Anda di halaman 1dari 20

PROGRAM

PEMENUHAN BEBAN KERJA GURU DAN KEPALA SEKOLAH


TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019

PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA


DINAS PENDIDIKAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
SD NEGERI 1 KARANGANYAR
ALAMAT : DUSUN SEGER ,KARANGANYAR
PENGESAHAN

PROGRAM
PEMENUHAN BEBAN KERJA GURU DAN KEPALA SEKOLAH
TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019

Karanganyar, 7 November 2018

Disahkan oleh :

Kepala Dinas Pendidikan Ketua Komite Kepala Sekolah


Kepemudaan dan Olahraga

............................. MUSEHAT WARSINI,S.Pd.SD


NIP. 19670402 198903 2 008
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat,
karunia, taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan program pemenuhan
beban kerja guru dan kepala sekolah tahun pelajaran 2018 / 2019 ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Agar pemenuhan tugas guru dan kepala sekolah dapat direalisasikan dengan
baik, maka perlu pemahaman yang sama antara berbagai pihak yang berkepentingan.
Untuk itu diperlukan sebuah pedoman yang dapat menjadi acuan bagi guru,
pengawas, kepala sekolah, dinas pendidikan kabupaten/kota, dinas pendidikan
provinsi, dan unsur lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas guru dan kepala
sekolah.

Program ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan pemenuhan


kewajiban guru dan kepala sekolah satuan pendidikan sebagaimana tertuang dalam
Permendikbud Nomor 15 Tahun 2015 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan
Kepala Sekolah dimaksud. Pedoman ini berisi hal-hal yang berkaitan dengan
beban kerja guru, perhitungan beban kerja guru, cara pemenuhan wajib mengajar,
dan tugas tambahan yang dapat diekuivalensikan sebagai tatap muka pada kondisi
khusus, serta ekuivalensi tugas dan beban kerja kepala sekolah. Kami
mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua
pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan

Karanganyar, 7 November 2018

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .............................................................................................. i
Lembar Pengesahan....................................................................................... ii
Kata Pengantar ............................................................................................................... iii
Daftar Isi ....................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Landasan...................................................................................... 3
C. Tujuan.......................................................................................... 4

BAB II PROGRAM PEMENUHAN BEBAN KERJA GURU DAN KEPALA


SEKOLAH......................................................................................................
.........................................................................................................................7
A. Analisis Perhitungan Beban Kerja Guru dan Kepala Sekolah 7
B. Program Pemenuhan Beban Kerja Guru tanpa Tugas Tambahan 15
C. Program Pemenuhan Beban Kerja Guru dengan Tugas Tambahan 15
D. Program Pemenuhan Beban Kerja Kepala Sekolah...................................... 17

