Anda di halaman 1dari 3

No Pertanyaan (Soal) Bobot Nilai

1. Pada tahun 1998 bapak Alfarez membeli sebidang tanah perkebunan dari Ibu
Aliya seluas 900 m2 terletak di Desa/Kelurahan Kemang, Kecamatan Parung,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. berdasarkan Akta Jual Beli
No.576.1/Parung/1998. Menurut surat keterangan riwayat tanah dari Kelurahan
Kemang tercatat tanah adat Girik C No. 235, Persil 8a D.II seluas 900 m2
sebelumnya dimiliki oleh bapak Ketut Oka dijual kepada Ibu Aliya pada tahun
1990 berdasarkan Akta Jual Beli No. 228/Parung/1990. Sejak tanah tersebut di
beli oleh bapak Alfarez tanah tersebut sampai saat ini belum pernah
disertipikatkan atau didaftarkan pada kantor Pertanahan Kabupaten Bogor.
Setelah tahun 2020 bapak Alfarez berniat ingin mensertipikatkan tanah tersebut.
Pertanyaan:
a. Dari kasus diatas terbaca Pak Alfarez ingin mensertipikatkan tanahnya. 60
Apa yang menyebabkan bapak Alfarez berniat mensertifikatkan tanah?
Dengan cara apa yang bersangkutan dapat melakukan pensertifikatan
tanah?Jelaskan berdasar pada aturan hukum yang ada.
b. Bagaimana syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan 40
pendaftaran tanah?Jelaskan!

Total Nilai 100

JAWAB

Kepada tutor kami Yth Bapak Mad Heri

Menurut pendapat saya berdasarkan modul dan literasi yang saya baca berikut
jawaban dan pandangan saya atas pertayaan pada tugas 1

a. Tujuan bapak Alfarex mensertifikatkan tanahnya, yaitu untuk menjamin kepastian


hukum dan perlindungan hukum dari hak-hak nya atas tanahnya tersebut.
Sehingga apabila suatu hari diperlukan, bapak Alfarez dapat dengan mudah
membuktikan dirinya adalah pemegang hak atas tanah tersebut. Selain itu
dengan mensertifikatkan tanah tersebut, akan mempermudah bila suatu saat
diperlukan informasi mengenai tanah tersebut baik status, kedudukan hukum,
letak, luas, batas-batas, serta siapa pemiliknya. Selain itu dengan
mensertifikatkan tanahnya bapak Alfarez juga telah membantu tercapainya tertib
administrasi pertanahan.
Bapak Alfarez dapat melakukan pensertifikatan tanah dengan cara:
1. Bapak Alfarez mengajukan permohonan tertulis kepada Pejabat yang
berwenang untuk memberikan hak yang dimohon. Formulir Surat
Permohonan disediakan di Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya.
2. Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya akan memeriksa dan meminta
dipersiapkan surat-surat yang diperlukan, antara lain:
a. surat keterangan pendaftaran tanah
b. gambar situasi/surat ukur
c. fatwa tata guna tanah
d. risalah pemeriksaan tanah oleh Panitia A.
3. Berkas permohonan yang lengkap oleh Kantor Pertanahan Kabupaten/
Kotamadya dikirim kepada Gubernur Kepala Daerah setempat melalui Kantor
Badan Pertanahan Nasional Propinsi.
4. Kalau wewenang pemberian hak ada di tangan Gubernur/Kepala Daerah
maka Kantor Badan Pertanahan Nasional Propinsi atas nama
Gubernur/Kepala Daerah mengeluarkan Surat Keputusan Pemberian Hak
(SKPH). Jika wewenang pemberian hak ada di tangan Menteri Dalam Negeri,
maka surat permohonan yang lengkap disertai pertimbangan setuju atau
tidak setuju dikirim kepada Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional untuk kemudian mengeluarkan Surat Keputusan Pemberian Hak
(SKPH).
5. Surat Keputusan Pemberian Hak (SKPH) diserahkan kepada bapak Alfares
sebagai pemohon..
6. Bapak Alfarez sebagai pemohon memenuhi semua persyaratan yang
dicantumkan di dalam Surat Keputusan Pemberian Hak.
7. Hak atas tanah itu lalu didaftarkan pada Kantor Pertanahan Setempat.
8. Kepala Kantor Pertanahan mengeluarkan sertifikat hak atas tanah dan
menyerahkan kepada Pemegang Hak yaitu bapak Alfarez.

b. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan pendaftaran tanah


berdasarkan Permendagri Nomor 5 Tahun 1973 yaitu:
1. Surat Permohonan hak.
Surat permohonan perlu dibuat rangkap 6. Dan harus memuat beberapa
keterangan:
a. Pemohon
1. Jika pemohon perorangan: nama, umur, kewarganegaraan, tempat
tinggal, pekerjaan serta jumlah istri dan anak. Jika pemohon yang
mengajukan adalah seorang istri maka perlu disebutkan pula
keterangan mengenai suaminya.
2. Jika pemohon badan hukum: nama, tempat kedudukan, akta atau
peraturan pendiriannya, tanggal dan nomor Surat Keputusan Mendagri
tentang penunjukan sebagai badan hukum yang boleh mempunyai
tanah dengan hak milik.
b. Tanahnya:
1. Letak, luas serta batas-batasnya (bila ada sebutkan tanggal dan
nomor surat ukur ataupun gambar situasinya).
2. Status tanah: sebutkan sertifikat/akta Pejabat Balik Nama/Surat
keterangan pendaftaran tanah, Petuk Pajak Hasil Bumi/Verponding
Indonesia atau tanda bukti hak yang lain (kalau ada) yang
menunjukkan status tanahnya sebelum menjadi tanah negara.
3. Jenisnya: tanah pertanian (sawah, tegal, kebun) atau tanah
bangunan.
4. Penguasaannya: sudah atau belum dikuasai pemohon kalau
sudahdikuasai atas dasar apa ia memperoleh dan menguasainya.
5. Penggunaannya: direncanakan oleh pemohon akan dipergunakan
untuk apa.

2. Fotocopy KTP (bila pemohon perorangan).


3. Fotocopy Akte Pendirian Badan Hukum dan Pengesahan dari Menteri
Kehakiman (bila Pemohon Badan Hukum).
4. Fotocopy tanda bukti hak yang pernah ada (Sertifikat, Kohir atau lain-lain).
5. Surat Ukur/Gambar Situasi (bila belum ada lampirkan gambar sket/ leger).
6. Surat Keterangan Pendaftaran Tanah (bila sudah ada).
7. Bukti perolehan hak secara beruntun sampai kepada pemohon.
8. Daftar tanah yang telah dipunyai Pemohon (apabila tanah yang dimohon
tanah pertanian).
9. Syarat-syarat khusus lain yang diperlukan yang ada kaitannya dengan tanah
yang dimohon (seperti izin lokasi, keterangan Kepala Inspektorat Wilayah,
Kepala Dinas Pendapatan Daerah, Kepala Dinas Tata Kota, dan lain-lain).

Sumber:

1. Alamsah D, Nandang F. 2019. Buku Materi Pokok Administrasi Pertanahan.


Banten: Universitas Terbuka.

Demikian jawaban dan pendapat diskusi saya, terima kasih banyak atas perhatian
bapak, mohon koreksi dan revisi dari bapak apabila ada jawaban ataupun pendapat
saya yang salah, terima kasih.

Salam hormat saya

Reyjen Wijayakusuma

Anda mungkin juga menyukai