Anda di halaman 1dari 8

MATERI 2

BIAYA BAHAN BAKU DAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG


(RAW MATERIAL AND DIRECT LABOR COST)

TEORI : Nilai 30%


1. Apa yang dimaksud dengan bahan baku dan biaya bahan baku, bagaimana cara
menghitung harga pokok bahan baku yang dibeli, dan komponen apa saja yang harus
diperhitungkan?
Jawab :
Bahan baku merupakan unsur dasar yang diolah dengan menggunakan biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik sehingga berubah menjadi produk jadi,
contohnya seperti kayu gelondongan untuk meja, kursi atau baja untuk pembuatan
mobil, dan kain yang menjadi bahan baku pembuatan baju.

Biaya bahan baku merupakan harga pokok bahan baku yang dipakai atau
dikorbankan dalam proses produksi. Pembahasan biaya bahan baku akan berkenaan
dengan harga pokok bahan baku yang dibeli, harga pokok bahan baku yang dipakai
dan diproduksi, masalah yang berhubungan dengan bahan baku, dan manajemen
persediaan.

Cara menghitung harga pokok bahan baku yang dibeli, yakni dengan
menjumlahkan komponen-komponen atau biaya-biaya yang secara langsung maupun
tidak langsung terjadi untuk mendapatkan persediaan tersebut.

Komponen-komponen yang harus diperhitungkan, di antaranya:


a. Harga faktur;
b. Biaya angkut;
c. Biaya-biaya lain yang berhubungan dengan usaha mendapatkannya, misal:
biaya pesanan, biaya penerimaan, biaya pergudangan, biaya asuransi, dan
yang lainnya.

2. Jelaskan tentang sisa bahan/scrap,produk rusak/spoiled goods dan produk


cacat/defective goods.
Jawab :
a. Sisa Bahan (Scrap)
Merupakan bahan yang mengalami kerusakan di dalam proses produksi.

Input Process Output

Perlakuan terhadap sisa bahan tergantung dari harga jual sisa bahan itu sendiri.
Ada 3 perlakuan terhadap hasil penjualan:
 Diperlukan sebagai pengurang biaya bahan baku yang dipakai dalam
pesanan. Jurnalnya:
Kas / Piutang Dagang XXX
BDP – Biaya Bahan XXX
Baku

 Diperlukan sebagai pengurang terhadap biaya overhead pabrik yang


sesungguhnya terjadi. Jurnalnya:
Kas / Piutang Dagang XXX
BOP – Biaya XXX
Sesungguhnya

 Diperlukan sebagai pendapatan di luar usaha:


Kas / Piutang Dagang XXX
Hasil Penjualan Sisa XXX
Bahan

b. Produk Rusak (Spoiled Goods)


Merupakan produk yang mengalami kerusakan ketika proses produksi
berlangsung. (terjadi di “proses” menuju “output”)

Input Process Output

Perlakuan terhadap produk rusak tergantung dari sifat dan sebab terjadinya:
 Jika produk rusak terjadinya karena pengerjaan yang sulit, maka harga
yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan, yang secara
ekonomis tidak bisa diperbaiki menjadi produk jadi. Pokok produk
rusak dibebankan sebagai tambahan harga pokok produk yang baik
dalam pesanan bersangkutan.

c. Produk Cacat (Defective Goods)


Merupakan produk yang tidak memenuhi standar kualitas yang telah
ditetapkan, produk cacat secara ekonomis dapat diperbaiki menjadi produk
baik dengan mengeluarkan biaya pengerjaan kembali.

Input Process Output

Perlakuan biaya pengerjaan tergantung dari penyebab terjadinya produk cacat:


1. Penyebabnya tidak normal (sulitnya proses produksi), maka biaya
pengerjaan kembali produk cacat akan dibebankan pada pesanan
terkait;
2. Penyebabnya bersifat normal, maka biaya pengerjaan kembali
produk cacat akan dibebankan ke seluruh biaya produksi dan
dimasukkan sebagai komponen biaya tarif biaya overhead pabrik.
3. Sebutkan pengelompokan biaya tenaga kerja langsung dan apa bedanyan dengan
biaya tenaga kerja tidak langsung.
Jawab :
Pada dasarnya biaya tenaga kerja langsung bisa dikelompokkan menjadi:
a. Biaya tenaga kerja untuk bagian produksi
Merupakan biaya tenaga kerja yang berhubungan dengan usaha untuk
mengubah bahan baku melalui barang dalam proses dan menjadi barang jadi.
b. Biaya tenaga kerja untuk bagian pemasaran
Tenaga kerja pada fungsi ini adalah tenaga kerja yang berhubungan dengan
usaha memperoleh dan melayani pesanan.
c. Biaya tenaga kerja untuk administrasi dan umum yang merupakan
elemen biaya administrasi dan umum
Tenaga kerja pada fungsi ini terdiri atas tenaga kerja yang jasanya dinikmati
oleh perusahaan secara keseluruhan, misalnya: Direksi, Karyawan bagian
Akuntansi, Karyawan bagian Administrasi Umum dan lainnya.

