Anda di halaman 1dari 6

BAB VI

PEMBAHASAN

Praktik manajemen keperawatan mahasiswa Program Profesi Ners STIKES

Citra Delima Pangkal Pinang telah dilaksanakan di ruang An- Nissa RSBT

Pangkalpinang tahun 2022. Dalam prosesnya dibagi menjadi beberapa tahap,

yaitu tahap pengkajian, mengidentifikasi masalah atau analisa data, menetapkan

prioritas masalah, merencanakan penyelesaian masalah yang disusun dalam

bentuk Planning Of Action (POA), mengimplementasikan POA dan tahap

penyusunan laporan hasil diseminasi perubahan yang telah dilaksanakan. Tahap-

tahap ini telah dilaksanakan mulai tanggal 21 februari 2022 sd 24 februari 2022.

Berdasarkan hasil analisa data, ditemukan beberapa masalah fungsi

manajemen keperawatan di ruangan An Nisa. Pada fungsi perencanaan, masalah

yang ditemukan adalah perawat melakukan prosedur tindakan belum sesuai

dengan SOP dan rencana kegiatan harian belum dibuat secara konsisten. Pada

fungsi pengorganisasian metode Praktik Keperawatan Profesional belum

optimaldan pada fungsi pengarahan, belum optimalnya pelaksanaan pre

conference dan post conference, pelaksanaan supervisi serta ronde keperawatan

tidak dilakukan. Sedangkan pada fungsi pengendalian Evaluasi kinerja perawat

tiap tiga bulan sekali yang dilakukan oleh Ka.Tim dan perawat pelaksana tidak

dilakukan.

Melihat banyaknya masalah yang ditemukan pada fungsi manajemen

keperawatan di ruangan An-Nissa, kelompok berupaya melakukan rencana

penyelesaian masalah melalui beberapa langkah, antara lain dengan menetapkan

65
prioritas masalah, menganalisis prioritas masalah dengan metode fish bone

analisis, membuat alternative penyelesaian masalah dengan menggunakan metode

CARL serta menetapkan jadwal dan waktu pelaksanaan penyelesaian masalah

dengan metode Planning Of Action (POA).

Melalui analisis yang dilakukan berdasarkan metode-metode di atas,

kelompok berhasil menetapkan prioritas masalah manajemen keperawatan di

ruangan An-Nissa, yaitu pelaksanaan supervisi belum dilakukan. Berdasarkan

hasil identifikasi, belum dilakukannya pelaksanaan supervisi ini disebabkan oleh

belum tersedianya pedoman dan SPO supervisi di ruangan sebagai panduan

Ka.Ru dan Ka.Tim dalam melakukan supervisi, pemahaman tentang proses

supervisi yang belum begitu baik, merasa kurang termotivasi dari diri sendiri

tentang pentingnya supervisi, Belum ada kebikajakan untuk ikut pelatihan

suvervisi sehingga belum adanya ikut pelatihan tentang suvervisi, karena sibuk

banyak pasien.

Penyusunan Planning Of Action (POA) dibuat untuk mengatasi atau

memecahkan masalah yang menjadi prioritas. Langkah-langkah yang dilakukan

berdasarkan alternative pemecahan masalah metode CARL antara lain mencari

literatur pembuatan draft panduan supervisi, membuat draft panduan supervise,

menjadwalkan sosialisasi draft panduan supervise, melakukan sosialisasi draft

panduan dan role play supervise, melakukan uji coba dan membuat kesepakatan

tindakan supervisi untuk role play oleh Ka.Tim kepada PA ruangan An-Nissa,

memberikan reinforcement dengan reward, serta mengevaluasi role play (hasil

supervisi, kekurangan, kendala) dan merencanakan tindak lanjut terhadap draft

66
yang telah dibuat. Implementasi pemecahan masalah supervisi yang belum

dilakukan ini dilaksanakan mulai tanggal 23 februari 2022– 24 februari 2022.

Supervisi keperawatan merupakan suatu proses untuk

memastikankegiatan dilaksanakan sesuai dengan tujuan, dengan cara

melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut. Supervisi

juga dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan

sesuai dengan standar yang telahditetapkan dalam rangka pencapaian

mutu pelayanan. Salah satu fungsimanajemen ialah directing dimana di

dalamnya terdapat kegiatan supervisi.

Secara umum yang dimaksud dengan supervisi adalah melakukan

pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang

dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila ditemukan masalah,

segera diberikanpetunjuk atau bantuan yang bersifat langsung guna

mengatasinya (Agus, 2004).

Swanburg (2009) melihat dimensi supervisi sebagai suatu proses

kemudahan sumber-sumber yang diperlukan untuk penyelesaian suatu tugas

ataupun sekumpulan kegiatan pengambilankeputusan yang berkaitan erat

dengan perencanaan dan pengorganisasian, kegiatan dan informasi dari

kepemimpinan dan pengevaluasian setiap kinerja karyawan.

