LAPORAN OBSERVASI
diajukan guna melengkapi tugas karya tulis ilmiah dan memenuhi salah satu syarat
kelulusan di SMAN 1 Bangorejo
oleh:
Laporan Observasi yang berjudul “Proses Pengolahan Gula Pasir Putih Pada PT
Madubaru Pabrik Gula Madukismo” telah diuji dan disahkan pada:
Hari : Senin
Tanggal : 15 Agustus 2022
Tempat : SMAN 1 Bangorejo
Mengesahkan,
Nya, sehingga kami dapat melaksanakan Karya Wisata dan dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul "Proses Pengolahan Gula Pasir Putih Pada PT Madubaru Pabrik Gula
Madukismo " tepat pada waktu yang ditentukan. Kami berharap dengan laporan karya wisata
ini dapat menajamkan keterampilan berbahasa, khususnya menulis suatu fenomena serta
menganalisis suatu objek budaya dan wisata. Laporan karya wisata ini dapat diselesaikan atas
bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah mambantu kami
menyelesaikan laporan karya tulis ilmiah ini. Kami berharap dengan terselesainya karya tulis
ini dapat memberikan manfaat serta wawasan kepada seluruh pembaca khususnya siswa-
siswi SMA Negeri 1 Bangorejo. Kami selaku penulis menyadari, bahwa karya tulis ini masih
jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
Penulis
DAFTAR ISI
halama
n
PENGESAHAN..........................................................................................................................2
KATA PENGANTAR................................................................................................................3
DAFTAR ISI...............................................................................................................................4
BAB 1. PENDAHULUAN.........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................................................6
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................7
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu.........................................................................................7
2.2 Pengertian Proses...............................................................................................................7
2.3 Pengertian pengolahan......................................................................................................7
2.4 Pengertian Gula..................................................................................................................8
2.5 Jenis Jenis Gula..................................................................................................................8
BAB 3. METODE PENELITIAN..............................................................................................9
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian...........................................................................................9
3.2 Ruang Lingkup Penelitian.................................................................................................9
3.3 Jenis Data dan Sumber Data.............................................................................................9
3.3.1 Jenis Data.....................................................................................................9
3.3.2 Sumber Data.................................................................................................9
3.4 Metode Pengumpulan Data.............................................................................................10
3.4.1 Metode Observasi.......................................................................................10
3.4.2 Metode Literatur.........................................................................................10
3.4.3 Metode Dokumentasi.................................................................................10
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................11
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian..............................................................................11
4.2 Proses Pengolahan Gula Tebu........................................................................................11
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................16
5.1 Kesimpulan........................................................................................................................16
5.2 Saran..................................................................................................................................16
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................................17
BAB 1. PENDAHULUAN
tanaman tebu yang nantinya akan diolah menjadi gula pasif. PG.Madukismo ini juga
bergerak pada produksi sepritus dan alkohol. Industri dibidang produksi gula merupakan
salah satu industri yang menjanjikan dikarenakan gula adalah salah satu kebutuhan bahan
Untuk Sejarah Perkembangan PG. Madu Kismo didirikan pada tanggal 14 juni
1955 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Setelah kurang lebih 3 tahun berdiri baru
dilaksanakan peresmian oleh Presiden RI Ir. Soekarno pada tanggal 29 Mei 1958 yang
terletak di daerah Yogyakarta selatan, Kasihan, Bantul. Dulu pabrik ini hanya
memproduksi gula dan alkohol atau spritus, pada saat itu pemegang saham terbesar
adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX yaitu 75% sedangkan sisanya 25% dipegang
oleh pemerintah R.I kemudian saat ini ada perubahan kepemilikan saham menjadi 65%
dimiliki oleh Sri Hamengku Buwono X, dan pemerintah memegang 35% yang dikuasi
oleh P.T RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA. Tujuan dari didirikan pabrik ini
yaitu agar masyarakat dapat menikmati gula hasil produksi dalam negri, tidak hanya dari
luar. Dahulu PG. Madu kismo bernama PG. Padokan dengan luas sangat kecil, pada
masa Belanda PG. Padokan hancur lebur, atas jas Sri Sultan Hamengku Buwono IX
kemudian didirikan kembali Pabrik Gula Padokan dengan nama Madukismo. Gagasan
pendirian Pabrik Gula Madukismo tujuannya adalah untuk menolong rakyat yang banyak
Pendirian pabrik gula diyakini mampu menampung banyak orang untuk bekerja.
