PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia saat ini memiliki masalah gizi ganda salah satunya yaitu gangguan
gizi pada bayi merupakan manifestasi dari kekurangan zat gizi kronis. Prevalensi
Prevalensi gizi kurang pada tahun 2018 sebesar 30% World Health Organization
2018 menunjukkan kasus kekurangan gizi kurang pada bayi berdasarkan indeks
berat badan umur (BB/U) meliputi kategori berat badan sangat kurang dan berat
Masalah gizi kurang masih menjadi masalah utama di Indonesia. Hal ini dapat
terjadi karena dengan masih ditemukannya kasus gizi kurang pada bayi di
berbagai daerah. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi status gizi bayi
kecukupan gizi nya dari Air Susu Ibu (ASI) dan Makanan Pendamping ASI (MP-
ASI). Gizi sangat berperan dalam tumbuh kembang anak. Tujuan pemberian gizi
pertumbuhan dan perkembangan anak yang apabila tidak diatasi dengan secara
dini akan dapat berlanjut hingga dewasa. Usia 0 – 24 bulan merupakan masa kritis
anak dalam pertumbuhan dan perkembangan. Karena dimasa inilah periode
tumbuh kembang anak yang paling optimal baik untuk intelegensi maupun
fisiknya. Periode ini dapat terwujud apabila anak mendapatkan asupan gizi sesuai
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman
yang mengandung zat gizi selain dari ASI. Hal ini dapat dikarenakan ASI hanya
mampu memenuhi duapertiga dari kebutuhan bayi pada usia 6 – 9 bulan, dan pada
pemberian MP-ASI yang sangat perlu diperhatikan adalah usia pemberian MP-
MP-ASI dan cara pemberian MP-ASI pada tahap awal. Usia dibawah dua tahun
masa yang sangat penting sekaligus masa kritis dalam proses tumbuh kembang
bayi baik fisik maupun kecerdasan, oleh karena itu setiap bayi berusia 6 – 12
bulan harus memperoleh asupan gizi sesuai dengan kebutuhannya. Hasil survey
rendahnya mutu makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) dan tidak sesuai
pola asuh yang diberikan sehingga beberapa zat gizi tidak dapat mencukupi
sekitar 32% bayi di negara – negara berkembang menderita gizi kurang dan 10%
menderita berat badan kurang hal ini dapat disebabkan oleh MP-ASI yang tidak
optimal dan salah satu penyebab langsung terjadinya kekurangan gizi pada bayi
terutama pada bayi usia 6 – 12 bulan adalah praktik pemberian MP-ASI yang
Prevalensi bayi berat badan kurang menurut umur di Jawa Timur sebesar
15,8%. Di Kabupaten Sidoarjo untuk prevalensi bayi berat badan kurang menurut
merupakan wilayah dengan prevalensi bayi berat badan kurang menurut umur
yang tertinggi