Anda di halaman 1dari 3

Nama: Ahmad Riyan Irfansyah

Nim: 2001095034
Kelas: 5B
Mata Kuliah: Kemuhammadiyahan
Program Studi: Pendidikan Geografi

Dakwah Pencerahan untuk Membangun Keluarga Indonesia


1. Konversi Agama Karena Kemiskinan
Salah seorang tokoh agama yaitu bapak M. Syukur mengemukakan bahwa: ”Kemiskinan
memang menjadi salah satu penyebab masyarakat di Balangbuki pindah agama, karena pada saat
itu masyarakat sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bagaimana tidak, dahulu
masyarakat hanya menkonsumsi karoti bahkan terkadang mencampur beras dengan biji nangka
yang dicincang dan dimasak.
Doktrin pemihakan terhadap pembedayaan fakir miskin, dalam Muhammadiyah dikenal dengan
istilah Teologi Almaun. Apa itu Teologi Almaun? Dikisahkan bahwa Kiai Haji Ahmad Dahlan
(1868- 1923), pendiri Muhammadiyah pada 8 Dzulhijjah 1330/18 November 1912, pernah
membuat murid-muridnya bertanya-tanya keheranan saat memberi pelajaran tafsir. Ketika
menafsirkan surah al-Ma’un (AlQur’an surah 107) secara berulang-ulang tanpa diteruskan
dengan surah surah lain, Dahlan sebenarnya sedang menguji kepekaan batin para muridnya
dalam memahami Al-Qur’an , apakah sekadar untuk dibaca atau langsung diamalkan.
Teologi Al-Maun berawal dari bentuk pengamalan surah alMa’un oleh KH. Ahmad Dahlan dan
para muridnya. Mula-mula mereka mengajinya berkali-kali, dan akhirnya mengamalkannya.
Ahmad Dahlan berprinsip bahwa agama tidak sekadar dihafal, dilagu-lagukan, akan tetapi untuk
mengubah nasib manusia itu sendiri. Beliau mernjelaskan tentang pelajaran terbagi atas 2 bagian:
yaitu belajar ilmu (pengetahuan/teori) secara bertahap, kemudian belajar amal (mempraktikkan/
mengamalkan) juga secara bertahap
2. Keluarga Sebagai Pondasi Bangsa Indonesia
Mukti Ali mengatakan, kalau ada orang bertanya kepada saya bagaimana cara membangun
negara yang kuat, maka pertanyaan itu akan saya jawab bahwa untuk membangun negara yang
kuat maka bangunlah keluarga yang kuat. Kalau orang bertanya kepada saya bagaimana cara
membangun negara yang makmur, maka pertanyaan itu akan saya jawab bahwa untuk
membangun negara yang makmur maka bangunlah keluarga yang makmur. Kalau orang
bertanya kepada saya bagaimana cara membangun negara yang bahagia maka saya akan jawab
bahwa untuk membangun negara yang bahagia maka bangunlah keluarga yang bahagia. Rumah
tangga adalah merupakan unit terkecil dari negara. Oleh karena itu dalam pembangunan negara
itu, rumah tangga harus mendapat perhatian yang istimewa.
Dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) dijelaskan bahwa keluarga
merupakan tiang utama kehidupan umat dan bangsa, tempat sosialisasi nilai-nilai yang paling
intensif untuk mewujudkan keluarga sakinah. Mewujudkan keluarga sakinah untuk membentuk
gerakan jamaah dan dakwah jamaah. Sedangkan fugsi keluarga adalah untuk tempat sosialisasi
nilai-nilai, kaderisasi, keteladanan kehidupan Islam
3. Konsep Keluarga Ideal Menurut Islam Keluarga
ideal biasa disebut dengan istilah keluarga sakinah. Keluarga Sakinah dapat didefinisikan sebagai
“Bangunan keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan tercatat di Kantor
Urusan Agama yang dilandasi rasa saling menyayangi dan menghargai dengan penuh rasa
tanggung jawab dalam menghadirkan suasana kedamaian, ketentraman, dan kebahagiaan hidup
di dunia dan akhirat yang diridlai Allah SWT”
Untuk mewujudkan masyarakat yang berkemajuan, memerlukan kehadiran satuan-satuan
keluarga sakinah sebagai modal terwujudnya qaryah thayyibah. Yang dimaksud qaryah
thayyibah adalah suatu perkampungan atau desa atau kelompok di mana warganya yang
beragama Islam menjalankan ajaran Islam secara baik dalam hubungan dengan Allah SWT
(hablun minallah) maupun dalam hubungan dengan sesama manusia (hablun minannas) dalam
