Skrining Tumbuh Kembang Anak
Skrining Tumbuh Kembang Anak
Tri Gunadi
2005730065
Dokter Pembimbing:
2012
BAB I
1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berbeda dengan otak orang dewasa, otak balita (bawah lima tahun) lebih plastis.
Plastisitas otak pada balita mempunyai sisi positif dan negatif. Sisi positifnya, otak balita
lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan pengkayaan. Sisi negatifnya, otak balitalebih
peka terhadap lingkungan utamanya lingkungan yang tidak mendukung seperti asupan
gizi yang tidak adekwat, kurang stimulasi dan tidak mendapat pelayanankesehatan yang
memadai. Oleh karena masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat
peka terhadap lingkungan dan masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak dapat
diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai “masa keemasan” (golden period),
“jendela kesempatan” (window of opportunity) dan “masa kritis” (critical period).
Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10 persen dari seluruh
populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di
Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang
memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan
intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang. Selain hal-hal tersebut, pelbagai faktor
lingkungan yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak juga perlu dieliminasi.
2
Kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita
yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara
keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader,
tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, dan sebagainya)
dengan tenaga profesional (kesehatan, pendidikan dan sosial), akan meningkatkan
kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan
formal. Indikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidak hanya
meningkatnya status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, emosional, sosial dan
kemandirian anak berkembang secara optimal.
Buku ini ditujukan bukan hanya untuk tenaga kesehatan di puskesmas dan jajarannya
seperti dokter, bidan, perawat, ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat, dan tenaga
kesehatan lainnya yang peduli anak, tetapi juga untuk petugas sektor lain dalam
menjalankan tugas melakukan stimulasi dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang
anak. Jika ditemukan penyimpangan tumbuh kembang yang ringan maka pada petugas
sektor lain yang terlatih dapat melakukan tindakan intervensi dengan mengacu pada buku
pedoman ini. Namun pada keadaan dimana diperlukan kompetensi tertentu, maka
tindakan intervensi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih (dokter, bidan,
perawat maupun tenaga kesehatan lain) baik di tingkat puskesmas maupun rumah sakit
rujukan. Jika petugas sektor lainnya menganggap hasil deteksi dan intervensi dini
meragukan, maka anak tersebut perlu dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit untuk
mendapat pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
2. Sasaran.
a. Tenaga kesehatan yang bekerja di lini terdepan (dokter, bidan, perawat, ahli gizi,
penyuluh kesehatan masyarakat, dan sebagainya).
3
b. Tenaga pendidik, petugas lapangan Keluarga Berencana, petugas Sosial yang
terkait dengan pembinaan tumbuh kembang anak dan
3. Tujuan
1) Tujuan umum:
Agar semua balita umur 0-5 tahun dan anak prasekolah umur 5-6 tahun tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya sehingga berguna bagi
nusa dan bangsa serta mampu bersaing di era global melalui kegiatan stimulasi,
deteksi dan intervensi dini.
2) Tujuan khusus:
a. Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua balita dan anak
prasekolah di wilayah kerja Puskesmas.
c. Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dan anak prasekolah dengan
penyimpangan tumbuh kembang.
5. Indikator Keberhasilan
Tahun 2010, diharapkan 90 persen balita dan anak prasekolah terjangkau oleh
kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang.
4
BAB II
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak konsepsi
sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa. Anak
bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang
sesuai dengan usianya.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat
diukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan funsi tubuh yang lebih kompleks dalam
kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemnadirian.
Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri
tersebut adalah sebagai berikut:
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati
tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia
bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh
lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini
merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu:
6
b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu
berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak
halus (pola proksimodistal).
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-
tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat
lingkaran sebelum mampu membuat kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan
sebagainya.
Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan.
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan
potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari
latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber
yang diwariskan dan potensi yang dimilki anak.
Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan
hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor
herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.
b. Keluarga.
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau
kurus.
7
c. Umur.
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama
kehidupan dan masa remaja.
d. Jenis kelamin.
Fungsi reprosuksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki.
Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
e. Genetik.
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan
menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh
kembang anak seperti kerdil.
f. Kelainan kromosom.
A. Faktor Prenatal
a. Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi
pertumbuhan janin.
b. Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club foot.
c. Toksin/zat kimia
d. Endokrin
e. Radiasi
Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti
mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan
kongential mata, kelainan jantung.
f. Infeksi
8
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella,
Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin: katarak,
bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental, kelainan jantung kongenital.
g. Kelainan imunologi
Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaaan golongan darah antara janin dan ibu
sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui
plasenta masuk dalam peredaran janin dan akan menyebabkan hemolisis yang
selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
h. Anoksia embrio
i. Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu hamil
dan lain-lain.
B. Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan
kerusakan jaringan otak.
C. Faktor Pascasalin
a. Gizi
Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi
sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang
baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb,
Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
d. Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh
orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di
dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
9
e. Endokrin
f. Sosio-ekonomi
g. Lingkungan pengasuhan
h. Stimulasi
i. Obat-obatan
1) Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan pergerakan dan sikap tubuh melibatkan otot-otot besar seperti duduk berdiri,
dan sebagainya.
2) Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh
otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu,
menjimpit, menulis, dan sebagainya.
3) Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan
utnuk memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah
dan sebagainya.
4) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri
anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah dengan
10
ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan
sebagainya.
1) Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan).
Ovum yang telah dibuahi dengan cepat akan menjadi suatu organisme, terjadi
diferensiasi yang berlangsung dengan cepat, terbentuk sistem organ dalam tubuh.
o Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan.
o Masa fetus lanjtu yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini pertumbuhan
berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-fungsi. Terjadi transfer
Imunoglobin G (lg G) dari darah ibu melalui plasenta. Akumulasi aasam lemak
esensial seri Omega 3 (Docosa Hexanic Acid) dan Omega 6 (Arachidonic Acid)
pada otak dan retina.
Periode yang paling penting dalam masa prenatal adalah trimester pertama kehamilan. Pada
periode ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan janin. Gizi
kurang pada ibu hamil, infeksi, merokok dan asap rokok, minuman beralkohol, obat-obat,
bahan-bahan toksik, pola asuh, depresi berat, faktor psikologis seperti kekerasan terhadap ibu
hamil, dapat menimbulkan pengaruh buruk bagi pertumbuhan janin dan kehamilan. Pada
setiap ibu hamil, dianjurkan untuk selalu memperhatikan gerakan janin setelah kehamilan 5
bulan.
11
Agar janin dalam kandungan tumbuh dan berkembang menjadi ana sehat, maka selama masa
intra uterin, seorang ibu diharapkan:
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi
darah, serta mulainya berfungsi organ-organ. Masa neonatal dibagi menjadi 2
periode :
Hal yang paling penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang menjadi anak
sehat adalah :
o Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, di sarana kesehatan
yang memadai.
o Untuk mengantisipasi risiko buruk pada bayi saat dilahirkan, jangan terlambat
pergi ke sarana kesehatan bila dirasakan sudah saatnya untuk melahirkan.
o Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan penuh suka cita dan penuh rasa
syukur. Lingkungan yang seperti ini sangat membantu jiwa ibu dan bayi yang
dilahirkannya.
12
o Berikan ASI sesegera mungkin. Perhatikan refleks menghisap diperhatikan
oleh karena berhubungan dengan masalah pemberian ASI.
Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung
secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf.
Seorang bayi sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit pertama
yang dikenalnya. Beruntunglah bayi yang mempunyai orang tua yang hidup
rukun, bahagia dan memberikan yang terbaik untuk anak.
Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI
eksklusif selama 6 bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI
sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang
sesuai.
Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin, sehingga
dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar.
3) Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan).
Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam
perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi. Periode
penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar yang
berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menetukan perkembangan anak
selanjutnya.
Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan
sel-sel otak masih berlangsung; dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut syaraf dan
cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah
dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi
segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga
bersosialisasi.
Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran
sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan
perkembangan berikutnya.
Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini,
sehingga setiap kelainan/penyimpangan sekecil apapun apabila tidak dideteksi apalagi
tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia dikemudian
hari.
Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi perkembangan dengan
aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir.
13
Memasuki masa prasekolah, anak mulai menunjukan keinginannya, seiring dengan
pertumbuhan dan perkembangannya.
Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan di luar rumah mulai
diperkenalkan. Anak mulai senang bermain di luar rumah. Anak mulai berteman, bahkan
banyak keluarga yang menghabiskan sebagian besar waktu anak bermain di luar rumah
dengan cara membawa anak ke taman-taman bermain, taman-taman kota, atau ke tempat-
tempat yang menyediakan fasilitas permainan untuk anak.
Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indra dan sistim reseptor
penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga anak mampu belajar
dengan baik. Perlu diperhatikan bahwa proses belajar pada masa ini adalah dengan cara
bermain.
Orang tua dan keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan
anaknya, agar dapat dilakukan intervensi dini bila anak mengalami kelainan atau
gangguan.
14
o Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.
o Memegang tangannya sendiri.
o Berusaha memperluas pandangan.
o Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil.
o Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik.
o Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiri.
o Berjalan lurus.
o Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik.
o Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap.
o Menangkap bola kecil dengan kedua tangan.
o Menggambar segi empat.
o Mengerti arti lawan kata.
o Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih.
o Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya.
o Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10.
o Mengenal warna-warni.
o Mengungkapkan simpati.
o Mengikuti aturan permainan.
o Berpakaian sendiri tanpa dibantu.
17
7. Beberapa Gangguan Tumbuh-Kembang Yang Sering Ditemukan.
2) Celebral Palsy.
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubh yang tidak progresif, yang disebabkan
oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat
yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
3) Sindrom Down.
Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan
mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21
yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa faktor
seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau
lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan
keterampilan untuk menolong diri sendiri.
4) Perawakan Pendek.