BAB III MEKANISME PELAKSANAAN PEMENUHAN BEBAN KERJA


GURU DAN KEPALA SEKOLAH......................................................... 18
A. Mekanisme Pemenuhan Beban Kerja Gurudan Kepala Sekolah........18
B. Pelaksanaan Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Kepala Sekolah....... 2
BAB IV MONITORING DAN EVALUASI................................................... 39
A. Monitoring................................................................................... 39
B. Evaluasi........................................................................................ 61
BAB V PENUTUP......................................................................................... .......74
A. Simpulan...................................................................................... 74
B. Saran............................................................................................ 74
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) nomor 15
tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas
Sekolah diterbitkan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (8), Pasal 52 ayat
(3), Pasal 53, dan Pasal 54 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru sebagaimana telah dibuah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru.
Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1, 2 dan 3 :
1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
2. Kepala sekolah adalah Guru yang diberi tugas untuk memimpin dan mengelola
Taman Kanak-kanak/Taman Kanak-kanak Luar Biasa (TK/TKLB) atau bentuk
lain yang sederajat, Sekolah Dasar/Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/SDLB) atau
bentuk lain yang sederajat, Sekolah Menengah Pertama / Sekolah Menengah
Luar Biasa (SMP/SMPLB) atau bentuk lain yang sederajat, Sekolah Menengah
Atas / Sekolah Menengah Kejuruan/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa
(SMA/SMK/SMALB) atau bentuk lain yang sederajat atau Sekolah Indonesia
di Luar Negeri (SILN).
3. Pengawas Sekolah adalah Guru Pengawai Negeri Sipil (PNS) yang diangkat
dalam jabatan pengaws satuan pendidikan.
Berdasarkan Pasal 2:
1. Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah melaksanakan beban kerja selama
40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu pada satuan adminstrasi pangkal.
2. Beban kerja selama 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 37,5 jam kerja efektif dan 2,5 jam istirahat.
3. Dalam hal diperlukan, sekolah dapat menambah jam istirahat yang tidak
mengurangi jam kerja efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Memasuki tahun pelajaran 2018/2019, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemndikbud) telah menerbitkan Permendikbud Nomor 15 Tahun
2018 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas
Sekolah.Adapun salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) Nomor 15 Tahun 2018 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru,
Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah, adalah sebagai berikut:
Pasal 2 berdasarkan Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 Tentang Pemenuhan
Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah, sebagai berikut:
Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah melaksanakan beban kerja selama
40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu pada satuan administrasi pangkal.
Beban kerja selama 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja
efektif dan 2,5 (dua koma lima) jam istirahat.
Dalam hal diperlukan, sekolah dapat menambah jam istirahat yang tidak
mengurangi jam kerja efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Pasal 3 berdasarkan Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 Tentang Pemenuhan
Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah, adalah sebagai berikut:
Pelaksanaan beban kerja selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja efektif
sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (2) bagi Guru mencakup kegiatan pokok:
a. merencanakan pembelajaran atau pembimbingan;
b. melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan;
c. menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan;
d. membimbing dan melatih peserta didik; dan
e. melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok
sesuai dengan Beban Kerja Guru.
Pemenuhan beban kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan
dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Agar pemenuhan tugas guru dan pengawas dapat direalisasikan dengan
baik, maka perlu pemahaman yang sama antara berbagai pihak yang berkepentingan.
Untuk itu diperlukan sebuah pedoman yang dapat menjadi acuan bagi guru,
pengawas, kepala sekolah, dinas pendidikan kabupaten/kota, dinas pendidikan
provinsi, dan unsur lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas guru dan Kepala
Sekolah.
B. Landasan

1. Undang‐Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan


3. Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru sebagaimana
sebagaimana diubah dengan PP No.19 tahun 2017.
5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.
6. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah
7. Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala
Sekolah
8. Permendikbud Nomor 10 Tahun 2018 tentang Penyaluran Tunjangan Profesi Guru
PNS
9. Permendikbud Nomor 15 Tahun 2015 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan
Kepala Sekolah.

c. Tujuan

Penyusunan Program Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Kepala Sekolah ini
bertujuan :

1. Kepala sekolah mengetahui secara rinci tindakan-tindakan yang harus dilakukan


sehingga tujuan, kewajiban, dan sasaran pengembangan sekolah dapat dicapai.

2. Menghitung beban kerja guru,


3. menghitung beban kerja guru yang diangkat dalam jabatan Kepala Sekolah
4. mengoptimalkan tugas guru di satuan pendidikan dan guru yang
diangkat dalam jabatan Kepala Sekolah
BAB II

PROGRAM PEMENUHAN BEBAN KERJA GURU DAN KEPALA SEKOLAH

A. Analisis Perhitungan Beban Kerja Guru dan Kepala Sekolah


B. Program Pemenuhan Beban Kerja Guru tanpa Tugas Tambahan
C. Program Pemenuhan Beban Kerja Guru dengan Tugas Tambahan
D. Program Pemenuhan Beban Kerja Kepala Sekolah

