PDF Askep Ibu Hamil Dengan Hipertensi - Compress PDF
PDF Askep Ibu Hamil Dengan Hipertensi - Compress PDF
KEPERAWATAN MATERNITAS 1
Disusun Oleh :
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji
Puji serta
serta syuk
syukur
ur ka
kami
mi pa
panj
njat
atka
kan
n ke
keha
hadi
dira
ratt Al
Alla
lah
h Swt.
Swt. ya
yang
ng te
tela
lah
h
meli
melimp
mpah
ahka
kan
n ra
rahm
hmat
at,, karu
karuni
niaa dan
dan hida
hidaya
yah-
h-Ny
Nyaa se
sehi
hing
ngga
ga ka
kami
mi da
dapa
patt
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belakang
Hipertensi ialah tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. Tekanan darah sistolik ≥
30 mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolic ≥ 15mmHg. Hipertensi terbagi
dalam beberapa klasifikasi yaitu: Hipertensikronik, Hipertensi kronik dengan
superimposed preeklamsia, Preeklamsia-eklamsia, dan Hipertensi gestasional.
Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa
disertai proteuinuria serta akan menghilang setelah 3 bulan pasca persalinan
atau kehamilan dengan tanda-tanda preeklamsia namun tanpa disertai adanya
prouteinuria.
Hipertensi
Hipertensi gestasional
gestasional juga disebut
disebut sebagai
sebagai transient
transient hypertensio
hypertension.Bi
n.Bila
la
hipertensi tidak diawasi dengan baik maka akan beresiko terjadinya solusio
plasenta dan superimposed preeklamsia sedangkan pada janin beresiko terjadi
pertumbuhan janin terhambat dan peningkatan
peningkatan persalinan preterm.
1.2 Tujua
Tujuan
n
Untuk mengetahui :
1. Penger
Pengertia
tian
n hiperte
hipertensi
nsi pada
pada keha
kehamil
milan
an
2. Etio
Etiolo
logi
gi hipe
hipert
rten
ensi
si
3. Mani
Manife
fest
stas
asii klin
klinis
is
4. Pa
Pato
tofi
fisi
siol
olog
ogii
5. Pathway
6. Peme
Pemeri
riks
ksaa
aan
n pen
penun
unja
jang
ng
7. Pe
Pena
nata
tala
laks
ksan
anaa
aan
n
8. Asuhan keperawatan
keperawatan pasien dengan
dengan hiperte
hipertensi
nsi kehami
kehamilan
lan
BAB II
TINJAUAN TEORI ( KONSEP ASKEP )
2.1 Penger
Pengertia
tian
n
dari seluruh kehamilan dan salah satu dari 3 penyebab kematian ibu selain
infeksi dan pendarahan.
2.2 Etiolo
Etiologi
gi
Peny
Penyeb
ebab
ab hipe
hiperte
rtens
nsii pa
pada
da sebag
sebagia
ian
n be
besa
sarr ka
kasu
sus,
s, tida
tidak
k di
dike
keta
tahu
huii
sehingga disebut hipertensi esensial. Namun demikian, pada sebagian kecil
kasus hipertensi merupakan akibat sekunder proses penyakit lainnya, seperti
ginjal; defek adrenal; komplikasi terapi obat.
Penyebab hipertensi dalam kehamilan adalah:
1) Hipertensi
Hipertensi esensial:
esensial: penyakit
penyakit hipertensi
hipertensi yang
yang disebabk
disebabkan
an oleh faktor
faktor
herediter, faktor emosi (Stress) dan lingkungan (pola hidup).
