Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN (KONSEP KDM)

KEBUTUHAN NUTRISI

Di RS. Baladhika Husada Jember

Oleh:

Ingka Fristi Ayu

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Nama mahasiswa : Ingka Fristi Ayu


Kasus laporan pendahuluan : Kebutuhan Nutrisi
Ruang praktik : Ruang Melati
Rumah sakit/lahan praktik : RS. Tk. III Baladhika Husada Jember

Pembimbing Akademik, Pembimbing Ruangan,

(Akhmad Efrizal Amrullah, S.Kep., Ns., M.Kep) (Ns. Mifta Mirtha N.A., S.Kep)
NIDN. 0719128102 NIS. 05 16 02 91 15 208
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN NUTRISI

A.1 Pengertian
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan
oleh tubuhyang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam
Aktivitas tubuh (Nurarif, 2015). Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain
yang berhubungan dengan kesehatandan penyakit, termasuk keseluruhan
proses dalam tubuh manusia untuk menerimamakanan atau bahan-bahan
dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi
dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain
yangterkandung, aksi, reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan
kesehatan danpenyakit (Rahayu, 2015). Nutrisi atau gizi adalah substansi
organik yang dibutuhkan organisme untukfungsi normal dari sistem
tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisidigunakan untuk
makanan sebagai pembentuk energi, dimana setiap jaringan dalamtubuh
bekerja dengan baik (Calorin, 2013).

A.2 Etiologi
a. Fisiologi
a) Intake nutrisi
b) Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
c) Pengetahuan
d) Gangguan menelan
e) Anoreksia
f) Nausea dan vomitu
g) Intake kalori dan lemak berlebih
b. Kemampuan mencerna nutrisi
a) Hambatan mencerna makanan
b) Malabsorbsi nutrisi
c) Diabetes
c. Kebutuhan metabolisme
a) Pertumbuhan
b) Stress
c) Kanker
d. Gaya hidup
a) Kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan pada usia menginjak 1
tahun
b) Kebiasan makanan lansia untuk menghindari penyakit
e. Jenis kelamin
Metabolisme laki-laki lebih besar daripada perempuan, maka asupan
makanan juga harus disesuaikan
f. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik akan meningkatkan status nutrisi
g. Ekonomi
Ekonomi dapat menimicu status nutrisi akibat asupan yang dimakan
h. Alkohol dan obat
Pengguna alkohol dan obat lebih banyak membutuhkan nutrisi bagi
tubuh

A.3 Klasifikasi
Bahan makanan sebagai sumber energi, dalam nutrisi terdapat 4 jenis
nutrien utama, yaitu:
a. Makronutrien (karbohidrat, protein, lipid) : menyuplai energi bagitubuh
a) Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Asupan : 60 - 75% dr
total kalori, dalam karbohidrat terdapat : Monosakarida, disakarida,
polisakarida.
b) Protein Fungsi utaman protein yaitu untuk pertumbuhan,
pemeliharaan dan perbaikan jaringan tubuh. Asupan protein sekitar
10-15%.
c) Lemak(Lipid) merupakan sumber energi paling besar. Asupan lemak
sekitar 10-25%.
b. Mineral
Mineral, yang terpenting bagi tubuh yaitu : calsium / kapus, fosfor, besi,
flour, yodium.
c. Vitamin
Vitamin adalah zat organik sebagai pelengkap makanan yang diperlukan
tubuh untuk melancarkan metabolisme tubuh dan tidak berfungsi
sebagai energi. Vitamin dibagi menajdi 2 yaitu vitamin larut dalam air
(vitamin C, B) dan vitamin larut dalam lemak (vitamin A, D, E, K)
d. Air
Air menyusun 60-70% dr seluruh BB .Sumber : konsumsi cairan, buah-
buahan segar, sayuran, dan air yang diproduksi selama oksidasi
makanan. Pada orang sehat : intake cairan = output melalui eliminasi,
respirasi, dan berkeringat

