Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN PERBANKAN

SYARIAH

Latifa’tul Layla
UIN SUNAN AMPEL SURABAYA
08020520023@student.uinsby.ac.id

Abstract
Marketing strategy is something that is crucial and has a big impact on a company or
company. So don't be surprised if every business employs a variety of marketing
techniques to boost sales. A marketing plan is crucial and has a big impact on a
company or company. So don't be surprised if every business employs a variety of
marketing techniques to boost sales.

Keywords: Financing; Marketing Strategy.

PENDAHULUAN
Tuntutan dunia perbankan pada era globalisasi ini memacu berbagai
perusahaan yang bergerak di bidang perbankan untuk lebih bersaing secara
kompetitif. Salah satu cara menghadapi persaingan ini, perusahaan di tuntut untuk
meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan kuantitas perusahaan baik dalam
hal pelayanan, kualitas produk, pengembangan tekhnologi, maupun keefektifan dan
keefisienan perusahaan agar tujuan perusahaan tercapai.
Pada saat ini, setiap bank maupun BMT dituntun untuk dapat membuat
strategi pemasaran dalam memberikan atau meningkatkan pelayanan kepada
nasabah supaya sasaran perusahaan mencapai target. Strategi pemasaran
dilakukan secara terpadu sebagai usaha untuk memuaskan keinginan nasabah.
Secara umum strategi pemasaran dilakukan dengan menerapkan bauran
pemasaran (marketing Mix), yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi.
Perbankan syariah pada dasarnya merupakan sistem perbankan dimana
dalam usahanya didasarkan pada prinsip-prinsip hukum yang mengacu pada
syariah Islam dengan berpedoman kepada Al-Qur’an dan Sunnah (Al-hadist).
Dimana yang dimaksud sistem yang sesuai syariah disini adalah melakukan
kegiatan-kegiatan dengan sistem mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam,
khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat misalnya menjauhi praktik-
praktik yang mengandung unsur-unsur riba dan melakukan kegiatan investasi atas
dasar bagi hasil pembiayaan. Sedangkan kegiatan usaha yang mengacu atau
berpedoman pada Al-Qur’an dan Al-Hadist disini adalah melakukan kegiatan-
kegiatan yang sesuai dengan perintah dan larangannya yang terdapat dalam Al-
Qur’an dan Al-Hadist (Sunnah Rasul Muhammad SAW), dimana penekanannya
dalam larangan tersebut agar menghindari dan tidak beroperasi yang menimbulkan
dan mengandung praktik-praktik keribaan.
Di Indonesia sendiri mayoritas masyarakatnya notabone beragama Islam, dari
250 jiwa penduduk Indonesia 80% beragama islam, sehingga potensi untuk
memenangkan dan mendapatkan konsumen lebih mudah dan ini merupakan
kesempatan yang sangat besar untuk menarik konsumen dalam melakukan
persaingan dengan bank konfensional. Bank Syariah juga tidak hanya dikhususkan
sebagai bank untuk ummat islam saja tetapi menjadi bank umum dari macam-
macam jenis agama lainnya.
Di Indonesia sendiri, bank syariah telah muncul sejak awal 1990-an dengan
berdirinya Bank Muamalat Indonesia. Namun demikian, perkembangan bank syariah
yang pesat baru terasa semenjak era reformasi pada akhir 1990-an. Hal ini karena
sistem perbankan syariah telah membuktikan dirinya sebagai suatu sistem yang
tangguh dalam menghadapi krisis ekonomi di Indonesia. Banyak keunggulan yang
dimilikinya sehingga dapat bertahan menghadapi keadaan yang sangat sulit bagi
dunia perbankan. Diantara keunggulan bank syariah yaitu pertumbuhan perbankan
yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi riil. Dalam kondisi krisis ekonomi, bank
konvensional menderita negative spread dalam bisnisnya. Namun, dalam kondisi
demikan bank syariah menunjukkan kondisi yang sebaliknya.
Melihat hal tersebut, pemerintah dan Bank Indonesia memberikan komitmen
besar dan menempuh berbagai kebijakan untuk mengembangkan bank syariah,
walaupun bank syariah baru bener-bener muncul pada dekade 1990-an yang diawali
dengan disyahkannya undang-undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan di
Indonesia namun Undang-undang tersebut sudah dikatakan sebagai embrio
penerapan perbankan syariah di Indonesia, meskipun tidak mengatur secara
emplisit mengenai perbankan syariah karena hanya menggunakan istilah “bagi hasil”
yang disisipkan dalam defenisi Kredit pada pasal yang membahas mengenai usaha
bank. Setelah Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tersebut diubah dengan Undang-
undang No. 10 Tahun 1998, Penggunaan istilah prinsip syariah dinyatakan secara
jelas dalam beberapa pasal serta ketentuan pelaksanaan operasional perbankan
syariah diatur secara komprehensif oleh peraturan Bank Indonesia.
Sejak perubahan Undang-Undang Perbankan dengan UU No.10 tahun 1998
dan diakomodasinya perbankan syariah pada Undang-Undang tersebut, maka dapat
dirasakan perkembangan bank syariah terus meningkat setiap tahunnya. Pada
Tabel 1, dapat dilihat bahwa sepanjang tahun 2003 sampai 2009, pertumbuhan total
asset bank syariah cukup tinggi, rata-rata lebih dari 50% setiap tahunnya. Bahkan
pada tahun 2003 dan 2004, pertumbuhan bank syariah melebihi 90% dari tahun-
tahun sebelumnya.Akan tetapi, pada tahun 2005, dirasakan ada perlambatan
meskipun tetap tumbuh sebesar 37%.Meskipun demikian, pertumbuhan tersebut
merupakan prestasi yang cukup baik.Begitu pun perkembangan kelembagaan bank
syariah yang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dalam kurun waktu enam
tahun, jumlah bank syariah di Indonesia meningkat dari 57 bank di tahun 2000
menjadi 288 di tahun 2006 atau meningkat sebesar 505%.

KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Strategi Pemasaran
Strategi adalah ilmu siasat perang atau akal (tipu muslihat) untuk mencapai
suatu maksud. Strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan yang
diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Pengertian lain mengatakan Strategi
adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah
perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya, dan sekaligus dapat
dibentuk strategi yang tertealisasi muncul dalam tanggapan terhadap strategi yang
dapat berkembang melalui sebuah proses perumusan (formulation) yang di ikuti oleh
pelaksanaan (implementation).
Strategi adalah suatu alat yang digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan
serta pemakaian cara-cara dan alokasi sumber-sumber yang diperlukan untuk
mencapai tujuan. Strategi juga bisa diartikan sebagai pemimpin, yaitu suatu yang
dikerjakan oleh para pengusaha dalam membuat rencana untuk menghadapi
persaingan dan memenangkan pangsa pasar di dunia ekonomi.
Sedangkan pemasaran adalah sebuah awal dari diterimanya produk oleh
konsumen, sehingga aspek ini patut diperhatikan dan diberi solusi yang optimal. Jika
berpijak pada tujuan untuk peningkatan konsumen layanan bank syariah yang
beberapa pihak mengatakan masih kurang optimal, maka aspek pemasaran tidak
bisa diabaikan begitu saja.Tentu saja dengan asumsi bahwa pengelolaan atau
manajemen internal sebuah bank syariah khususnya berkaitan dengan produk yang
berbasis syariah.
Pemasaran umumnya langsung pada takaran produk tertentu yang dimiliki
oleh bank syariah. Misalnya sebuah bank ada yang mempunyai layanan kredit
perumahan syariah, deposito syariah, dan lain sebagainya. Produk-produk atau
layanan bank syariah di indonesia pada umumnya telah melalui berbagai macam
program atau media. Mulai dari pamflet, iklan, bulletin gratis hingga mengikuti
pameran-pameran mengenai perbankan syariah.
Kotler menyebutkan bahwa konsep bauran pemasaran terdiri dari empat P
(4P), yaitu: Product (produk), Price (harga), Place (empat), Promotion (promosi).
Sedangkan menurut Boom dan Bitner yang dikutip oleh Buchari Alma
menambahkan dalam bisnis jasa, yaitu: People (orang), Physical evidence (fasilitas
fisik), Process (proses). Dari penjelasan tadi dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan penggunaan konsep bauran pemasaran untuk produksi jasa jika
digabungkan menjadi 7P, yaitu: Product (produk), Price (harga), Place (tempat),
Promotion (promosi), People (orang), Physical evidence (fasilitas fisik), Process
(proses). Adapun penjelasan 7P menurut Kotler dan Amstrong ialah sebagai berikut:
1. Product (Produk)
Menurut pendapat Philip Kotler, produk adalah sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan,
atau dikonsumsi sehingga dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan
masyarakat.
Dalam bauran pemasaran, produk merupakan unsur yang paling penting
karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pemilihan jenis produk
yang akan dihasilkan dan dipasarkan akan menentukan kegiatan promosi yang
dibutuhkan, serta penentuan harga dan cara penyalurannya.
Rasulullah saw. dalam usaha perdagangannya selalu memberikan contoh
untuk memisahkan barang yang bagus dengan barang yang buruk, karena beliau
tidak ingin merugikan dan mengecewakan pelanggannya, sehingga dapat
menghilangkan kepercayaan pelanggan tersebut. Seperti klasifikasi produk
Rasulullah yaitu barang yang bagus dijual dengan harga yang mahal dan barang
yang kualitasnya lebih rendah dijual dengan harga yang lebih rendah.
2. Price (Harga)
Harga adalah salah satu bagian dari bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan, sedangkan bagian lain menghasilkan biaya. Harga
merupakan elemen termudah dalam program pemasaran untuk bisa disesuaikan
pada fitur produk, saluran, dan bahkan komunikasi membutuhkan lebih banyak
waktu. Produk yang dirancang dan dipasarkan dengan baik, dapat dijual dengan
harga tinggi dan menghasilkan laba yang besar. Harga sangat penting untuk
diperhatikan, karena harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa
perbankan.
3. Place (Tempat)
Lokasi adalah tempat di mana diperjualbelikan produk cabang bank dan
pusat pengendalian perbankan. Lokasi pada produk dan jasa bank lebih
didominasi jaringan kantor meski didukung oleh ATM, internet banking, phone
banking, mobile banking, mobile branch, serta lewat pihak ketiga seperti kantor