BAB III

MEKANISME PELAKSANAANPEMENUHAN BEBAN KERJA GURU DAN


KEPALA SEKOLAH

A. Mekanisme Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Kepala Sekolah


Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
telah mengeluarkan peraturan dengan nomor 15 tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban
Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah, 
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 15 tahun 2018 tersebut
sebagai langkah untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (8), Pasal 52 ayat (3), Pasal
53, dan Pasal 54 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
Pada Pasal 2 Peraturan tersebut menyatakan bahwa :
1. Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah melaksanakan beban kerja selama 40
(empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu pada satuan administrasi pangkal. 
2. Beban kerja selama 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja efektif
dan 2,5 (dua koma lima) jam istirahat. 
3. Dalam hal diperlukan, sekolah dapat menambah jam istirahat yang tidak mengurangi
jam kerja efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Kemudian pada pasal 3 ayat (1) disampaikan bahwa Pelaksanaan beban kerja
selama 37.5 (tigapuluh tujuh koma lima) jam kejra efektif sebagaimana dimaksud pada
pasal 2 ayat (2) bagi guru mencakup kegiatan pokok sebagai berikut :
a. merencanakan Pembelajaran atau Pembimbingan;
b. melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan;
c. menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan;
d. membimbing dan melatih peserta didik, dan
e. melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok
sesuai dengan Beban Kerja Guru.
Ayat (2) menyatakan bahwa Pemenuhan beban kerja dilaksanakan dalam bentuk kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.  
Selanjutnya pada Pasal 4 ayat (1)  bahwa kegiatan merencanakan pembelajaran
atau pembimbingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a meliputi :
1. Pengkajian Kurikulum dan silabus pembelajaran/pembimbingan/program kebutuhan
khusus pada satuan pendidikan;
1. pengkajian program tahunan dan semester; dan
2. pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran/pembimbingan sesuai standar atau
rencana pelaksanaan pembimbingan.
Melaksanakan Pembelajaran atau Pembimbingan dalam pasal 4 ayat (2) di atas
merupakan pelaksanaan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/ Rencana
Pelaksanaan Layanan (RPL)/Rencana Pelaksanaan Bimbingan (RPB), pelaksanaan
pembelajaran tersebut dipenuhi paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per
minggu dan paling banyak 40 (empat puluh) jam Tatap Muka per minggu. Kemudian pada
pasal 4  ayat ke (4)  bahwa pelaksanaan pembimbingan dipenuhi oleh guru Bimbingan dan
Konseling atau Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan membimbing paling
sedikit 5 (lima) rombongan belajar per tahun.
Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 3 ayat (1) huruf c merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik pada aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Sedangkan membimbing dan melatih peserta didik sebagaimana pada pasal 3 ayat
(1) huruf d dapad dilakukan melalui kegiatan kokurikuler dan/atau kegiatan
ekstrakurikuler. 
Tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan beban kerja
Guru sebagaimana pada pasal 3 ayat (1) huruf e meliputi antara lain :
1. wakil kepala satuan pendidikan
2. ketua program keahlian satuan pendidikan
3. kepala perpustakaan satuan pendidikan
4. kepala laboratorium, bengkel, atau unit produksi/teaching factory satuan
pendidikan.
5. pembimbingan khusus pada satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
inklusi atau pendidikan terpadu.
6. tugas tambahan selain sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai huruf e yang
terkait dengan pendidikan di satuan pendidikan yang dilaksanakan pada satuan
administrasi pangkalnya.
Bahwa tugas tambahan dimaksud pasal 4 ayat (7) dieksiuvalensikan dengan 12
(dua belas) jam Tatap Muka per minggu bagi guru mata pelajaran atau pembimbingan
terhadap 3 (tiga) rombongan belajar per tahun bagi guru bimbingan dan konseling atau
guru Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pemenuhan beban kerja dalam
melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4
ayat (3) dan (4).
Tugas tambahan pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan inklusif atau pendidikan terpadu dieksiuvalensikan dengan
6 (enam) jam Tatap Muka per minggu bagi guru Pendidikan Khusus untuk pemenuhan
beban kerja dalam melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan.
Pasal 6 ayat (1) Permendikbud 15 Tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja
Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah dengan Tugas tambahan lain yang terkait