2) Peny
Penyak
akit
it Gi
Ginj
njal
al:: Peny
Penyak
akit
it ginj
ginjal
al da
dan
n ge
geja
jala
la hi
hipe
perte
rtens
nsii da
dan
n da
dapa
patt
dijumpai pada wanita hamil adalah :
a) Gl
Glom
omer
erul
ulon
onef
efri
riti
tiss akut
akut dan
dan kro
kroni
nik
k
b) Plelenofritus akut dan kronik (Sinopsis
(Sinopsis Obstruksi, 1989)
2.3 Manifestasi
Manifestasi klinis
klinis
Manifestasi klinis untuk Hipertensi ringan dalam kehamilan antara lain :
1. Tekanan
Tekanan darah diastolik
diastolik < 100
100 mmHg
mmHg
2. Pro
Protei
teinur
nuria
ia samar
samar sampai
sampai +1
3. Peningkata
Peningkatan
n enzim
enzim hati
hati minima
minimall
Manifestasi klinis untuk Hipertensi berat dalam kehamilan antara lain:
1. Tekanan
Tekanan darah diastol
diastolik
ik 110 mmHg
mmHg atau lebih
lebih
2. Proteinuria
Proteinuria + 2 persisten
persisten atau lebih
lebih
3. Nyer
Nyerii kep
kepala
ala
4. Gan
Ganggu
gguan
an pengli
penglihat
hatan
an
5. Nye
Nyeri
ri abd
abdome
omen
n atas
atas
6. Ol
Olig
igur
uria
ia
7. Kejang
8. Kre
Kreati
atinin
nin meni
meningk
ngkat
at
9. Tro
Trombo
mbosito
sitopen
penia
ia
10. Peningkatan enzim hati
11. Per
erttumbuhan ja
janin te
terhambat
12. Edema paru
Gejala
Gejala yang
yang muncul
muncul pada
pada ibu hamil
hamil yang
yang mengal
mengalami
ami hipert
hipertensi
ensi
harus diwaspadai biasanya gejalanya itu berupa : Nyeri kepala saat terjaga,
kadang
kadang-kad
-kadang
ang diserta
disertaii mual,
mual, muntah
muntah akibat
akibat pening
peningkat
katan
an intrak
intrakran
ranium
ium,,
penglihatan kabur, ayunan langkah yang tidak mantap, nokturia oedema
dependen, dan pembengkakan.
2.4 Patofisiolo
Patofisiologi
gi
Vasospasme adalah dasar patofisiologi hipertensi. Konsep ini yang
pertama kali dianjurkan oleh volhard (1918), didasarkan pada pengamatan
langsung pembulh-pembuluh darah halus dibawah kuku, fundus okuli dan
konjun
konjungti
gtiva
va bulbar
bulbar,, serta
serta dapat
dapat diperk
diperkira
irakan
kan dari
dari peruba
perubahan
han-per
-peruba
ubahan
han
histologis yang tampak di berbagai organ yang terkena. Konstriksi vaskular
meny
menyeb
ebab
abka
kan
n resis
resisten
tensi
si terh
terhad
adap
ap alir
aliran
an da
dara
rah
h da
dan
n menj
menjad
adii pe
peny
nyeb
ebab
ab
hipe
hipert
rten
ensi
si ar
arte
teri
rial.
al. Besar
Besar ke
kemu
mung
ngki
kina
nan
n ba
bahw
hwaa va
vaso
sosp
spasm
asmee itu
itu se
send
ndir
irii
menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah.
Selain
Selain itu,
itu, angiot
angiotens
ensin
in II menyeb
menyebabk
abkan
an sel endote
endotell berkon
berkonstra
straksi
ksi..
Perubahan-perubahan ini mungkin
mungkin menyebabkan kerusakan sel endotel
endotel dan
keboco
kebocoran
ran di celah
celah antara
antara sel-sel
sel-sel endote
endotel.
l. Keboco
Kebocoran
ran ini menyeb
menyebabk
abkan
an
ko
kons
nsti
titu
tuen
en da
darah
rah,, term
termasu
asuk
k tr
trom
ombo
bosit
sit da
dan
n fibr
fibrin
inog
ogen
en,, meng
mengen
enda
dap
p di
subendotel
subendotel.. Perubahan-p
Perubahan-perubah
erubahan
an vaskular
vaskular ini, bersama
bersama dengan
dengan hipoksia
hipoksia
jaringan di sekitarnya, diperkirakan menyebabkan perdarahan, nekrosis, dan
kerusakan organ lain yang kadang-kadang dijumpai dalam hipertensi yang
berat.