Perbedaan antara biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung
BTKL BTKTL
Menguntungkan produk atau proyek Menguntungkan banyak produk atau
tunggal proyek
Berhubungan langsung dengan Tidak berhubungan langsung dengan
produksi produk atau proyek produksi produk atau proyek
Termasuk ke dalam biaya produksi Termasuk ke dalam biaya overhead
pabrik

4. Apa yang dimaksud dengan labour productivity ? dan bagaimana hubungannya


dengan penggunaan job clock?
Jawab :
Produktivitas tenaga kerja (Labour Productivity) dapat didefinisikan sebagai suatu
ukuran kinerja produksi yang menggunakan pengeluaran atas usaha manusia sebagai
tolak ukurnya. Produktivitas tenaga kerja merupakan jumlah barang dan jasa yang
diproduksi oleh seorang pekerja. Produktivitas sebaiknya diukur, dianalisis,
diinterpretasikan, dan dipahami. Tentunya hal ini akan berkorelasi atau berhubungan
dengan penggunaan job clock (pencatatan waktu kerja). Pengukuran standar
produktivitas tenaga kerja sebaiknya mempertimbangkan penggunaan modal, bahan
baku, energi, dan tenaga kerja serta membandingkannya terhadap output. Kebanyakan
perusahaan menggunakan mesin absensi untuk mencatat data setiap karyawannya
yang disebut job clock. Job clock berfungsi untuk menunjukkan jumlah waktu kerja
dan digunakan untuk menghitung penghasilan dari karyawan dengan upah per jam.
Akuntansi biaya tenaga kerja berkaitan dengan tiga jenis kegiatan yang saling
berkaitan, yakni pencatatan dan penghitungan waktu kerja, perhitungan jumlah gaji
dan upah, dan pembebanan biaya tenaga kerja.
SOAL HITUNGAN : Nilai 70%
1. Perusahaan DHANIS BAIK memiliki data terkait dengan upah di perusahaanya
sebagai berikut :
- Jumlah upah total minggu ke 2 dalam bulan Januari 2019 pada perusahaan
adalah sebagai berikut :
a. Untuk kelompok pekerja golongan I, total jam kerja 160 jam kerja dengan tarif
per jam Rp. 35.000,00
b. Untuk kelompok pekerja golongan II, total jam kerja 110 jam kerja dengan tarif
per jam Rp. 44.500,00
c. Untuk kelompok pekerja golongan III , total jam kerja 100 jam kerja dengan tarif
per jam Rp. 54.500,00

Sementara untuk minggu ke 3 dalam bulan yang sama, semua upah naik 10% dan
total jam semua turun 10%

Untuk Pajak Penghasilan yang dipotong oleh pemberi kerja sebesar 15 %.


Buat jurnal yang berhubungan dengan pembayaran biaya tenaga kerja langsung pada
minggu ke 2 dan minggu ke 3 di bulan Januari tersebut.

Jawab :

 Tabel Perhitungan
Golongan Jml Jam Kerja Tarif Upah (Rp) Upah Kotor (Rp) Potongan Upah yang Diterima (Rp)
PPh Pasal 21 (Rp)
MINGGU KE 2
I 160 Rp 35.000 Rp 5.600.000 Rp 840.000 Rp 4.760.000
II 110 Rp 44.500 Rp 4.895.000 Rp 734.250 Rp 4.160.750
III 100 Rp 54.500 Rp 5.450.000 Rp 817.500 Rp 4.632.500
JUMLAH Rp 15.945.000 Rp 2.391.750 Rp 13.553.250
MINGGU KE 3
I 144 Rp 38.500 Rp 5.544.000 Rp 831.600 Rp 4.712.400
II 99 Rp 48.950 Rp 4.846.050 Rp 726.908 Rp 4.119.143
III 90 Rp 59.950 Rp 5.395.500 Rp 809.325 Rp 4.586.175

