Pak Sappe Belajar
Pak Sappe Belajar
DI SUSUN OLEH :
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat,
karunia dan hidayahNya sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik, dan
salam dan salawat kita kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan
kemampuan sehingga saya dapat mengerjakan Makalah ini dengan baik dan lancar.
pembelajaran bagi siswa-siswi, khususnya tingkat SMA/MA. Bentuk dedikasi dan perhatian
Terima kasih setinggi-tingginya dan sedalam-dalamnya kepada para guru dan siswa-siswi
yang telah membaca dan mempelajari makalah ini. Semoga dengan makalah ini dapat
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 3
A. Latar Belakang................................................................... 3
B. Rumusan Masalah.............................................................. 4
C. Tujuan................................................................................ 4
D. Manfaat.............................................................................. 5
B. Donat..................................................................................
C. Fermentasi...........................................................................
D. Ragi.....................................................................................
C. Prosedur Kerja.................................................................... 9
BAB V KESIMPULAN........................................................................... 16
A. Kesimpulan........................................................................ 16
B. Saran................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Donat merupakan sejenis kue kecil yang memiliki bentuk yang unik yaitu
memiliki lubang ditengahnya seperti bentuk cincin. Bentuk berlubang di tengah bertujuan
agar donat dapat matang dengan merata. Donat pertama kali ditemukan di Belanda yaitu di
daerah Manhattan, penemu donat ini bernama Hanson Crocket Gregory pada tahun 1870 dan
merupakan makanan yang disukai oleh banyak masyarakat. Donat terbuat dari bahan dasar
tepung terigu yang mengandung karbohidrat dan protein dalam bentuk gluten yang berperan
dalam pengembangan adonan dan menjaga agar donat tidak cepat mengeras (Yulistia , 2003).
Salah satu cara untuk mengurangi kebutuhan tepung terigu pada pembuatan donat yaitu
dengan mengganti sebagian dari tepung terigu dengan bahan lokal misalnya dengan Labu
Kuning.
Labu kuning merupakan bahan pangan lokal yang kaya dengan kandungan
betakaroten. Betakaroten adalah pigmen merah yang terdapat dalam tumbuhan dan banyak
Tamba dkk (2014) Labu kuning yang kaya betakaroten dapat di subtitusikan atau
dicampurkan dalam pembuatan donat. Labu kuning dapat menjadi alternatif mengurangi
penggunaan tepung terigu, karna jumlahnya yang melimpah dan kandungan karbohidrat yang
tinggi (Yanuwardana, dkk , 2013). Semua jenis labu kuning memiliki kulit yang keras. Warna
kuning jingga dari Labu kuning itu berasal dari adanya kandungan betakaroten (See, dkk,
2007)
Pada pembuatan donat, perlu diperhatikan volume pengembangan dari adonan yaitu
kemampuan menghasilkan gas dan kemampuan untuk menahan gas selama fermentasi.
Fungsi utama ragi adalah untuk mengembangkan adonan. Pengembangan adonan terjadi
karena ragi menghasilkan gas karbondioksida (CO2) selama fermentasi. Gas ini kemudian
akan terperangkap dalam jaringan gluten yang menyebabkan adonan bisa mengembang
(Arlene, dkk, 2009). Ragi merupakan sumber protein sehingga dinamakan sebagai protein sel
tunggal (Nasseri, dkk, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh subtitusi
labu kuning pada tepung terigu dan konsentrasi ragi terhadap mutu donat.
B. Rumusan Masalah
mutu dan uji organoleptik donat yang dihasilkan dari substitusi labu kuning?
2. Berapa nilai mutu dan uji organoleptik donat yang dihasilkan dari substitusi
labu kuning?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh lama fermentasi dan konsentrasi ragi terhadap kualitas mutu
dan uji organoleptik donat yang dihasilkan dari substitusi labu kuning.
2. Menentukan nilai mutu dan uji organoloptik yang dihasilkan dari substitusi labu
kuning.
