Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AKIDAH AKHLAK

(Asmaul Husna Sebagai Karakter Pribadi)

Oleh :

Shaburul Al Hafiz

MAN 2 TANAH DATAR


TP 2022/2023
KATA PENGANTAR

Pertama dan yang paling utama marilah kita senantiasa panjatkan puja dan puji syukur
kita kepada Allah Swt. berkat rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya saya telah dapat menyelesaikan
makalah yang berkaitan dengan mata pelajaran Akidah Akhlak dalam rangka memenuhi tugas
saya sebagai siswa.

Meskipun demikian, penyusun mengakui bahwa masih sangat banyak kekurangan dalam
hal penyusunan yang disajikan dalam makalah ini. Untuk itu saya selaku penyusun sangat
berharap kepada guru yang terkait untuk memberikan saran dan kritik agar makalah ini dapat
tersusun sebagaimana mestinya. Kalau di dalamnya terdapat kelebihan maka kelebihan itu
datang dari Allah Swt semata dan apabila terdapat kekurangan maka itu sebuah kekurangan dari
penyusun sendiri.

Sekian dan terima kasih.

Batusangkar, 10 Januari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................................1

KATA PENGANTAR............................................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................4
C. Tujuan.........................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Asmaul Husna....................................................................................5

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan.........................................................................................................16
B. Saran...................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rukun Iman pertama adalah Iman kepada Allah Swt, beriman kepada Allah Swt
berarti percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt , itu benar – benar ada
dengan segala kesempurnaan – Nya untuk mengetahui kesempurnaanya salah satunya
adalah dengan mengetahui 20 sifat Allah dan 99 Asmaul Husna.
B. Rumusan Masalah
1. Menguraikan 10 Asmaul Husna

2. Meneladani sifat-sifat Allah yang terkandung dalam 710 Asmaul Husna


dalam kehidupan sehari-hari.

C. Tujuan
Dengan adanya makalah ini maka kami bertujuan untuk :
1. Menjelaskan tentang Asma’ul Husna.
2. Mengetahui dan memahami dari Asma’ul Husna dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asmaul Husna

4
Kata (‫ )األسماء‬al-asma adalah bentuk jamak dari kata (‫ )اإلسم‬al-ism yang biasa
diterjemahkan dengan nama. Ia berakar dari kata (‫ )السمو‬as-sumuw yang berarti
ketinggian, atau (‫ )السمة‬as-simah yang berarti tanda. Memang nama merupakan
tanda bagi sesuatu, sekaligus harus dijunjung tinggi.
Apakah nama sama dengan yang dinamai atau tidak, di sini diuraikan perbedaan
pendapat ulama yang berkepanjangan, melelahkan dan menyita energy itu. Namun
yang jelas bahwa Allah memiliki apa yang dinamai-Nya sendiri dengan al-asma
dan bahwa al-asma itu bersifat husna.
Kata (‫ )الحسن‬al-husna adalah bentuk muannast/feminim dari kata (‫ )احسن‬ahsan
yang berarti terbaik. Penyifatan nama-nama Allah dengan kata yang berbentuk
superlative ini, menunjukkan bahwa nama-nama Allah dengan kata yang
berbentuk superlative ini, menunjukkan bahwa nama-nama tersebut bukan saja,
tetapi juga yang terbaik dibandingkan dengan yang lainnya, yang dapat
disandang-Nya atau baik hanya untuk selain-Nya saja, tapi tidak baik untuk-Nya.
Sifat Pengasih – misalnya – adalah baik. Ia dapat disandang oleh
makhluk/manusia, tetapi karena asma al-husna (nama-nama yang terbaik) hanya
milik Allah, maka pastilah sifat kasih-Nya melebihi sifat kasih makhluk, baik
dalam kapasitas kasih maupun substansinya. Di sisi lain sifat pemberani,
merupakan sifat yang baik disandang oleh manusia, namun sifat ini tidak wajar
disandang Allah, karena keberanian mengandung kaitan dalam substansinya
dengan jasmani dan mental, sehingga tidak mungkin disandangkan kepada-Nya.
Ini berbda dengan sifat kasih, pemurah, adil dan sebagainya. Contoh lain adalah
anak cucu. Kesempurnaan manusia adalah jika ia memiliki keturunan, tetapi sifat
kesempurnaan manusia ini, tidak mungkin pula disandang-Nya karena ini
mengakibatkan adanya unsur kesamaan Tuhan dengan yang lain, di samping
menunnjukkan kebutuhan, sedang hal tersebut mustahil bagi-Nya. Demikianlah
kata (‫ )الحسني‬al-husna menunjukkan bahwa nama-nama-Nya adalah nama-nama
yang amat sempurna, tidak sedikit pun tercemar oleh kekurangan.
Didahulukannya kata (‫ )هلل‬lillah pada firman-Nya (‫ )وهلل األسماء الحسني‬wa lillah al-
asma al-husna menunjukkan bahwa nama-nama indah itu hanya milik Allah