JUMLAH Rp 15.785.550 Rp 2.367.833 Rp 13.417.718

 Perhitungan pada minggu ke-3 (terdapat perubahan pada jam kerja dan
tariff upah)
Golongan I  160 – (10% x 160) = 144 (Jumlah
jam kerja)
Rp 35.000 + (10% x Rp 35.000) = Rp 38.500 (Tarif
Upah)
Golongan II  110 – (10% x 110) = 99 (Jumlah
jam kerja)
Rp 44.500 + (10% x Rp 44.500) = Rp 48.950 (Tarif
Kerja)
Golongan III  100 – ( 10% x 100) = 90 (Jumlah
jam kerja)
Rp 54.500 + (10% x Rp 54.500) = Rp 59.950 (Tarif
Kerja)
 Jurnal
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Minggu Ke 2
Untuk Mencatat Jumlah Gaji dan Upah
Januari Gaji dan Upah Rp 15.945.000
2019 Hutang Gaji dan Upah Rp 13.553.250
PPh yang Harus di Setor Rp 2.391.750
Pada saat gaji dan upah dibayarkan maka ada pengeluaran kas
Hutang Gaji dan Upah Rp 13.553.250
Kas Rp 13.553.250
Saat Pajak dibayarkan
PPh yang Harus di Setor Rp 2.391.750
Kas Rp 2.391.750
Minggu ke 3
Untuk Mencatat Jumlah Gaji dan Upah
Januari Gaji dan Upah Rp 15.785.550
2019 Hutang Gaji dan Upah Rp 13.417.718
PPh yang Harus di Setor Rp 2.367.833
Pada saat gaji dan upah dibayarkan maka ada pengeluaran kas
Hutang Gaji dan Upah Rp 13.417.718
Kas Rp 13.417.718
Saat Pajak dibayarkan
PPh yang Harus di Setor Rp 2.367.833
Kas Rp 2.367.833

2. CV KAHFI FARUHA BAGUS Pada bulan Januari 2019 pada catatan bahan baku
terdapat data sebagai berikut:

1 Januari 2019, saldo 2.500 kg @ Rp. 100.000,00

10 Januari 2019, pembelian 5.000 kg @ Rp.110.000,00

18 Januari 2019, pemakaian 5.500 kg

23 Januari 2019, pembelian 5.500 kg @ Rp. 105.000,00

28 Januari 2019 pemakaian 4.000 kg

Hitung harga pokok bahan baku yang dipakai dengan metode FIFO, LIFO dan Rata-
rata

Tertimbang, buat jurna yang diperlukan, bagaimana analisa anda tentang hasil
hitungan dengan ketiga metode diatas.

Jawab :

a. Metode FIFO
Harga Pokok Bahan Baku yang di pakai pada tanggal 18 Januari 2019 :
2.500 x Rp 100.000 = Rp 250.000.000
3.000 x Rp 110.000 = Rp 330.000.000 +
Rp 580.000.000
Harga Pokok Bahan Baku yang di Pakai pada tanggal 28 Januari 2019 :
2.000 x Rp 110.000 = Rp 220.000.000
2.000 x Rp 105.000 = Rp 210.000.000 +
Rp 430.000.000
Jurnalnya :
18/01/19 Barang dalam proses – Biaya Bahan Baku Rp 580.000.000
Persediaan Bahan Baku Rp
580.000.000
28/01/19 Barang dalam proses – Biaya Bahan Baku Rp 430.000.000
Persediaan Bahan Baku Rp
430.000.000

b. Metode LIFO
Harga Pokok Bahan Baku yang di pakai pada tanggal 18 Januari 2019 :
5.000 x Rp 110.000 = Rp 550.000.000
500 x Rp 100.000 = Rp 50.000.000 +
Rp 600.000.000
Harga Pokok Bahan Baku yang di Pakai pada tanggal 28 Januari 2019 :
4.000 x Rp 105.000 = Rp 420.000.000

Jurnalnya :
18/01/19 Barang dalam proses – Biaya Bahan Baku Rp 600.000.000
Persediaan Bahan Baku Rp
600.000.000
28/01/19 Barang dalam proses – Biaya Bahan Baku Rp 420.000.000
Persediaan Bahan Baku Rp
420.000.000
c. Metode Rata-Rata
Harga Pokok Bahan Baku yang di pakai pada tanggal 18 Januari 2019 :
Saldo 2.500 x Rp 100.000 = Rp 250.000.000
Pembelian 5.000 x Rp 110.00 = Rp 550.000.000 +
7.500 Rp 800.000.000
Maka Harga satuannya adalah = Rp 800.000.000 : 7.500
= 106.667
Maka harga pokok bahan baku pada tanggal 18 = 5.500 x Rp 106.667
= Rp 586.666.667

