Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN AKHIR KELOMPOK

KKN 103 TEMATIK STUNTING

TIM PENGABDI
Dr. Rosida P. Adam, SE, M.Si

Ketua : Abdullah Lamato


Anggota : Nurain Ayudiah
Dhea Defanti
Utari Nurulita Ulluputy
Oktaviani

LEMBAGA PENELITIAN PENGABDIAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR KELOMPOK


KULIAH KERJA NYATA (KKN) TEMATIK STUNTING
ANGKATAN 103
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK TAHUN 2022/2023

DESA/KELURAHAN : UEBONE
KECAMATAN : AMPANA TETE
KABUPATEN/KOTA : TOJO UNA-UNA

OLEH:

KELOMPOK 9

Disetujui pada:

Hari Selasa Tanggal 04 April 2023

Menyetujui,

Ketua Panitia KKN Angkatan 103 Dosen Pembimbing Lapangan

Dr. Rosida P. Adam, SE, M.Si


NIP. NIP. 196208101987032001

Mengetahui,

Koordinator Pusbang PM-KKN LPPM


Universitas Tadulako

Dr. Muh. Nawawi, M.Si


NIP. 196505311990011002
JUDUL DAN ABSTRAK

Masalah anak pendek (stunting) adalah salah satu permasalahan gizi yang menjadi fokus
Pemerintah Indonesia, Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada indeks PB/U atau TB/U
dimana dalam standar antropometri penilaian status gizi anak, hasil pengukuran tersebut berada
pada ambang batas (Z-Score) <-2 SD sampai dengan -3 SD (pendek) dan <-3 SD (sangat pendek).
Stunting yang telah tejadi bila tidak diimbangi dengan catch-up growth (tumbuh kejar)
mengakibatkan menurunnya pertumbuhan, masalah stunting merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang berhubungan dengan meningkatnya risiko kesakitan, kematian dan hambatan pada
pertumbuhan baik motorik maupun mental. Melihat akan bahaya yang ditimbulkan akibat stunting,
Pemerintah Indonesia berkomitmen menangani dan menurunkan Prevalensi stunting yang dibahas
melalui rapat terbatas tentang Intervensi stunting yang di selenggarakan bersama ketua Tim Nasional
Percepatan Penaggulangan Kemiskinan pada tahun 2017, bahwa pada rapat tersebut membahas
tentang perlunya memperkuat koordinasi dan memperluas cakupan program yang dilakukan oleh
Kementerian/Lembaga (K/L) terkait, untuk memperbaiki kualitas program guna menurunkan angka
stunting disetiap wilayah yang sudah masuk kedalam desa prioritas. Dan juga untuk mengkaji
kebijakan Fokus Gerakan perbaikan gizi ditujukan kepada kelompok 1000 hari pertama kehidupan,
pada tatanan global disebut Scaling Up Nutrition (SUN).
PENDAHULUAN