Banyak petani akan terlibat dalam proses penanaman, pemeliharaan tanaman, panen serta
dipabrik akan menyerap banyak tenaga kerja teristimewa pada waktu masa giling. PG.
Madukismo tidak hanya memproduksi gula, juga menawarkan paket wisata edukasi
agroindustri. Perjalanan Wisat Agro Industri ini adalah wisata untuk melihat proses
produksi yang dilaksanakan. Untuk itu kami tertarik melakukan penelitian mengenai “Proses
sebagai berikut:
sekitar ini di tulis bukanlah tanpa tujuan, adapun tujuan penulisan adalah sebagai berikut:
Dengan adanya penulisan Karya Tulis ini penulis berharap agar ada manfaat yang
1. Menambah wawasan dan pengalaman keilmuan yang lebih luas kepada penulis.
(kajian empiris) yang relevan dengan masalah yang dibahas. Pada bab ini terdapat
beberapa subbab, dimana pada subbab yang pertama (2.1) memuat tinjauan penelitian
penelitian.
tahapan yang jelas dan dapat dilakukan berulang kali untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Menurut JS Badudu dan Sutan M Zain Proses adalah jalannya suatu peristiwa
dari awal sampai akhir atau masih berjalan tentang suatu perbuatan, pekerjaan dan
Tindakan
pengolahan sumber daya yang akan digunakan dalam kegiatan untuk mencapai atau
tujuan tertentu
Menurut Wahyudi (2018), Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi
Menurut Darwin (2013), Gula adalah suatu bahan atau barang yang mengandung
karbohidrat, hal ini disebabkan karena gula pada kenyataannya dapat larut dalam air dan
juga bisa langsung diserap tubuh yang kemudian dalam tubuh diubah menjadi energi.
Menurut Ragun Blog (2012), Gula menurutnya, dapat difungsikan sebagai suatu
bahan pengawet yang bersifat alami,hal ini diungkapkan karena gula bersifat higroskopis
ataupun mampu menyerap air sebagai hal tersebut menjadikan sel-sel bakteri akan
gula, diantaranya bisa sebagai bahan pengawet, bahan perasa, dan bahan dalam merubah
Menurut Wahyudi (2013), gula terbagi dalam beberapa macam berdasarkan warnanya
yaitu :
a. Raw Sugar
Raw Sugar berasal dari bahan baku tebu bentuk kristal berwarna kecoklatan. Gula ini di
dapat dari pabrik pabrik penggilingan tebu yang tidak memiliki unit bleaching dan di sebut
gula setengah jadi, jadi gula inilah yang banyak diimpor yang nantinya akan dijadikan gula
kristal putih.
b. Gula Rafinasi
Gula Rafinasi merupakan hasil olahan lebih lanjut dari gula mentah atau raw sugar melalui
defikasi yang tidak dapat di konsumsi langsung oleh manusia sebelum di proses lebih lanjut.
Yang membedakannya yaitu gula rafinasi menggunakan proses carbonasi sedangkan gula
Waktu yang digunakan untuk penelitian ini dilaksanakan di akhir bulan Juli
tepatnya pada Kamis, 28 juli 2022 Pukul 08.00-10.00. 1 hari pengumpulan data dan 3
hari pengolahan data yang meliputi penyajian dalam bentuk karya tulis ilmiah dan dan
2. Tempat Penelitian
geografis yaitu 7˚ 4' - 8˚ 20' LS & 110˚ - 111˚ BT pada ketinggian 84 m dpl.
Gresikan, Ganjuran, Wonopati, Pundong, Jambang, dan Demak Ijo. Tetapi semua ini merupakan
pabrik kecil yang akhirnya dibumi hanguskan pada perang dunia II. Pabrik Gula (PG)
Madukismo oleh pemerintah di pertahankan dan mulai diperbaiki pada tanggal 14 Juni 1955.
