Anda di halaman 1dari 6

PERIBAHASA DI ERA GEN Z

Oleh : Rosa Afrina Saputri

NPM : 2213021061

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Pengetahuan Alam

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampungs

Abstrak

Di pantau dari pengalaman serta pengamatan langsung dari si penulis


penggunaan peribahasa di indonesia saat ini mulai melemah. Melemahnya
penggunaan peribahasa ini mungkin di sebabkan oleh beberapa faktor eksternal
maupun internal. Apalagi di era sekarang yang sudah di dominasi oleh generasi
milenial dan juga gen Z yang mulai meninggalkan kaidah kebahasaan dan mulai
menerapkan cara berbahasa yang abstrak dan dan tidak teratur menurut kaidah
kebahasaan yang baik dan benar. Maka dari itu tujuan tulisan ini dibuat untuk
menunjukkan bahwa peribahasa masih layak di gunakan dan di pakai dalam
kehidupan sehari hari di era kini.

Abstract

Monitored from experience and direct observation from the author, the use
of proverbs in Indonesia is currently starting to weaken. The weakening of the use
of this proverb may be caused by several external and internal factors. Especially
in the current era which has been dominated by the millennial generation and
also gen Z who are starting to abandon linguistic conventions and begin to apply
abstract and irregular ways of speaking according to good and correct linguistic
conventions. Therefore, the purpose of this paper is to show that proverbs are still
suitable for use and use in everyday life in today's era.

1. PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu Negara dengan beragam keunikan agama, adat
istiadat serta suku ras nya. Tak lupa dengan banyaknya bahasa yang
digunakan di Negara ini. Indonesia pun memiliki bahasa resminya sendiri
yaitu bahasa Indonesia yang asal mulanya dari bahasa Melayu yang
kemudian berevolusi dari generaasi ke generasi menjadi bahasa Indonesia
yang di gunakan oleh kita generasi sekarang, tetapi bahasa Indonesia
dahulu dan sekarang sudah banyak perubahannya, karena bertambahnya
generasi baru. Generasi yang mendominasi sekarang adalah Gen Z, yang
merupakan generasi setelah generasi milenial yang rentang tahun lahirnya
1997 – 2009. Lahirnya nama dari generasi ini menurut teori generasi yang
di kemukakan oleh Graeme Crodington & Sue-Grant Marshall, Penguin
(2004). Yang mana bila dilihat dari tahun tersebut gen z sudah memasuki
usia 13-26 tahun yang di antaranya di dominasi oleh anak anak menginjak
masa SMP, SMA, perkuliahan dan awal dunia kerja. Di pandang dari segi
umur, generasi ini mulai memperluas relasi dan juga pergaulan. Dengan
demikian ini akan mempengaruhi cara berkomunikasi terutama cara
berbahasa mereka. Salah satunya penggunaan peribahasa dalam kehidupan
sehari – hari. Peribahasa merupakan salah satu keunikan pada bahasa yang
mana penggunaan kosa kata yang di ganti dengan kata kiasan. Mungkin
karena adanya penggunaan kata kiasan ini membuat banyak orang tak mau
menggunakannya karena di anggap terlalu sulit mencari kata kiasan yang
tepat untuk kalimat yang ingin di utarakan. Menurut SAILAL ARIMI,
S.S.,M.HUM., Prof.Dr. I Dewa Putu Wijaya, S.U., M.A ; Prof. Dr. Siti
Chamamah Soeratno dalam kajiannya yang berjudul PERIBAHASA
INDONESIA: KAJIAN KATEGORISASI, STRUKTUR, DAN
VITALITASNYA, menyatakan bahwa peribahasa dalam kajiannya
dibuktikan sebagai sebuah perangkat kebahasaan yang memiliki ciri
kemasalaluan tapi berdaya guna kekinian karena sifat produktif dan
terbukanya peribahasa itu.