pos. Fungsi kantor masih menjadi contact point di beberapa Negara maju yang
telah memanfaatkan sumber daya teknologi informasi.
4. Promotion (Promosi)
Promosi merupakan satu upaya untuk menawarkan barang dagangan
kepada calon pembeli. Kegiatan promosi produk dan jasa bank lebih baik
dilakukan lewat media massa cetak dan audiovisual, seperti: majalah, surat
kabar, dan televisi. Promosikanlah barang atau produk dengan cara yang paling
tepat, sehingga dapat menarik minat calon pembeli. Faktor tempat dan cara
menawarkan produk harus disajikan dengan cara yang menarik juga.
5. People (Orang)
Orang merupakan asset utama dalam industri jasa, yang merupakan
karyawan dengan performance tinggi. Orang adalah seseorang yang terlibat aktif
dalam pelayanan dan memengaruhi persepsi pembeli, nama, pribadi pelanggan,
dan pelanggan-pelanggan lain yang ada dalam lingkungan pelayanan. Menarik
seorang pelanggan memang sulit, tetapi mempertahankannya justru lebih sulit.
Nabi Saw selalu melayani pelanggannya dengan ikhlas sepenuh hati, beliau tidak
rela jika pelanggannya tertipu dan kecewa ketika membeli barang dagangannya.
6. Physical Evidence (Bukti Fisik)
Salah satu unsur yang paling penting dalam menawarkan produk
perusahaan adalah dengan menawarkan bukti fisik dari karakteristik barang atau
produk. Bukti fisik ini memiliki karakteristik yang menjadi persyaratan bernilai
tambah bagi konsumen dalam perusahaan jasa yang memiliki karakter. Bukti fisik
setiap titik kontrak harus bagus, menarik, nyaman, dan aman sehingga nasabah
atau orang yang berkunjung merasa seperti rumah sendiri, dengan dukungan
dekorasi, layout ruangan, aroma ruangan, dan kenyamanan ruangan.
7. Process (Proses)
Proses berjalannya bisnis harus efektif dan efisien, Karena sangat
berpengaruh terhadap produktivitas dan penghematan biaya. Proses di sini
berkaitan dengan proses berjalannya pelayanan yang diberikan kepada
konsumen selama melakukan pembelian barang. Proses yang dijalankan sangat
terkait dengan standard of result yang dijanjikan kepada nasabah, standard of
process, dan standard of behavior yang dijadikan acuan praktik.
Pengertian Pembiayaan
Istilah pembiayaan pada dasarnya lahir dari pengertian kata I Believe, I Trust,
yaitu saya percaya atau saya menaruh kepercayaan. Perkataan pembiayaan yang
berarti kepercayaan yang berarti bank menaruh perhatian kepada seseorang untuk
melaksanakan amanah yang diberikan oleh bank selaku shohibul maal. Dana
tersebut harus digunakan dengan benar, adil dan harus disertai dengan ikatan dan
syarat-syarat yang jelas serta saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal sebagai
berikut:
1. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu peningkatan usaha, baik usaha
produksi, perdagangan maupun investasi.
2. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan
yang membaca, menelaah, dan menganalisis sejumlah buku , dan karya ilmiah,
ataupun mengkaji teori dan konsep mengenai strategi pemasaran produk
pembiayaan perbankan syariah, dengan menggunakan metode pengumpulan data
dan dikumpulkan menjadi satu yang diutuhkan untuk mendukung penulisan jurnal
ini, serta dapat menemukan suatu kesimpulan yang objektif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsep Strategi Pemasaran Syariah
Konsep pemasaran syariah merupakan sebuah upaya penentuan kebutuhan
dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara
lebih efektif serta efisien dibanding dengan para pesaing. Jika ditelaah secara
seksama konsep strategi marketing syariah mempunyai keunggulan dibanding
strategi marketing modern atau bisa disebut dengan konsep strategi marketing
sekuler yang dibuat oleh kalangan barat. Misalanya untuk memenangkan
persaingan pasar terletak pada penambahan pelayanan, nilai dan kualitas, termasuk
memberikan kemudahan pada konsumen.
Disisi lain konsep marketing syariah senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai
kejujuran misalkan dalam hal promosi yang lebih ditekankan pada membangun
relasi positif terhadap konsumen, menutamakan keberkahan bukan keuntungan
semata, menciptakan kepercayaan terhadap konsumen,membangun komunikasi
dan menjalin hubungan baik terhadap konsumen, senantiasa berintegrasi, dan
menciptakan rasa keterlibatan serta menawarkan ragam pemilihan terhadap
konsumen. Dengan strategi – strategi marketing tersebut dapat membuat para