D. Manfaat
yang tak sehat yakni dapat membuat produk jajanan yakni donat dengan substitusi labu yang
tidak hanya kaya akan gizi namun juga memliki cita rasa dan tekstur yang baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Labu kuning merupakan suatu jenis tanaman sayuran menjalar dari famili
Cucurbitaceue,yang tergolong dalam jenis tanaman semusim yang setelah berbuah akan
langsung mati. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi. Tanaman labu
kuning memiliki batang yang menjalar cukup kuat,bercabang banyak,berbulu agak tajam
dengan panjang batang yang mencapai 5 sampai 10 m. Daun labu kuning berwarna hijau
daun tampak jelas,berbulu agak halus dan agak lembek sehingga bila terkena sinar matahari
akan menjadi layu. Letak daun labu kuning berselang-seling antar batang dengan panjang
tangkai daun antara 15 cm – 20 cm. Bunga labu kuning berbentuk lonceng dan berwarna
kuning. Dalam satu rumpun terdapat bunga jantan dan betina. Buah labu kuning dapat
digunakan sebagai sayur, sup, atau desert. Masyarakat umumnya memanfaatkan labu
kuning yang masih muda sebagai sayuran (lodeh, sayur asam, dan lain-lain). Olahan
tradisional yang paling dikenal dari labu kuning ialah kolak. Keunggulan lain labu kuning
adalah mempunyai umur simpan yang lebih lama dibanding hasil pertanian yang lain.
Labu kuning (Curcubita moschata) merupakan bahan pangan lokal yang kaya akan
kandungan betakaroten. Betakaroten adalah pigmen merah yang terdapat pada tanaman dan
banyak mengandung pro-vitamin A yang dapat diubah menjadi vitamin A di dalam tubuh.
Kandungan Beta Carotene dalam labu yang sangat banyak baik untuk membantu mengurangi
kemungkinan dari resiko kanker dan penyakit hati,kandungan lain dari labu kuning adalah
Antioksida, kandungan antioksida yang tinggi didalam labu dapat melawan virus penyebab
kanker. kandungan karoten pada buah labu kuning sangat tinggi yaitu sebesar 180,00 SI,
karena kandungan karotennya tinggi dengan kandungan gizi yang lengkap, labu kuning dapat
TINJAUAN PUSTAKA
Labu kuning merupakan suatu jenis tanaman sayuran menjalar dari famili
Cucurbitaceue,yang tergolong dalam jenis tanaman semusim yang setelah berbuah akan
langsung mati. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi. Tanaman labu
kuning memiliki batang yang menjalar cukup kuat,bercabang banyak,berbulu agak tajam
dengan panjang batang yang mencapai 5 sampai 10 m. Daun labu kuning berwarna hijau
daun tampak jelas,berbulu agak halus dan agak lembek sehingga bila terkena sinar matahari
akan menjadi layu. Letak daun labu kuning berselang-seling antar batang dengan panjang
tangkai daun antara 15 cm – 20 cm. Bunga labu kuning berbentuk lonceng dan berwarna
kuning. Dalam satu rumpun terdapat bunga jantan dan betina. Buah labu kuning dapat
digunakan sebagai sayur, sup, atau desert. Masyarakat umumnya memanfaatkan labu
kuning yang masih muda sebagai sayuran (lodeh, sayur asam, dan lain-lain). Olahan
tradisional yang paling dikenal dari labu kuning ialah kolak. Keunggulan lain labu kuning
adalah mempunyai umur simpan yang lebih lama dibanding hasil pertanian yang lain.
Labu kuning (Curcubita moschata) merupakan bahan pangan lokal yang kaya akan
kandungan betakaroten. Betakaroten adalah pigmen merah yang terdapat pada tanaman dan
banyak mengandung pro-vitamin A yang dapat diubah menjadi vitamin A di dalam tubuh.
Kandungan Beta Carotene dalam labu yang sangat banyak baik untuk membantu mengurangi
kemungkinan dari resiko kanker dan penyakit hati,kandungan lain dari labu kuning adalah
Antioksida, kandungan antioksida yang tinggi didalam labu dapat melawan virus penyebab
kanker. kandungan karoten pada buah labu kuning sangat tinggi yaitu sebesar 180,00 SI,
karena kandungan karotennya tinggi dengan kandungan gizi yang lengkap, labu kuning dapat
menjadi olahan pangan yang kaya gizi dan harganya pun terjangkau oleh masyarakat.
