Anda di halaman 1dari 2

Nama : Mediana Emilia Raharja

NIM : 30302200153
Mata Kuliah : Hukum Pidana
Dosen Pengampu : Dr. Ira Alia Maerani, S.H., M.H.

1. Nilai – nilai bangsa Indonesia yang harus termaktub dalam KUHP Nasional
Sebagai sebuah negara yang merdeka dan berdaulat, Indonesia memiliki sejumlah nilai-
nilai yang dijunjung tinggi dan harus tercermin dalam segala aspek kehidupan
masyarakatnya, termasuk dalam sistem peradilan pidana yang diatur dalam KUHP
nasional. Beberapa nilai-nilai yang seharusnya termaktub dalam KUHP nasional antara
lain:

Keadilan: Sistem peradilan pidana harus mengedepankan prinsip keadilan, di


mana setiap orang dianggap tidak bersalah sampai terbukti sebaliknya, serta
mendapat perlindungan yang sama di hadapan hukum.

Kesetaraan: Setiap orang, tanpa terkecuali, harus diperlakukan secara sama di


hadapan hukum, tanpa memandang status sosial, agama, suku bangsa, gender,
atau latar belakang lainnya.

Kemanusiaan: KUHP nasional harus memperhatikan dan melindungi hak asasi


manusia dalam setiap tindakan peradilan pidana yang dilakukan.

Keterbukaan: Sistem peradilan pidana harus transparan, sehingga masyarakat


bisa memantau jalannya proses hukum

2. Pengertian asas legalitas dalam KUHP (W.v.S) dan KUHP Nasional (UU No. 1
2023)

Asas legalitas (nullum crimen sine lege) adalah salah satu asas hukum pidana yang
berlaku di Indonesia, termasuk dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (1) KUHP. Asas ini juga diatur dalam Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2023 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
yang baru disahkan pada tahun 2023.

Pengertian asas legalitas dalam KUHP, baik versi W.v.S maupun versi UU No. 1 Tahun
2023, adalah bahwa tindak pidana hanya dapat dikenakan sanksi pidana apabila
perbuatan tersebut sudah diatur secara jelas dan tegas dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Artinya, tidak ada tindakan kriminal yang dapat dikenakan
sanksi pidana kecuali jika perbuatan tersebut telah dinyatakan sebagai tindak pidana
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam Pasal 1 ayat (1) KUHP, asas legalitas dinyatakan sebagai berikut: "Tidak ada
perbuatan yang dapat dihukumkan, kecuali atas dasar dan menurut cara yang diatur
dalam Undang-undang ini". Sedangkan dalam UU No. 1 Tahun 2023 tentang KUHP,
asas legalitas diatur dalam Pasal 2 ayat (1) yang menyatakan: "Tindak pidana hanya
dapat diatur dan dihukumkan apabila perbuatan tersebut merupakan suatu perbuatan
yang dilarang dan diancam pidana menurut Undang-Undang ini".

Dengan demikian, asas legalitas memastikan bahwa setiap orang hanya dapat
dikenakan sanksi pidana jika telah melakukan perbuatan yang secara jelas dinyatakan
sebagai tindak pidana dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Asas ini
menjadi salah satu dasar penting dalam sistem peradilan pidana yang adil
dan berkeadilan.

Anda mungkin juga menyukai