PROGRAM
PEMENUHAN BEBAN KERJA GURU DAN KEPALA SEKOLAH
TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019
Disahkan oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat,
karunia, taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan program pemenuhan
beban kerja guru dan kepala sekolah tahun pelajaran 2018 / 2019 ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Agar pemenuhan tugas guru dan kepala sekolah dapat direalisasikan dengan
baik, maka perlu pemahaman yang sama antara berbagai pihak yang berkepentingan.
Untuk itu diperlukan sebuah pedoman yang dapat menjadi acuan bagi guru,
pengawas, kepala sekolah, dinas pendidikan kabupaten/kota, dinas pendidikan
provinsi, dan unsur lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas guru dan kepala
sekolah.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .............................................................................................. i
Lembar Pengesahan....................................................................................... ii
Kata Pengantar ............................................................................................................... iii
Daftar Isi ....................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Landasan...................................................................................... 3
C. Tujuan.......................................................................................... 4
A. Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) nomor 15
tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas
Sekolah diterbitkan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (8), Pasal 52 ayat
(3), Pasal 53, dan Pasal 54 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru sebagaimana telah dibuah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru.
Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1, 2 dan 3 :
1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
2. Kepala sekolah adalah Guru yang diberi tugas untuk memimpin dan mengelola
Taman Kanak-kanak/Taman Kanak-kanak Luar Biasa (TK/TKLB) atau bentuk
lain yang sederajat, Sekolah Dasar/Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/SDLB) atau
bentuk lain yang sederajat, Sekolah Menengah Pertama / Sekolah Menengah
Luar Biasa (SMP/SMPLB) atau bentuk lain yang sederajat, Sekolah Menengah
Atas / Sekolah Menengah Kejuruan/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa
(SMA/SMK/SMALB) atau bentuk lain yang sederajat atau Sekolah Indonesia
di Luar Negeri (SILN).
3. Pengawas Sekolah adalah Guru Pengawai Negeri Sipil (PNS) yang diangkat
dalam jabatan pengaws satuan pendidikan.
Berdasarkan Pasal 2:
1. Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah melaksanakan beban kerja selama
40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu pada satuan adminstrasi pangkal.
2. Beban kerja selama 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 37,5 jam kerja efektif dan 2,5 jam istirahat.
3. Dalam hal diperlukan, sekolah dapat menambah jam istirahat yang tidak
mengurangi jam kerja efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Memasuki tahun pelajaran 2018/2019, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemndikbud) telah menerbitkan Permendikbud Nomor 15 Tahun
2018 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas
Sekolah.Adapun salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) Nomor 15 Tahun 2018 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru,
Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah, adalah sebagai berikut:
Pasal 2 berdasarkan Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 Tentang Pemenuhan
Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah, sebagai berikut:
Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah melaksanakan beban kerja selama
40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu pada satuan administrasi pangkal.
Beban kerja selama 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja
efektif dan 2,5 (dua koma lima) jam istirahat.
Dalam hal diperlukan, sekolah dapat menambah jam istirahat yang tidak
mengurangi jam kerja efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Pasal 3 berdasarkan Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 Tentang Pemenuhan
Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah, adalah sebagai berikut:
Pelaksanaan beban kerja selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja efektif
sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (2) bagi Guru mencakup kegiatan pokok:
a. merencanakan pembelajaran atau pembimbingan;
b. melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan;
c. menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan;
d. membimbing dan melatih peserta didik; dan
e. melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok
sesuai dengan Beban Kerja Guru.
Pemenuhan beban kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan
dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Agar pemenuhan tugas guru dan pengawas dapat direalisasikan dengan
baik, maka perlu pemahaman yang sama antara berbagai pihak yang berkepentingan.
Untuk itu diperlukan sebuah pedoman yang dapat menjadi acuan bagi guru,
pengawas, kepala sekolah, dinas pendidikan kabupaten/kota, dinas pendidikan
provinsi, dan unsur lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas guru dan Kepala
Sekolah.
B. Landasan
c. Tujuan
Penyusunan Program Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Kepala Sekolah ini
bertujuan :
BAB III
Pasal 10
(1) Beban Kerja Pengawas Sekolah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dalam melaksanakan
tugas pengawasan, pembimbingan, dan pelatihan profesional terhadap Guru ekuivalen
dengan pelaksanaan pembelajaran atau pembimbingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 ayat (3) dan ayat (4).