2.5 Pathwa
Pathway
y
Facor emosi (Sress) dan
lingkungan (pola hidup)
Peningkaan
Konsriksi angiosensin II
vaskuler
Konraksisel
Reensi aliran endoel
darah
Pengendapan
konstuen darah
TD meningka
Transpor darah ke Kerusakan & kebocoran Pembuluh darah oak Pembengkakan epiel
paru menurun sel endoel pecah endoel glomerulus
2.6 Pemeriksaan
Pemeriksaan Penunjan
Penunjang
g
Pemerik
Pemeriksaan
saan yang
yang perlu
perlu dilaku
dilakukan
kan dalam
dalam kasus
kasus hiperte
hipertensi
nsi sebaga
sebagaii
komplikasi kehamilan adalah proteinuria, untuk diagnosis dini preeklampsi
+3 = 1 – 3 g/L
+4 = > 3 g/L.
Prevalensi kasus preeklampsi berat terjadi 95% pada hasil pemeriksaan
+1 dipstick, 36% pada +2 dan +3 dipstick (Prasetyo R, 2006).
2.7 Penatalaksan
Penatalaksanaan
aan
1) Deteks
Deteksii Prenat
Prenatal
al Dini: Waktu pemeri
pemeriksaa
ksaan
n pranat
pranatal
al dijadw
dijadwalk
alkan
an setiap
setiap 4
minggu sampai usia kehamilan 28 minggu, kemudian setiap 2 minggu
hingga usia kehamilan 36 minggu, setelah itu setiap minggu.
2) Penatal
Penatalaks
aksana
anaan
an Di Rumah
Rumah Sakit
Sakit:: Eva
Evalua
luasi
si sistema
sistematik
tik yang
yang dilak
dilakuka
ukan
n
mencakup:
a. Pemeri
Pemeriksaan
ksaan terinci
terinci diikuti
diikuti oleh pemantauan
pemantauan setiap
setiap hari untuk mencari
mencari
temuan-temuan klinis seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri
epigastrium, dan pertambahan berat yang pesat
b. Berat badan saat masuk
c. Anali
Analisis
sis untuk proteinu
proteinuria
ria saat masuk dan kemudian
kemudian paling
paling tidak setiap
2 hari
d. Pen
Penguk
gukura
uran
n tekana
tekanan
n darah
darah dalam
dalam po
posisi
sisi duduk
duduk setiap
setiap 4 jam kecuali
kecuali
e. Pen
Penguk
gukura
uran
n kreati
kreatinin
nin plasma
plasma atau
atau serum,
serum, gemato
gematokri
krit,
t, trombo
trombosit,
sit, dan
enzim hati dalam serum, dan frekuensi yang ditentukan oleh keparahan
hipertensi
f. Eva
Evalua
luasi
si terhadap
terhadap ukuran
ukuran janin dan volume
volume cairan amnion
amnion baik secara
secara
klinis maupun USG
g. Ter
Termin
minasi
asi kehami
kehamilan
lan:: Pada
Pada hiperte
hipertensi
nsi sedang atau berat yang
yang tidak
tidak
membaik setelah rawat inap biasanya dianjurkan pelahiran janin demi
kesejahteraan
kesejahteraan ibu dan janin.
janin. Persalinan
Persalinan sebaiknya
sebaiknya diinduksi
diinduksi dengan
oksitosin intravena. Apabila tampaknya induksi persalinan hampir pasti
gagal
gagal atau upaya
upaya induks
induksii gagal,
gagal, diind
diindika
ikasik
sikan
an seksio
seksio sesaria
sesaria untuk
untuk
kasus-kasus yang lebih parah.
3) Terapi
Terapi Obat Antihipe
Antihipertensi:
rtensi: Pemakaian
Pemakaian obat
obat antihiperten
antihipertensi
si sebagai
sebagai upaya
memper
memperlam
lamaa kehami
kehamilan
lan atau
atau memod
memodifik
ifikasi
asi progno
prognosis
sis perina
perinatal
tal pada
pada
kehamilan
kehamilan dengan penyulit
penyulit hipertensi dalam berbagai
berbagai tipe dan keparahan
keparahan
telah lama menjadi perhatian.