Harga Pokok Bahan Baku yang di Pakai pada tanggal 28 Januari 2019 :
Saldo 2.000 x Rp 106.667 = Rp 213.334.000
Pembelian 5.500 x Rp 105.000 = Rp 577.500.000 +
7.500 Rp 790.834.000
Maka Harga satuannya adalah = Rp 790.834.000 : 7.500
= Rp 105.445
Maka harga pokok bahan baku pada tanggal 28 = 4.000 x Rp 105.445
= Rp 421.780.000
Jurnalnya :
18/01/19 Barang dalam proses – Biaya Bahan Baku Rp 586.666.667
Persediaan Bahan Baku Rp
586.666.667
28/01/19 Barang dalam proses – Biaya Bahan Baku Rp 421.780.000
Persediaan Bahan Baku Rp
421.780.000

Penggunaan ketiga metode di atas menghasilkan Harga Pokok Bahan Baku yang
berbeda-beda, keadaan tersebut dapat di sesuaikan dengan target yang ingin di
capai yang dapat berkaitan dengan laba yang diinginkan serta kaitannya dengan
pembayaran pajak. Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan, metode Fifo
menghasilkan harga pokok bahan baku yang paling rendah sehingga
memungknkan menghasilkan laba koto yang lebih tinggi, hal ini dapat
memungkinkan pula perusahaan membayar pajak yang cukup besar.

3. Perusahaan OPAT A DK dalam proses produksinya terdapat sisa bahan (Scrap )


sebanyak
5.500 kg ditaksir bisa dijual dengan harga Rp. 30.000,00/kg. Selama bulan Maret
2019,
perusahaan menjual sisa bahan sebanyak 2 x yaitu:
Tanggal 12 Januari 2019 : 3.000 kg, harga Rp. 30.000,00 / kg
Tanggal 25 Januari 2019 : 1.500 kg, harga Rp. 29.300,00 / kg
Hasil penjualan sisa bahan diperlakukan sebagai penghasilan di luar usaha.
Buat jurnal yang diperlukan ! Buat analisa atas penjualan sisa bahan tersebut.

Jawab :
Tanggal saya penjualan
Menurut Keterangan Debit dapat menguntungkan
atas sisa bahan (scrap) tersebut Kredit
12/01/2019 Kas/Piutang Dagang Rp 90.000.000
Hasil Penjualan Sisa Bahan Rp 90.000.000
25/01/2019 Kas/Piutang Dagang Rp 43.950.000
Hasil Penjualan Sisa Bahan Rp 43.950.000
Jumlah Rp 133.950.000 Rp 133.950.000

Menurut saya penjualan atas sisa bahan (scrap) tersebut dapat menguntungkan
perusahaan, karena berdasarkan keadaannya bahwa scrap ini merupakan bahan yang
mengalami kerusakan di proses produksi yang mana pada dasarnya keadaan tersebut
bukan keadaan normal untuk dijual, namun dengan perlakuan scrap sebagai
pendapatan di luar usaha, maka akan mampu mendapatkan pendapatan tambahan dari
penjualan yang tidak di sengaja tersebut.
4. Peraturan dalam perusahaan ASKER , Bila karyawan bekerja di atas jam kerja
reguler, maka akan mendapat lembur dan premi lembur.
Karyawan yang bekerja melebihi 7 jam per hari dihitung sebagai jam lembur yang
tarifnya sama dengan tarif jam kerja biasa. Premi lembur 50% dari upah regular. Upah
karyawan per jam Rp. 25.000,00. Jika karyawan bernama Resta bekerja selama 12
jam pada suatu hari, berapakah upah yang diterimanya pada hari tersebut?
Jawab :
Keterangan Jumlah jam Tarif Upah Total
Upah reguler 7 Rp 25.000 Rp 175.000
Upah lembur 5 Rp 25.000 Rp 125.000
Premi Lembur 5 Rp 12.500 Rp 62.500
Total Rp 362.500

Jadi upah yang di terima karyawan pada hari tersebut yaitu sebesar Rp 362.500

Dikerjakan Nama : SITI Pada 06/03/2022


oleh: Jelas NURHALIZA tanggal/bulan/tahun:
Tanda :
Tangan

Dinilai oleh Nama jelas :


Pada tanggal/bln/tahun :
Tanda tangan :

Pada hari /tgl/thn


Jumlah nilai Teori ..................... x 30% =
Jumlah Nilai Soal Hitungan ..................... x 70% =
Total Nilai =

Anda mungkin juga menyukai