0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang dakwah pencerahan untuk membangun keluarga Indonesia yang berkemajuan. Dakwah pencerahan bertujuan untuk mencerahkan akidah, ibadah, akhlak, dan kehidupan keduniaan sehingga diharapkan dapat membentuk keluarga sakinah sebagai pondasi bangsa Indonesia yang kuat, makmur, dan bahagia.
Dokumen tersebut membahas tentang dakwah pencerahan untuk membangun keluarga Indonesia yang berkemajuan. Dakwah pencerahan bertujuan untuk mencerahkan akidah, ibadah, akhlak, dan kehidupan keduniaan sehingga diharapkan dapat membentuk keluarga sakinah sebagai pondasi bangsa Indonesia yang kuat, makmur, dan bahagia.
Dokumen tersebut membahas tentang dakwah pencerahan untuk membangun keluarga Indonesia yang berkemajuan. Dakwah pencerahan bertujuan untuk mencerahkan akidah, ibadah, akhlak, dan kehidupan keduniaan sehingga diharapkan dapat membentuk keluarga sakinah sebagai pondasi bangsa Indonesia yang kuat, makmur, dan bahagia.
Nim: 2001095034 Kelas: 5B Mata Kuliah: Kemuhammadiyahan Program Studi: Pendidikan Geografi
Dakwah Pencerahan untuk Membangun Keluarga Indonesia
1. Konversi Agama Karena Kemiskinan Salah seorang tokoh agama yaitu bapak M. Syukur mengemukakan bahwa: ”Kemiskinan memang menjadi salah satu penyebab masyarakat di Balangbuki pindah agama, karena pada saat itu masyarakat sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bagaimana tidak, dahulu masyarakat hanya menkonsumsi karoti bahkan terkadang mencampur beras dengan biji nangka yang dicincang dan dimasak. Doktrin pemihakan terhadap pembedayaan fakir miskin, dalam Muhammadiyah dikenal dengan istilah Teologi Almaun. Apa itu Teologi Almaun? Dikisahkan bahwa Kiai Haji Ahmad Dahlan (1868- 1923), pendiri Muhammadiyah pada 8 Dzulhijjah 1330/18 November 1912, pernah membuat murid-muridnya bertanya-tanya keheranan saat memberi pelajaran tafsir. Ketika menafsirkan surah al-Ma’un (AlQur’an surah 107) secara berulang-ulang tanpa diteruskan dengan surah surah lain, Dahlan sebenarnya sedang menguji kepekaan batin para muridnya dalam memahami Al-Qur’an , apakah sekadar untuk dibaca atau langsung diamalkan. Teologi Al-Maun berawal dari bentuk pengamalan surah alMa’un oleh KH. Ahmad Dahlan dan para muridnya. Mula-mula mereka mengajinya berkali-kali, dan akhirnya mengamalkannya. Ahmad Dahlan berprinsip bahwa agama tidak sekadar dihafal, dilagu-lagukan, akan tetapi untuk mengubah nasib manusia itu sendiri. Beliau mernjelaskan tentang pelajaran terbagi atas 2 bagian: yaitu belajar ilmu (pengetahuan/teori) secara bertahap, kemudian belajar amal (mempraktikkan/ mengamalkan) juga secara bertahap 2. Keluarga Sebagai Pondasi Bangsa Indonesia Mukti Ali mengatakan, kalau ada orang bertanya kepada saya bagaimana cara membangun negara yang kuat, maka pertanyaan itu akan saya jawab bahwa untuk membangun negara yang kuat maka bangunlah keluarga yang kuat. Kalau orang bertanya kepada saya bagaimana cara membangun negara yang makmur, maka pertanyaan itu akan saya jawab bahwa untuk membangun negara yang makmur maka bangunlah keluarga yang makmur. Kalau orang bertanya kepada saya bagaimana cara membangun negara yang bahagia maka saya akan jawab bahwa untuk membangun negara yang bahagia maka bangunlah keluarga yang bahagia. Rumah tangga adalah merupakan unit terkecil dari negara. Oleh karena itu dalam pembangunan negara itu, rumah tangga harus mendapat perhatian yang istimewa. Dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) dijelaskan bahwa keluarga merupakan tiang utama kehidupan umat dan bangsa, tempat sosialisasi nilai-nilai yang paling intensif untuk mewujudkan keluarga sakinah. Mewujudkan keluarga sakinah untuk membentuk gerakan jamaah dan dakwah jamaah. Sedangkan fugsi keluarga adalah untuk tempat sosialisasi nilai-nilai, kaderisasi, keteladanan kehidupan Islam 3. Konsep Keluarga Ideal Menurut Islam Keluarga ideal biasa disebut dengan istilah keluarga sakinah. Keluarga Sakinah dapat didefinisikan sebagai “Bangunan keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan tercatat di Kantor Urusan Agama yang dilandasi rasa saling menyayangi dan menghargai dengan penuh rasa tanggung jawab dalam menghadirkan suasana