4) Penund
Penundaan
aan Pelahiran
Pelahiran Pada Hipertens
Hipertensii Berat:
Berat: Wanita dengan
dengan hiperet
hiperetens
ensii
berat biasanya harus segera menjalani pelahiran. Pada tahun-tahun
terakhir,
terakhir, berbagai
berbagai penelitian
penelitian diseluruh
diseluruh dunia menganjurk
menganjurkan
an pendekatan
pendekatan
yang berbeda dalam penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi berat yang
jauh dari aterm. Pendekatan ini menganjurkan penatalaksanaan konservatif
atau
atau “menun
“menunggu
ggu”” terhada
terhadap
p kelomp
kelompok
ok tertent
tertentu
u wanita
wanita dengan
dengan tujuan
tujuan
memperbaiki prognosis janin tanpa mengurangi keselamatan ibu.
2.8 Pengka
Pengkajia
jian
n
A. Peng
Pengum
umpu
pula
lan
n Data
1. Id
Iden
enti
tita
tass pas
pasie
ien
n
Pada wanita hamil berusia kurang dari 25 tahun insiden lebih tiga kali
lipat.
lipat. Pada wanita hami
hamill berusi
berusiaa lebih
lebih dari
dari 35 tahun dapat
dapat terjadi
terjadi
hipertensi laten.
2. Kelu
Keluh
han utam
utamaa
Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan berupa
se
sepe
pert
rtii sa
saki
kitt kepa
kepala
la te
teru
ruta
tama
ma ar
area
ea ku
kudu
duk
k ba
bahk
hkan
an mata
mata da
dapa
patt
B. Pen
Pengka
gkajian
jian Sistem
Sistem Tubu
Tubuh
h
1. B1 (B
(Bre
reat
ath
hin
ing
g)
Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis aktifitas, batuk dengan atau
tanpa sputum, riwayat merokok, penggunaan obat bantu pernafasan,
bunyi nafas tambahan, sianosis.
2. B2 (Blood)
Ganggu
Gangguan
an fungsi
fungsi kardio
kardiovas
vaskul
kular
ar pada
pada dasarn
dasarnya
ya berkai
berkaitan
tan dengan
dengan
meningkatn
meningkatnya
ya afterload jantung
jantung akibat hipertensi.
hipertensi. Selain itu terdapat
terdapat
perubahan hemodinamik, perubahan volume darah berupa
hemokonsentrasi. Pembekuan darah terganggu waktu trombin menjadi
memanjang.
memanjang. Yang paling
paling khas adalah trombosito
trombositopenia
penia dan gangguan
gangguan
faktor
faktor pembek
pembekuan
uan lai
lain
n sepert
sepertii menuru
menurunny
nnyaa kadar
kadar antitr
antitromb
ombin
in III.
Sirkulasi meliputi adanya riwayat hipertensi, penyakit jantung coroner,
episodepalp
episodepalpitasi,
itasi, kenaikan
kenaikan tekanan
tekanan darah, takhicardi,
takhicardi, kadang
kadang bunyi
bunyi
jantung terdengar S2 pada dasar , S3 dan S4, kenaikan TD, nadi
denyu
denyutan
tan jelas
jelas dari
dari karoti
karotis,
s, jugula
jugularis
ris,, radiali
radialis,
s, takika
takikardi
rdi,, murmur
murmur
stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu
dingin.
3. B3 (Brain)
Lesi
Lesi in
inii se
seri
ring
ng kare
karena
na peca
pecahn
hnya
ya pe
pemb
mbul
uluh
uh da
dara
rah
h ot
otak
ak ak
akib
ibat
at
hipertensi. Kelainan radiologis otak dapat diperlihatkan dengan CT-
Sc
Scan
an atau
atau MRI.