dengan pendidikan di satuan pendidikan meliputi sebagai berikut :
1. wali kelas
2. pembina Organisasi Siswa IOntra Sekolah (OSIS)
3. pembina ekstrakurikuler
4. koordinator Pengembangan Keporofesian Berkelanjutan (PKB)/Penilaian Kinerja
Guru (PKG) atau koordinator Bursa Kerja Khusus (BKK) pada SMK.
5. guru piket
6. ketua lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1)
7. penilaian kinerja Guru
8. pengurus Organisasi/asosiasi profesi Guru, dan/atau
9. tutor pada pendidikan jarak jauh pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Pasal 6 ayat (2) bahwa tugas tambahan lain dilaksanakan pada satuan administrasi
pangkalnya, ayat (3) tugas tambahan lain dapat dihitung sebagai pemenuhan jam tapap
muka sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, (4) tugas tambahan lain dapat
diekuivalensikan secara komulatif dengan paling banyak 6 (enam) jam Tatap Muka per
minggu bagi Guru Mata Pelajaran, (5) Pelaksanaan 2 (dua) atau lebih tugas tambahan lain
sebagaimana pada ayat (1) oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Guru Teknologi
Informasi dan Komunikasi dapat diekuivalensikan dengan pelaksanaan pembimbingan
terhadap 1 (satu) rombongan belajar per tahun. (6) Rincian ekuivalensi tugas tambahan lain
tercantum pada Lampiran Iyang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini. (7) Guru mendapat tugas tambahan lain wajib memenuhi pelaksanaan
pembelajaran tatap muka paling sedikit 18 (delapan belas) jam Tata Muka per Minggu bagi
guru mapel atau paling sedikit membimbing 4 (empat) rombongan belajar per tahun bagi
Guru Bimbingan dan Konseling atau Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi pada
satuan administrasi pangkalnya. (8) Dalam hal Guru Mapel tidak dapat memenuhi
kewajiban pembelajaran sebagaimana pada ayat (7), guru bersangkutan dapat
melaksanakan pembelajaran pada satuan pendidikan lain dalam 1 (satu) zonea yang
ditetapkan oleh Dinas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (9) Guru mata
pelajaran melaksanakan kewajiban pelaksanaan pembelajaran paling sedikit 12 (dua belas)
jam Tatap Muka per minggu pada satuan administrasi pangkalnya dan paling banyak
6(enam) jam Tatap Muka per minggu pada satuan pendidikan sesuai dengan zona yang
ditetapkan Dinas.
Pasal7 
(1) Guru yang melaksanakan tugas tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(7) huruf a sampai dengan huruf e juga dapat melaksanakan tugas tambahan lain
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1).(2) Pelaksanaan tugas tambahan lain
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diperhitungkan sebagai pengganti pemenuhan
pelaksanaan pembelajaran atau pembimbingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(3) dan ayat (4) namun diperhitungkan sebagai pemenuhan beban kerja selama 37,5 (tiga
puluh tujuh koma lima) jam kerja efektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2).
Pasal8
(1) Kepala Sekolah menetapkan Guru yang melaksanakan tugas tambahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (7).(2) Penetapan Guru yang melaksanakan tugas tambahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan mempertimbangkan perhitungan
kebutuhan guru berdasarkan struktur kurikulum dan jumlah rombongan belajar sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.(3) Apabila setelah dilakukan
perhitungan kebutuhan Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (2) masih terdapat Guru
yang tidak dapat memenuhi pelaksanaan pembelajaran atau pembimbingan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) dan ayat (4) atau terdapat kekurangan guru, maka Kepala
Sekolah wajib melaporkan kepada Dinas sesuai dengan kewenangannya.
(4) Dinas yang telah menerima laporan dari Kepala Sekolah sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) wajib melakukan penataan dan pemerataan Guru sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 9 
(1) Beban Kerja Kepala Sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas : 
a. manajerial; 
b. pengembangan kewirausahaan; dan 
c. supervisi kepada Guru dan tenaga kependidikan. 
(2) Beban kerja Kepala Sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ekuivalen dengan
pelaksanaan pembelajaran atau pembimbingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (3) dan ayat (4) yang merupakan bagian dari pemenuhan beban kerja selama 37,5 (tiga
puluh tujuh koma lima) jam kerja efektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2. 
(3) Rincian ekuvalensi beban kerja kepala sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini. 
(4) Kepala Sekolah dapat melaksanakan tugas pembelajaran atau pembimbingan apabila
terdapat Guru yang tidak melaksanakan tugas pembelajaran atau pembimbingan karena
alasan tertentu yang bersifat sementara atau tetap atau belum tersedia Guru yang
mengampu pada mata pelajaran atau kelas tertentu. 