(2) Selain melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pengawas Sekolah juga
merencanakan, mengevaluasi, dan melaporkan hasil pelaksanaan pembinaan, pemantauan,
penilaian, dan pembimbingan terhadap Guru dan Kepala Sekolah di sekolah
binaannya dalam pemenuhan beban kerja selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam
kerja efektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
(3) Rincian ekuvalensi beban kerja pengawas sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
Pasal 11
(1) Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah wajib melaksanakan kegiatan PKB untuk
pengembangan kapasitas sebagai Guru, Kepala Sekolah, atau Pengawas Sekolah.
(2) Kegiatan PKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sebagai pemenuhan beban
kerja selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja efektif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2.
(3) Kegiatan PKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan di sekolah atau di
luar sekolah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
(1) Guru dapat diberi tugas kedinasan/penugasan terkait tugas dan kewenangannya di bidang
pendidikan oleh Dinas, Kepala Sekolah, atau yayasan.
(2) Tugas kedinasan/penugasan di bidang pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diakui sebagai bagian dari pemenuhan beban kerja selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma
lima) jam kerja efektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
Pasal 13
(1) Pemenuhan paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam Tatap Muka per minggu dalam
pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3)
dapat dikecualikan bagi:
a. Guru tidak dapat memenuhi ketentuan minimal 24 (dua puluh empat) jam Tatap Muka per
minggu, berdasarkan struktur kurikulum;
b. Guru pendidikan khusus;
c. Guru pendidikan layanan khusus; dan
d. Guru pada Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN).
(2) Pemenuhan pelaksanaan pembimbingan paling sedikit terhadap 5 (lima) rombongan belajar
per tahun dalam pelaksanaan pembimbingan oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau
Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4)
dapat dikecualikan dalam hal jumlah rombongan belajar dalam satuan pendidikan kurang
dari 5 (lima) rombongan belajar.
Pasal 14
Ketentuan beban kerja bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah mulai
dilaksanakan pada tahun ajaran 2018/2019.
Pasal 15
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pemenuhan beban kerja guru, kepala sekolah,
dan pengawas sekolah, diatur dalam petunjuk teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal
yang bertanggung jawab dalam pembinaan guru dan tenaga kependidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Pasal 16
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas
Satuan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 30 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas
Satuan Pendidikan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 17
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini
dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
b. Melaksanakan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan dimana terjadi interaksi edukatif antara
peserta didik dengan guru, kegiatan ini adalah kegiatan tatap muka yang
sebenarnya. Guru melaksanakan tatap muka atau pembelajaran dengan tahapan
kegiatan berikut.
1). Kegiatan awal tatap muka
Kegiatan awal tatap muka antara lain mencakup kegiatan pengecekan dan atau
penyiapan fisik kelas, bahan pelajaran, modul, media, dan perangkat administrasi.
Kegiatan awal tatap muka dilakukan sebelum jadwal pelajaran yang ditentukan,
bisa sesaat sebelum jadwal waktu atau beberapa waktu sebelumnya tergantung
masalah yang perlu disiapkan,
Dalam kegiatan tatap muka terjadi interaksi edukatif antara peserta didik dengan
guru dapat dilakukan secara face to face atau menggunakan media lain seperti
video, modul mandiri, kegiatan observasi/ekplorasi.
Waktu pelaksanaan atau beban kegiatan pelaksanaan pembelajaran atau tatap muka
sesuai dengan durasi waktu yang tercantum dalam struktur kurikulum sekolah.
Resume merupakan catatan yang berkaitan dengan pelaksanaan tatap muka yang
telah dilaksanakan. Catatan tersebut dapat merupakan refleksi, rangkuman, dan
rencana tindak lanjut.
Penyusunan resume dapat dilaksanakan di ruang guru atau ruang lain yang
disediakan di sekolah dan dilaksanakan setelah kegiatan tatap muka,
Kegiatan resume proses tatap muka diperhitungan setara dengan 1 jam pelajaran.
Tes dilakukan secara tertulis atau lisan, dalam bentuk ujian akhir semester, tengah
semester atau ulangan harian, dilaksanakan sesuai kalender akademik atau jadwal
yang telah ditentukan,
Penilaian hasil test, dilakukan diluar jadwal pelaksanaan test, dilakukan di ruang
guru atau ruang lain.
Penilaian test tidak dihitung sebagai kegiatan tatap muka karena waktu pelaksanaan
tes dan penilaiannya menggunakan waktu tatap muka.
b. Penilaian non tes berupa pengamatan dan pengukuran sikap.