kedamaian, ketentraman, dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat yang diridlai Allah SWT” Untuk mewujudkan masyarakat yang berkemajuan, memerlukan kehadiran satuan-satuan keluarga sakinah sebagai modal terwujudnya qaryah thayyibah. Yang dimaksud qaryah thayyibah adalah suatu perkampungan atau desa atau kelompok di mana warganya yang beragama Islam menjalankan ajaran Islam secara baik dalam hubungan dengan Allah SWT (hablun minallah) maupun dalam hubungan dengan sesama manusia (hablun minannas) dalam segala aspek sehingga terwujud masyarakat Islam yang maju dan bermartabat. Qayah thayyibah memiliki karakteristik: 1) Masjid/Tempat ibadah berfungsi sebagai pusat ibadah, pelayanan sosial dan menjadi pusat kegiatan masyarakat. 2) Masyarakat memiliki tingkat pendidikan yang maju. 3) Masyarakat memiliki berbagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi warganya. 4) Masyarakat memiliki derajat kesehatan yang tinggi, baik kesehatan fisik, psikis maupun lingkungan. 5) Masyarakat memiliki hubungan sosial yang harmonis. 6) Masyarakat memiliki kepedulian sosial yang tinggi. 7) Masyarakat memiliki kesadaran hukum dan politik yang tinggi. 8) Masyarakat memiliki kehidupan kesenian dan kebudayaan yang Islami yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. 9) Masyarakat mampu memanfaatkan teknologi dan informasi yang ada untuk kemajuan dan kemakmuran masyarakat. 4. Potret Keluarga Indonesia kemiskinan yang makin tinggi kesenjanganpun turut melebar ekstrim.Penguasaan kue ekonomi kini makin terkonsentrasi pada kelompok super kaya, yang jumlahnya sangat kecil. Pada tahun 2010 kekayaan 40 orang terkaya sebesar 680 triliun (US$ 71,3 miliar), atau setara dengan 10,3% PDB Indonesia. Jumlah kekayaan 40 orang itu setara dengan kekayaan sekitar 15 juta keluarga atau 60 juta jiwa yang paling miskin. 5. Konsep dan Strategi Dakwah Pencerahan Dalam kamus besar bahasa Indonesia, dakwah diartikan sebagai penyiaran agama dan pengembangannya di kalangan masyarakat; seruan untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama.13 Muhammadiyah memahami kata dakwah sebagai panggilan atau seruan bagi umat manusia menuju jalan Allah, yaitu jalan menuju Islam. Dakwah juga dimaknai sebagai upaya tiap muslim untuk merealisasikan (aktualisasi) fungsi kerisalahan dan fungsi kerahmatan. Fungsi kerisalahan dari dakwah ialah “meneruskan tugas Rasulullah, menyampaikan dinul-Islam kepada seluruh umat manusia. Sedangkan fungsi kerahmatan berarti “upaya menjadikan (mengejewantahkan, mengaktualkan, mengoperasionalkan) Islam sebagai rahmat (penyejahtera, pembahagia, pemecah persoalan) bagi seluruh manusia. Dalam konsepsi Muhammadiyah, secara sosiologis, objek dakwah bisa diklasifikasikan menjadi empat kelas masyarakat: kelas elit, kelas menengah, kelas bawah, dan kelompok marjinal. Dalam konsepsinya tentang dakwah pencerahan dikatakan bahwa kelompok kelas bawah merujuk kepada kelompok yang masih memiliki pekerjaan atau sumber penghasilan yang rutin namun karena minimnya penghasilan yang didapatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, jadi secara ekonomi sangat rentan. Setiap saat kelompok ini bisa jatuh menjadi miskin. 6. Dakwah Pencerahan sebagai Solusi Strategis Keluarga Indonesia Berkemajuan Dakwah Pencerahan untuk keluarga Indonesia berkemajuan adalah dakwah yang seimbang antara aspek lahir dan aspek bathin, aspek duniawi dan ukhrawi. Dalam hal ini, Muhammadiyah mengelompokkan materi dakwah kepada empat kelompok ajaran Islam. Yaitu: aspek Akidah, Ibadah, Akhlak dan muamalah. Dakwah pencerahan bertujuan untuk mencerahkan akidah Islamiyah, diharapkan akidahnya bersih dari kekufuran, kemusyrikan, tahayyul dan khurafat serta terhindar dari taklid dan fanatisme. Dakwah pencerahan juga untuk mencerahkan peribadatan, sehingga ibadah seorang muslim hendaknya sesuai dengan syariat Allah dan Rasulnya, dan terhindar dari praktik bidah. Di samping dakwah pencerahan juga mesti berdampak kepada perbaikan akhlak dalam skala pribadi, keluarga, masyarakat, dan negara. Lebih dari itu dakwah pencerahan juga seyogianya dapat mencerahkan kehidupan keduniaan. Yaitu kehidupan yang berkemajuan dalam aspek sosial, ekonomi, pendidikan dll.