5
semata. Kalau Anda berkata Allah Rahim, maka rahmat-Nya pasti berbeda dengan
rahmat si A yang juga boleh jadi Anda sedangkan padanya.
Memang nama/sifat-sifat yang disandang-Nya itu, terambil dari bahasa manusia.
Namun, kata yang digunakan saat disandang manusia, pasti selalu mengandung
makna kebutuhan serta kekurangan, walaupun ada di antaranya yang tidak dapat
dipisahkan dari kekurangan, walaupun ada di antaranya yang tidak dapat
dipisahkan dari kekurangan tersebut dan ada pula yang dapat. Keberadaan pada
satu tempat, atau arah, atau kepemilikan arah (dimensi waktu dan tempat) tidak
mungkin dapat dipisahkan dari manusia. Ini merupakan keniscayaan sekaligus
kebutuhan manusia, dan dengan demikian ia tidak disandangkan kepada Allah
SWT, karena kemustahilan pemisahannya itu. Berbeda dengan kata kuat buat
manusia. Kekuatan diperoleh melalui sesuatu yang besifat materi, yakni adanya
otot-otot yang berfungsi baik, dalam arti kita membutuhkan otot-otot yang kuat,
untuk memiliki kekuatan fisik. Kebutuhan tersebut tentunya tidak sesuai dengan
kebesaran Allah swt, sehingga sifat kuat buat Tuhan hanya dapat dipahami dengan
menafikan hal-hal yang mengandung makna kekurangan dan atau kebutuhan itu.
Sangat popular berbagai riwayat yang menyatakan bahwa jumlah al-asma al-
husna sebanyak Sembilan puluh Sembilan. Salah satu riwayat tersebut berbunyi:
“Sesungguhnya Allah memiliki Sembilan puluh Sembilan nama seratus kurang
satu – siapa yang ahshaha (mengetahui/menghitung.memeliharanya) maka dia
masuk ke surga. Allah ganjil (esa) senang pada yang ganjil” (HR. Bukhari,
Muslim, At-Tirmdizi, Ibnu Majah, Ahmad dan lain-lain).
Ibnu Katsir dalam tasfirnya setlah mengutip hadis di atas dari berbagai sumber
berkata bahwa: At-Tirmidzi dalam Sunan-nya setelah kalimat: “Allah ganjil (Esa)
senang pada yang ganjil.
Didalam hadits yang diriwayatkan Tirmidzi disebutkan ke-99 nama tersebut
yaitu :
‫ص ِّو ُر ْال َغفَّا ُر‬َ ‫ارُئ ْال ُم‬ِ َ‫ق ْالب‬ ُ ِ‫ك ْالقُ ُّدوسُ ال َّساَل ُم ْال ُمْؤ ِمنُ ْال ُمهَ ْي ِمنُ ْال َع ِزي ُز ْال َجبَّا ُر ْال ُمتَ َكبِّ ُر ْالخَال‬ُ ِ‫الرَّحْ َمنُ ال َّر ِحي ُم ْال َمل‬
‫صي ُر ْال َح َك ُم ْال َع ْد ُل‬ِ َ‫ق ْالفَتَّا ُح ْال َعلِي ُم ْالقَابِضُ ْالبَا ِسطُ ْالخَافِضُ الرَّافِ ُع ْال ُم ِع ُّز ْال ُم ِذلُّ ال َّس ِمي ُع ْالب‬ ُ ‫ْالقَهَّا ُر ْال َوهَّابُ ال َّر َّزا‬
ُ‫يت ْال َح ِسيبُ ْال َجلِي ُل ْال َك ِري ُم ال َّرقِيب‬ ُ ِ‫اللَّ ِطيفُ ْال َخبِي ُر ْال َحلِي ُم ْال َع ِظي ُم ْال َغفُو ُر ال َّش ُكو ُر ْال َعلِ ُّي ْال َكبِي ُر ْال َحفِيظُ ْال ُمق‬
‫صي‬ِ ْ‫ق ْال َو ِكي ُل ْالقَ ِويُّ ْال َمتِينُ ْال َولِ ُّي ْال َح ِمي ُد ْال ُمح‬
ُّ ‫ث ال َّش ِهي ُد ْال َح‬ ُ ‫ْال ُم ِجيبُ ْال َوا ِس ُع ْال َح ِكي ُم ْال َودُو ُد ْال َم ِجي ُد ْالبَا ِع‬