Balita Pendek (Stunting) adalah status gizi yang didasarkan pada indeks PB/U
atau TB/U dimana dalam standar antropometri penilaian status gizi anak, hasil
pengukuran tersebut berada pada ambang batas (Z-Score) <-2 SD sampai dengan -3
SD (pendek/ stunted) dan <-3 SD (sangat pendek / severely stunted). Stunting adalah
masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam
waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan
gizi. Stunting dapat terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat
anak berusia dua tahun (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).
Stunting yang telah tejadi bila tidak diimbangi dengan catch-up growth
(tumbuh kejar) mengakibatkan menurunnya pertumbuhan, masalah stunting
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan meningkatnya
risiko kesakitan, kematian dan hambatan pada pertumbuhan baik motorik maupun
mental. Stunting dibentuk oleh growth faltering dan catcth up growth yang tidak
memadai yang mencerminkan ketidakmampuan untuk mencapai pertumbuhan optimal,
hal tersebut mengungkapkan bahwa kelompok balita yang lahir dengan berat badan
normal dapat mengalami stunting bila pemenuhan kebutuhan selanjutnya tidak
terpenuhi dengan baik (Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, 2017; Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).
Stunting didefinisikan sebagai kondisi status gizi balita yang memiliki panjang
atau tinggi badan yang tergolong kurang jika dibandingkan dengan umur. Pengukuran
dilakukan menggunakan standar petumbuhan anak dari WHO, yaitu dengan
interpretasi stunting jika lebih dari minus dua standar deviasi median.Balita stunting
dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat
hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Umumnya berbagai
penyebab ini berlangsung dalam jangka waktu lama (kronik).
i penyakit tidak menular, seperti diabetes, hipertensi, kanker, dan lain-lain. Stunting
patut mendapat perhatian lebih karena dapat berdampak bagi kehidupan anak sampai
tumbuh besar, terutama risiko gangguan perkembangan fisik dan kognitif apabila tidak
segera ditangani dengan baik. Dampak stunting dalam jangka pendek dapat berupa
penurunan kemampuan belajar karena kurangnya perkembangan kognitif. Sementara itu
dalam jangka panjang dapat menurunkan kualitas hidup anak saat dewasa karena
menurunnya kesempatan mendapat pendidikan, peluang kerja, dan pendapatan yang lebih
baik. Selain itu, terdapat pula risiko cenderung menjadi obesitas di kemudian hari, sehingga
meningkatkan risiko berbaga
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merupakan
Lembaga non Kementerian yang ditetapkan sebagai penanggungjawab utama dalam
program penanggulangan stunting di Indonesia. Demikian pula BKKBN Provinsi
Sulawesi Tengah dan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
(DPPKB) Provinsi Sulawesi Tengah yang menjadi penanggungjawab utama dalam
program penanggulangan stunting di Wilayah Sulawesi Tengah, dimana perlu adanya
kerja sama lintas sector terkait program tersebut. Untuk mendorong Kerjasama dan
koordinasi yang terintegritas dari semu lintas sectoral, salah satunya melalui kerjasama
dengan Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta yang ada di Sulawesi Tengah dengan
melibatkan ke dalam program percepatan penurunan stunting. Hal ini akan sejalan
dengan Visi Misi Perguruan Tinggi melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu
Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk Pendidikan dengan
cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah-tengah
masyarakat di luar kampus dan secara langsung mengidentifikasi serta menangani
masalah-masalah pembangunan yang dihadapi. KKN dilaksanakan oleh Perguruan
Tinggi dalam upaya meningkatkan isi dan bobot pendidikan bagi mahasiswa untuk
mendapatkan hal yang lebih dibandingkan dengan yang dipelajari di Perguruan Tinggi.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Stunting merupakan salah satu kegiatan
intrakurikuler wajib yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi
dengan metode pemberian pengalaman belajar dan bekerja kepada mahasiswa, dalam
kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pencepatan penurunan stunting.
Kuliah Kerja Nyata diselenggarakan berdasarkan UUD 1945 dan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang No 12
tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dan Permendikbud No. 3 tahun 2020 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi atau Undang-undang yang berkaitan langsung
dengan pendidikan dalam rangka wujud pengamalan dari unsur-unsur di dalam Tri
Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat yang merupakan proses pendewasaan dan pemandirian
manusia secara sistematis, agar siap menjalani kehidupan secara bertanggungjawab.
Menjalani kehidupan secara bertanggungjawab berarti berani mengambil keputusan
yang bijaksana sekaligus berani menanggung segala konsekuensi yang
ditimbulkannya.

KKN Tematik Stunting juga merupakan wahana penerapan dan pengembangan


ilmu dan teknologi yang dilaksanakan di luar kampus dalam waktu, mekanisme kerja,
dan persyaratan tertentu. Oleh karena itu, KKN Tematik Stunting diarahkan untuk
menjamin keterkaitan antara dunia akademik-teoritik dan dunia empirik-praktis dalam
percepatan penurunan stunting di Sulawesi Tengah. Dengan demikian akan terjadi
interaksi sinergis, saling menerima dan memberi, saling asah, asih, dan asuh antara
mahasiswa dan masyarakat.