konsumen menjadi semakin tertarik dan menjadi lebih percaya pada bank syariah
daripada bank konvensional.
Bank syariah merupakan sebuah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
adalah memberikan pembiayaan dan jasa dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip syariah. Ketentuan –
ketentuan syariah Islam yang berkenaan dengan bank syariah termuat dalam tata
cara bermu’amalat secara islami, yaitu tata cara bermu’amalat yang jauh dari
praktek – praktek yang dikhawatirkan mengandung unsur riba, dan kategori riba
yang berkaitan dengan mekanisme perbankan konvensional adalah bunga
pinjaman. Menurut Undang – Undang No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah,
telah dijelaskan bahwa bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum
Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Dalam Undang - Undang tersebut
juga dijelaskan bahwa prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan
perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki
kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.
Dalam praktiknya, ditegaskan bahwa bank syariah dilarang melakukan
kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah. Akad perjanjian antara
pihak bank dengan nasabah juga tidak diperkenankan berisi syarat – syarat atau
ketentuan – ketentuan yang melanggar hukum Islam, seperti transaksi yang
mengandung unsur gharar,maysir atau riba. Bentuk kegiatan bank syariah yang
diperbolehkan menurut syariah, telah diperinci dengan jelas dalam UU No. 21 Tahun
2008, sebagai berikut :
1. Menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad Wadi’ah atau akad lain
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
2. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa Deposito,Tabungan atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad Mudharabah
atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
3. Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad Mudharabah, akad
Musyarakah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
4. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan Murabahah, akad Salam, akad Istishna’
atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
5. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad Qardh atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
6. Menyalurkan pembiayaan persewaan barang bergerak atau tidak bergerak
kepada nasabah berdasarakan akad Ijarah dan atau sewa beli dalam bentuk
Ijarah Muntahiya Bitamlik atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah.
7. Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan akad Hawalah atau akad lain
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
8. Melakukan usaha kartu debit dan atau kartu pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah.
9. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak ketiga
yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan prinsip syariah, antara
lain, seperti akad Ijarah,Musyarakah, Mudharabah, Murabahah, Kafalah, atau
Hawalah.
10. Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh
pemerintah dan atau Bank Indonesia.
Konsep pemasaran syariah merupakan sebuah upaya penentuan kebutuhan
dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara
lebih efektif serta efisien dibanding dengan para pesaing. Jika ditelaah secara
seksama konsep strategi marketing syariah mempunyai keunggulan dibanding
strategi marketing modern atau bisa disebut dengan konsep strategi marketing
sekuler yang dibuat oleh kalangan barat. Misalanya untuk memenangkan
persaingan pasar terletak pada penambahan pelayanan, nilai dan kualitas, termasuk
memberikan kemudahan pada konsumen. Disisi lain konsep marketing syariah
senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran misalkan dalam hal promosi yang
lebih ditekankan adalah :
1. Penampilan yang menawan
2. Membangun relasi positif terhadap konsumen
3. Mengutamakan keberkahan bukan keuntungan semata
4. Memahami keberadaan konsumen
5. Menciptakan kepercayaan terhadap konsumen
6. Memberikan pelayanan yang baik secara maksimal terhadap konsumen
7. Membangun komunikasi baik terhadap konsumen
8. Menjalin hubungan yang baik terhadap konsumen
9. Respek terhadap segala bentuk permasalahan yang berkenaan dengan produk,
pasar maupun pelanggan
10. Menciptakan nuansa satu komunitas
11. Senantiasa berintegrasi
12. Menciptakan rasa keterlibatan serta menawarkan ragam pemilihan terhadap
konsumen