(Sudarto,1996). Selama ini produk olahan labu kuning masih terbatas. Salah satu produk
olahan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan adalah donat labu kuning.
Pengolahan labu kuning menjadi donat merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan
nilai ekonomis dari labu kuning tersebut, selain itu juga untuk penganekaragaman produk
olahan labu kuning. Pada pembuatan donat yang perlu mendapatkan perhatian adalah
keseimbangan antara kemampuan menghasilkan gas dan kemampuan untuk menahan gas
selama fermentasi. Parameter yang digunakan untuk penentu kualitas donat adalah volume
pengembangan, warna kulit dan flavor yang dihasilkan. Penurunan kualitas donat dapat
produk tersebut menurun. Dilihat dari kandungan gizinya, olahan dari labu kuning sangat
Lewat sejumlah penelitian yang dilakukan oleh para ahli diketahui pula bahwa
labu kuning memainkan peranan penting dalam mencegah penyakit degeneratif seperti
koroner, tekanan darah tinggi, bahkan bisa pula mencegah kanker. Hal ini didasarkan pada
kandungan labu kuning yang tidak hanya mengandung beta karoten tetapi juga
tembaga, dan seng), tiamin, niacin, serat, dan vitamin C. sehingga labu kuning sangat baik
dikonsumsi oleh anak-anak maupun orang tua, karena kandungan gizi yang terdapat
didalamnya sangat baik untuk kesehatan tubuh. Pada anak-anak dapat digunakan untuk
menambah nafsu makan dan sebagai obat cacingan. juga sarat gizi, memiliki kandungan
serat, vitamin, dan karbohidrat yang tinggi. Selain itu,didalam waluh juga terkandung 34
Pemanfaatan labu kuning belum maksimal yakni kurang dari 5 kg per kapita per tahun
padahal di Indonesia produksi labu kuning mencapai 20-21 ton per hektar. Masyarakat
banyak memanfaatkan dengan menggunakan labu kung menjadi tepung labu kuning.
Pemanfaatan labu kuning selama ini terbatas dalam ruang lingkup olahan tradisional,
misalnya sebagai sayuran (lodeh, asem-asem, brongkos), bahan dasar kolak dan aneka kue
Buah labu kuning atau yang sering disebut dengan waluh (Jawa Tengah), labu
mempunyai bentuk bulat sampai lonjong dan berwarna kuning kemerahan. Pada bagian
tengah labu kuning tersebut,terdapat biji yang diselimuti lendir dan serat. Biji ini
berbentuk pipih dengan kedua ujungnya meruncing. Berat buah labu kuning dapat
Salah satu factor penting dalam suatu bahan makanan adalah kandungan gizinya.
Labu kuning merupakan salah satu jenis tanaman yang mempunyai kandungan gizi yang
cukup tinggi dan lengkap. Labu Kuning dapat tumbuh dengan baik pada daerah dengan
ketinggian sekitar 800-1.200 mdpl dengan memiliki curah hujan sekitar 700-1000
mm/tahun, dan memiliki kelembaban udara sekitar 75%. Jenis tanah yang baik untuk
menanam budi daya waluh atau labu kuning ini adalah tanah aluvial berhumus, tanah
gembur kering bekas rawa, andosol, tanah merah dan grumosol denan derajat keasaman
atau pH tanah sekitar 5,0 hingga 6,5. Dan hal penting lainnya adalah lahan yang akan
digunakan untuk budi daya memiliki ketercukupan cahaya matahari. Tanaman ini dapat
menyesuaikan sendiri dengan keadaan alam yang berubah-ubah, saat hujan ataupun di
musim panas/kemarau tanaman ini tetap bisa hidup dengan baik. Pada dataran hawa
tinggi/dingin maupun dataran rendah berhawa panas cocok ditanami tanaman waluh/labu