6
‫ص َم ُد ْالقَا ِد ُر ْال ُم ْقتَ ِد ُر ْال ُمقَ ِّد ُم ْال ُمَؤ ِّخ ُر اَأْل َّو ُل‬
َّ ‫اج ُد ْال َوا ِح ُد ال‬
ِ ‫يت ْال َح ُّي ْالقَيُّو ُم ْال َوا ِج ُد ْال َم‬
ُ ‫ْال ُم ْب ِدُئ ْال ُم ِعي ُ“د ْال ُمحْ يِي ْال ُم ِم‬
‫ك ُذو ْال َجاَل ِل َواِإْل ْك َر ِام‬ ِ ‫ك ْال ُم ْل‬ ُ ِ‫اآْل ِخ ُر الظَّا ِه ُر ْالبَا ِطنُ ْال َوالِ َي ْال ُمتَ َعالِي ْالبَرُّ التَّوَّابُ ْال ُم ْنتَقِ ُم ْال َعفُ ُّو ال َّر ُءوفُ َمال‬
َّ ‫َّشي ُد ال‬
‫صبُو ُر‬ ِ ‫ث الر‬ ِ ‫ْال ُم ْق ِسطُ ْال َجا ِم ُع ْال َغنِ ُّي ْال ُم ْغنِي ْال َمانِ ُع الضَّارُّ النَّافِ ُع النُّو ُر ْالهَا ِدي ْالبَ ِدي ُ“ع ْالبَاقِي ْال َو‬
ُ ‫ار‬
Adapun terkait dengan angka 99 ini maka Imam Muslim mengatakan bahwa para
ulama telah bersepakat bahwa hadits tersebut—yang menyebutkan angka 99—
tidaklah membatasi nama-nama Allah swt. Hadits itu tidak bermakna bahwa Dia
swt tidak memiliki nama selain nama-nama yang 99 itu. Adapun maksud dari
siapa yang menghitung 99 nama ini masuk surga adalah sebagai informasi tentang
masuk surga dengan menghitungnya bukan informasi tentang pembatasan nama-
nama-Nya, sebagaimana disebutkan didalam hadits lainnya,”Aku berdoa kepada-
Mu dengan segala nama yang Engkau namakan diri-Mu dengannya atau yang
Engkau berkuasa tentang ilmu ghoib yang ada pada-Mu.” (Shohih Muslim bi
Syarhin Nawawi juz XVII hal 7 – 8)
2.2 Penjelasan 10 sifat Asmaul Husna
1. AR-RAHMAN ( Maha Pengasih)
ALLAH memiliki nama Ar-Rahman yang artinya maha pemurah atau pengasih
karena Allah telah melimpahkan Rahmat-Nya kepad seluruh makhluk yang ada di
dunia ini tanpa pandang bulu baik yang beriman, bertqwa, dan yang beramal baik
maupun yang berperilaku durhaka, ingkar, dan berperilaku jahat. Mereka tetap
diberi rahmat oleh Allah. Demikian juga hewan dan tumbuhan mereka juga
diberikan Rizqi oleh Allah, yang merupakan bentuk sifat RAHMAN-Nya Allah.
DALIL NAQLI : SURAT AL-FATIHAH ayat 3
DALIL AQLI : Allah SWT sebagai yang menciptakan makhluk di dunia inipasti
memiliki sifat pemurah atau pengasih pada makhluk ciptaan-Nya. Buktinya kita
manusia diberikan nikmat hidup walu kita sebagai manusia ada yang ingkar.