Jenis – Jenis Produk Pembiayaan Bank Syariah


Pembiayaan menurut Bank Indonesia dibagi menjadi dua bank, yaitu Bank
Konvensional dan Bank Syariah.Sistem bunga yang diterapkan dalam perbankan
konvensional telah mengganggu hati nurani dan perekonomian umat Islam di dunia
tanpa kecuali umat Islam di Indonesia. Bunga uang dalam fiqih dikategorikan
sebagai riba yang demikian merupakan sesuatu yang dilarang oleh syariah
( haram ). Alasan mendasar inilah yang melatar belakangi lahirnya lembaga
keuangan bebas bunga, salah satunya adalah Bank Syariah. Berikut jenis-jenis
produk pembiayaan bank syariah diantaranya :
1. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
a. Al–Mudharabah
Adalah perjanjian antara penanam dana dan pengelola dana untuk melakukan
kegiatan uasaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara kedua belah
pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati
b. Al –Musyarakah
Adalah perjanjian di antara pemilik dana/modal untuk mencampurkan
dana/modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembbagian
keunntungan diantara pemilik dana/modal brdasarkan nisbah yang telah
disepakati.
2. Pembiayaan dengan prinsip jual beli
a. Al –Murabahah
Adalah perjanjian jual beli antara bank dan nasabah di bank syariah membeli
barang yang diperlukan oleh nasabah dan kemudian menjualnya kepada
nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambabh dengan
margin/keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah.
b. Bai’as-salam
Adalah perjanjian jual beli brang dengan cara pemesanan dengan syart-
syarat tertentu dan pembayaran harga terlbih dahulu.
c. Bai’al-istisna’
Adalah perjanjian jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang
dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan dan
penjual
3. Pembiayaan dengan prinsip sewa
a. Al-Ijarah
Adalah perjajiana sewa menyewa suatau barang dalam waktu tertentu
melalaui pembayaran sewa.
b. Al-ijarah Muntahiya Biltamlik wa Iqtina
Adalah perjajiana sewa menyewa suatau barang yang diakhiri dengan
perpindahan kepemilikan barang dari pihak yang memerikan sewa kepada
pihak penyewa.
4. Pembiayaan jasa pelayanan
a. Al-Wakalah Adalah akad perwakilan antara dua pihak, umumnya digunakan
untuk penerbitan L/C (letter Of Credit), akan tetapi juga dapat digunakan
untuk mentranfer dana nasabah ke pihak lain.
b. Al–Kafalah Adalah jaminan yang diberikan oleh penangguang (kafil) kepad a
pihak ketiga untuk memenuhi kewajiaban pihak kedua atau yang ditanggung.
c. Al-Hawalah Adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada
orag lain yang wajib menanggungnya.
d. Rahn Adalah akad menggadaikan barang dari satu pihak ke ihak lain, dengan
ung sebagai gatinya atau menahan salah satu harta milik si peminjam
sebagai jamianan atas pinjaman yang diterimanya.
e. Al-Qardh Adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau
diminta kembali dengann kata lain meminjamakan tanpa mengharapkan
imbalan atau penyediaan dana dan/atau tagihan antara bank syariah dengan
pihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam melakukan pembayaran
sekaligus atu secar cicilan dalam jangka waktu tertentu.

Jasa – Jasa Produk ank Syariah

1. Al Wadi’ah (simpanan)

Al Wadiah merupakan titipan atau simpanan pada bank syariah. Prinsip al


wadi’ah merupakan titipan murni dari satu pihak kepada pihak lain, baik
perorangan maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan
saja bila si penitip menghendaki.