ini. Tanaman waluh cenderung menyukai lahan/tanah yang asam dengan ph 5-6,5. Dan
Waluh merupakan satu-satunya buah yang awet/tahan lama asal disimpan di tempat yang
Secara lengkap labu kuning mempunyai kandungan gizi seperti yang disajikan dalam Tabel
Tabel 2.1 Komposisi Gizi Labu Kuning Per 100 gram Bahan
Protein 1,10 g
Lemak 0,30 g
Kalsium 45,00 mg
Fosfor 64,00 mg
Vitamin A 180,00 SI
Vitamin B 0,08 mg
Vitamin C 52,00 g
Air 91,20 g
BDD 77,00 %
Meskipun demikian, labu kuning memiliki beberapa kelemahan, antara lain labu
kuning tidak tahan lama jika kondisi buah cacat atau sudah dibelah dan kandungan air
pada labu kuning cukup tinggi, sehingga labu kuning yang telah dikukus harus segera
diolah agar kandungan air pada labu kuning tidak terlalu tinggi. Labu kuning juga dapat
digunakan sebagai bahan pengganti dalam pengolahan makanan, atau sebagai substitusi
pada produk lain. Substitusi merupakan proses penggantian sebagian bahan dengan bahan
lain dengan tujuan tertentu. Dalam proses substitusi ada beberapa hal yang harus
diperhatikan antara lain karakteristik bahan yang akan disubstitusi, bahan substitusi dan
B. Donat
Donat adalah makanan yang dibuat dari tepung terigu, dan ragi yang dibuatnya melalui
digunakan dalam pembuatan donat dapat digolongkan bahan utama dan bahan
pembantu. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan donat adalah tepung terigu,
ragi, dan garam. Tepung terigu mengandung dua macam protein yang memegang peranan
penting dalam pembuatan donat, yaitu protein gluten berfungsi menentukan struktur
produk donat dan memberikan kekuatan pada adonan untuk menahan gas dari aktivitas
ragi, dan glutenin memberikan elastisitas dan kekuatan untuk perenggangan untuk
gluten. Kandungan gizi tepung terigu yang baik akan memiliki komposisi kadar air 13%,
kadar protein 12-13%, kadar hidrat arang 72-73%, kadar lemak 15%,bentuk dan menahan
gas CO 2 hasil fermentasi. Kualitas roti secara umum disebabkan karna variasi dalam
pengunaan bahan baku dan proses pembuatannya, jika bahan baku yang digunakan
mempunyai kualitas yang baik dan proses pembuatannya benar maka roti yang dihasilkan
akan mempunyai kualitas yang baik. Jenis dan mutu produk roti sangat bervariasi
C. Fermentasi
Fermentasi merupakan ilmu yang dianggap sangan tua karna semenjak zaman
dahulu telah banyak dilakukan pembuatan makanan dan minuman yang merupakan hasil
bahan dasar,(3) sifat-sifat proses,(4) plot-plat dan ,(5) faktor sosial ekonomi. Proses
fermentasi mempunyai enam komponen dasar,yaitu (1) susunan medium yang digunakan
dan peralatan yang lain, (3) aktivitas produksi, pemanfaatan kultur murni, jumlah
inokulum untuk produksi, (4) petumbuhan mikrotobia dalam fermentor produksi pada
kondisi
optimum utuk pembentukan hasil, (5) ekstraksi produk dan pemurni, dan (6) penanganan
Fermentasi alkohol adalah proses penguraian karbohidrat menjadi etanol dan CO2
yang dihasilkan oleh aktivitas suatu jenis mikroba yang disebut khamir dan keadaan anaerob.
Perubahan ini dapat terjadi jika mikroba tersebut bersentuhan dengan makanan yang sesuai
paling umum digunakan pada pembuatan roti dan donat . Khamir ini sangat mudah
ditumbuhkan, membutuhkan nutrisi yang mudah, pertumbuhan yang cepat, sangat stabil, dan
lain. Dalam perdagangan khamir ini sering disebut dengan ragi atau ragi.