Pasal 10 
(1) Beban Kerja Pengawas Sekolah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dalam melaksanakan
tugas pengawasan, pembimbingan, dan pelatihan profesional terhadap Guru ekuivalen
dengan pelaksanaan pembelajaran atau pembimbingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 ayat (3) dan ayat (4). 
(2) Selain melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pengawas Sekolah juga
merencanakan, mengevaluasi, dan melaporkan hasil pelaksanaan pembinaan, pemantauan,
penilaian, dan pembimbingan terhadap Guru dan Kepala Sekolah di sekolah
binaannya dalam pemenuhan beban kerja selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam
kerja efektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2. 
(3) Rincian ekuvalensi beban kerja pengawas sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini. 
Pasal 11 
(1) Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah wajib melaksanakan kegiatan PKB untuk
pengembangan kapasitas sebagai Guru, Kepala Sekolah, atau Pengawas Sekolah. 
(2) Kegiatan PKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sebagai pemenuhan beban
kerja selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja efektif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2. 
(3) Kegiatan PKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan di sekolah atau di
luar sekolah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 
Pasal 12 
(1) Guru dapat diberi tugas kedinasan/penugasan terkait tugas dan kewenangannya di bidang
pendidikan oleh Dinas, Kepala Sekolah, atau yayasan. 
(2) Tugas kedinasan/penugasan di bidang pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diakui sebagai bagian dari pemenuhan beban kerja selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma
lima) jam kerja efektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2. 
Pasal 13 
(1) Pemenuhan paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam Tatap Muka per minggu dalam
pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3)
dapat dikecualikan bagi: 
a. Guru tidak dapat memenuhi ketentuan minimal 24 (dua puluh empat) jam Tatap Muka per
minggu, berdasarkan struktur kurikulum; 
b. Guru pendidikan khusus; 
c. Guru pendidikan layanan khusus; dan 
d. Guru pada Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN). 
(2) Pemenuhan pelaksanaan pembimbingan paling sedikit terhadap 5 (lima) rombongan belajar
per tahun dalam pelaksanaan pembimbingan oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau
Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4)
dapat dikecualikan dalam hal jumlah rombongan belajar dalam satuan pendidikan kurang
dari 5 (lima) rombongan belajar. 
Pasal 14 
Ketentuan beban kerja bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah mulai
dilaksanakan pada tahun ajaran 2018/2019. 
Pasal 15 
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pemenuhan beban kerja guru, kepala sekolah,
dan pengawas sekolah, diatur dalam petunjuk teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal
yang bertanggung jawab dalam pembinaan guru dan tenaga kependidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. 
Pasal 16 
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas
Satuan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 30 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas
Satuan Pendidikan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. 
Pasal 17 
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini
dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

