TIM PENGABDI
Dr. Rosida P. Adam, SE, M.Si
DESA/KELURAHAN : UEBONE
KECAMATAN : AMPANA TETE
KABUPATEN/KOTA : TOJO UNA-UNA
OLEH:
KELOMPOK 9
Disetujui pada:
Menyetujui,
Mengetahui,
Masalah anak pendek (stunting) adalah salah satu permasalahan gizi yang menjadi fokus
Pemerintah Indonesia, Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada indeks PB/U atau TB/U
dimana dalam standar antropometri penilaian status gizi anak, hasil pengukuran tersebut berada
pada ambang batas (Z-Score) <-2 SD sampai dengan -3 SD (pendek) dan <-3 SD (sangat pendek).
Stunting yang telah tejadi bila tidak diimbangi dengan catch-up growth (tumbuh kejar)
mengakibatkan menurunnya pertumbuhan, masalah stunting merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang berhubungan dengan meningkatnya risiko kesakitan, kematian dan hambatan pada
pertumbuhan baik motorik maupun mental. Melihat akan bahaya yang ditimbulkan akibat stunting,
Pemerintah Indonesia berkomitmen menangani dan menurunkan Prevalensi stunting yang dibahas
melalui rapat terbatas tentang Intervensi stunting yang di selenggarakan bersama ketua Tim Nasional
Percepatan Penaggulangan Kemiskinan pada tahun 2017, bahwa pada rapat tersebut membahas
tentang perlunya memperkuat koordinasi dan memperluas cakupan program yang dilakukan oleh
Kementerian/Lembaga (K/L) terkait, untuk memperbaiki kualitas program guna menurunkan angka
stunting disetiap wilayah yang sudah masuk kedalam desa prioritas. Dan juga untuk mengkaji
kebijakan Fokus Gerakan perbaikan gizi ditujukan kepada kelompok 1000 hari pertama kehidupan,
pada tatanan global disebut Scaling Up Nutrition (SUN).
PENDAHULUAN
Balita Pendek (Stunting) adalah status gizi yang didasarkan pada indeks PB/U
atau TB/U dimana dalam standar antropometri penilaian status gizi anak, hasil
pengukuran tersebut berada pada ambang batas (Z-Score) <-2 SD sampai dengan -3
SD (pendek/ stunted) dan <-3 SD (sangat pendek / severely stunted). Stunting adalah
masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam
waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan
gizi. Stunting dapat terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat
anak berusia dua tahun (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).
Stunting yang telah tejadi bila tidak diimbangi dengan catch-up growth
(tumbuh kejar) mengakibatkan menurunnya pertumbuhan, masalah stunting
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan meningkatnya
risiko kesakitan, kematian dan hambatan pada pertumbuhan baik motorik maupun
mental. Stunting dibentuk oleh growth faltering dan catcth up growth yang tidak
memadai yang mencerminkan ketidakmampuan untuk mencapai pertumbuhan optimal,
hal tersebut mengungkapkan bahwa kelompok balita yang lahir dengan berat badan
normal dapat mengalami stunting bila pemenuhan kebutuhan selanjutnya tidak
terpenuhi dengan baik (Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, 2017; Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).
Stunting didefinisikan sebagai kondisi status gizi balita yang memiliki panjang
atau tinggi badan yang tergolong kurang jika dibandingkan dengan umur. Pengukuran
dilakukan menggunakan standar petumbuhan anak dari WHO, yaitu dengan
interpretasi stunting jika lebih dari minus dua standar deviasi median.Balita stunting
dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat
hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Umumnya berbagai
penyebab ini berlangsung dalam jangka waktu lama (kronik).
i penyakit tidak menular, seperti diabetes, hipertensi, kanker, dan lain-lain. Stunting
patut mendapat perhatian lebih karena dapat berdampak bagi kehidupan anak sampai
tumbuh besar, terutama risiko gangguan perkembangan fisik dan kognitif apabila tidak
segera ditangani dengan baik. Dampak stunting dalam jangka pendek dapat berupa
penurunan kemampuan belajar karena kurangnya perkembangan kognitif. Sementara itu
dalam jangka panjang dapat menurunkan kualitas hidup anak saat dewasa karena
menurunnya kesempatan mendapat pendidikan, peluang kerja, dan pendapatan yang lebih
baik. Selain itu, terdapat pula risiko cenderung menjadi obesitas di kemudian hari, sehingga
meningkatkan risiko berbaga
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merupakan
Lembaga non Kementerian yang ditetapkan sebagai penanggungjawab utama dalam
program penanggulangan stunting di Indonesia. Demikian pula BKKBN Provinsi
Sulawesi Tengah dan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
(DPPKB) Provinsi Sulawesi Tengah yang menjadi penanggungjawab utama dalam
program penanggulangan stunting di Wilayah Sulawesi Tengah, dimana perlu adanya
kerja sama lintas sector terkait program tersebut. Untuk mendorong Kerjasama dan
koordinasi yang terintegritas dari semu lintas sectoral, salah satunya melalui kerjasama
dengan Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta yang ada di Sulawesi Tengah dengan
melibatkan ke dalam program percepatan penurunan stunting. Hal ini akan sejalan
dengan Visi Misi Perguruan Tinggi melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu
Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk Pendidikan dengan
cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah-tengah
masyarakat di luar kampus dan secara langsung mengidentifikasi serta menangani
masalah-masalah pembangunan yang dihadapi. KKN dilaksanakan oleh Perguruan
Tinggi dalam upaya meningkatkan isi dan bobot pendidikan bagi mahasiswa untuk
mendapatkan hal yang lebih dibandingkan dengan yang dipelajari di Perguruan Tinggi.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Stunting merupakan salah satu kegiatan
intrakurikuler wajib yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi
dengan metode pemberian pengalaman belajar dan bekerja kepada mahasiswa, dalam
kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pencepatan penurunan stunting.
Kuliah Kerja Nyata diselenggarakan berdasarkan UUD 1945 dan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang No 12
tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dan Permendikbud No. 3 tahun 2020 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi atau Undang-undang yang berkaitan langsung
dengan pendidikan dalam rangka wujud pengamalan dari unsur-unsur di dalam Tri
Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat yang merupakan proses pendewasaan dan pemandirian
manusia secara sistematis, agar siap menjalani kehidupan secara bertanggungjawab.
Menjalani kehidupan secara bertanggungjawab berarti berani mengambil keputusan
yang bijaksana sekaligus berani menanggung segala konsekuensi yang
ditimbulkannya.