Pelaksanaan KKN Tematik Stunting bagi mahasiswa dimaksudkan untuk


mampu mengobservasi dan mengidentifikasi masalah yang berkontribusi terhadap
kejadian stunting, menegakkan factor penyebab stunting, melakukan intervensi
pencegahan stunting yang tepat berdasarkan hasil observasi dan identifikasi masalah,
melakukan evaluasi terhadap kegiatan percepatan pencegahan stunting dan
merefleksikan hasil-hasil yang diperoleh selama kegiatan dilakukan.
METODE

Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis kegiatan penelitian yang


spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal
hingga pembuatan desain penelitian, baik tentang tujuan penelitian, subjek penelitian,
objek penelitian, sampel data, sumber data, maupun metodologinya. Sesuai dengan
namanya penelitian kuantitatif melibatkan diri pada perhitungan atau angka atau
kuantitas.

Metode penelitian kuantitatif adalah metode yang mengandalkan pengukuran


objektif dan analisis matematis (statistik) terhadap sampel data yang diperoleh melalui
kuesioner, jejak pendapat, tes, atau instrumen penelitian lainnya untuk membuktikan
atau menguji hipotesis (dugaan sementara) yang diajukan dalam penelitian.

Memperkuat pernyataan di atas, metode penelitian kuantitatif menurut


Sugiyono (2018, hlm. 14) adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme (mengandalkan empirisme) yang digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
acak (random), pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian objektif, dan
analisis data bersifat jumlah atau banyaknya (kuantitatif) atau statistik, dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Adapun pengertian filsafat positivisme ialah filsafat yang mengandalkan


empirisme atau penemuan dan pengamatan yang telah teralami (nyata) bukan sekedar
asumsi atau logika. Artinya, data berupa angka, atau tepatnya statistik menjadi penentu
nomor satu dalam penelitian kuantitatif.

Penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif berarti penelitianyang telah


memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif,terukur, rasional, dan
sistematis. Metode kuantitatif juga disebut metode discovery, karena dengan metode
ini dapat ditemukan dan dikembangkan sebagai iptek baru dengan data penelitian
berupa angka-angka dan analisis statistik. Menurut Sugiyono (2018, hlm.14)
berpendapat bahwa pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dan pengambilan
sampel secara random dengan pengumpulan data menggunakan instrumen, analisis
data bersifat statistik.

Tahap pertama merupakan perencanaan kegiatan yang akan dilakukan. Proses


perencanaan meliputi identifikasi kebutuhan, pengumpulan data pada lokasi yaitu Desa
Uebone, dan juga menentukan solusi dari kegiatan yang akan dilakukan seperti
pendataan menggunakan aplikasi EPagassi dan juga sosialisasi tentang pencegahan
stunting. Kegiatan pada tahap ini dimulai dengan koordinasi dengan aparat desa, lalu
dibantu untuk menemui ketua kader. Tahap kedua merupakan pelaksanaan kegiatan
pengabdian berupa solusi yang telah disiapkan yaitu sosialisasi kepada masyarakat
Desa Lembanato yaitu bagaimana pencegahan stunting dilakukan serta pengenalan dan
pelatihan menggunakan aplikasi E-Pagassi untuk mempercepat pendataan masyarakat
yang terindikasi stunting.
HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Seluruh aparat desa dan masyarakat desa Uebone sangat terbuka dan menerima kami
dengan sangat baik sehingga memudahkan untuk melaksanakan pengenalan dan
pelatihan menggunakan aplikasi E-Pagassi dan juga memudahkan pendataan dan
sosialisasi tentang pencegahan stunting mengingat Desa Uebone merupakan Desa
dengan jumlah stunting tertinggi yaitu mencapai sebanyak 44 anak. Pernikahan dini
dan pola hidup yang tidak sehat menjadi factor utama terjadinya stunting.
UCAPAN TERIMAKASIH
1.

Anda mungkin juga menyukai