Pembangunan pabrik ini ditangani oleh kontraktor Machine Fabrick Sangerhausen dari Jerman
Timur. Pembangunan pabrik tersebut merupakan hasil Kerjasama antara P3G (Panitia Pendiri
Pabrik Gula) dengan pemerintah DIY. Kemudian dibentuk BP3 (Badan Pelaksana Perusahaan
Perkebunan) yang akhirnya menjelma menjadi YAKTI (Yayasan Kredit Tani). Hal ini atas
prakarsa Hamengkubuwono IX yang memikirkan agar hasil pendapatan daerah meningkat dan
Tanggal 29 Mei 1958 pabrik tersebut diresmikan oleh Presiden RI Ir. Soekarno. Mulai
tahun 1958 pabrik mulai beroprasi dengan kapasitas 1500 ton tebu per hari. Pada tahun 1958 itu
pula YAKTI akhirnya menjadi sebuah perseroan terbatas dengan nama PT. Madubaru. Adanya
nasionalisasi pada tahun 1962 menyebabkan status menjadi bagian dari BPUPPN (Badan
Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Negara). Tahun 1966 statusnya berubah lagi menjadi
PT, lepas dari BPUPPN, sampai sekarang dengan nama PG. Madukismo dan Pabrik Spiritus
Madukismo. Saham sebesar 65% dimiliki Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan 35% merupakan
milik pemerintah (dikuasakan pada PT. Rajawali Nusantara Indonesia) (M.K.Iqbal, 2015).
seperti pada gambar 4.1 kandungan nira tebu (73 - 83%) dan sabut tebu (12 - 20%). Di
dalam nira tebu terdiri dari brix atau zat padat terlarut (10-15%) dan air tebu (65-75% ).
Di dalam brix tebu terdiri dari gula tebu atau sukrosa (9-14%) dan bukan gula (1-7 %).
Dengan adanya susunan komposisi kandungan gula pada tanaman tebu seperti pada
gambar 2.1 maka diperlukan beberapa tahapan proses pemisahan gula dan bukan gula
a. Pemerahan Tebu
Proses pertama dalam proses produksi gula kristal putih adalah proses pemerahan
tebu di stasiun gilingan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengambil nira sebanyak-
banyaknya dari batang tebu dengan menekan kehilangan nira dalam ampas seminimal
mungkin. Sebelum masuk ke stasiun gilingan tebu yang sudah ditebang terlebih dahulu
ditimbang dengan menggunakan alat crane sebagai pengangkut. Setelah tebu ditimbang
ditarik ke arah meja tebu yang selanjutnya diatur masuk oleh cane carrier, tebu yang
telah masuk dipotong-potong oleh pisau tebu dan dipecah-pecah menggunakan hammer
IV.
imbibisi sebagai campuran ampas yang keluar dari gililingan III, sedangkan nira yang
keluar dari gilingan IV digunakan pengencer ampas yang keluar dari gilingan II. Nira
yang keluar dari gilingan III digunakan pengencer ampas yang keluar dari gilingan I.
Nira yang keluar dari gilingan dari I dan II ditampung sebagai nira mentah yang belum
disaring, penyaringan nira mentah dari gilingan I dan II menggunakan DSM screen dan
hasilnya ditampung di bak nira mentah yang akan di proses lebih lanjut. Sedangkan
ampas tebu masuk ke mesin ketel yang digunakan sebagai bahan bakar dari ketel uap.
b. Pemurnian Tebu
Pada proses kedua pengolahan gula kristal putih adalah proses pemunian pada
stasiun pemurnian yang bertujuan untuk memisahkan kotoran yang terdapat pada nira
mentah sehingga didapatkan nira encer dan blotong dengan tetap menjaga agar sukrosa
tidak mengalami kerusakan. Proses kimia pada stasiun pemurnian dinamakan proses
sulfitasi dimana prinsip dasar pemurnian adalah mengikat bahan selain gula (pengotor)
dengan cairan reagen tertentu sehingga didapatkan endapan, semakin banyak endapan
yang dibentuk maka semakin baik kinerja stasiun pemurnian. Pada stasiun pemurnian
menggunakan beberapa bahan pembantu yaitu susu kapur, gas SO2, flokulan dan asam
phosphat (H3PO4).