B. Pelaksanaan Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Kepala Sekolah

1. Ruang Lingkup Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru


Kewajiban guru sesuai Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen Pasal 35 ayat (1) mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan.
Pasal 35 ayat (2) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
menyatakan bahwa beban kerja guru sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dan
sebanyak¬banyaknya 40 jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.
Dalam melaksanakan tugas pokok yang terkait langsung dengan proses
pembelajaran, guru hanya melaksanakan tugas mengampu 1 (satu) jenis mata
pelajaran saja, sesuai dengan kewenangan yang tercantum dalam sertifikat
pendidiknya.
Disamping itu, guru sebagai bagian dari manajemen sekolah, akan terlibat langsung
dalam kegiatan manajerial tahunan sekolah, yang terdiri dari siklus kegiatan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Rincian kegiatan tersebut antara lain
penerimaan siswa baru, penyusunan kurikulum dan perangkat lainnya, pelaksanaan
pembelajaran termasuk tes/ulangan, Ujian Nasional (UN), ujian sekolah, dan
kegiatan lain. Tugas tiap guru dalam siklus tahunan tersebut secara spesifik
ditentukan oleh manajemen sekolah tempat guru bekerja.
2. Jam Kerja 
Sebagai tenaga profesional, guru baik PNS maupun bukan PNS dalam
melaksanakan tugasnya berkewajiban memenuhi jam kerja yang setara dengan
beban kerja pegawai lainnya yaitu 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja (@
60 menit) per minggu. Dalam melaksanakan tugas, guru mengacu pada jadwal
tahunan atau kalender akademik dan jadwal pelajaran.
Kegiatan tatap muka dalam satu tahun dilakukan kurang lebih 38 minggu atau 19
minggu per semester. Kegiatan tatap muka guru dialokasikan dalam jadwal
pelajaran yang disusun secara mingguan. Khusus Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) ada kalanya jadwal pelajaran tidak disusun secara mingguan, tapi
mengunakan sistim blok atau perpaduan antara sistim mingguan dan blok.
Pada kondisi ini, maka jadwal pelajaran disusun berbasis semester, tahunan, atau
bahkan per tiga tahunan. Diluar kegiatan tatap muka, guru akan terlibat dalam
aktifitas persiapan tahunan/semester , ujian sekolah maupun Ujian Nasional (UN),
dan kegiatan lain akhir tahun/semester.
3. Uraian Tugas Guru
a. Merencanakan Pembelajaran
Guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada awal tahun
atau awal semester, sesuai dengan rencana kerja sekolah. Kegiatan penyusunan
RPP ini diperkirakan berlangsung selama 2 (dua) minggu atau 12 hari kerja.
Kegiatan ini dapat diperhitungkan sebagai kegiatan tatap muka.

b. Melaksanakan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan dimana terjadi interaksi edukatif antara
peserta didik dengan guru, kegiatan ini adalah kegiatan tatap muka yang
sebenarnya. Guru melaksanakan tatap muka atau pembelajaran dengan tahapan
kegiatan berikut.
1). Kegiatan awal tatap muka

 Kegiatan awal tatap muka antara lain mencakup kegiatan pengecekan dan atau
penyiapan fisik kelas, bahan pelajaran, modul, media, dan perangkat administrasi.

 Kegiatan awal tatap muka dilakukan sebelum jadwal pelajaran yang ditentukan,
bisa sesaat sebelum jadwal waktu atau beberapa waktu sebelumnya tergantung
masalah yang perlu disiapkan,

 Kegiatan awal tatap muka diperhitungan setara dengan 1 jam pelajaran.


2). Kegiatan tatap muka

 Dalam kegiatan tatap muka terjadi interaksi edukatif antara peserta didik dengan
guru dapat dilakukan secara face to face atau menggunakan media lain seperti
video, modul mandiri, kegiatan observasi/ekplorasi.

 Kegiatan tatap muka atau pelaksanaan pembelajaran yang dimaksud dapat


dilaksanakan antara lain di ruang teori/kelas, laboratorium, studio, bengkel atau di
luar ruangan.

 Waktu pelaksanaan atau beban kegiatan pelaksanaan pembelajaran atau tatap muka
sesuai dengan durasi waktu yang tercantum dalam struktur kurikulum sekolah.

3). Membuat resume proses tatap muka

 Resume merupakan catatan yang berkaitan dengan pelaksanaan tatap muka yang
telah dilaksanakan. Catatan tersebut dapat merupakan refleksi, rangkuman, dan
rencana tindak lanjut.

 Penyusunan resume dapat dilaksanakan di ruang guru atau ruang lain yang
disediakan di sekolah dan dilaksanakan setelah kegiatan tatap muka,

 Kegiatan resume proses tatap muka diperhitungan setara dengan 1 jam pelajaran.

c. Menilai Hasil Pembelajaran


Menilai hasil pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi
yang bermakna untuk menilai peserta didik maupun dalam pengambilan keputusan
lainnya.
Pelaksanaan penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes. Penilaian non
tes dapat dibagi menjadi pengamatan dan pengukuran sikap serta penilaian hasil
karya dalam bentuk tugas, proyek fisik, atau produk jasa.
a. Penilaian dengan tes.