Rumah Bakti Timah Pangkalpinang merupakan salah satu rumah sakit swasta

di kepulauan Bangka Belitung yang sudah terakreditasi paripurna. Melalui visi

“Menjadi Rumah Sakit Terkemuka di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung” saat

ini terus berupaya meningkatkan mutu pelayanan. Sebagai salah satu upaya dalam

67
mendukung visi rumah sakit, maka diperlukan tim untuk memastikan pelayanan

yang diberikan tetap sesuai dengan standar-standar yang telah ditetapkan.

Bidang Keperawatan merupakan salah satu bidang di bawah Direktur

yang mempunyai peran dan fungsi mengkoordinir pelayanan keperawatan

melaluikegiatan perencanaan, pengembangan, monitoring dan evaluasi

kegiatan pelayanan keperawatan. Kegiatan pelayanan keperawatan

termasukkedalam Core Product layanan kesehatan di rumah sakit, dengan

sendirinya akan berkontribusi menentukan citra rumah sakit dimata

masyarakat/pelanggan, hal ini mengacu kepada Undang-Undang RI Nomor 38

Tahun 2014 Tentang Keperawatan, serta standar akreditasi rumah sakit (Tata

Kelola Kepemimpinan danPengarahan).

Oleh sebab ituBidang Keperawatan baik secara vertikal maupun

horizontal serta internal seyogyanya dapat memberikan dukungan kepada

Direksi rumah sakit untuk mencapai visi dan misi rumah sakit yang

dilaksanakan melalui rencana strategis bidang keperawatan.

Untuk menjadikan perawat rumah sakit sebagai tenaga profesional maka

dianggap perlu dilakukan supervisi secara terus menerus secara

berkesinambungan sehingga menjadikan perawatsebagai tenaga kerja yang

perludiperhatikan,diakui dan dihargai keprofesionalannya melalui penerapan

sistem manajemen. Dengan supervisi diharapkan kegiatan yang dilakukan

sesuaidengan tujuan organisasi, tidak menyimpang dan menghasilkan keluaran

(produk) seperti yangdiinginkan.

68
Pelaksanaan supervisi di lingkungan Rumah Sakit Bakti Timah

Pangalpinang bukan hanya ditunjukan untuk mengawasi seluruh staf

keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan

instruksi atau ketentuan yang telahdigariskan (SPO), tetapi juga bagaimana

memperbaiki proses pelayanan keperawatan yang sedang berlangsung

termasuk kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan. Kegiatan supervisi

dilakukan sesuai dengan struktur organisasi, artinya dalam kegiatan supervisi

seluruh staf keperawatan bukan hanya sebagai obyek tetapi jugasebagai

subyek.

Terkait dengan kegiatan supervisi, khususnya di ruang Keperawatan

dengan penerapan Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional

(SP2KP) yang merupakan pengembangan dari Model Praktik Keperawatan

Profesional (MPKP) dimana terjadi kerjasama profesional antara perawat primer

(PP) dan perawat asosiet (PA) serta tenaga kesehatan lainnya, kegiatan supervisi

juga akan dilaksanakan secara optimal untuk menjamin kegiatan pelayanan di

ruangan sesuai dengan standar mutu profesional yang telah ditetapkan.

Ruangan An-Nissa yang merupakan bagian dari ruang rawat inap juga ikut

berperan dalam meningkatkan mutu dan citra Rumah Sakit Bakti Timah

Pangkalpiang. Namun, dalam prosesnya pelaksanaan supervisi belum pernah

dilakukan.

Berdasarkan masalah-masalah yang muncul, secara keseluruhan penyebab

utamanya adalah belum adanya pedoman dan SPO supervise serta belum adanya

kebijakan dari atasan dalam pelaksaan supervisi. Oleh karena itu kelompok

69
berupaya memberikan imlementasi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

Implementasi yang dilakukan sesuai dengan POA yang telah disusun. Hasil

evaluasi tehadap implementasi tersebut adalah Ka.Tim mampu melakukan

supervisi terhadap perawat pelaksana tentang cara pemberian obat injeksi sesuai

dengan instrumen dan SPO yang ada walaupun belum begitu optimal. Sedangkan

perawat yang disupervisi juga mampu melakukan tindakan walaupun begitu

optimal. Hal ini sesuai dengan hasil peneitian Fitri Rahmawati (2015) yang

menyimpulkan bahwa fungsi supervisi mempunyai peran yang cukup bermakna

untuk meningkatkan kepatuhan perawat dalam melakukan identifikasi pasien

sesuai dengan SOP.

Rencana tindak lanjut terhadap pelaksanaan supervisi agar dapat terlaksana

dengan baik adalah dengan menerbitkan panduan pelaksanaan supervisi di

ruangan rawat inap yang saat ini belum tersedia dan selanjutnya dilakukan

sosialisasi secara berkelanjutan mengenai isi dari panduan tersebut. Untuk

mendukung hal tesebut, kepala ruangan/ketua tim perlu melatih dan

membudayakan kegiatan supervisi secara terus menerus dan mengembangkan

ilmu yang dimiliki. Pihak manajer keperawatan turut terlibat dalam pelaksanaan

supervisi diruangan-ruangan, merencanakan pengembangan SDM baik secara

formal maupun informal, dan juga memberikan pengayaan fungsi manajerial bagi

kepala ruangan dan ketua tim, terutama yang berkaitan dengan supervisi

70

Anda mungkin juga menyukai