Truck loading
conveyor)
- Tanda berhenti truck
- Komunikasi antara operator primover dgn operator truck loader dengan radio komunikasi di
frekwensi yang sama

41
TRUCK LOADING CONVEYOR
TRUCK LOADING ACTIVITY

Unit – unit support yang melakukan kegiatan Truck Loading yaitu:

1. Dozer sekelas D 155


2. Wheel Loader / WA
3. Eksavator sekelas PC 200

42
TRUCK LOADING CONVEYOR
TRUCK LOADING ACTIVITY

Pasca Kegiatan

1. Antrian Unit trailer kosong dipastikan


2. Pastikan Vessel tertutup
3. Pelaporan jumlah retasi
- Dicatat oleh operator crusher dan diawasi oleh pengawas CPP
4. Melakukan koordinasi dengan electrician terkait evaluasi kendala yang terjadi selama
aktivitas loading conveyor

Log book dan laporan ritasi ?


Metal di safety device aman ?

43
BARGING ACTIVITY
BARGING

BARGING adalah kegiatan pemuatan batubara


ke dalam barge.

Barge (tongkang) adalah suatu bangunan yang


menyerupai kapal tetapi tidak bermesin dan
memiliki ruang muat serta ruang apung kedap air
dengan ukuran yang berbeda seusai dengan
kapasitasnya.

Potensi bahaya
• Terjatuh dalam tunnel
• Penerangan tunnel kurang
• Pengukuran gas di dalam tunnel kurang atau
berlebih (CO, H2O, dll)
• Benda berputar (roller/belt conveyor)
• Asap spon comb

44
BARGING ACTIVITY
Kesiapan power supply ke electric di komunikasikan

1. Plant operator jetty akan menanyakan kesiapan elektrik utk


BLC (barge loading conveyor)
Contoh CPP akan mengoperasikan 4 unit crusher dan BLC.
2. Apabila power siap, maka elektrik akan jawab oke lanjut
3. jika ada kendala pada elektrik, maka akan petugas elektrik
menginfokan ke Plant operator BLC (barge loading conveyor)
agar unit jangan di running

45
Pengawasan Kegiatan Barging Batu Bara
Memuat batu bara ke dalam tongkang (barging)

Sebelum Pekerjaan
1. Periksa kelengkapan unit HT dan Radio Rig
2. Periksa komunikasi radio 3 arah antara pihak CPP, Group Leader dan
Surveyor dengan Channel CPP
3. Minta informasi ke PKO 22/Port Office mengenai rencana pemuatan,
kapal dan surveyor pemuatan (Gunakan channel 71 marine)
4. Pastikan ke Surveyor bahwa ruang muat sudah dilakukan pengecekan
dan dalam keadaan bersih (Menggunakan channel 13(Lati &
Sambarata), channel 10 (Suaran) Marine )
5. Pastikan daftar pasang surut dari Tide Table sudah diketahui sebagai
referensi selama melakukan pemuatan (Sesuaikan jumlah muatan
dengan estimasi pasang surut untuk mencegah kapal kandas )
6. Komunikasikan dengan pihak CPP dan pihak tugboat untuk pengaturan
posisi chute di atas tongkang
- Posisi chute berada tepat di atas bagian tengah (sentral) antara sisi kiri
dan kanan ruang muat tongkang
- Arahkan pihak CPP untuk mengatur pergerakan chute jika belum sentra
7. Kelengkapan dust suppression di pastikan kelayakannya oleh Plant
Operator secara visual di belt conveyor jetty ( BLC )
8. Infokan ke pihak CPP bahwa pemuatan sudah bisa dilaksanakan
(Gunakan channel CPP )

46
Pengawasan Kegiatan Barging Batu Bara
Memuat batu bara ke dalam tongkang (barging)

Saat Aktifitas

1. Pastikan pemuatan gunung pertama dilakukan di tengah tongkang


2. Pastikan chute conveyor mengucur ke tengah ruang muat tongkang
3. Pastikan gunung pemuatan maksimum 6 meter dari atas dinding
muat tongkang
4. Pastikan gunung pemuatan tidak tumpah ke ke luar tongkang,
dengan memperhatikan hal-hal berikut:
- a. Jarak antara muatan dan bibir side board (sisi luar tongkang)
memadai untuk tidak terjadi tumpahan
- b. Pemuatan dilakukan sebanyak 4 gunung atau lebih untuk semua
ukuran dan jenis tongkang
5. Pastikan tongkang tidak miring selama pemuatan, (Kegiatan shifting
bolak-balik wajib dilakukan untuk menjaga pemuatan di satu titik)
Catatan Mengacu pada angka yang tertera pada lambung kapal (draft),
jaga selisih bagian depan dan belakang yang tenggelam
(kemiringan trim) tidak lebih dari 30 cm dan deck tongkang tidak
tenggelam.
6. Infokan ke pihak CPP untuk mengubah arah chute bila tongkang
miring (Gunakan channel CPP)
7. Infokan ke pihak CPP untuk mengubah arah chute bila tongkang
sudah stabil (Gunakan channel CPP)

