Anda di halaman 1dari 3

1.

TUJUAN
a. Untuk memberikan pedoman dan arahan dalam Hauling Batubara dari Km 6 ke ISP
Palangkaraya
b. Mencegah kemungkinan terjadinya kesalahan teknis dalam melakukan kegiatan Hauling
Batubara dari Km 6 ke ISP Palangkaraya.

2. RUANG LINGKUP
a. Prosedur ini mencakup pengaturan antrian truk, pemuatan batubara ke atas truk, dan
pecatatannya.

3. TANGGUNG JAWAB
a. Kepala Teknik Tambang PT Sembilan Tiga Perdana memastikan prosedur ini terlaksana dan
terpelihara sesuai dengan ruang lingkup.
b. Project Manager PT Sembilan Tiga Perdana memantau dan mengontrol implementasi dari
prosedur ini sesuai dengan ruang lingkup.
c. Divisi Port and Hauling melaksanakan pengarahan dan inspeksi terhadap ketaatan prosedur
ini.
d. Setiap kontraktor yang bekerja pada kegiatan Hauling PT Sembilan Tiga Perdana.
e. Setiap personel yang bertanggung jawab terhadap kegiatan dan personel yang
mengoperasikan unit alat berat yang tercantum dalam kegiatan ini wajib mentaati prosedur
ini.

4. DEFINISI
a. Truk PS adalah unit alat angkut beroda 6 yang digunakan untuk mengangkut Batubara dari
satu lokasi ke lokasi lainnya
b. Stockpile adalah lokasi penumpukan batubara.
c. Loading Point adalah lokasi tempat kegiatan muat dilakukan.
d. Excavator adalah unit alat berat yang digunakan untuk memuat batubara ke dalam truk PS.
e. Operator Excavator adalah orang yang bertugas untuk mengoperasikan unit Excavator.
f. P2H adalah Prosedur Pemeriksaan Harian yang wajib dilakukan oleh setiap operator
sebelum mengoperasikan unitnya.
g. Security adalah petugas pengamanan.
h. Chief Security adalah Komandan Security
i. Checker adalah orang yang bertugas untuk mencatat kegiatan hauling batubara dari
Stockpile Km 6 ke ISP Palangkaraya sesuai yang ditugaskan.
5. PROSEDUR KERJA
a. Sebelum sampai ke tangan pembeli, Batubara yang telah ditumpuk di stockpile Km 6 harus
dipindahkan terlebih dahulu ke ISP Palangkaraya yang letaknya di tepi sungai dan
berdekatan dengan laut.
b. Pengangkutan Batubara ke ISP Palangkaraya dilakukan menggunakan truk PS
c. Sesampainya di ISP Palangkaraya, Batubara dibongkar, dan dimuat keatas tongkang untuk
dikirim ke pihak pembeli.

6. PERSIAPAN KERJA
a. Pengawas dari Divisi Port dan Hauling harus memastikan dan menjaga ketersediaan
Batubara di Stoickpile Km 6 sesuai dengan yang ditargetkan oleh perusahaan.
b. Pengawas dari Divisi Port dan Hauling harus memastikan kondisi cuaca apakah
memungkinkan untuk melaksanakan kegiatan.
c. Jika Persediaan batubara di Stockpile Km 6 sudah mencukupi dan cuaca memungkinkan,
Pengawas dari Divisi Port dan hauling segera menghubungi Vendor terkait agar segera
meluncurkan truk-truk PS nya ke Km 6 untuk dimuat.
d. Pengawas dari Divisi Port dan Hauling harus memastikan bahwa Unit Excavator di Km 6
dalam kondisi siap kerja
e. Operator excavator wajib melakukan P2H sebelum mengoperasikan unitnya. Jika Operator
menemukan kerusakan pada unitnya harus segera melaporkan kepada pengawas dari Divisi
Port dan Hauling yang akan segera berkoordinasi dengan pihak mekanik alat berat.
f. Sebelum truk-truk PS tiba di stockpile Km 6, Operator excavator harus sudah selesai
mempersiapkan dan merapihkan lokasi kerjanya, dan membuat serta memastikan Loading
point dalam kondisi keras, rata dan siap digunakan.
g. Pengawas dari Divisi Port dan Hauling juga harus memastikan bahwa Checker yang bertugas
telah siap ditempat kerjanya dan telah dilengkapi kebutuhan kerjanya seperti : Surat jalan,
segel, dan alat tulis.
h. Pengawas dari Divisi Port dan Hauling harus memastikan bahwa regu Security berada di
tempat dan siap melaksanakan tugasnya mengamankan kegiatan. Jika petugas Security tidak
di tempat, maka pengawas dari Divisi Port dan Hauling hatus berkoordinasi dengan Chief
Security untuk meminta petugas security pengganti.
i. Jika kegiatan dilakukan pada malam hari, Pengawas dari Divisi Port dan Hauling harus
memastikan tersedianya penerangan yang memadai di lokasi kerja.