2. AR-RAHIM ( Maha Penyayang )


ALLAH SWT memiliki nama Ar-Rahim yang artinya maha penyayang yang
selalu dilimpahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman secara tetap atau

7
bersifat kekal yang tidak hanya diberikan di dunia saja bahkan sampai kealam
kubur serta akhirat.
Dunia ini Allah menetapkan hukuman bagi mereka yang bermaksiat (kafir,
musyrik) misalnya hukum rajam bagi pezina, potong tangan bagi pencuri. Di
akhirat keadilan Allah tidak dapat dipermainkan. Mereka akan mendapatkan
balasan atas semua perbuatan di dunia ini.
DALIL NAQLI : Surat Al-Fatihah ayat 1
DALIL AQLI : Allah SWT pasti sayang kepada umat-Nya yang iman dan
bertaqwa, sehingga Allah pasati akan memberikan balasan kepada mereka yang
taat dan bagi mereka yang tidak taat Allah tidak akan menyayangi mereka karena
sifat Ar-Rohim-Nya Allah hanya diberikan kepada mereka yang taat. Buktinya
nanti di akhirat kelah hanya yang beriman dan bertaqwa kepada Allah saja yang
dapat masuk surga.
3. AL-QUDDUS ( Maha Suci )
Allah bersifat Al-Quddus/Maha Suci karena Allah SWt adalah Dzat yang suci dari
segala sekutu, Allah bersifat tunggal. Allah sebagai Pencipta itu pasti suci dari
segala sifat kekurangan karena Allah bersifat Maha Sempurna. Dengan demikina
apapun yang dilakukan Allah pasti juga suci.
DALIL NAQLI : Al-A’raf ayat 96
DALIL AQLI : Allah sebagai sang pencipta pasti suci dari segala kekurangan,
tidak mungkin memiliki sifat yang buruk. Jika sang pencipta memiliki sifat
kekurangan maka niscaya dunia akan hancur, seperti jika Tuhan tidak memiliki
sifat maha berkata, maka siapa yang akan memberitahu kita akan baik buruknya
suatu hal, maka itu mmerupakan hal yang mustahil.

4. AS-SALAM ( Maha Sejahtera )


Sifat As-Salam/Maha Sejahtera berada pada nama Allah karena hanya Allah saja
yang dapat memberikan kesejahteraan pada makhluknya. Jadi segala
kesejahteraan yang ada didunia ini semua bersumber pada Allah SWT.
DALIL NAQLI : Al-Hasyr ayat 23

8
DALIL AQLI : kita sebagai makhluk pasti menginginkan kesejahteraan dalam
hidup ini, kepada siapalagi kita meminta kesejahteraan jika tidak pada Allah SWT
ja
di segala kesejahteraan yang ada di dunia ini pasti milik Allah. Bukti bagi orang
yang orang berusaha keras pasti akan mendapatkan kesejahteran.
.
5. AL MU’MIN ( Maha Memberi Keamanan atau Terpercaya )
Allah SWT bernama Al-Mu’min yang artinya Yang MAha Memberikan
Keamanan atau Yang maha Terpercaya karena dalam mencantumkan
wa’dun/janji-janjinya pasti tidak mungkin diingkari, pasti ditepati.
DALIL NAQLI : Al-Hasyr ayat 23
DALIL AQLI : Dalam hidup ini kita pasti menginginkan rasa aman dari bencana
alam ataupun dari kejahatan manusia yang ada di dunia ini, dimana lagi kita
meminta kecuali kepada Allah atau Allah SWT pasti memiliki sifat maha
terpercaya tidak mungkin Allah SWT bersifat khianat.

6. Al ADLU ( Maha Adil )


Allah memiliki nama AL ADLU yang berarti maha adil dan sangat sempurna
keadilannya, tidak ada zzat lain yang memiliki keadilan yang setara dengan Allah,
karena keadilan manusia hanya terbatas dan tidak sempurna, sebab manusia
berada pada tempat salah dan lupa.
DALIL NAQLI : An-nahl ayat 90
DALIL AQLI : Allah dalam pengadilanya kelak di akhirat tidak mungkin ada
suap menyuap keadilan pasti di tegakkan. Allah SWT tidak mungkin memiliki
sifaqt tamak akan harta, karena itu sebuah kekurangan maka itu tudak mungkin
dimiliki Allah.