47
Pengawasan Kegiatan Barging Batu Bara
Memuat batu bara ke dalam tongkang (barging)

8. Segera lakukan Shifting tongkang bila gunung pemuatan sudah


dalam kondisi maksimum
9. Pastikan hal-hal berikut ini, untuk menghindari kejadian tongkang
kandas
a. Lakukan pengawasan terhadap perubahan pasang surut
dengan berpedoman "Tide Table"
b. b. Perhitungkan estimasi waktu komplit untuk tongkang yang
akan dimuat. Jika waktu komplit diestimasikan pada saat
kondisi air surut, atur trim dengan memaksimalkan proses
muat dan shifting
c. Lakukan balas trim pada saat kondisi air surut
10. Pastikan trim by stern di akhir pemuatan (trim ideal saat
tongkang komplet sebesar 0,50 cm)
11. Tanyakan ke Surveyor mengenai jumlah muatan yang termuat di
akhir pemuatan
12. Infokan ke pihak cpp jika muatan sudah sesuai dengan rencana
(Gunakan channel CPP)
13. Infokan ke pihak cpp untuk stop pemuatan bila muatan sudah
sesuai dengan rencana (Gunakan channel CPP)

48
Pengawasan Kegiatan Barging Batu Bara
Memuat batu bara ke dalam tongkang (barging)

Setelah Aktifitas

1. Infokan ke tugboat bahwa pemuatan sudah selesai (Menggunakan channel


13(Lati&Sambarata), channel 10 (Suaran) Marine
2. Infokan ke tugboat untuk mempersiapkan crew di tongkang, mesin dan second towing
tongkang (Menggunakan channel 13(Lati&Sambarata), channel 10 (Suaran) Marine
3. Infokan ke Assist tug bahwa pemuatan sdh selesai dan instruksikan untuk bergerak menuju
buritan tongkang (Menggunakan channel 13(Lati&Sambarata), channel 10 (Suaran) Marine
4. Infokan ke surveyor untuk melakukan final Drought survey (Menggunakan channel
13(Lati&Sambarata), channel 10 (Suaran) Marine
5. Infokan ke PKO 22/port office pada setiap site bahwa pemuatan sudah selesai ( Gunakan
Channel 71 marine)

49
PENANGANAN SPONCOMB
KEGIATAN PENUNJANG

PENANGANAN SPONCOM I-MNO-05.06 IK Penanganan Spontaneous Combustion

SEBELUM SAAT

Identifikasi potensi POSISIKAN unit


bahaya: identifikasi
besar sumber api & PILIH batubara sumber api
jarak aman antara
sumber api dan unit PISAHKAN batubara yang terbakar
Periksa peralatan yang SEBAR ke area yang aman
akan digunakan
ADUK antara yang tidak terbakar dan sisa sponcom
Gunakan APD

Periksa rute yang akan KUMPULKAN dan aduk kembali


dilewati excavator dan
wheel loader PADATKAN dengan punggung bucket

SETELAH

Lapor pengawas dan pastikan rute keluar unit aman

50
Kegiatan Penunjang Coal Processing Plant
Penanganan Spontanious Combustion

Sebelum Pekerjaan

1. Identifikasi potensi bahaya selama aktivitas penanganan spontaneous combustion.


2. Lakukan pemeriksaan terhadap material dan peralatan yang akan digunakan sebelum
melakukan penanganan spontaneous combustion.
3. Gunakan Alat Pelindung Diri, pastikan terpasang dengan baik dan tidak mudah terlepas.
4. Periksa rute yang akan dilewati unit excavator dan wheel loader

51
Kegiatan Penunjang Coal Processing Plant
Penanganan Spontanious Combustion

Saat Aktifitas

1. Posisikan unit yang akan digunakan disekitar sumber api (titik


spontaneous combustion). Pijakan unit tidak miring dan stabil
2. Pilih batubara yang ada sumber api dengan menggunakan bucket
excavator/wheel loader. Bucketterjangkau dengan sumber api
3. Pisahkan batubara yang terbakar dan disebar ke area yang aman
4. Lakukan pengadukan antara batubara yang tidak terbakar dengan
sisa spontaneous combustion yang masih panas di area tumpukan.
5. Batubara terbakar yang sudah disebar, dikumpulkan kembali dan di
aduk dengan batubara yang tidak terbakar pada tumpukan. Tumpukan
batubara tidak berasap lagi
6. Lakukan pemadatan hingga tumpukan rapi dengan menggunakan
bucket punggung excavator/wheel loader

Setelah Aktifitas

1. Melaporkan kepada pengawas bahwa pekerjaan penanganan


sponteneous Combution sudah dilakukan

52
Kegiatan Penunjang Coal Processing Plant
Pengecekan Level Endapan & Perencanaan Pembersihan Sediment Pond CPP

1. CPP Supervisior melakukan pengecekan visual terhadap level endapan setiap sediment
pond CPP secara berkala. Hasil pengecekan dicatat dalam data base shiftly report.
2. Endapan mencapai ¾ kapasitas sediment pond maka CPP Supervisor membuat rencana
kerja pembersihan sediment pond.
Rencana kerja pembersihan sediment pond harus memuat informasi paling tidak:
Lokasi/identitas sediment pond yang akan di bersihkan;
Tanggal rencana pembersihan;
Estimasi waktu yang diperlukan untuk pembersihan;
Jumlah excavators dan dump truck yang akan digunakan;
Rencana lokasi dumping;
Forcest kualitas; dan
Pengawas yang akan ditugaskan
3. Rencana kerja harus diketahui dan disetujui CPP Superintendent dan didistribusikan ke
bagian terkait 3 hari sebelum pelaksanaan pembersihan sediment pond.