 Tes dilakukan secara tertulis atau lisan, dalam bentuk ujian akhir semester, tengah
semester atau ulangan harian, dilaksanakan sesuai kalender akademik atau jadwal
yang telah ditentukan,

 Tes tertulis dan lisan dilakukan di dalam kelas,

 Penilaian hasil test, dilakukan diluar jadwal pelaksanaan test, dilakukan di ruang
guru atau ruang lain.

 Penilaian test tidak dihitung sebagai kegiatan tatap muka karena waktu pelaksanaan
tes dan penilaiannya menggunakan waktu tatap muka.
b. Penilaian non tes berupa pengamatan dan pengukuran sikap.

 Pengamatan dan pengukuran sikap dilaksanakan oleh semua guru sebagai bagian
tidak terpisahkan dari proses pendidikan, untuk melihat hasil pendidikan yang tidak
dapat diukur lewat test tertulis atau lisan,

 Pengamatan dan pengukuran sikap dapat dilakukan di dalam kelas menyatu dalam
proses tatapmuka pada jadwal yang ditentukan, dan atau di luar kelas,

 Pengamatan dan pengukuran sikap, dilaksanakan diluar jadual pembelajaran atau


tatap muka yang resmi, dikategorikan sebagai kegiatan tatap muka.

c. Penilaian non tes berupa penilaian hasil karya.

 Hasil karya siswa dalam bentuk tugas, proyek dan atau produk, portofolio, atau
bentuk lain dilakukan di ruang guru atau ruang lain dengan jadwal tersendiri,

 Penilaian ada kalanya harus menghadirkan peserta didik agar tidak terjadi
kesalahan pemahanan dari guru mengingat cara penyampaian informasi dari siswa
yang belum sempurna,

 Penilaian hasil karya ini dapat dikategorikan sebagai kegiatan tatap muka, dengan
beban yang berbeda antara satu mata pelajaran dengan yang lain. Tidak tertutup
kemungkinan ada mata pelajaran yang nilai beban non tesnya sama dengan nol.

c.Membimbing dan Melatih Peserta Didik


Membimbing dan melatih peserta didik dibedakan menjadi tiga yaitu membimbing
atau melatih peserta didik dalam pembelajaran, intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
1). Bimbingan dan latihan pada kegiatan pembelajaran

 Bimbingan dan latihan pada kegiatan pembelajaran adalah bimbingan dan latihan
yang dilakukan menyatu dengan proses pembelajaran atau tatap muka di kelas,

b. Bimbingan dan latihan pada kegiatan intrakurikuler

 Bimbingan kegiatan intrakurikuler terdiri dari remedial dan pengayaan pada mata
pelajaran yang diampu guru.

 Kegiatan remedial merupakan kegiatan bimbingan dan latihan kepada peserta didik
yang belum menguasai kompetensi yang harus dicapai,

 Kegiatan pengayaan merupakan kegiatan bimbingan dan latihan kepada peserta


didik yang telah mencapai kompetensi,

 Pelaksanaan bimbingan dan latihan intrakurikuler dilakukan dalam kelas pada


jadwal khusus, disesuaikan kebutuhan, tidak harus dilaksanakan dengan jadwal
tetap setiap minggu,
 Beban kerja intrakurikuler sudah masuk dalam beban kerja tatap muka.

c. Bimbingan dan latihan dalam kegiatan ekstrakurikuler.

 Ekstrakurikuler bersifat pilihan dan wajib diikuti peserta didik,

 Dapat disetarakan dengan mata pelajaran wajib lainnya,

 Pelaksanaan ekstrakurikuler dilakukan dalam kelas dan atau ruang/tempat lain


sesuai jadwal mingguan yang telah ditentukan dan biasanya dilakukan pada sore
hari,

 Jenis kegiatan ekstrakurikuler 

Antara lain adalah.


