Anda di halaman 1dari 2

Nama : Citra Puspita Wardhani

NIM : 210411623666
Offering: AA

PENERAPAN LINTAS BUDAYA DALAM KEGIATAN NEGOSIASI BISNIS


A. Latar Belakang Masalah
Salah satu kunci sukses untuk melakukan negosiasi bisnis lintas negara adalah
dengan memahami kebudayaan. Kegiatan pemasaran yang melewati batas-batas
negara dituntut oleh adanya suatu interaksi komunikasi dengan perbedaan budaya.
Lingkungan budaya merupakan lingkungan yang paling rumit dalam pemasaran
global karena di seluruh dunia minimal ada 50 bahasa dan 14 agama. Padahal
permintaan konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, demikian beragamnya budaya
di seluruh dunia sehingga permintaan konsumen juga menjadi beragam. Bahkan
diantara bangsa-bangsa yang menggunakan bahasa yang sama masih mungkin terjadi
kesalahpahaman dengan adanya perbedaan gaya bahasa maupun perbedaan arti
dengan kata yang sama. Selain karena keberadaannya yang krusial, budaya dapat
menentukan kebutuhan-kebutuhan yang sekiranya diperlukan oleh suatu negara.
Dua alasan utama perlunya memahami lingkungan budaya agar dapat
melakukan pemasaran internasional yaitu (1) kekuatan-kekuatan budaya merupakan
sebuah faktor utama dalam membentuk program bauran pemasaran global perusahaan
dan (2) analisis budaya sering kali menunjukkan dengan tepat peluang-peluang pasar.
Karena budaya sangat mempengaruhi perilaku sosial masyarakat, beragamnya budaya
di dunia menyebabkan beragamnya perilaku-perilaku sosial masyarakat di berbagai
belahan dunia. Pengaruh dari perilaku sosial ini tidak hanya terjadi pada konsumen
saja tetapi juga pada organisasi perusahaan.
Sebesar apapaun organisasi perusahaan yang melakukan pemasaran
internasional tidak dapat mengabaikan pentingnya peran pemahaman lintas budaya.
Hal tersebut menjadikan faktor lingkungan budaya menjadi salah satu faktor yang
penting untuk menunjang keberhasilan negosiasi dalam pemasaran internasional.
Selain itu pemahaman terhadap budaya lain juga dapat menjadi nilai tambah agar
negosiasi dapat berjalan dengan baik dan lancar serta mampu untuk dijadikan acuan
agar saling memiliki kepercayaan antar mitra bisnis). Pemahaman budaya adalah isu
kunci dalam pengembangan sumber daya manusia dan ecara eksternal dengan banyak
hubungan yang mereka kembangkan dengan pembeli dan pemasok di banyak negara
internasional yang berbeda.
Tujuh unsur-unsur budaya yaitu kehidupan material (material elements),
bahasa (language), interaksi sosial (social interaction), estetika (aesthetics), agama
dan kepercayaan (religion), pendidikan (education), dan nilai-nilai (values). Ketujuh
unsur-unsur budaya tersebut setidaknya mencakup keseluruhan kebutuhan dalam
melakukan negosisasi bisnis pada pemasaran internasional. Karena seperti yang telah
dijelaskan budaya memiliki pengaruh yang kuat dalam negosiasi di pemasaran
internasional. Budaya memengaruhi nilai-nilai, norma-norma dan kebiasaan-
kebiasaan suatu bangsa maupun suku bangsa, namun dalam sebuah bangsa atau suku
bangsa masih dapat terjadi perbedaan-perbedaan dalm nilai-nilai, norma-norma dan
kebiasaan-kebiasaan antara individu bangsa maupun suku bangsa yang disebabkan
oleh faktor kepribadian yang berbeda-beda.
Empat jenis masalah dalam negosiasi bisnis internasioanl yang disebabkan
oleh perbedaan-perbedaan budaya yaitu masalah pada: perbedaan bahasa, perilaku
nonverbal, nilai-nilai serta proses-proses berpikir dan pengambilan keputusan.
Hambatan-hambatan dalam negosiasi bisnis terkait budaya tersebut akan lebih mudah
dihindari apabila organisasi bisnis/perusahaan mampu menyikapi dan memiliki
strategi yang baik dalam melakukan penerapannya. Melakukan penggalian informasi
terkait konsumen maupun mitra bisnis penting untuk dilaukan dan juga harus terus
dilakukan agar informasi yang didapat selalu up-to-date.
Hambatan yang terjadi karena fakor kebudayaan pasti terjadi namun bagaimana
menyikapi hambatan tersebut adalah hal yang penting, agar dapat mengurangi
kemungkinan kegagalan dalam pemasaran internasioanl. Ada banyak hal yang dapat
diperhatikan untuk mengurangi ataupun mencegah kemungkinan kegagalan. Masing-
masing perusahaan memiliki tindakan pencegahan maupun penangannnya sendiri.
sehingga tenaga kerja yang berkaitan dapat melaksanakannya tanpa hambatan dan
kegagalan dapat diminimalisir.

B. Daftar Pustaka
Farid, M., Prodi, W., Fakultas, M., & Dan Bisnis, E. (n.d.). PROCEEDING SEMINAR NASIONAL
PERSPEKTIF PEMASARAN GLOBAL DALAM BISNIS INTERNASIONAL.

Huang, L. (n.d.). Cross-cultural Communication in Business Negotiations. www.ccsenet.org/ijef

Lick, P., & Hoo, S. (2016). International Review of Management and Marketing Exploring Culture
Theory Global Leadership and Organizational Behaviour Effectiveness in Cross-cultural
Communication in Asian Business Negotiations. International Review of Management and
Marketing, 6(S7), 11–13. http:www.econjournals.com

Pratama, I., al Musadieq, M., & Prasetya, A. (2015). PERLUNYA PEMAHAMAN LINTAS BUDAYA
DALAM PROSES NEGOSIASI BISNIS (Studi Pada PT. Pratama Jaya Perkasa). In Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB)|Vol (Vol. 24, Issue 1).

Silviana, D., & al Musadi_Q, M. (n.d.). PENTINGNYA PEMAHAMAN LINTAS BUDAYA DALAM
PROSES NEGOSIASI BISNIS (Studi pada Startup Bisnis Manis_ Clothing). www.plimbi.com

Anda mungkin juga menyukai