A.4 Patofisiologi
Tubuh merupakan bahan bkar untuk menyediakan energi unuk fungsi
organ dan pergerakan badan serta untuk perbaikan sel. Metabolisme
mengacu pada proses biokimia dalam tubuh. Proses metabolic dapat
menjadi anabolic (membangun) atau katabolic (merusak)
a. Pemasukan energi merupakan bahan bakar untuk menyediakan energi
selama oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber utama energi
manusia.
b. Pengeluaran energi merupakan energi yang digunakan oleh tubuh untuk
mensupport jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh.
c. Basal metablisme rate (BMR) adalah energi yang digunakan tubuh saat
istirahat sperti pergerakan jantung dan pernafasan.
A.5 Pathway
A.6 Manifestasi Klinis
Beberapa hal yang penyebab terjadinya pada kebutuhan nutrisi,
diantaranya:
a. Asupan nutrisi
b. Gangguan menelan dan mengolah makanan
c. Mual dan muntah
d. Perasaan tidak nyaman setelah makan

Tanda dan gejala dan tanda subyektif dari pasien, antara lain:

a. Mual
b. Lemas
c. Lesu

Sedangkan tanda tujuan yang muncul, antara lain:

a. Kulit pucat
b. Konjungtiva anemis
c. Bibir kering
d. Rambut kering dan rontok

A.7 Pemeriksaan Penunjang


a. Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum,
hemoglobin, glukosa, elektrolit, dan lain-lain.
b. Pemeriksaan antropometris (Berat badan dan tinggi badan).

A.8 Diagnosa Banding


a. Defisit nutrisi
Pengertian : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme
Gejala dan tanda mayor:
Subjektif : - tidak tersedia
Objektif : - berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
Gejala dan tanda minor:
Subjektif:
- Cepat kenyang setelah makan
- Kram/nyeri abdomen
- Nafsu makan menurun

Objektif :

- Bising usus hiperaktif


- Otot mengunyah lemah
- Otot menelan lemah
- Membran mukosa pucat
- Sariawan
- Serum albumin tuun
- Rambut rontok berlebihan
- Diare
b. Kesiapan peningkatan nutrisi
Pengertian : pola asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme dan dapat ditingkatkan
Gejala dan tanda mayor:
Subjektif :
- Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan nutrisi
Objektif :
- Makan teratur dan adekuat
Gejala dan tanda minor:
Subjektif :
- Mengekspresikan pengetahuan tentang pilihan makanan dan
cairan yang sehat
- Mengikuti standar asupan nutrisi
Objektif :
- Penyiapan dan penyimpanan makanan dan minuman yang
aman
- Sikap terhadap makanan dan minuman sesuai dengan tujuan
kesehatan
c. Risiko defisit nutrisi
Pengertian : berisiko mengalami asupan nutrisi tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme
Faktor risiko :
- Ketidakmampuan menelan
- Ketidakmampuan mencerna makanan
- Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
- Peningkatan kebutuhan metabolisme
- Faktor ekonomi
- Faktor psikologi

A.9 Penatalaksanaan
a. Kerjasama dengan ahli gizi
b. Monitor nutrisi
c. Meningkatkan intake
d. Meningkatkan protein dan vitamin
e. Hindarai terapi yang tidak meneyenangkan atau tidak nyaman saat
sebelum dan sesudah makan
f. Kurangi stress psikologi
g. Untuk medis dengan nutrisi enteral dan parenteral

A.10 Komplikasi
a. Mual muntah
b. Diare
c. Obesitas
d. Konstipasi
e. Hipoglikemia
f. Hiperglikemia
g. Dehidrasi
h. Malnutrisi
A.11 Proses Keperawatan
A.11.1 Pengkajian
A. Antropometri
a. Menghitung BB Ideal (TB-100) x 10%
b. Indeks masa tubuh (Indeks Body Weight (IBW)), cara lain
menunjukkan BBI (ditetapkan oleh DEPKES RI) BB (kg)/TB2
(m)