Nira mentah dari stasiun gilingan dengan pH 5,6-5,8 ditambahkan asam phosphat
(H3PO4) dipanaskan sampai suhu 75°C, kemudian ditambahkan susu kapur dan dialirkan
ke defekator I-III hingga pH nira 9,5-10. Nira dari defekator III dialirkan ke sulfitator
tower dengan ditambahkan gas SO2 sehingga pH turun menjadi 7,2. Pada saat penetralan
dengan gas SO2 ini kotoran mulai mengendap. Nira dilewatkan di flash tank dan
ditambahkan flokulan untuk melepas gas sisa reaksi dan udara terlarut supaya tidak
STC (Single Tray Clarifier) untuk memisahkan nira jernih dengan endapan. Nira jernih
kemudian disaring dan siap untuk proses selanjutnya. Sedangkan endapan (nira kotor)
masih perlu ditambahkan ampas halus dan disaring. Hasil filtrasi nira kotor diproses
kembali bersama nira mentah sedangkan padatannya (blotong) digunakan sebagai pupuk
organik.
Tahap ketiga pada proses pengolahan produk gula kristal putih adalah penguapan
nira encer di stasiun penguapan, proses ini bertujuan menguapkan air yang terdapat pada
nira encer sampai didapatkan kekentalan tertentu disebabkan nira encer pada proses
pemurnian masih banyak mengandung air, agar proses pengkristalan tidak terganggu
maka air yang ada nira harus diuapkan. Hasil proses penguapan adalah nira dengan
d. Proses Kristalasi
Tahap keempat pada proses produksi gula adalah proses kristalisasi (masakan),
adalah proses penguapan air yang terdapat dalam nira kental dan membentuk Kristal gula
dengan diameter sesuai standart dengan menekan kehilangan gula dalam tetes seminimal
mungkin. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses pemasakan yang dapat
mempengaruhi proses kristalisasi adalah vacuum maksimal (63cmHg) dan suhu dalam
pan masak 60°C, pada pabrik gula milik PTPN X menggunakan menggunakan system
Sebagai bahan dasar masakan A adalah nira kental, gula leburan DII dan klare
SHS. Hasil dari masakan A didinginkan selama 1 jam untuk memberikan pengkristalan
lebih lanjut pada palung pendingin A, sehingga didapatkan gula A dan stroop A. stroop
A dimasukkan ke dalam masakan B dan gula A dicampur dengan Gula B dan diputar lagi
di putaran SHS dan akan dihasilkan gula Kristal putih dan klare SHS, gula kristaln putih
dikemas dan masuk ke gudang gula, sedangkan klare SHS digunakan kembali sebagai
masakan A.
Bahan dasar masakan D adalah stroop A dan klare D. Cara kerjanya sama dengan
masakan A, hasil masakan D diputar pada masakan D mengasilkan gula D1 dan tetes.
Tetes ditampung pada peti penampung, dan gula SHS dan gula D1 di putar pada putaran
e. Proses Puteran
Tahapan kelima pada proses produksi gula kristal putih adalah proses puteran
(centrifugal), tujuan utama proses ini adalah memisahkan Kristal gula dengan laruta gula
(stroop) dan menekan gula yang terikut tetes seminimal mungkin, target dari proses di
stasiun puteran ini adalah mendapatkan gula kristal tidak basah. Gula A dan Gula B
dicampur dalam mixer dengan klare SHS untuk memisahkan pemisahan stroop yang
masih menempel pada kristal diputar pada putaran SHS dengan kecepatan >900 rpm.
Setelah SHS diperoleh kemudian gula dilewatkan pada talang goyang, saringan halus
dan saringan kasar dan dihembuskan udara ±70°C untuk menghilangkan uap air yang
berada diantara kristal sehingga gula kristal akan cepat kering. Pada dasarnya proses
1,2mm), kemudian dikemas pada karung ukuran 50kg dan disimpan di gudang gula.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Dari hasil kesimpulan maka penulis menyarankan:
1. Diharapkan PG. Madukismo agar dapat mempertahankan dan menjaga kualitas dari produksi
gula pasir yang saat ini menyebar ke seluruh Indonesia agar dapat menjadi gula pasir yang
2. Kepada Siswa dan Masyarakat, agar dapat dijadikan bahan bacaan sebagai acuan untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan tentang tanaman tebu dan pembuatan gula pasir dari tebu
Halaman