MODUL 1
Hakikat Pembelajaran
Kelas Rangkap
K.B 2
K.B 1
Gambaaran PKR yang
Hakikat Pembelajaran
Ideal dan Praktik yang
Kelas Rangkap
Terjadi di Lapangan
Prinsip-prinsip
pembelajaran PKR
RESUME MODUL 1
1. Quantity dan Equity : quantity (jumlah) dan equity (pemerataan) jadi jumlah guru yang di
miliki saat ini dapat memberikan pelayanan pendidikan dan pengajaran yang lebih luas dan
mencakup jumlah murid yang lebih besar (quantity). Bersamaan dengan itu mampu
memberikan pelayanan yang lebih merata dan adil (equity) hingga ke daerah pelosok dan
kantong-kantong pemukikan yang tersebar.
2. Ekonomis : Dengan seorang guru atau beberapa guru serta satu ruangan atau beberapa ruang
kelas, proses pembelajaran tetap dapat berlangsung. Sehingga satuan biaya pendidikan hanh
ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat akan jauh lebih kecil. Bersamaan dengan itu
jumlah dana pendidikan yang sama, perluasan pelayanan pendidikan diberikan hingga ke
daerah yang sulit, kecil, dan terpencil.
3. Pedagogis : Strategi PKR ini mampu meningkatkan kemandirian murid serta guru
mendorong murid untuk aktif dan mandiri, murid yang pintar membantu murid yang
ketinggalan. Tugas diberikan secara individual, berpasangan atau kelompok kecil mereka pun
dilibatkan secara aktif untuk menciptakan dan menambah sumber belajar.
4. Keamanan : Pendekatan PKR, pemerintah dapat mendirikan SD di lokasi yang mudah di
jankau oleh anak.
D. Prinsip-prinsip pembelajaran PKR
Gambaran hasil pengamatan di satu SD yang gurunya sedang mengajar kelas rangkap
• Seorang guru yang mengajar dengan pengajaran bergilir dari kelas yang satu ke kelas yang
lain sehingga kegiatan mengajar tidak berlangsung secara serempak. Apa yang ia lakukan
hampir sama dengan yang dilakukan di kelas 3 yang menjadi perbedaan ialah hanya dalam
materi atau substansi. Tidak dalam pendekatan atau strategi dan dalam melakukan pengajaran
tersebut tidak disadari bahwa itu melakukan pemborosan waktu. Di lihat dari melakukan
absensi murid, waktu termakan karena gilir ke kelas satu ke kelas lain sehingga murid yang di
tinggal menunggu, murid tidak tahu apa yang dikerjakan, sehingga WKA yang tinggi tidak
akan tercapai dengan cara tersebut. Selama pembelajaran berlangsung pun bersifat monoton
sehingga siswa akan kehilangan semangat dan konsentrasi. Kemudian tidak dilibatkan siswa
secara aktif. Dengan melakukan pembelajaran pasif. Tidak adanya pemberian balikan.
Sehingga hal tersebut akan menyulitkan siswa untuk menguasai bahan pelajaran berikutnya.
• Seorang Guru melakukan pengajaran bergilir kelas di kelas yang satu ke kelas yang lain.
Dengan pada saat pembelajaran berlangsung guru tersebut mulai menyalin salah satu bahan
pelajaran tentang IPS. Sementara ia menulis di papan 5ulis dan mengingatkan anak supaya
mereka juga menyalin. Dengan sedikitnya memerlukan waktu 15 menit kemudian ia
mengingatkan lagi pada murid kelas 4 agar menyalin yang rapi sampai selesai. Setelah itu guru
tersebut ke kelas 5 memulai pelajaran IPA (Sudah tentu terulur 15 menit bagi murid kelas 5).
Ia juga meminta anak-anak untuk menyalin bahan IPA dari papan tulis.
• Dari ilustrasi tersebut tampak bahwa guru tersebut hanya mengajar dengan kegiatan salin-
menyalin sehingga wajar murid-murid kelas 5 masih belum lancar membaca. Dari kebiasaan
menyalin sudah berlangsung lama sejak di kelas-kelas rendah bahkan cenderung
menghilangkan kegiatan membaca. Dikarenakan keterbatasan sumber. Dan guru tersebut juga
tidak pernah memikirkan alternatif lainnya. Penyebab utama ketidakmampuan guru,
enggannya guru mengeluarkan keringat, matinya hasrat guru untuk mencari inspirasi agar ia
dapat menghasilkan sesuatu yang terbaik bagi anak didiknya.