- Pramuka
- Olimpiade/Lomba Kompetensi Siswa
- Olahraga - Kesenian - Karya Ilmiah Remaja
- Kerohanian - Paskibra
- Pecinta Alam
- PMR
- Jurnalistik/Fotografi
- UKS
- dan sebagainya

 Kegiatan ekstrakurikuler dapat disebut sebagai kegiatan tatap muka

BAB IV

MONITORING DAN EVALUASI

A. Monitoring
B. Evaluasi
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan
Pemenuhan kewajiban mengajar paling sedikit 24 jam tatap muka dalam 1 (satu)
minggu merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang guru sesuai
ketentuan. Keberhasilan pemenuhan beban kerja guru sesuai dengan ketentuan
sangat bergantung pada pemahaman, kesadaran, keterlibatan dan upaya sungguh-
sungguh dari segenap unsur yang terkait. Pemenuhan beban kerja guru juga
merupakan cermin keberhasilan rencana pengembangan sekolah. Pelaksanaan
pemenuhan beban kerja guru ini akan mendukung tercapainya guru profesional
yang mampu menghasilkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif secara
adil, bermutu, dan relevan untuk kebutuhan masyarakat Indonesia dan global.
Pemenuhan kewajiban mengajar selama 24 jam tatap muka per minggu
merupakan sebuah konsekuensi yang harus dilakukan oleh seorang guru untuk
memperoleh tunjangan guru. Pemenuhan kewajiban 24 jam juga bisa merupakan
solusi dari pemerataan guru.
Langkah ini juga dilakukan sebagai upaya agar tidak terjadi ketimpangan
jam mengajar antara guru di sekolah yang satu dan sekolah yang lain. Di samping
itu untuk mengantisipasi tidak optimalnya pemberdayaan guru, maka diperlukan
perhitungan dan pemetaan guru di setiap kabupaten/kota dengan lebih baik.
Program mutasi bagi guru-guru di semua sekolah yang ada di dalam satu
Kabupaten/Kota sudah seharusnya dilakukan, karena dapat menjadi salah satu
solusi pemenuhan beban kerja guru dan menumpuknya guru di sekolah
perkotaan. Sekolah yang kekurangan guru akan mendapat tambahan guru dari
sekolah lain.
Begitu pun sekolah yang kelebihan guru, nanti akan dilihat guru mata
pelajaran mana saja yang kira-kira bisa dikurangi untuk dipindahkan ke sekolah
yang kekurangan. Guru-guru yang menjelang pensiun dalam jangka dua atau tiga
tahun ke depan perlu mendapat perhatian, karena jika di satu sekolah ada guru
yang pensiun, maka akan ada guru yang dirotasi karena akan menggantikan guru
yang pensiun.
Berhasilnya implementasi pemenuhan beban kerja guru sangat bergantung
pada pemahaman, kesadaran, keterlibatan dan upaya sungguh-sungguh dari
segenap unsur yang terkait, serta dukungan pemerintah dan masyarakat.
Keberhasilan pelaksanaan pemenuhan beban kerja guru juga menjadi harapan
nyata bagi pembangunan pendidikan, pembangunan guru profesional yang
mampu menghasilkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif secara adil,
bermutu, dan relevan untuk kebutuhan masyarakat Indonesia dan global.
Penyebaran guru yang tidak merata menimbulkan terjadinya
pendayagunaan guru yang tidak efisien di beberapa tempat. Guru yang tidak
dapat memenuhi kewajiban mengajar 24 jam tatap muka per minggu disarankan
untuk mutasi/pindah ke sekolah lain yang kekurangan guru. Pengaturan tentang
pemindahan guru mengikuti kebijakan masing-masing pemerintah daerah melalui
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat.

B.Saran

Efektivitas penggunaan program pemenuhan beban kerja guru dan


kepala sekolah ini sangat tergantung kepada pemahaman, kesadaran,
keterlibatan dan upaya sungguh-sungguh dari segenap unsur yang terkait. Oleh
karena itu diharapkan dengan adanya Pedoman PelaksanaanPemenuhan Beban
Kerja Pengawas Madrasah ini,dapat dijadikan acuan kerja oleh para pengawas
di Kabupaten/Kota untuk meningkatkan kualitas pelayanan supervisi Madrasah

Anda mungkin juga menyukai