2. Pembiayaan dengan bagi hasil


a. Al-Musyarakah merupakan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
melakukan usaha tertentu. Masing-masing pihak memberikan dana atau amal
dengan kesepakatan bahwa keunatungan atau risiko akan ditanggung
bersama sesuai kesepakatan.
b. Al-Mudharabah merupakan akad kerjasama antara dua pihak dimana pihak
pertama menyediakan seluruh modal dan pihak lain menjadi pengelola.
Keuntungan dbagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.
c. Al-Muza’arah merupakan kerjasama pengolahan pertanian antara pemilik
lahan dengan penggarap.
d. Al-Musaqah pengertian Al-Musaqah adalah bagian dari al-muza’arah yaitu
penggarap hanya bertanggungjawab atas penyiraman dan pemeliharaan
dengan menggunakan dana dan peralatan sendiri.
3. Al-Murabahah
Murabahah merupakan kegiatan jual beli pada harga pokok dengan tambahan
keuntungan yang disepakati. Dalam hal ini penjual harus terlebih dulu
memberitahukan harga pokok yang ia beli ditambah keuntungan yang diinginkan.
a. As- Salam Salam merupakan pembelian barang yang diserahkan kemudian
hari sedangkan pembayaran dilakukan di muka.
b. Al-Istishna Istishna merupakan bentuk khusus dari akad As-Salam, oleh
karena itu ketentuan dalam Al-Istishna mengikuti aturan As-Salam. Al-Istishna
adalah kontrak penjualan antara pembelian dengan produsen (pembuat
barang)
c. Al-Ijarah (Leasing) Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna atas barang
atau jasa, melalui pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang itu sendiri.
d. Al-Wakalah Wakalah adalah penyerahan atau pendelegasian atau pemberian
mandat dari satu pihak kepada pihak lain.
e. Al-Kafalah Kafalah ialah jaminan yang diberikan penanggung kepada pihak
ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung.
f. Al-Hawalah Hawalah merupakan pengalihan utang dari orang yang berutang
kepada orang lain yang wajib menanggungnya.
g. Ar-Rahn Ar-Rahn adalah kegiatan menahan salah satu harta milik si
peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yag diterimanya.

KESIMPULAN
Bank syariah merupakan sebuah lembaga keuangan yang memiliki peran
sebagai lembaga intermediary, yaitu mengumpulkan dana dari masyarakat yang
memiliki surplus dana melalui produk – produk penghimpunan dana bank syariah,
dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang mengalami defisit dana
melalui produk – produk pembiayaan bank syariah, yang dijalankan berdasarkan
prinsip syariah. Secara garis besar yang membedakan dengan bank konvensional
adalah mengenai prinsip pengelolaannya. Strategi pemasaran produk pembiayaan
bank syariah meliputi unsur bauran pemasaran 7P yaitu produk, harga, tempat,
promosi, orang/karyawan, fasilitas fisik, dan proses.
DAFTAR PUSTAKA
Harmoko, Irfan. Strategi Pemasaran Produk Bank Syariah Dalam Persaingan Bisnis
Perbankan Nasional.
Juneda. Strategi Pemasaran Produk Pemiayaan PT. BNI Syariah Kec. Parepare.
Mujib, Abdul. 2016. Manajemen Strategi Promosi Produk Pembiayaan Perbankan
Syariah Vol. 1 No. 1
Fairoh, Rida. Analisis Strategi Pemasaran KPRS Di Bank Muamalat Cabang Kudus.
Lembaga Studi Nusantara Demak
Mokh. Syaiful Bakhri dan Abdussalam, Sukses Berbisnis ala Rasulullah saw
Ikatan Bankir Indonesia, Strategi Bisnis Bank Syariah
Nawawi, Imam. 2010 Manajemen Strategi Sektor Publik.Jakarta: CV. Dwi Pustaka
Jaya,
Boom, Bitner yang dikutip oleh Buchari Alma. 2002, Bauran Pemasaran, Diakses
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17054/3/Chapter%20II.pdf
Philip Kotler dan Gary Armstrong, 2012. Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi 12, Jilid 1,
Terjemahan Bob Sabran.Jakarta: Erlangga.
Ilmi, Makhalul.2001.Teori dan Praktek Mikro Keuangan Syariah. Yogyakarta: UII
Press
Semaun, S. 2019. Determinan Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan
Mahasiswa Memilih Perguruan Tinggi Negeri. BALANCA: Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Islam
Usmara, Usi. 2008. Pemikiran Kreatif Pemasaran.Yogyakarta: Amara Book.
Supriono. 1985. Manajemen Strategi dan Kebijakan Bisnis.Yogyakarta: BPFE.

Anda mungkin juga menyukai