Anda di halaman 1dari 1

Hakikat hukum islam

Sebelum kita memahami apa itu hakikat hukum islam, perlu kita ketahui apa yang
dimaksud dari hakikat dan hukum islam itu sendiri. Menurut KBBI, hakikat memiliki arti,
yaitu kenyataan yang sesungguhnya, hakikat juga dapat kita katakan menjadi sebuah intisari
atau dasar dari segala sesuatu. Kemudian, hukum islam berdasarkan buku karya Abdul
Wahab Khalaf, Usul al-Fiqh, disebutkan bahwa hukum islam disebut juga dengan hukum
syar’i atau syariat islam, yaitu ketentuan Allah SWT yang berkaitan dengan perbuatan
Mukallaf yang berupa perintah, pilihan, atau secara deklaratori (kalimat yang memberikan
informasi atau memberitakan tentang suatu peristiwa). Maka dari itu, Hakikat hukum islam
dapat dinterpretasikan sebagai inti atau dasar dari hukum islam itu sendiri.
Coulson, dalam bukunya "History of Islamic Law", mengatakan: "Eksposisi klasik
menggambarkan puncak suatu proses di mana istilah-istilah spesifik hukum diekspresikan
sebagai kehendak Tuhan yang tidak dapat dibatalkan. Sebagai kebalikan dari sistem-sistem
hukum yang didasarkan pada akal manusia, hukum Tuhan semacam ini memiliki dua
karakteristik khusus yang utama. Pertama, ia merupakan sistem kekal dan abadi, yang tidak
mudah dimodifikasi dengan berbagai otoritas legislatif. Kedua, karena berbagai perbedaan
orang yang membentuk dunia Islam, hukum Islam sebagai hukum Tuhan mewakili standar
keseragaman menentang berbagai 60 sistem hukum yang akan memperoleh akibat yang tidak
dapat dihindari jika hukum merupakan produk akal manusia yang didasarkan pada situasi
lokal dan kebutuhan-kebutuhan kelompok suatu masyarakat tertentu".
Menurut Coulson, hukum islam bersifat permanen, kekal, dan abadi. Artinya, hukum
islam tidak bisa diganti oleh siapapun. Dengan demikian, pandangan hukum islam dari
Coulson diharapkan membantu pembaca memahami apa yang dimaksud dengan hakikat
hukum islam.

Referensi :
M. Ibnu Rochman. 1996. Hukum Islam: Analisis dari Sudut Pandang Filsafat. 60-61.

Anda mungkin juga menyukai