7. AL GAFFAR ( Maha Pengampun )


Allah SWT pasti memiliki nama AL GAFFAR yang berarti Maha Pengampun,
yang memiliki kebebasa untuk memberikan ampunan kepada makhluknya yang
bertaubat. Karena manusia tak mungkin luput dari dosa.

9
DALIL NAQLI : Sad ayat 66
DALIL AQLI : jika kita sebagai manusia mau bertaubat insaallah pasti diterima
karena Allah memiliki sifat Maha Pengampun , jika Allah SWT tidak memiliki
nama ini maka niscaya semua orang pasti masuk surge kerena mereka memiliki
dosa, tetapi Allah itu Maha Pengampun jadi mustahil Allah tidak bersifat Maha
pengampun
.
8. AL HAKIM ( Maha Bijaksana )
Allah SWT bernama Al-Hakim yang artinya Maha Bijaksana karena tidak munkin
ada yang bias melebihi kebijaksanaan-Nya. Buktinya Allah menciptakan Manusia,
tumbuhan, hewan pasti memiliki hikmah dan manfaat yang besar.
DALIL NAQLI : Al-Mu’min ayat 115
DALIL AQLI : Allah SWT pasti memiliki sifat ini karena jika Allah tidak bersifat
Maha Bijaksana maka itu hal yang mustahil, karena itu merupakan sifat yang
kurang tidak mungkin Allah bersifat kurang.
9. AL MALIK ( Maha Merajai atau Menguasai )
Allah SWT memiliki nama ini karena Allah merupakan Raja dari segala raja yang
ada di muka bumi ini, Dia-lah yang mengatur sendiri kerajaan-Nya sesuai dengan
kehendak-Nya sendiri.
DALIL NAQLI : Al-Mu’minun ayat 116
DALIL AQLI : Allah sebagai sang pencipta pasti menguasai segala yang
diciptakannya termasuk manusia, Allah mengatur segala takdir bagi manusia
sehingga wajib bagi manusia untuk tunduk kepada raja dari segala raja yaitu tidak
lain adalah Allah.
10. AL-HASIB ( Maha Menjamin atau Memperhitungakan )
Allah SWT bernama Al-Hasib artinya maha menjamin, memberikan jaminan
kecukupan kepada seluruh hamba-Nya. Disini Al Hasib juga dapat diartikan Maha
Memperhitungkan. Segala amal manusia yang ada didunia akan dihitung dengan
seteliti-telitinya dan seadil-adilnya, karena dalam pengadilan Allah pasti keadilan
pasti ditegakkan.
DALIL NAQLI: An-Najm, 53: 39-40

10
DALIL AQLI : disini Allah SWT sebagai yang menciptakan pasti akan menjamin
kebutuhan makhluknya, tapi terkadang terjadi kesalahpahaman, bahwa Allah tidak
adil karena kebutuhannya tidak terjamin, disini sesungguhnya Allah telah
menjamin hanya saja makhluknya saja yang tidak mau berusaha dalam
memperolehnya.
2.3 Prilaku orang beriman terhadap asmaul husna
Berusaha selalu berbuat baik dan berkasih sayangMengimani sifat Allah ar
rahmaan (maha pengasih) yakni denga berbuat baik kepada seluruh mahluknya ,
terutama manusia, tanpa membedakan warna kulit, miskin kaya, hormat atau hina.

2. Berusaha menjadi mukmin yang bertaqwa.

Mengimani sifat Allah ar rahiim (maha penyayang) menghayati sifat inisehingga


sebagai pendorong untuk bertaqwa kapada allah, sehingga di aherat kelak
mendapat balasannya yakni surga.

3. Memelihara kesucian diri.

Mengimani sifat Allah al quduus (maha suci) sebagai penunjuk aagar selalu
mempertahankan kesucian dirinya dari perbuatan dosa, karena asal manusia
adalah suci tanpa dosa.

4. Menjaga keselamatan diri dan orang lain.

Mengimani sifat Allah as salaam (maha sejahtera) senantiasa berdoa dan berusaha
untuk keselamatan dirinya dan orang lain dunia aherat.

11
5. Menjadi orang yang terpercaya dan dapat memberikan rasa aman terhadap
sesama.