MRI. Ot
Otak
ak dapa
dapatt meng
mengal
alam
amii ed
edem
emaa va
vaso
soge
geni
nik
k da
dan
n
hipoperfusi.
hipoperfusi. Pemeriksaan EEG juga memperlihatkan
memperlihatkan adanya
adanya kelainan
kelainan
EEG terutama setelah kejang yang dapat bertahan dalam jangka waktu
semingg
seminggu.I
u.Inte
ntegri
gritas
tas ego melipu
meliputi
ti cemas,
cemas, depresi
depresi,, euphor
euphoria,
ia, mudah
mudah
marah, otot muka tegang, gelisah, pernafasan menghela, peningkatan
pola bicara. Neurosensori meliputi keluhan kepala pusing, berdenyut ,
sakitt kepala
saki kepala sub oksip
oksipita
ital,
l, kelema
kelemahan
han pada
pada salah
salah satu
satu sisi tubuh,
tubuh,
gangguan penglihatan (diplopia, pandangan kabur), epitaksis, kenaikan
terkanan pada pembuluh darah cerebral.
4. B4 (B
(Bladder)
Riwayat penyakit ginjal dan diabetes mellitus, riwayat penggunaan
obatt diuret
oba diuretic
ic juga
juga perlu
perlu dikaji
dikaji.. Sep
Seperti
erti pada
pada glomer
glomerulo
ulopat
patii lainny
lainnyaa
terdapat
terdapat peningkata
peningkatan
n permeabilita
permeabilitass terhadap
terhadap sebagian
sebagian besar protein
dengan berat molekul tinggi. Sebagian besar penelitian biopsy ginjal
menunjukkan pembengkakan endotel
endotel kapiler glomerulus
glomerulus yang disebut
en
endo
dote
teli
lios
osis
is ka
kapi
pile
lerr glom
glomer
erul
ulus
us.. Nekr
Nekros
osis
is he
hemo
mora
ragi
gik
k pe
peri
ripo
port
rtaa
diba
dibagi
gian
an pe
peri
rifer
fer lo
lobu
bulu
luss he
hepa
parr ke
kemu
mung
ngki
kina
nan
n be
besar
sar meru
merupa
paka
kan
n
penyebab meningkatnya kadar enzim hati dalam serum.
5. B5 (Bowel)
Makan
Makanan
an/ca
/caira
iran
n meli
melipu
puti
ti maka
makana
nan
n ya
yang
ng di
disu
suka
kaii te
teru
ruta
tama
ma ya
yang
ng
mengandung tinggi
tinggi garam, protein, tinggi lemak,
lemak, dan kolesterol, mual,
mual,
muntah, perubahan berat badan, adanya edema.
6. B6 (B
(Bone)
Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang timbul pada
tungkai,sak
tungkai,sakit
it kepala
kepala sub oksipital
oksipital berat, nyeri abdomen,
abdomen, nyeri dada,
nyeri ulu hati. Keamanan meliputi ganggu
gangguan
an cara berjalan, parestesia,
hipotensi postural
C. Dia
Diagno
gnosa
sa keperaw
keperawatan
atan
1. Pola napas tidak efektif
efektif berhub
berhubungan
ungan dengan
dengan ditandai
ditandai dengan
dengan dispnea
dispnea
2. Ansi
Ansiet
etas
as be
berh
rhub
ubun
unga
gan
n de
deng
ngan
an ku
kuran
rang
g te
terp
rpap
apar
ar in
info
form
rmasi
asi di
dita
tand
ndai
ai
dengan merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi
3. Resiko perfusi
perfusi jaringan
jaringan tidak
tidak efektif
efektif ditanda
ditandaii dengan
dengan hipertensi
hipertensi
4. Risiko cedera pada
pada janin
janin ditandai
ditandai dengan
dengan pola makan
makan yang
yang tidak
tidak sehat
D. Inte
Interv
rven
ensi
si
dengan
dengan ditand
ditandai
ai dala
dalam
m ja
jang
ngka
ka waktu a. Moni
waktu Monito
torr pol
polaa nap
napas
as
dengan dispnea b. Monitor
2x24 jam Pola Napas bunyi napas
membaik dengan tambahan Terapeutik
kriteria: a. Posisikan semi-
a. Dysp
Dyspne
neaa menu
menuru
run
n Fowler atau fowler
b. Penggunaan otot b. Berikan minum
bantu napas hangat
menurun c. Lakukan fisioterap