segala aspek sehingga terwujud masyarakat Islam yang maju dan bermartabat. Qayah thayyibah
memiliki karakteristik:
1) Masjid/Tempat ibadah berfungsi sebagai pusat ibadah, pelayanan sosial dan menjadi pusat
kegiatan masyarakat.
2) Masyarakat memiliki tingkat pendidikan yang maju.
3) Masyarakat memiliki berbagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi warganya.
4) Masyarakat memiliki derajat kesehatan yang tinggi, baik kesehatan fisik, psikis maupun
lingkungan. 5) Masyarakat memiliki hubungan sosial yang harmonis.
6) Masyarakat memiliki kepedulian sosial yang tinggi.
7) Masyarakat memiliki kesadaran hukum dan politik yang tinggi.
8) Masyarakat memiliki kehidupan kesenian dan kebudayaan yang Islami yang tidak
bertentangan dengan ajaran Islam.
9) Masyarakat mampu memanfaatkan teknologi dan informasi yang ada untuk kemajuan dan
kemakmuran masyarakat.
4. Potret Keluarga Indonesia
kemiskinan yang makin tinggi kesenjanganpun turut melebar ekstrim.Penguasaan kue ekonomi
kini makin terkonsentrasi pada kelompok super kaya, yang jumlahnya sangat kecil. Pada tahun
2010 kekayaan 40 orang terkaya sebesar 680 triliun (US$ 71,3 miliar), atau setara dengan 10,3%
PDB Indonesia. Jumlah kekayaan 40 orang itu setara dengan kekayaan sekitar 15 juta keluarga
atau 60 juta jiwa yang paling miskin.
5. Konsep dan Strategi Dakwah Pencerahan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, dakwah diartikan sebagai penyiaran agama dan
pengembangannya di kalangan masyarakat; seruan untuk memeluk, mempelajari, dan
mengamalkan ajaran agama.13 Muhammadiyah memahami kata dakwah sebagai panggilan atau
seruan bagi umat manusia menuju jalan Allah, yaitu jalan menuju Islam. Dakwah juga dimaknai
sebagai upaya tiap muslim untuk merealisasikan (aktualisasi) fungsi kerisalahan dan fungsi
kerahmatan. Fungsi kerisalahan dari dakwah ialah “meneruskan tugas Rasulullah,
menyampaikan dinul-Islam kepada seluruh umat manusia. Sedangkan fungsi kerahmatan berarti
“upaya menjadikan (mengejewantahkan, mengaktualkan, mengoperasionalkan) Islam sebagai
rahmat (penyejahtera, pembahagia, pemecah persoalan) bagi seluruh manusia.
Dalam konsepsi Muhammadiyah, secara sosiologis, objek dakwah bisa diklasifikasikan menjadi
empat kelas masyarakat: kelas elit, kelas menengah, kelas bawah, dan kelompok marjinal. Dalam
konsepsinya tentang dakwah pencerahan dikatakan bahwa kelompok kelas bawah merujuk
kepada kelompok yang masih memiliki pekerjaan atau sumber penghasilan yang rutin namun
karena minimnya penghasilan yang didapatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,
jadi secara ekonomi sangat rentan. Setiap saat kelompok ini bisa jatuh menjadi miskin.
6. Dakwah Pencerahan sebagai Solusi Strategis Keluarga Indonesia Berkemajuan
Dakwah Pencerahan untuk keluarga Indonesia berkemajuan adalah dakwah yang seimbang
antara aspek lahir dan aspek bathin, aspek duniawi dan ukhrawi. Dalam hal ini, Muhammadiyah
mengelompokkan materi dakwah kepada empat kelompok ajaran Islam. Yaitu: aspek Akidah,
Ibadah, Akhlak dan muamalah. Dakwah pencerahan bertujuan untuk mencerahkan akidah
Islamiyah, diharapkan akidahnya bersih dari kekufuran, kemusyrikan, tahayyul dan khurafat
serta terhindar dari taklid dan fanatisme. Dakwah pencerahan juga untuk mencerahkan
peribadatan, sehingga ibadah seorang muslim hendaknya sesuai dengan syariat Allah dan
Rasulnya, dan terhindar dari praktik bidah. Di samping dakwah pencerahan juga mesti
berdampak kepada perbaikan akhlak dalam skala pribadi, keluarga, masyarakat, dan negara.
Lebih dari itu dakwah pencerahan juga seyogianya dapat mencerahkan kehidupan keduniaan.
Yaitu kehidupan yang berkemajuan dalam aspek sosial, ekonomi, pendidikan dll.

Anda mungkin juga menyukai