Mengimani sifat Allah al mu’minu (maha terpercaya dan maha member


keamanan)
Berusaha menjadi orang terpercaya dengan bersikap jujur, tidak dusta, amanah,
dan selalu memenuhi janji, menghindari prilaku jahat dan mencegah orang lain
berbuat mengganggu keamanan.

6. Berlaku adil

Mengimani sifat Allah al adlu ( yang maha adil) berusaha bersikapadil


menghindari prilaku dzalim. Adil terhadap Allah, dirinya, keluarga, sesame
manusia, semama makhluk allah, dan meninggalkan prilaku dzalim.

7. Berusaha menjadi pemaaf.

Mengimani sifat Allah al ghafaar (maha pengampun) menjadikan sifat pengampun


dalam diri, sehingga akan bertambah mulia kedudukannya disisi Allah swt.

8. Berperilaku bijaksana.

Mengimani sifat Allah al hakim (maha bijaksana) senantiasa bersikap bijaksana,


orang bijak biasa berpikir tajam, wawasan luas , cermat dan teliti sehingga
terhindat dari prilaku yang merugikan.

9. Menjadi pemimpin yang baik.

12
Mengimani sifat Allah al maliik (maha merajai) menjadikan sifat pribadi sehingga
menjadi pemimpin yang bersifat:
v Ihlas danmengharap ridla dari Allah
v Berperilaku terpuji, menberi manfaat dirinya dan orang banyak.
v Selalu berusaha menjadi yang paling bermanfaat bagi orang banyak.

10. Bermuhasabah (introspeksi diri)

Mengimani sifat Allah al hasiib (maha pembuat perhitungan) sebagai penunjuk


terhadap segala perbiatan yang sudah dan akan dilakukan (introspeksi), apabila
baik maka ia akan melanjutkan, dan apabila buru maka ia akan segera bertobat
ban memperbaiki diri.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Menghafal kata-kata Asma’ul Husna amat besar faedahnya bagi Umat Islam dan
berpahala membacanya bila dilandasi keyakinan dan membenarkan isinya. Lebih dari itu,
memahami dan makrifat terhadap makna hakiki yang terkandung di dalamnya akan
membawa kearah pengalaman dan penghayatan, atau dengan kata lain “mendarah
daging” dalam kehidupan. Maka dijamin akan mendapatkan surg a keindahan dan
kenyamanan yang tiada tara.

2. Dengan makrifat yang benar kepada Allah swt, makrifat terhadap Asma-Nya,
muncullah “rasa cinta kasih(mahabbah) yang dalam terhadap Pemilik Nama yakni Allah
swt. Dan terpadu cinta kasih itu dalam suatu perpaduan yang indah dan mengasyikkan,
yang terlihat, terpandang dan terasa hanya “DIA” TERASA LEBUR DAN SIRNA DIRI
INI DALAM LAUTAN “BERCINTA KASIH” maka berbahagialah dengan isyarat Allah
yang menegaskan:

“Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga”.

13
B. Saran

1. Beribadahlah kepada Allah berdasarkan Asma`ul Husna ini. Karena Dia Maha
Penerima Taubat, berdzikir dengan-Nya karena Dia Maha Mendengar, beribadah dengan
raga karena Dia Maha Melihat, dengan seterusnya.

2. Sebagai umat Muslim sudi kiranya Kita “memahami maknanya, dan


mempercayainya”, atau mampu melaksanakan kandungan-Nya, atau juga mempercayai
kandungan makna-maknanya, menghafal, memahami maknanya dan mengamalkan
kandungannya. Itu semua insya Allah dapat memperoleh curahan rahmat Ilahi sesuai niat
dan usahanya.

DAFTAR PUSTAKA

14
Mahrus, M.Ag. Program Peningkatan Kualifikasi Guru Madrasah dan GuruPendidikan Agama
Islam Pada Sekolah : Aqidah, Jakarta: Deprtemen Agama Republik Indonesia, 2009.

http://www.fiqhislam.com/asmaul-husna

Quraish, M. Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al—Qur’an, Jakarta,
Lentera Hati, 2004

http://makalah85.blogspot.com/2008/11/ayat-tentang-asmaul-husna.html

http://www.toodoc.com/search.php?q= asma%27ul+husna

15

Anda mungkin juga menyukai