apii
c. Frekuensi napas dada, jika perlu
membaik Edukasi
d. Kedala
alaman napas a. Anjurkan asupan
membaik cairan 2000 ml/hari
Kolaborasi
a. Kola
Kolabo
bora
rasi
si pemb
pember
eria
ian
n
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
2. Ansietas Setela
elah dilak
aku
ukan Reduksi Ansietas
berhubungan dengan tindak
tindakan
an keperawatan
keperawatan Observasi
kurang terpapar dala
dalam
m ja
jang
ngka
ka wakt
waktu
u a. Identifikasi saa
in
info
form
rmasi
asi ditan
ditanda
daii 2x
2x24
24 jam Ting
Tingka
katt tingkat ansietas
dengan merasa Ansi
sieetas menurun berubah
khawatir dengan dengan kriteria: b. Monitor tanda-tanda
ak
akib
ibat
at da
dari
ri ko
kond
ndis
isii a. Perilaku gelisah ansietas
yang dihadapi menurun Terapeutik
b. Perilaku tegang a. Ciptakan suasana
menurun terapeutik unutk
c. Konsentrasi menumbuhkan
membaik kepercayaan
d. Pola tidur b. Pahami situasi yang
membaik membuat ansietas
c. Gun
Gunak
akan
an pe
pen
ndek
dekat
atan
an
yang tenang dan
meyakinkan
Edukasi
a. Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
b. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
c. Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
Kolaborasi
a. Kola
Kolabo
bora
rasi
si pemb
pember
eria
ian
n
obat antiansietas, jika
perlu
3. Resiko perfusi Setela
elah dilak
aku
ukan Perawatan Sirkulasi
perifer tidak efektif tindak
tindakan
an keperawatan
keperawatan Observasi
ditandai dengan dala
dalam
m ja
jang
ngka
ka wakt
waktu
u a. Periksa sirkulasi
hipertensi 2x24
2x24 ja
jam
m Pe
Perf
rfus
usii perifer
Peri
riffer meningkat b. Identifikasi factor
dengan kriteria: risiko gangguan
a. Denyut nadi sirkulasi
perifer meningkat Terapeutik
b. Warna kulit pucat a. Hindari pemas
asaangan
menurun infus atau
c. Akra
rall me
membaik pengambilan darah di
d. Turgor kulit ar
areea ket
eteerbatasan
membaik perfusi
b. Hindari pengukuran
te
teka
kana
nan
n dara
darah
h pa
pada
da
ek
ekst
stre
remi
mita
tass de
deng
ngan
an
keterbatasan perfusi
c. Hindari penekanan
dan pemasangan
tourni
tournique
quett pada
pada area
yang cedera
Edukasi
a. Anjurkan
meng
menggu
guna
naka
kan
n ob
obat
at
penurun tekanan
darah,
darah, antiko
antikoagu
agulan
lan,,
dan penurun kolestrol
b. Anjurkan minum obat
pengontrol tekanan
darah secara teratur
4. Risiko ce
c edera pada Setela
elah dilak
aku
ukan Pencegahan Cedera
janin ditandai tindak
tindakan
an keperawatan
keperawatan Observasi
dengan
dengan pola
pola makan
makan dala
dalam
m ja
jang
ngka
ka wakt
waktu
u a. Identifikasi area
yang tidak sehat 2x
2x24
24 jam Ting
Tingka
katt lingkungan yang
Cedera menurun berpotensi
dengan kriteria: menyebabkan cedera
a. Toleransi makan b. Identifikasi obat yang
meningkat mnyebabkan cedera
b. Kejadian cedera Terapeutik
menurun a. Gunakan alas kaki
antislip
b. Diskusikan Bersama
anggota keluarga
pasien yang
mendampingi
Edukasi
a. Jelaskan alasan
intervensi pencegahan
jatuh ke pasien dan
keluarga
b. Anjurkan berganti
posisi secara perlahan
dan duduk selama
beberapa menit
sebelum berdiri
BAB III
KASUS SEMU
Ny. S (32 tahun) datang ke IGD Rs Abdul Hanid pada 25 maret 2020 pukul 16.22
dengan keluhan nyeri kepala disertai mual dan muntah, penglihatan kabur. Dari
has il TD:180/90mmHg, S:36oC, N:76x/menit.