Fermentasi adonan berbasis pada aktivitas-aktivitas metobolis dari khamir dan bakteri
volume, konsistensi, dan pembentukkan. Pada proses fermentasi biasanya tidak menimbulkan
bau busuk dam biasanya menghasilkan gas karbondioksida. Secara ringkas seluruh rangkaian
reaksi yang terjadi adalah hidrolisis pati atau polisakarida menjadi maltosa (disakarida)
kemudian hidrolisis menjadi glukosa dan selanjutnya diubah menjadi alkohol dan gas
( C6H1005 )n → n( C12H22O11 )
Pati Malosa
C12H22O11 +H 2O → 2C6H12O6
Glukosa Etanol
Pembentukan gas pada proses fermentasi sangat penting karena gas yang dihasilkan
akan membentuk struktur seperti busa, sehingga aliran panas ke dalam adonan dapat
berlangsung cepat pada saat dipanggang. Panas yang masuk ke dalam adonan akan
menyebabkan gas dan uap udara terdesak keluar dari adonan, sementara terjadi proses
bahan baku menjadi produk yang bernilai tinggi, seperti asam-asam organik, protein sel
tunggal, antibiotik dan biopolimer ( Muhdi dkk,2001 ). Ragi adalah suatu inokulum atau
starter untuk melakukan fermentasi dalam pembutan produk tertentu.Proses fermentasi ini
D. Ragi
Fungsi ragi dalam pembuatan donat adalah untuk proses aerasi adonan
dengan mengubah gula menjadi gas karbondioksida, sehingga memecahkan dan dalam
adonan. Kondisi dari gluten ini akan memungkinkan untuk mengembangkan gas sepenuhnya
dan menahannya, membuat cita rasa akibat proses fermentasi. Fungsi garam dalam
pembuatan donat adalah penambah rasa gurih, pembangkit rasa bahan-bahan lain, pengontrol
waktu fermentasi dari adonan beragi, mendukung kekuatan gluten. Syarat garam yang baik
dalam pembuatan donat harus bebas persen dalam udara, jernih, bebas dari gumpalan-
Ragi dibutuhkan agar adonan bisa mengembang. Ragi biasanya ditambahkan setelah
tepung terigu ditambahkan air lalu di aduk-aduk merata, selanjutnya adonan dibiarkan
kecil,biasanya dari jenis saccharomyces ceevisia yang digunakan dalam pembuatan roti. Pada
kondisi air yang cukup dan adanya makanan bagi ragi,khususnya gula,maka ragi akan
tumbuh dengan mengubah gula menjadi gas karbondioksida dan senyawa beraroma. Gas
karbondioksida yang terbentuk menudian ditahan oleh adonan sehingga adonan menjadi
mengembang ( Sumanti,2010 ).
Ragi meninggalkan rasa yang khas pada produk olahannya. Selama proses fermentasi
adonan, ragi memproduksi berbagai metabolit sekunder seperti keton, alkohol tinggi,asam
organik, aldehida dan ester. Beberapa kandungan alkohol akan menguap selama proses
pemanggangan,sisanya bereaksi satu sama lain hingga menghasilkan rasa baru dan lebih
kompleks. Reaksi ini biasanya terjadi dikerak roti dan rasa yang dihasilkan berdifusi kedalam
remah roti.
Saccharomyces ceevisia yang penting dalam pembuatan roti memiliki sifat dalam
osmotolesance ( sweet dough yeast), rapid fer-mentation kinetics,freeze dan that tolerance,
dan memiliki kemampuan memetabolisme substrat. Pemakaian ragi dalama adonan sangat
berguna dalam mengembangkn adonan karna terjadi proses peragian terhaap gula,memberi
aroma(alkohol)(Dedy,2008).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah kompor gas 1, timbangan 1,
pisau 2, panci 1, wajan 1, sudet 1, baskom 4, kain 4, tupperware 4, gelas 1 dan sendok
2. Bahan
1.Ragi
percobaan 3 (1 bungkus)
percobaan 4 (2 bungkus)
8.Tepung terigu
C. Prosedur Kerja
Pembuatan adonan kue donat di lakukan dengan cara mengupas dan membersihkan
labu dari kulit dan bijinya. Memotong kecil kecil dengan bentuk kubus/dadu kemudian di
kukus selama 30 menit hingga matang dan tiriskan. Selanjutnya mencampurkan labu kuning
yang telah dikukus sebanyak 1/3 biji dari 4 percobaan dengan tepung terigu yang berbeda
beda sesuai dengan ukuran perbandingannya masing" , ragi instan dengan 4 variasi formula
yang berbeda beda (P1 :1/3 bungkus), (P2 : 1/2 bungkus), (P3 : 1 bungkus) , (P4 : 2 bungkus)
dan susu bubuk 20 gr/percobaan serta air 80 ml/percobaan. Menambahkan kuning telur 2
butur/percobaan dan margarin 75 gr/percobaan lalu menguleni hingga kalis dan di fermentasi
selama 30 menit.