Short stature atau Perawakan Pendek merupakan suatu terminologi mengenai tinggi
badan yang berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku
pada populasi tersebut. Penyebabnya dapat karena varisasi normal, gangguan gizi,
kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
5) Gangguan Autisme.
Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum
anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga
gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam.
Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi
sosial, komunikasi dan perilaku.
18
6) Retardasi Mental.
Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IQ < 70) yang
menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan
masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
19
BAB III
Seteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan / pemeriksaan untuk menentukan
secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah.
Dengan ditemukan secara dini penyimpangan / masalah tumbuh kembang anak, maka
intervensi akan mudah dilakukan, tenaga kesehatan juga mempunyai “waktu” dalam
membuat rencana tindakan / intervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan
ibu/keluarga.
Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dikerjakan oleh tenaga kesehatan
ditingkat puskesmas dan jaringannya, berupa:
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu ubtuk mengetahui status gizi yang
kurang/buruk dan mikro/malrosefali.
20
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya
masalah mental emosional, autisme, dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas.
adapun jadwal kegiatan dan jenis skrinning/deteksi dini adanya penyimpangan tumbuh
kembang pada balita dan anak prasekolah oleh petugas tenaga kesehatan adalah sebagai
berikut:
BAB IV
21
Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas
Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai:
1) Personal Social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya.
2) Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-
otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
3) Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan
4) Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
b. Alat yang digunakan
Ø Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan, peralatan
gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus
warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat
diperiksa).
Ø Lembar formulir DDST II
Ø Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara
penilaiannya.
c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:
1) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia:
3-6 bulan
9-12 bulan
18-24 bulan
3 tahun
4 tahun
5 tahun
2) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan
pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.
d. Penilaian
Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan
melakukan tugas (No Opportunity = NO).
CARA PEMERIKSAAN DDST II
§ Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa. Gunakan
patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.
§ Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama dengan
atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
§ Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas
perkembangan pada formulir DDST.
§ Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F.
22
§ Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal, Meragukan dan
tidak dapat dites.
1) Abnormal
a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1 sektor
atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada
yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia .
2) Meragukan
a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih
b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang
sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal
usia.
3) Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau
meragukan.
4) Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.
Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun:
Contoh perhitungan anak dengan prematur:
An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus 2006.
Diperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008. Hitung usia
kronologis An. Lula!
Diketahui:
Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006
Tanggal periksa : 1-4-2008
Prematur : 32 minggu
Ditanyakan:
Berapa usia kronologis An. Lula?
Jawab:
2008 – 4 – 1 An. Lula prematur 32 minggu
2006 – 8 – 5 Aterm = 37 minggu
_________ - Maka 37 – 32 = 5 minggu
1 – 7 -26
Ø Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari atau
1 tahun 8 bulan atau 20 bulan
Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari = 35 hari,
sehingga usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah:
Ø 1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari
Atau
1 tahun 7 bulan atau 19 bulan
Interpretasi dari nilai Denver II
Ø Advanced
23
Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati pada
kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut)
Ø OK
Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia antara
persentil ke-25 dan ke-75
Ø Caution
Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis di atas
atau diantara persentil ke-75 dan ke-90
Ø Delay
Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis;
penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan, karena alasan
untuk menolak mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu
Interpretasi tes
Ø Normal
Tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan
Ø Suspect
Satu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak kewaspadaan
Ø Untestable
Penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis usia atau pada
lebih dari satu pokok titik potong berdasarkan garis usia pada area 75% sampai 90%
Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable:
Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga . Depkes RI. Jakarta. 192 : 6 – 18.
2. Depkes RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di
Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Depkes RI. Jakarta. 2005. 1-14.
3. IDAI. Buku Pelatihan Denver II. Unit Kelompok Kerja Tumbuh Kembang /Pediatri Sosial. Jakarta. 1-11.
4. Markum. A.H. dkk. Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta. 1991 : 9 -21.
5. Mirriamstoppard. Complete Baby and Child Care. 1997.
6. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta. 1998 : 1 – 63.
7. Behrman. Kliegman. Arvin. Ilmu Kesehatan Anak ( Nelson Textbook of Pediatrics ). EGC. Jakarta.
2000 : 37 – 45.
24
8. Dhamayanti. Meita. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Untuk Meningkatkan Emotional Spiritual
Quotient (ESQ). FK Unpad Subbagian Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial Bagian Ilmu Kesehatan
Anak Perjan RSHS Bandung. Bandung. 2005.
25
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan pembuatan referat yang berjudul “ Skrinning
Perkembangan “.
Ucapan terima kasih tak lupa penulis ucapkan kepada Dr. Heka Mayasari, Sp.A. selaku
konsulen dibagian anak di RSUD Cianjur dan rekan-rekan yang telah membantu penulis
dalam pembuatan referat ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan referat ini masih banyak terdapat
kesalahan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
guna perbaikan dalam pembuatan referat selanjutnya.
Semoga referat ini dapat berguna bagi kita semua, khususnya bagi para pembaca.
Penulis,
26