53
Kegiatan Penunjang Coal Processing Plant
Loading Fine Coal
1. Pengawas CPP berdasarkan rencana kerja pembersihan sediment pond
berkoordinasi dengan pihak terkait/mitra kerja agar dapat mengarahkan 1
unit excavator sekelas PC 200 dan atur jarak dumping
2. Pengawas CPP harus memastikan:
• Kesiapan dan keamanan peralatan sebelum pelaksanaan pekerjaan
(excavator dan dump truck sudah di P2H dan kondisinya layak untuk
dioperasikan);
• Kesiapan dan keamanan lokasi sebelum pelaksanaan pekerjaan;
• Landasan/dudukan excavator yang stabil;
• Jalur jalan (termasuk area manuver) yang akan dilewati dump truck
aman;
• Komunikasi 2 arah yang efektif dilakukan antara operator excavator dan
dump truck;
• Kualitas dan kebersihan fine coal yang diloading (perlu ditiriskan, dapat
dijadikan produk atau tidak dapat dijadikan produk) melalui pengamatan
visual; dan
• fine coal yang sangat berair (lumpur) dapat ditiriskan pada tempat
penirisan sebelum diloading ke dump truck.
3. Operator excavator menginformasikan volume (ritase) fine coal yang
diloading dari masing-masing sediment pond kepada Pengawas CPP di
akhir pekerjaan.
4. Pengawas CPP mencatat volume fine coal yang di loading pada shiftly
report .
54
Kegiatan Penunjang Coal Processing Plant
Loading Fine Coal

55
Kegiatan Penunjang Coal Processing Plant
Dumping Fine Coal

1. Pengawas CPP mengarahkan posisi dumpingan sesuai


dengan kualitas dan kebersihan dari material fine coal yang
teramati dengan ketentuan sebagai berikut:
• Fine coal yang bersih dan secara kualitas bisa digunakan
sebagai produk di dumping ke crusher;
•Fine coal yang kotor dan secara kualitas tidak bisa masuk
ke dalam produk di dumping ke tempat pembuangan
material; atau
•Fine coal yang belum bisa dipastikan kualitasnya di
dumping ditempat penampungan sementara yang
selanjutnya dapat diloading kembali dan di dumping ke
crusher atau ke tempat pembuangan material.
2. Operator dump truck menginformasikan volume (ritase) fine
coal yang dumping di crusher, tempat pembuangan material
atau tempat penampungan sementara kepada Pengawas CPP
di akhir pekerjaan.
3. Pengawas CPP mencatat volume fine coal yang di dumping
pada shiftly report .
4. Drainase atau saluran air tersedia di area stockpile untuk
mengalirkan air yang bercampur batubara berukuran kecil/ fine
coal ke sedimend pond atau kolam pengendapan sebelum ke
titik wmp agar air yang keluar dari wmp sesuai baku mutu
lingkungan.
56
Kegiatan Penunjang Coal Processing Plant
Crushing Fine Coal & Stockpiling Fine Coal Sebagai Produk

1. CPP Supervisor bertanggung jawab atas pelaksanaan crushing dan stockpiling fine coal
yang akan dijadikan produk.
 
Crushing terhadap fine coal harus memperhatikan;
• Kualitas fine coal itu sendiri yang diperoleh dari hasil sampling ataupun forecast;
• Kualitas fresh coal atau ROM produk; dan
• Proses blending dilakukan di dalam crusher (blending in crush) sehingga fine coal dapat
tercampur dengan baik sebagai produk.

 2. Stockpiling (penumpukan batubara) hasil crushing fine coal yang merupakan produk
disesuaikan dengan tipe kualitas dari analisa atau forecast. CPP Supervisor harus melakukan
pendataan produk pada laporan stock status / stock opname.

57
Kegiatan Penunjang Coal Processing Plant
keselamatan kerja dan lingkungan di area CPP

1. Terpasang dan mematuhi rambu-rambu di area CPP


2. Bekerja berdasarkan prosedur/JSA
3. Bahaya diidentifikasi dan telah dilakukan penilaian risiko
4. Laporkan semua tumpahan oli yang disebabkan kebocoran atau kerusakan unit
5. P2H unit dilakukan dengan baik sebelum unit dioperasikan
6. Pengawas melakukan Inspeksi, Observasi dan Coaching di area CPP

Supervisor : Observasi, Inspeksi


Rambu-rambu di CPP
dan Coaching

58

Anda mungkin juga menyukai