2. Pembuatan Donat
Pembuatan donat dilakukan dengan menimbang adonan masing" dengan berat 30gr.
Membentuk seperti cincin lalu difermentasi dengan lama fermentasi setiap percobaan 30
Uji organoleptik dilakukan terhadap produk dengan sang penulis yang telah terlatih
untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap produk yang dihasilkan. Uji
organoleptik yang digunakan adalah uji kesukaan yang meliputi rasa, aroma dan tekstur
dengan skala 1-10 dimana nilai 1-4 menyatakan tidak bagus, 5-7 menyatakan sedang, dan 8-
1. Rasa
Pada gambar diagram batang dibawah menunjukkan hasil uji hedonik yang
didapatkan bahwa pada (percobaan ke 4) ragi 2 dan (percobaan ke-2) ragi 1/2
merupakan donat kesukaan paling disukai oleh banyak panelis terhadap rasa donat
organoleptik rasa semakin tinggi (tabel rasa). Hal ini disebabkan penambahan ragi
pada adonan memberikan rasa pada donat dengan terbentuknya komponen flavor
sebagai hasil proses fermentasi (Koswara, 2009) dan penambahan tepung labu kuning
amilosa yang tinggi memberiefek yang keras pada donat (Andriani, 2008).
2. Tekstur
Pada gambar diagram batang diatas menunjukkan hasil uji hedonik yang didapatkan
bahwa ragi 2 (percobaan ke-4) merupakan donat dengan tingkat skor tingkat kesukaan paling
tinggi terhadap nilai tekstur dengan konsentrasi ragi 2 (percobaan ke-4) dengan lama
fermentasi 30 menit yang berarti itu waktu yang paling baik untuk fermentasi dengan
konsentrasi ragi 2 (percobaan ke-4). Penambahan labu kuning menyebabkan tekstur lebih
keras karena kandungan amilosa yang tinggi memberi efek keras pada donat. Penambahan
labu kuning harus diikuti ragi karena ragi bisa membantu tekstur donat lebih lembut.
Hal ini disebabkan ragi yang ditambahkan pada adonan roti akan menghasilkan gas
karbondioksida dan mengembangkan adonan (Buckle, dkk., 2009) dan gluten yang terdapat
pada tepung terigu akan membentuk struktur yang elastis sehingga adonan dapat menahan
gas dan adonan mengembang sehingga produk roti mempunyai struktur berongga yang halus
dan seragam serta tekstur yang lembut dan elastis (Koswara, 2009).
Tekstur pada percobaan ke-4 ini dikatakan dan dibuktikan sangat bagus karena
menggunakan tepung terigu yang cukup banyak karena tekstur donat juga dipengaruhi jumlah
gluten yang terkandung didalam tepung terigu, semakin tinggi gluten yang terkandung dalam
Pada gambar diagram batang diatas menunjukkan hasil uji hedonik yang didapatkan
dapat dilihat bahwa konsentrasi ragi memberikan pengaruh berbeda sangat nyata.
Pada ragi 2 (percobaan ke-4) memiliki aroma yang paling disukai oleh panelis. Secara
umum aroma pada percobaan ragi 1/3 , ragi 1/2 , dan ragi 1 memiliki aroma yang
hampir sama. Namun berdasarkan data diagram batang diatas panelis memberikan
nilai lebih banyak ke percobaan ragi 2 (yaitu percobaaan ke-4) karena ulasan
kombinasi perlakuan antara substitusi tepung labu kuning pada tepung terigu dan
organoleptik aroma donat. maka nilai organoleptik aroma semakin meningkat . Hal ini
disebabkan tepung labu kuning mempunyai sifat spesifik dengan aroma khas. Secara
umum tepung tersebut berpotensi sebagai pendamping terigu dan tepung beras dalam
berbagai produk olahan pangan. Produk olahan dari tepung labu kuning mempunyai
warna dan rasa yang spesifik, sehingga lebih disukai oleh panelis. (Hendrasty, 2003)
BAB V
KESIMPULAN