7. TAHAPAN PEKERJAAN
a. Pengawas dari Divisi Port dan Hauling menghubungi Vendor truk-truk PS dan bersama-sama
menentukan tanggal dan waktu dimulainya kegiatan.
b. Pada waktu yang telah disepakati, Vendor mengirimkan truk-truk PS nya ke Stockpile Km 6
untuk dimuat
c. Truk-truk PS yang tiba di lokasi akan diatur agar parkir disisi jalan sepanjang Stockpile Km 6.
d. Truk-truk PS yang ada di lokasi Km 6 akan dilayani secara FIFO, dimana truk yang tiba lebih
dahulu akan dimuat lebih dahulu
e. Operator Excavator sebisa mungkin harus memposisikan unitnya agar berada di lokasi yang
lebih tinggi dari pada unit truk PS untuk mempermudah proses pengisian / pemuatan
batubara keatas truk PS.
f. Operator Excavator kemudian memandu Operator Truk PS untuk memasuki area Loading
Point.
g. Sebelum memuat batubara keatas truk PS, operator excavator dan driver truk PS secara
bersama-sama harus memastikan bahwa Bak truk dalam kondisi bersih dan steril (tidak ada
benda-benda lain di dalam bak).
h. Setelah bak truk dipastikan dalam kondisi bersih, Operator excavator memuat batubara ke
dalam bak truk PS. Jumlah muatan disesuaikan dengan aturan Undang-undang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan, atau sesuai instruksi perusahaan.
i. Operator Excavator akan membunyikan klaksonnya sebagai tanda bagi driver truk PS bahwa
proses muat sudah selesai dan truk PS bisa segera keluar dari lokasi Loading Point dan
menuju Pos Checker.
j. Checker membuatkan Surat Jalan dengan mengisikan tanggal kegiatan, No Polisi, Nama
Driver dan Grupnya, Nomor segel dan jenis muatan. Checker dan driver truk PS bersama-
sama menandatangani surat jalan.
k. Selanjutnya Checker memberikan segel kepada driver truk PS agar dipasang di kunci pintu
bak truknya.
l. Driver truk PS melanjutkan perjalanan menuju ISP Palangkaraya.
m. Setibanya di ISP Palangkaraya, Checker ISP memeriksa keberadaan segel di bak truk PS. Jika
segel tidak ada, truk PS akan ditolak dan diarahkan untuk kembali ke Stockpile km 6. Jika
segel ada, maka truk PS akan diarahkan menuju jembatan timbang.
n. truk menaiki jembatan timbangan secara perlahan untuk di timbang dan driver truk PS
menyerahkan surat jalan kepada Checker ISP/Operator Timbangan.
o. Selanjutnya, truk PS menuju lokasi bongkar untuk bongkar muatan.

8. REFERENSI
a. Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

9. LAMPIRAN
a. Surat Kirim Barang PT Sembilan Tiga Perdana
b. Form P2H
c. Foto segel

Anda mungkin juga menyukai