2. PEMBAHASAN

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia memerlukan interaksi


dan komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu
syarat komunikasi adalah adanya bahasa yang di gunakan, bahasa tersebut
dipakai untuk mengungkapkan ekspresi dan ide, gagasan serta perasaan
seseorang. Ekspresi yang berupa ungkapan-ungkapan sering lebih tepat
disampaikan dengan bentuk gaya bahasa daripada secara literal. Gaya
bahasa dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa
secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian pengarang atau
pemakai bahasa (Keraf, 2007: 113). Seperti diketahui bahwa gaya bahasa
mencakup semua jenis ungkapan yang bermakna lain dengan makna
harfiahnya yang bisa berupa kata, frase, ataupun satuan sintaksis yang
lebih luas (Hoed, 1992: 15). Peribahasa (proverbs) merupakan salah satu
bentuk gaya bahasa yang berupaungkapan tradisional atau suatu kiasan
bahasa yang berupa kalimat atau kelompok kata yang bersifat padat,
ringkas, sederhana dan berisi tentang norma, nilai, nasihat, perbandingan,
perumpamaan, prinsip dan aturan tingkah laku
(www.durov.com/study/stylistics.175.doc). Peribahasa merupakan bentuk
sastra lisan yang perlu dipertahankan kehadirannya dalam khasanah dunia
sastra (Abbas, 1987: iii). Orang orang zaman dahulu sudah menggunakan
peribahasa dalam kegiatan sehari hari mereka lalu di turunkan dari
generasi ke generasi karena mereka menganggap peribahasa adalah salah
satu bentuk gaya bahasa yang mudah di pahami untuk member nasehat,
teguran dan sindiran.
Tetapi pada generasi sekarang terutama generasi milenial dan
generasi Z, sudah mulai melupakan gaya bahasa ini. Di karenakan gaya
bahasa ini sangat kuno. Terlebih lagi bagi orang zaman sekarang untuk
mengungkapkan ekpresi mereka dalam interaksi hanya perlu berbicara apa
adanya saja. Tidak harus memakai kalimat yang membingungkan dam
mempunyai arti dan makna lebih dalam. Di era modern ini peribahasa
menjadi gaya bahasa yang sudah langkan di gunakan. Faktor utamanya
Karena tidak ada pembelajaran khusus tentang peribahasa di sekolah, dan
juga kurangnya literasi anak muda jaman sekarang mengakibatkan
rendahnya pengetahuan tentang sejarah bahasa Indonesia terutama adanya
peribahasa ini. Yang kedua minimnya pengetahuan dari orang terdekat
atau lingkungan yang jarang menggunakan peribahasa di kehidupannya
oleh sebab itu keturunannya menjadi kurang tahu atau bahkan tidak tahu
mengenai peribahasa ini. Selanjutnya adalah banyaknya peribahasa yang
ada dan pernah di gunakan, hal ini membuat orang di zaman sekarang
merasa malas untuk sekedar menghafal dan mengingatnya.

Karena peribahasa ini mempunyai ciri kemasalaluan. Orang


sekarang beranggapan bahwa peribahasa ini adalah gaya bahasa yang kuno
dan tidak cocok untuk di gunakan oleh masyarakat modern di era
sekarang, padahal peribahasa cocok di gunakan di segala generasi hingga
generasi saat ini hal ini menjadi pemicu lemahnya peribahasa di Negara
kita. Padahal peribahasa merupakan ciri khas gaya bahasa yang unik dan
tidak semua Negara menggunkannya dlam kehidupan sehari hari. Sat ini
peribahasa sudah jarang di gunakan dalalm interaksi langsung di
kehidupan. Peribahasa hanya di gunakan untuk karya tulisan seperti novel
dan komik saja.
3. KESIMPULAN

Peribahasa adalah warisan budaya yang di wariskan dari masa ke


masa, melemahnya penggunaan peribahasa saat ini sangatlah di sayangkan,
kita sebagai generasi penerus haruslah ikut melestarikan peribahasa dengan
menjaga dan menggunakan peribahasa itu, dengan ini merupakan salah satu
tanda bangganya kita sebagai pengguna bahasa. Dari generasi ke generasi
peribahasa umunya sering di gunaan sebagai media untuk member nasehat,
teguran dan bahkan sindiran. Nilai-nilai yang terkandung dalam peribahasa-
peribahasa tersebut antara lain adalah kekeluargaan, kesabaran,kerja keras,
keteladanan, ketulusan, kesantunan, dan perdamaian.

RUJUKAN

Hassan, Hasmidar. "Penginterpretasian peribahasa dan hubungannya dengan


kemahiran berfikir: Analisis berdasarkan teori relevans." Jurnal
Bahasa 16.1 (2016): 94-119.
http://jurnal.dbp.my/index.php/jurnalbahasa/article/view/4251

Jalaluddin, Nor Hashimah, and Julaina Nopiah. "Penguasaan tatabahasa remaja


Malaysia: Analisis pragmatik." Jurnal Bahasa 11.1 (2011): 63-82.
https://jurnal.dbp.my/index.php/jurnalbahasa/article/view/8163

Adhani, Agnes. "Peribahasa, maknanya, dan sumbangannya terhadap pendidikan


karakter." Magistra 28.97 (2016).
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=604083&val=
6820&title=PERIBAHASA%20MAKNANYA%20DAN%20SUMBANG
ANNYA%20TERHADAP%20PENDIDIKAN%20KARAKTER

Widyastuti, Susana. "Peribahasa: cerminan kepribadian budaya lokal dan


penerapannya di masa kini." Proceeding of National Seminar of
Yogyakarta University of Technology. 2010.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132316016/penelitian/Peribahasa+Cermin
an+Kepribadian+Budaya+Lokal.pdf

Oktavia, Arni Susanti. Mengenal gaya bahasa dan peribahasa. Rasibook, 2017.
https://books.google.com/books?hl=id&lr=&id=2NryDwAAQBAJ&oi=fn
d&pg=PA3&dq=peribahasa+&ots=pIqOEkEXol&sig=1_78ka4NLtmmSE
NsIZp7GaQicv0

Zainon Hamzah, Zaitul Azma, and Ahmad Fuad Mat Hassan. Peribahasa Melayu:
Penelitian makna dan nilai. Penerbitan Universiti Putra Malaysia, 2011.
http://melayu.library.uitm.edu.my/3491/

Anda mungkin juga menyukai