hasil pemeriksan umum diperoleh hasil
Pemeriksaan khusus:
1. Inspeksi:
a. Terl
Terlih
ihat
at ada
ada ode
odema
ma
b. Ayunan langkah pada ibu tidak
tidak mantap
2. Palpasi
a. Leopol
Leopold
d 1 : terab
terabaa keras
keras melen
melentin
ting
g kepala
kepala
b. Leopold 2 : teraba punggung
punggung kanan, dan sebelah kiri teraba ekstermitas
c. Leopol
Leopold
d 3 : teraba
teraba bulat
bulat tidak
tidak melen
melentin
ting,
g, bokon
bokong
g
d. Leopold 4 : -
e. TFU : 26 cm
f. BBJ
BBJ : (2
(26-
6-1
12) x 155
155
: 2170 gram
3. Ausku
skultasi
a. DJJ
Tempat : punggung kanan
Frekuensi : 120x/menit
4. Perkusi
a. Refl
Reflek
ek pate
patell
llaa : +/+
+/+
A. Anal
Analis
isaa dat
dataa
No Masalah Etiologi Masalah
1. DS : Hipertensi Nyeri akut
Px mengeluh nyeri di
Kerusakan vascular
kepala
pembuluh darah
DO:
Perubahan struktur
Px terlihat meringis
TD : 180/90mmHg
Penyumbatan pembuluh
darah
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Otak
Resistensi pembuluh
darah otak meningkat
Nyeri kepala
Nyeri akut
2. DS: Vili kholiaris Nausea
Px mengeluh mual
Px mengeluh muntah Masuk sirkulasi maternal
/ perdarahan ibu
DO:
Px terlihat pucat Perubahan metabolic
meningkat
Asam lambung
meningkat
Mual/nausea
B. Diag
Diagno
nose
se Keper
Keperaw
awata
atan
n
1. Nyeri akut
akut b.d agen pencedera
pencedera fisiolog
fisiologis
is d.d mengelu
mengeluh
h nyeri di
di kepala
2. Nausea
Nausea b.d
b.d keha
kehamil
milan
an d.d
d.d mengel
mengeluh
uh mual
mual
C. Inte
Intern
rnve
vens
nsii
SDKI SLKI SIKI
Nyeri akut Setelah dilakukan Manajeme Nyeri
tind
tindak
akan
an ke
kepe
pera
rawa
wata
tan
n Observasi
dalam jangka wak
akttu 1. Identifik
fikasi lokasi,
2x24 jam tingkat
tingkat nyeri karakterisitik, durasi,
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Je
Jela
lask
skan
an memo
emoni
nito
tor
r
nyeri secara mandiri
Kolaborasi
1. Kolaboras
asii
pemberian
analgetik, jika perlu
Nausea Setelah dilakukan Manajemen Mual
tind
tindak
akan
an ke
kepe
pera
rawa
wata
tan
n Observasi
dalam jangka wak
akttu 1. Id
Iden
enti
tifi
fika
kasi
si
2x24 jam tingkat nausea pengalaman mual
menurun dengan kriteria 2. Identifikasi factor
hasil: penyebab mual
Keluhan mual menurun 3. Moni
Monito
torr mua
uall
Perasaan muntah Terapeutik
menurun 1. Kendalikan factor
Pucat membaik lingkungan
penyebab mual
2. Kurangi atau
hi
hila
lang
ngka
kan
n ke
kead
adaan
aan
penyebab mual
Edukasi
1. Anjurk
rkaan istira
rah
hat
tidur yang cukup
2. Anjurkan
penggunaan teknik
nonfarmakologis
untuk untuk
mengatasi mual
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian antiemek,
jika perlu