Pengamatan dan pengukuran sikap dilaksanakan oleh semua guru sebagai bagian
tidak terpisahkan dari proses pendidikan, untuk melihat hasil pendidikan yang tidak
dapat diukur lewat test tertulis atau lisan,
Pengamatan dan pengukuran sikap dapat dilakukan di dalam kelas menyatu dalam
proses tatapmuka pada jadwal yang ditentukan, dan atau di luar kelas,
Hasil karya siswa dalam bentuk tugas, proyek dan atau produk, portofolio, atau
bentuk lain dilakukan di ruang guru atau ruang lain dengan jadwal tersendiri,
Penilaian ada kalanya harus menghadirkan peserta didik agar tidak terjadi
kesalahan pemahanan dari guru mengingat cara penyampaian informasi dari siswa
yang belum sempurna,
Penilaian hasil karya ini dapat dikategorikan sebagai kegiatan tatap muka, dengan
beban yang berbeda antara satu mata pelajaran dengan yang lain. Tidak tertutup
kemungkinan ada mata pelajaran yang nilai beban non tesnya sama dengan nol.
Bimbingan dan latihan pada kegiatan pembelajaran adalah bimbingan dan latihan
yang dilakukan menyatu dengan proses pembelajaran atau tatap muka di kelas,
Bimbingan kegiatan intrakurikuler terdiri dari remedial dan pengayaan pada mata
pelajaran yang diampu guru.
Kegiatan remedial merupakan kegiatan bimbingan dan latihan kepada peserta didik
yang belum menguasai kompetensi yang harus dicapai,
BAB IV
A. Monitoring
B. Evaluasi
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Pemenuhan kewajiban mengajar paling sedikit 24 jam tatap muka dalam 1 (satu)
minggu merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang guru sesuai
ketentuan. Keberhasilan pemenuhan beban kerja guru sesuai dengan ketentuan
sangat bergantung pada pemahaman, kesadaran, keterlibatan dan upaya sungguh-
sungguh dari segenap unsur yang terkait. Pemenuhan beban kerja guru juga
merupakan cermin keberhasilan rencana pengembangan sekolah. Pelaksanaan
pemenuhan beban kerja guru ini akan mendukung tercapainya guru profesional
yang mampu menghasilkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif secara
adil, bermutu, dan relevan untuk kebutuhan masyarakat Indonesia dan global.
Pemenuhan kewajiban mengajar selama 24 jam tatap muka per minggu
merupakan sebuah konsekuensi yang harus dilakukan oleh seorang guru untuk
memperoleh tunjangan guru. Pemenuhan kewajiban 24 jam juga bisa merupakan
solusi dari pemerataan guru.
Langkah ini juga dilakukan sebagai upaya agar tidak terjadi ketimpangan
jam mengajar antara guru di sekolah yang satu dan sekolah yang lain. Di samping
itu untuk mengantisipasi tidak optimalnya pemberdayaan guru, maka diperlukan
perhitungan dan pemetaan guru di setiap kabupaten/kota dengan lebih baik.
Program mutasi bagi guru-guru di semua sekolah yang ada di dalam satu
Kabupaten/Kota sudah seharusnya dilakukan, karena dapat menjadi salah satu
solusi pemenuhan beban kerja guru dan menumpuknya guru di sekolah
perkotaan. Sekolah yang kekurangan guru akan mendapat tambahan guru dari
sekolah lain.
Begitu pun sekolah yang kelebihan guru, nanti akan dilihat guru mata
pelajaran mana saja yang kira-kira bisa dikurangi untuk dipindahkan ke sekolah
yang kekurangan. Guru-guru yang menjelang pensiun dalam jangka dua atau tiga
tahun ke depan perlu mendapat perhatian, karena jika di satu sekolah ada guru
yang pensiun, maka akan ada guru yang dirotasi karena akan menggantikan guru
yang pensiun.
Berhasilnya implementasi pemenuhan beban kerja guru sangat bergantung
pada pemahaman, kesadaran, keterlibatan dan upaya sungguh-sungguh dari
segenap unsur yang terkait, serta dukungan pemerintah dan masyarakat.
Keberhasilan pelaksanaan pemenuhan beban kerja guru juga menjadi harapan
nyata bagi pembangunan pendidikan, pembangunan guru profesional yang
mampu menghasilkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif secara adil,
bermutu, dan relevan untuk kebutuhan masyarakat Indonesia dan global.
Penyebaran guru yang tidak merata menimbulkan terjadinya
pendayagunaan guru yang tidak efisien di beberapa tempat. Guru yang tidak
dapat memenuhi kewajiban mengajar 24 jam tatap muka per minggu disarankan
untuk mutasi/pindah ke sekolah lain yang kekurangan guru. Pengaturan tentang
pemindahan guru mengikuti kebijakan masing-masing pemerintah daerah melalui
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat.
B.Saran