IMT STATUS GIZI KATEGORI


<17,0 Gizi kurang Sangat kurus
17,0-18,5 Gizi kurang Kurus
18,5-25,0 Gizi baik Normal
25,0-27,0 Gizi lebih Gemuk
>27,0 Gizi lebih Sangat gemuk
B. Biochemical Data
Pemeriksaan Laboratorium, Meliputi : Darah Lengkap
a. Hemoglobin ( Hb ) : 2 mg/dl
b. Hematokrit ( Ht ) : 36 – 46 %
c. Leukosit : 4.500 – 10.000
d. Albumin : 4 – 5,0 g/dl
C. Clinical sign

Bagian Kemungkinan
No Tanda klinik
tubuh kekurangan
1 Rambut Kekuningan, kekurangan Protein
pigmen dan kusut
2 Mata Photobia, rabun senja Riboflavin, vitamin A
3 Kulit Deatitis, dermatosis pada bayi, Niasin, riboflavin, biotin
petechial hemorrhage, eksema lemak, asam askorbat
4 Mulut Stomatitis, glossitis Riboflavin nasin, asam
folik, vitamin B12, zat
besi
5 Gigi Karies Flour
6 Tulang Reketsia Vitamin D

D. Dietary histori
a) Riwayat Dahulu, meliputi : minimal 5 hari
 Pola makan
 Intake cairan
 Penggunaan vitamin
 Masalah yang berhubungan dengan diet
 Diet yg tdk adekuat
 Makanan yang menimbulkan alergi
b) Riwayat Sekarang, meliputi :
 Kesulitan mengunyah / menelan
 Intake makanan yang tidak adekuat
 Pengaturan makanan yang tidak adekuat
 Riwayat medik
- Overweight
- Underweight
- Baru mengalami sakit berat
- Baru mengalami pembedahan besar / pd GI tract
- Diabetes Melitus
A.11.2 Diagnosa Keperawatan
a. Risiko defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
menelan makanan (D.0032)
A.11.3 Perencanaan

SDKI SLKI SIKI


Risiko defisit Nutrisi Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1. Manajemen nutrisi (I.03119)
berhubungan dengan 4x24 jam diharapkan status nutrisi meningkat O:
ketidakmampuan menelan Status nutrisi (L.03030) - Identifikasi status nutrisi
makanan (D.0032) Indikator SA ST - Monitor berat badan
Kekuatan otot menelan 2 4
Pengetahuan pilihan makanan yang 2 4 T:
sehat
Pengetahuan pilihan minuman yang 2 4 - Fasilitasi mennetukan pedoman diet
sehat E:
Berat badan 2 4
Indeks masa tubuh 2 4 - Ajarkan diet yang diprogramkan
Frekuensi makan 2 4
Nafsu makan 2 4 2. Edukasi berat badan efektif (I.12365)
O:
- Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi
T:
- Sediakan materi
E:
- Jelaskan hubungan asupan makanan
dengan berat badan
- Ajarkan cara mengelola berat badan
secara efektif
3. Edukasi diet (I.12369)
O:
- Identifikasi kemampuan menerima
informasi
- Identifikasi persepsi pasien dan
keluarga terhadap diet
T:
- Siapkan materi
E:
- Jelaskan tujuan kepatuhan diet
terhadap kesehatan
- Informasikan makanan yang
diperbolehkan dan dilarang
- Informasikan interaksi obat dan
makanan
- Anjurkan melakukan olahraga
sesuai toleransi
- Rekomendasikan resep makanan
sesuai dengan diet yang dianjurkan
4. Edukasi nutrisi (I.12395)
O:
- Periksa status program diet
- Identifikasi kemampuan dan waktu
yang tepat menerima informasi
T:
- Siapkan materi
E:
- Jelaskan pada pasien dan keluarga
jenis maknan yang dibutuhkan
- Ajarkan pasien dan keluarga
memantau kekurangan nutrisi
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif.AH dan Kusuma.H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan


diagnosa medis dan Nanda Nic-Noc. Yogya:pengobatan Rahayu
S.,Harnanto,AM. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia II. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesi
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
(Edisi ke-1). Jakarta: Dewan Pengurusu Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(Edisi ke-1). Jakarta: Dewan Pengurusu Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(Edisi ke-1). Jakarta: Dewan Pengurusu Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai