Anda di halaman 1dari 27

Disusun

oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)

Kumpulan Sonata Piano Beethoven: Menyusuri


Fantasia
1. Sekilas tentang Sonata una quasi fantasia
Mengapa Beethoven memilih
label/nama untuk Piano Sonata-nya
dengan ‘una quasi fantasia’ dalam
Bahasa Italia yang artinya ‘dalam
cara/gaya fantasi’? Beethoven sangat
terkenal dengan kemampuan
berimprovisasinya baik dalam situasi
formal maupun informal.
Kebanyakan karyanya digubah dalam
Beethoven tampil di salon Pangeran Carl Lichnowsky gaya fantasia¾ struktur yang penuh
dengan pola inventif yang bebas, gestur yang tidak terikat secara ritmik, dan “efek-
efek asing (pada masanya)” seperti progresi akor yang tidak biasa. Sebelum
Sonata-Sonata Opus 27 muncul, Beethoven dan pendahulu-pendahulunya, Mozart
dan Haydn, telah menulis fantasia-fantasia dengan satu movement dan
multisectional atau menggabungkan bagian-bagian fantasia menjadi movement-
movement sonata. Namun, sekitar tahun 1800 hingga 1801, Beethoven yang baru
menginjak usia 30 memberanikan diri untuk memperluas ide fantasia ini menjadi
sebuah struktur multimovement. Dan lahirlah Sonata Opus 27 No. 1 dan 2 yang
Beethoven beri nama ‘quasi una fantasia’ yang tidak lagi mencerminkan struktur
sonata konvensional seperti karya-karya pendahulu-pendahulunya dalam era
Klasik.
Tentu saja, Beethoven menggubah Sonata
Opus 27 No. 1 terlebih dahulu. Sonata Opus 27 No. 1
atau Piano Sonata No. 13 in E-flat Major ini
terinspirasi dari karya Mozart, yakni C minor
Fantasy, K. 475, dan didedikasikan Beethoven bagi
muridnya yang juga seorang bangsawan terhormat
pada waktu itu yang mensponsori Beethoven, Putri
Josephine Sophie von Liechtenstein. Sonata ini
sangat tidak konvensional dalam berbagai aspek.
Dari struktur sonata, karya ini terdiri dari empat
movement yang terhubung layaknya gaya fantasia.
Movement pertama merupakan struktur rondo
Putri Josephine Sophie von Liechtenstein (1776 – 1848)
dengan lima bagian dan memiliki tempo lambat di
awal, lalu diinterupsi dengan bagian tengah yang memiliki tempo cepat. Ini sangat
tidak biasa bahkan untuk karya Beethoven. Keunikan lain dari karya ini terletak
pada movement terakhir. Charles Rosen mengatakan bahwa dengan movement ini,
Beethoven memulai percobaan, dimana ia terus kembali dan mengembangkan
selama bertahun-tahun, untuk membawa pusat perhatian Sonata ini dari
movement pembuka ke bagian penutup. Movement terakhir ini memiliki tempo
cepat dan berbentuk sonata-rondo. Pada bagian coda, tema utama dari movement
pertama muncul, lalu diikuti bagian cadenza, lalu bagian akhir yang pendek
dengan tempo Presto, yang didasari dari tema utama dengan versi yang sangat
dimampatkan.
Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)

Sayangnya, meskipun memiliki aspek-aspek yang menarik dan tidak


konvensional, Sonata Opus 27 No. 1 sangat dibayang-bayangi popularitas
saudaranya, Sonata Opus 27 No. 2 atau Piano Sonata No. 14 in C# minor, atau lebih
populer dengan nama “Moonlight Sonata” atau dalam Bahasa Jerman,
“Mondscheinsonate”. Diberi nama yang sama seperti sonata sebelumnya oleh
Beethoven, Sonata quasi una fantasia, sonata ini rampung pada tahun 1801 dan
didedikasikan pada 1802 kepada muridnya, seorang istri bangsawan bernama
Giuletta Guicciardi. Sonata ini merupakan salah satu dari komposisi-komposisi
Beethoven untuk piano yang paling terkenal, dan bahkan merupakan karya favorit
bagi orang-orang pada waktu itu. Fakta yang menarik dari penamaan karya ini
adalah bahwa nama “Moonlight Sonata” tidak diberikan oleh Beethoven sendiri.
Lima tahun sesudah kematian Beethoven pada 1832, seorang kritikus musik dan
penulis Heinrich F. L. Rellstab menulis
sebuah artikel, dimana ia membandingkan
efek dari movement pertama sonata ini
seperti melihat sebuah perahu menyusuri
Danau Lucerne di bawah cahaya rembulan.
Cahaya rembulan; “moonlight”, kata ini pun
dikutip oleh penerbit karya musik pada
waktu itu untuk dijadikan judul dari sonata
karya Beethoven ini. Dalam waktu 10 tahun,
judul “Moonlight Sonata” ini digunakan
secara umum oleh penerbit di Jerman dan
Inggris. Dan pada akhir abad 19, sonata ini
dikenal dengan nama tersebut secara
universal. Meski demikian, penamaan ini
dianggap absurd dan menyesatkan persepsi
bagi sejumlah besar kritikus. Penamaan yang
Ludwig Rellstab (1799-1860) subjektif dan seakan-akan romantis ini
disebut “pendekatan yang menyesatkan untuk sebuah karya yang sebagian besar
memiliki karakter dari mars pemakaman”. Namun banyak pula kritikus yang
menyetujui penamaan yang dianggap mengharukan, penuh emosi, dan
mengintepretasikan secara tepat perasaan mereka terhadap karya ini.
Penekanan “fantasia” Beethoven di karya ini adalah pada efek hipnotis dari
movement pertama yang bertempo lambat, terdengar seperti improvisasi bebas
dari progresi harmoni dan pola-pola berulang, meski nyatanya bagian ini
menggabungkan terner (konsep tiga bagian) dan struktur sonata biasa. Lalu
movement kedua, yang dideskripsikan oleh Franz Liszt sebagai “sekuntum bunga
di antara dua lubang yang dalam”, sebuah tribute pada keanggunan Klasik dari
gaya penulisannya. Bagian trionya sangat menekankan ide ritmik yang sudah
diperkenalkan Beethoven di movement sebelumnya. Movement terakhir yang
disebut sangat rumit dan sulit ini ditulis dalam tempo Presto, dan menunjukkan
pola fantasia yang berbeda, dengan rasa keganasan yang menurut legenda dapat
membuat senar-senar piano pada masanya putus setiap bagian ini dimainkan.
Tentunya karya ini juga sangat tidak konvensional pada masanya, namun gestur-
gestur radikal dan tekstur yang dihasilkan dari harmoni-harmoni improvisasional
Beethoven dengan gaya fantasia ini sungguh memukau pendengarnya bahkan
hingga saat ini.

Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)

2. Biografi Ludwig van Beethoven


Ludwig van Beethoven ( Bahasa
Jerman: [ˈluːtvɪç fan ˈbeːtˌhoˑfn̩ ] lahir pada 17
Desember 1770 di Bonn, dan wafat 26 Maret
1827 di Wina) adalah seorang komponis musik
klasik dari Jerman. Karyanya yang terkenal
adalah simfoni kelima dan kesembilan, karya
piano Für Elise, dan Moonlight Sonata. Ia
dipandang sebagai salah satu komponis yang
terbesar dan merupakan tokoh penting dalam
masa peralihan antara Zaman
Klasik dan Zaman Romantik. Semasa muda, ia
adalah pianis yang berbakat, populer di antara
orang-orang penting dan kaya di Wina, Austria,
tempatnya tinggal. Namun, pada tahun 1801, ia
mulai kehilangan pendengarannya.
Ketuliannya semakin parah dan pada 1817 ia menjadi tuli sepenuhnya. Meskipun
ia tak lagi bisa bermain dalam konser, ia terus mencipta musik, dan pada masa ini
mencipta sebagian karya-karyanya yang terbesar. Ia menjalani sisa hidupnya
di Wina dan tak pernah menikah.
Keluarga
Kakek Beethoven, Ludwig Louis van Beethoven (1712-1773) bertugas sebagai
penyanyi di kapel istana Bonn. Ayahnya, Johann van Beethoven (1740-1792)
bekerja sebagai penyanyi tenor untuk pangeran Bonn (dari tahun 1752). Ibunya
bernama Maria Magdalena Keverich (1767-1787). Johann van Beethoven
memaksa anaknya latihan piano berjam-jam karena menginginkan anaknya
menjadi 'anak ajaib' seperti Mozart. Beethoven mengadakan konser pertamanya
pada tanggal 26 Maret 1778 tetapi kepandaiannya tak setara dengan Mozart pada
usia yang sama.

Masa Muda
Guru komposisi pertama Beethoven adalah Christian Gottlob Neefe (1748-1798).
Neefe yang melihat bakat musik Beethoven mengajari Beethoven memainkan
komposisi-komposisi milik Bach dan cara berimprovisasi, dia juga membantu
Beethoven menerbitkan karya pertamanya (1783). Dalam sebuah majalah musik,
Neefe menulis bahwa Beethoven bisa menjadi ‘Mozart’ yang kedua seandainya ia
meneruskan kariernya.
Pangeran Bonn, Franz Xaver Stelker menunjuk Beethoven sebagai wakil Neefe
dalam bermain organ dan harpsikord. Pada 1783, Beethoven menerbitkan
tiga sonata yang didekasikan kepada Pangeran Franz, tetapi karena ia belum
mendapatkan gaji dari pekerjaannya, Beethoven meminta untuk menjadi wakil
Neefe secara resmi. Permohonan ini dikabulkan pada tahun 1784. Pada 1785,
Beethoven menggubah tiga trio piano untuk pangeran namun karya ini tak
diterbitkan sampai Beethoven meninggal. Pada saat yang sama, Beethoven belajar
musik pada Franz Ries.
Pada 1787, Beethoven pergi ke Wina atas perintah Pangeran. Di sana ia bertemu
dengan Mozart dan memainkan pianodi depannya. Mozart sangat kagum dengan
Beethoven dan dia mengatakan bahwa Beethoven bisa menjadi musikus besar
Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)

pada masa depan nanti. Kunjungan Beethoven hanya sementara karena uangnya
habis, dia juga dipanggil pulang ke Bonn karena ibunya sakit parah akibat TBC,
yang kemudian merenggut nyawanya pada 17 Juli 1787. Beethoven terbeban
mengurusi kedua adiknya yang masih kecil. Karena ayahnya pemabuk dan
menghambur-hamburkan uang untuk alkohol, Beethoven meminta agar gaji
ayahnya diberikan kepadanya. Beethoven mendapat penghasilan tetap dengan
memberi les piano kepada keluarga bangsawan.
Berguru pada Joseph Haydn
Pada 1792, Joseph Haydn sedang menetap di Wina untuk sementara dalam
perjalanannya menuju London. Pangeran Waldstein, salah satu teman dekat
Beethoven berhasil membujuk Pangeran Franz untuk membiayai perjalanan
Beethoven menuju Wina untuk belajar komposisi pada Haydn.
Pelajaran komposisi Beethoven pada Haydn tak berjalan dengan baik. Haydn
memang guru yang ramah dan baik namun dia tak memberi banyak perhatian dan
tidak mengoreksi tugasnya dengan teliti. Haydn menghargai Beethoven walau dia
kurang mengerti ide-ide musiknya. Beethoven tanpa sepengetahuan Haydn
belajar komposisi di bawah bimbingan Johann Schenk. Pangeran Franz
memanggil Beethoven pulang ke Bonn tetapi Beethoven memilih untuk tinggal di
Wina dan berkarier di sana sampai ia meninggal.
Pada saat Haydn pergi ke London pada awal 1794, Beethoven belajar komposisi
pada Johann Georg Alberchtsberger dan Antonio Salieri. Beethoven memulai
kariernya di Wina sebagai pianis. Pada Maret 1795, Beethoven
membawakan Piano Concerto in B♭ Major, Op. 19, dia juga mengadakan kunjungan
ke Praha, Dresden, Leipzig, dan Berlin pada 1796.
Di Wina
Awal Karier
Pada awal kariernya di Wina, Beethoven masih mendapat gaji dari Pangeran
Franz, selain itu ia juga dibantu oleh beberapa bangsawan yang mendukungnya,
antara lain Pangeran Carl von Lichnowsky. Beethoven mendedikasikan
kepadanya salah satu sonata pianonya yang paling terkenal, Sonata in C minor
‘Pathetique’, Op. 13. Masa awal Wina merupakan masa yang cukup produktif bagi
Beethoven. Komposisi-komposisi yang ia gubah antara lain simfoni no. 1 dan 2,
lima sonata piano termasuk ‘Moonlight’ sonata dan ‘Pastorale’ sonata,
sonata biola keempat dan kelima (Op. 23 dan Op. 24), variasi cello pada Bei
Mannern, welche Liebe fuhle milik Mozart, Quintet Op. 18, Septet in E♭ Major, Op.
20, dan Quintet, Op. 29. Beethoven tidak hanya populer sebagai pianis virtuoso
namun juga sebagai komponis. Murid-muridnya kebanyakan berasal dari
keluarga aristokrat.

Mulai Kehilangan Pendengaran
Pada pertengahan 1801, Beethoven menyadari bahwa daya pendengarannya
mulai berkurang akibat otosklerosis. Sebuah surat yang ditemukan di sebuah
rumah Beethoven di Heiligenstadt dekat Wina yang dikenal sebagai ‘Warisan
Heiligenstadt’ berisikan betapa sedihnya Beethoven karena penyakit yang
dialaminya. Kesedihannya memang wajar karena pada saat itu Beethoven sedang
dalam puncak kariernya. Karena penyakit ini, Beethoven menjadi depresi dan dia
Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)

menjadi semakin minder dalam pergaulan sosial. Salah satu alasan lain
depresinya Beethoven adalah karena ia tak berhasil mendapatkan ‘teman hidup’.
Banyak wanita bangsawan yang sering dicintainya namun umumnya cintanya
bertepuk sebelah tangan.

Lepas dari Masa Kemuraman
Pada tahun 1802, Beethoven keluar dari kemuramannya. Dia melanjutkan
membuat komposisi. Pada tahun 1803 dia mementaskan Piano Concerto in E♭
Major, Op. 37 dan tampil sebagai solois. Pada tahun yang sama Beethoven juga
memainkan Violin Sonata Op. 47 miliknya dengan violinis virtuoso George
Polgreen Bridgetower (1799-1860) dan mempersembahkan karya tersebut
kepada Rudolph Kreutzer.

Simfoni No. 3 Eroica
Pada tahun 1805 menggubah Simfoni no. 3 di E♭ Major ‘Eroica’, Op. 55. Menurut
temannya, Ferdinand Ries, Beethoven merobek judul asli simfoni yang
didekasikan untuk Napoleon Bonaparte itu. Beethoven sangat marah setelah tahu
bahwa Napoleon mengumumkan dirinya menjadi kaisar Prancis. Beethoven
mengubah judul simfoni asli ini, ‘Bonaparte’ dan menulis ‘Sinfonia
Eroica…composta per festiggiare il sovvenire de un grand’ uomo’ yang berarti
‘Simfoni eroika, ditulis untuk mengenang seseorang yang agung’.
Tulisan ‘Sinfonia Grande intitolata Bonaparte del Sigre’ yang terdapat pada kopi
manuskrip simfoni yang pertama dan kedua dihapus Beethoven secara paksa dan
meninggalkan bekas lubang. Namun, kemarahan Beethoven hanya sebentar
karena beberapa bulan setelah penobatan Napoleon, Beethoven mengirim surat
pada Breitkopf & Härtel ‘titel simfoni itu sebenarnya Bonaparte’ dan pada tahun
1810 dia menulis bahwa ‘misa ini mungkin bisa juga didekasikan untuk Napoleon’.
Simfoni tersebut dipentaskan di kediaman Pangeran Lobkowitz pada akhir tahun
1804.
Gaya Komposisi Baru
Dengan simfoni Eroica, Beethoven memperlihatkan sikap yang mau berjuang dari
masa depresinya dan tak mau kalah oleh penyakit. Menurut Carl Czerny,
muridnya, Beethoven mencoba gaya komposisi baru sewaktu mengerjakan tiga
sonata piano, Op. 31. Hasilnya terlihat pada tiga sonata miliknya, Piano Sonata in
C Major ‘Waldstein’, Op. 53, Piano Sonata in F Major, Op. 54, dan Piano Sonata in F
minor ‘Appasionata’, Op. 57. Simfoni kelima Beethoven dianggap sebagai simfoni
yang memulai gaya baru. Pada simfoni ini, terdapat tempo nada yang seperti mars.
Hal ini tak pernah terjadi pada masa-masa sebelum Beethoven.
Pentas opera Fidelio
Pada tahun 1805, sebuah teater mementaskan opera milik Beethoven, Fidelio,
yang memiliki judul asli Leonore. Namun, pementasan ini tak berhasil karena pada
beberapa hari sebelumnya, Wina ditaklukkan oleh Napoleon. Fidelio direvisi oleh
Beethoven dua kali, tahun 1806 dan 1814. Beethoven juga menciptakan empat
overture untuk Fidelio yang diberi judul Overture Leonore no. 1, 2, dan 3. Overture
ke-4 diberi nama Overture Fidelio.
Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)

Sesungguhnya Beethoven belum memiliki pendapatan tetap. Dia baru menerima


honor setelah menyelesaikan pesanan musik atau ada karyanya yang diterbitkan.
Pada 22 Desember 1808, Beethoven mengadakan konser untuk mencari dana di
teater Wina. Konser ini menampilkan banyak karya Beethoven yang terbaru,
antara lain Symphony No. 5 in C minor, Op. 67 dan Symphony No. 6 in F Major, Op.
68, konserto piano no. 4, dan Fantasien, Op. 80. Konser ini belum diketahui
kesuksesannya dari segi keuangan.
Ingin Pindah dari Wina
Pada tahun 1808, Beethoven sesungguhnya ingin pindah dan bekerja pada Jerome
Napoleon di Cassel dengan gaji 2400 gulden/tahun. Namun, teman-temannya dari
kalangan bangsawannya, antara lain Pangeran Rudolph, Pangeran Lobkowitz, dan
Kinsky meminta Beethoven untuk tetap tinggal dengan jaminan mereka akan
membayar gaji Beethoven sebesar 4000 Gulden per tahun. Beethoven juga
membuat komposisi Piano Concerto No. 5 in B Flat Major ‘Emperor’, Op. 73, yang
didekasikan untuk Pangeran Rudolph dan String Quartet in E Flat Major, Op. 74.
Pada tahun yang sama, Napoleon menduduki kembali kota Wina sehingga banyak
bangsawan yang melarikan diri dari sana. Beethoven menciptakan Piano Sonata
in Eb ‘Les adieux’, Op. 81a.

Krisis Keuangan
Pada tahun 1811, Beethoven semakin depresi pada masa sulit ini. Terutama
karena ia tak berhasil mendapat jodoh. Salah satu wanita yang ia pinang adalah
Countess Therese Malfatti namun ia ditolak. Beethoven juga mengalami krisis
keuangan karena terjadi penurunan mata uang kertas di Wina. Harga uang
menjadi seperlima dari mata uang terbaru. Beethoven juga mengalami
perselisihan dengan adiknya, Johann. Namun, Beethoven mulai
mengerjakan Symphony No. 7 in A Major, Op. 92 dan selesai pada awal 1812.
Pada musim semi tahun 1812, Beethoven berkunjung ke spa di Teplitz dan
bertemu dengan Johann Wolfgang von Goethe, salah satu orang yang paling ia
kagumi semenjak masa kecilnya. Pada tanggal 8 Desember 1813, Beethoven
membuat simfoni ‘perang’ berjudul Wellington’s Victory. Beberapa komponis
terkenal seperti Hummel, Mayseder, Moscheles, dan Salieri ikut ambil bagian pada
pementasan simfoni ini.
Konser Besar
Pada tanggal 29 November 1814, Beethoven mementaskan Fidelio yang sukses
besar. Sebagian besar anggota kongres Wina ikut menonton opera ini. Di luar
kesuksesan tersebut, pendengaran Beethoven semakin lama bertambah parah.
Keadaan ini bertambah parah karena Beethoven menuntut hak orang tua asuh
atas keponakannya, Karl. Beethoven menganggap ibu Karl tak sanggup mengasuh
keponakannya. Beethoven memenangkan kasus ini namun ia pun bukan orang tua
yang baik untuk Karl. Anak itu akhirnya menjadi tertekan dan mulai bergaul
dengan geng anak-anak nakal. Puncaknya adalah pada tahun 1816, saat Karl
mencoba bunuh diri. Hal ini membuat Beethoven cukup mengalami depresi.
Setelah sembuh, Karl kembali ke ibunya dan masuk ke sekolah militer.
Pada tahun 1817, Beethoven keluar dari depresi dan kemurungannya. Hal ini
terlihat dengan saat dia membuat Piano Sonata in A Major, Op. 101. Pada tahun
1817, Beethoven menggubah beberapa komposisi untuk seorang penulis Inggris,
Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)

Richard Ford. Namun, karya-karya ini tak pernah diketahui sampai ditemukan di
Inggris pada tahun 1999. Selain itu, Beethoven juga mulai merencanakan untuk
menggubah piano sonata-nya yang paling revolusioner, Piano Sonata in Bb
'Hammerklavier', Op. 106.
Missa Solemnis
Pada tahun 1822, Beethoven menggubah Missa Solemnis untuk penobatan
Pangeran Rudolph sebagai uskup di Olomouc pada tahun 1819. Beethoven juga
memulai rancangan simfoni kesembilan-nya.
Pada 7 Mei 1824, Beethoven mementaskan Missa Solemnis beserta Simfoni ke-9
di Wina. Konser ini sukses besar. Tapi ada berita yang mengatakan bahwa
Beethoven tidak sadar kalau konsernya telah selesai dan terus membaca partitur.
Caroline Unger, salah satu solois alto dalam simfoni tersebut harus menarik baju
Beethoven agar dia mau berbalik dan melihat ke arah penonton yang bertepuk
tangan dengan meriah.
Pada tahun 1826, Beethoven menderita demam tinggi yang ternyata disebabkan
oleh sakit ginjal. Penyakitnya tak tertolong dan dia meninggal pada 26 Maret
1827.

3. Sonata Piano Beethoven


Ludwig van Beethoven menulis 32 sonata untuk piano dari tahun 1795
hingga 1822. Meski secara keseluruhan tidak merupakan kesatuan yang utuh,
kumpulan sonata tersebut menjadi salah satu koleksi karya yang paling penting
dalam sejarah musik. Hans von Bülow menyebutnya “Perjanjian Baru” dari
literatur piano (dengan The Well-Tempered Clavier oleh Johann Sebastian Bach
sebagai “Perjanjian Lama”). Kumpulan Sonata Piano Beethoven menjadi standar
dari major piano piece yang cocok untuk pertunjukan concert hall. Karena cocok
digunakan untuk pertunjukan privat dan umum, kumpulan sonata Beethoven
membentuk “jembatan antara dunia salon dan aula konser”. Pianis pertama di
dunia yang memainkan seluruh sonata Beethoven dalam satu konser adalah Hans
von Bülow, sementara Artur Schnabel menjadi pianis pertama yang membuat
rekaman lengkap dari kumpulan sonata Beethoven untuk label miliknya ‘His
Master’s Voice’.

Daftar Kumpulan Sonata Beethoven
Daftar sonata ini dibagi menjadi tiga berdasarkan periode, yaitu Kumpulan
Sonata Awal, Kumpulan Sonata Pertengahan, dan Kumpulan Sonata Akhir.
1) Kumpulan Sonata Awal
Kumpulan Sonata Awal Beethoven sangat dipengaruhi oleh karya-karya
sonata Haydn dan Mozart. Meskipun begitu, di masa ini ia pun sudah mulai
menemukan cara-cara baru dalam menggubah sonata-sonatanya. Piano
Sonata No. 1, 2, 3, 4, 7, 11, 12, 13, dan 15 digubah dengan empat movement,
yang tidaklah biasa pada masanya.
• Opus 2: Three Piano Sonatas (1795)
1. Piano Sonata No. 1 in F minor
2. Piano Sonata No. 2 in A Major
3. Piano Sonata No. 3 in C Major
• Opus 7: Piano Sonata No. 4 in E♭ Major (“Grand Sonata”) (1797)
Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)

• Opus 10: Three Piano Sonatas (1798)


1. Piano Sonata No. 5 in C minor
2. Piano Sonata No. 6 in F Major
3. Piano Sonata No. 7 in D Major
• Opus 13: Piano Sonata No. 8 in C minor (“Pathétique”) (1798)
• Opus 14: Two Piano Sonatas (1799)
1. Piano Sonata No. 9 in E Major (juga diaransemen oleh Beethoven
untuk String Quartet in F Major (H 34) (1801)
2. Piano Sonata No. 10 in G Major
• Opus 22: Piano Sonata No. 11 in B♭ Major (1800)
• Opus 26: Piano Sonata No. 12 in A♭ Major (“Funeral March”) (1801)
• Opus 27: Two Piano Sonatas (1801)
1. Piano Sonata No. 13 in E♭ Major ‘Sonata quasi una fantasia’
2. Piano Sonata No. 14 in C♯ minor ‘Sonata quasi una fantasia’
(“Moonlight”)
• Opus 28: Piano Sonata No. 15 in D Major (“Pastoral”) (1801)
• Opus 49: Two Piano Sonatas (digubah tahun 1795-1796, diterbitkan
1805)
1. Piano Sonata No. 19 in G minor
2. Piano Sonata No. 20 in G Major
2) Kumpulan Sonata Pertengahan
Setelah menulis 15 sonata pertamanya, ia menulis surat pada Wenzel
Krumpholz, “Mulai saat ini, aku akan menyusuri jalan yang baru.” Kumpulan
sonata Beethoven pada periode ini sangat berbeda dari sebelumnya.
Percobaannya dalam modifikasi bentuk struktur sonata Haydn dan Mozart
lebih berani, seiring pula dengan kedalaman ekspresinya. Sebagian besar
sonata dari era Romantik sangat terpengaruh dari sonata Beethoven di masa
ini. Setelah tahun 1804, Beethoven menghentikan penerbitan karya sonata
dalam bentuk set dan hanya menggubah sonata dengan satu opus. Alasan
mengapa masih tidak diketahui hingga saat ini.
• Opus 31: Three Piano Sonatas (1802)
1. Piano Sonata No. 16 in G Major
2. Piano Sonata No. 17 in D minor (“Tempest”)
3. Piano Sonata No. 18 in E♭ Major (“The Hunt”)
• Opus 53: Piano Sonata No. 21 in C Major (“Waldstein”) (1803)
o WoO 57: Andante favori ¾ Original middle movement dari
sonata “Waldstein” (1804)
• Opus 54: Piano Sonata No. 22 in F Major (1804)
• Opus 57: Piano Sonata No. 23 in F minor (“Appassionata”) (1805)
• Opus 78: Piano Sonata No. 24 in F♯ Major (A Thérèse”) (1809)
• Opus 79: Piano Sonata No. 25 in G Major (“Cuckoo”) (1809)
• Opus 81a: Piano Sonata No. 26 in E♭ Major (“Les adieux/Das Lebewohl”)
(1810)
• Opus 90: Piano Sonata No. 27 in E minor (1814)
3) Kumpulan Sonata Akhir
Kumpulan sonata akhir Beethoven adalah karya-karyanya yang paling sulit
dan bahkan menjadi repertoire paling sulit di masa ini. Namun, musik
Beethoven lagi-lagi menemukan jalan yang baru, ia lebih sering
Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)

menggabungkan teknik fugal (komposisi fugue/fuga; komposisi musik dimana


satu atau dua tema diulangi atau ditiru oleh suara-suara yang masuk berturut-
turut dan dikembangkan secara polifonis dalam jalinan bagian-bagian suara
yang terus menerus) dan juga mencerminkan perubahan radikal dari bentuk
struktur sonata konvensional. “Hammerklavier” disebut sebagai sonata
Beethoven yang paling sulit. Karya ini pada masanya dianggap tidak bisa
dimainkan hingga 15 tahun sesudahnya, di saat Franz Liszt memainkannya
dalam sebuah konser.
• Opus 101: Piano Sonata No. 28 in A Major (1816)
• Opus 106: Piano Sonata No. 29 in B♭ Major (“Hammerklavier”) (1818)
• Opus 109: Piano Sonata No. 30 in E Major (1820)
• Opus 110: Piano Sonata No. 31 in A♭ Major (1821)
• Opus 111: Piano Sonata No. 32 in C minor (1822)

4. Bentuk Struktur Piano Sonata No. 14: ‘Sonata quasi una fantasia’
(“Moonlight Sonata”)
Meskipun tidak ada kesaksian langsung tentang alasan spesifik mengapa
Beethoven memutuskan untuk memberi judul dari dua sonata Op. 27 dengan
‘Sonata quasi una fantasia’, hal
signifikan dari karya ini adalah
kenyataan bahwa rancangannya tidak
mengikuti movement arrangement
tradisional di era Klasik; tempo
cepat¾lambat¾[cepat] ¾cepat. Sonata
ini malah memiliki progresi yang
memiliki penekanan terhadap atau
menuju bagian akhir, dengan menahan
konsep tempo musik yang cepat hingga
Halaman judul edisi pertama yang diterbitkan di Wina movement terakhir. Paul Bekker,
pada 2 Agustus 1802 oleh Giovanni Cappi e Comp
seorang kritikus asal Jerman dalam
analisisnya menuliskan, “Movement sonata-allegro pembuka memberi karya ini
sebuah karakter yang pasti sejak awal, dimana movement-movement berikutnya
mampu melengkapinya namun tidak mengubahnya. Beethoven memberontak
melawan kualitas determinatif dari movement pertama. Ia menginginkan sebuah
prelude, sebuah introduksi, bukan proposisi.”
Orang-orang yang selera musiknya terbatas hanya pada satu movement
favorit tertentu mungkin akan terpuaskan hanya dengan mendengarkan
movement pertama dari karya yang sangat tragis ini, dan oleh sebab itu judul
populer ‘Moonlight’ mampu mereka tolerir dengan mudah. Judul yang sangat
indah¾bahkan terlampau indah untuk ‘air mata’. Namun ‘moonlight’ tidak akan
cukup untuk mencerminkan keseluruhan sonata ini, bahkan tidak mampu
membentuk kesan dominannya. Dan bila kita tidak memahami movement-
movement lainnya, kita hanya akan mendapatkan ide yang kurang mendalam dari
movement pertama.

Sonata ini terdiri dari tiga movement:
I. Adagio sostenuto
Sonata ini dimulai dengan cara yang sangat tidak biasa, yakni dengan
movement tempo lambat. Time-signature alla-breve menjadi pencegahan terhadap
Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)

interpretasi movement dengan tempo standard quaver seperti !" #


yang lambat.
Tanda waktu movement ini seringkali mengalami misinterpretasi, sehingga
dimainkan terlalu lambat dari seharusnya.
Movement ini ditulis dengan bentuk struktur sonata-allegro termodifikasi.
Dibuka dengan bas oktaf di tangan kiri dan pola triplet di tangan kanan. Melodi
yang disebut oleh Hector Berlioz sebagai “ratapan”, terutama yang dimainkan
tangan kanan, dimainkan terus menerus melawan ritme iringan ostinato triplet.
Movement ini dimainkan dengan dinamika pp atau pianissimo, “sangat lembut”,
dimana Beethoven sendiri menuliskan “sempre pp..” di awal movement untuk
menekankan level bunyi yang diinginkan dari seluruh movement, dan hanya
memiliki range dinamika hingga p atau piano, “lembut”. Instruksi ini mencegah
terjadinya crescendo yang terlalu berlebihan. Movement ini hendaknya tidak
dimainkan dengan berat, atau bahkan mencapai dinamika mezzoforte.
Beethoven menulis keterangan di bawah keterangan tempo movement
sebuah instruksi yang sangat spesifik, yaitu “si deve suonare tutto questo pezzo
delicatissimamente e senza sordino”, yang berarti “Keseluruhan lagu hendaknya
dimainkan dengan kelembutan yang sepenuhnya dan tanpa peredam”. Instruksi
ini bertujuan selain menekankan pentingnya untuk mengatur dinamika lembut,
namun juga teknik perpindahan progresi harmoni yang mulus. Meski demikian,
patut diketahui bahwa pada piano modern, instruksi ini tidak bisa diaplikasikan
mentah-mentah. Bila pedal pengangkat peredam terus diinjak, produksi suara
yang akan timbul menjadi disonan dan saling bertumpuk. Maka dari itu ada
beberapa pilihan teknik yang bisa dipilih untuk diaplikasikan untuk mendekati
kualitas pedaling yang dimaksud Beethoven:
• Teknik melepas pedal sustain setiap perubahan harmoni untuk
menghindari disonan. Charles Rosen menyarankan untuk melepas pedal
lebih lambat sepersekian detik dari seharusnya. Tanda pedal dengan
teknik ini bisa ditemukan di edisi Ricordi dari karya ini.
• Half-pedaling¾teknik menginjak setengah pedal ¾teknik ini sering
dipakai untuk mensimulasikan pedal piano dari abad ke-19.
• Joseph Banowetz menyarankan penggunaan sostenuto pedal (pedal
tengah, biasanya pada grand piano) sepanjang movement untuk memberi
efek “blur” yang diinginkan.
Movement ini memberikan impresi yang sangat kuat pada para
pendengarnya. Hector Berlioz mendeskripsikannya sebagai “salah satu puisi yang
tidak dapat dijelaskan dengan bahasa manusia”. Murid Beethoven, Carl Czerny
menyebutnya “adegan malam, dimana suara penuh duka yang menghantui
terdengar dari kejauhan”.
Bila movement ini dikelompokkan sesuai bentuk struktur sonata pada
umumnya, yakni Exposition, Development, dan Recapitulation, pembagiannya
sebagai berikut:

Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)

• Exposition

- Birama 1-5: introduction dari tema pertama


Movement ini dibuka dengan suasana dunia mimpi penuh
fantasi, menghipnotis dengan bas yang kokoh disertai dengan
ostinato triplets.
- Birama 5-9: tema pertama
Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)


- Birama 10-15: bridge
Birama 5-15 adalah wajah atau karakter utama dari movement
ini. Edwin Fischer menulis dalam bukunya tentang penemuan
arsip di perpustakaan di Wina, dimana ia melihat catatan yang
ditulis tangan oleh Beethoven sendiri. Beethoven menuliskan
bahwa pada bagian ini terdapat salinan dari adegan
pembunuhan di opera Don Giovanni karya Mozart. Bagian itu
ditransposisi ke C♯ minor.
- Birama 15-23: tema kedua

• Development
Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)

- Birama 23-42: bagian development singkat


Di bagian development yang singkat ini, dinamikanya sungguh
dibatasi dan penuh ostinato, dan bergelombang seperti laut
yang sedih.


• Recapitulation
- Birama 42-46: tema pertama
Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)

- Birama 46-51: bridge

- Birama 51-60: tema kedua, Birama 54 mulai terjadi modifikasi


tema kedua

- Birama 60-69: coda


Bagian penutupnya sangat lembut, indah, dan sedih. Movement
ini berakhir dengan melepas energinya dan perlahan menjadi
kesunyian.

II. Allegretto
Movement kedua merupakan scherzo dan trio yang cukup konvensional,
dimana bagian pertama scherzo tidak mengalami repetisi. Movement kedua ini
terkesan seperti momen yang cukup tenang karena ditulis di D♭ Mayor, parallel
Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)

major dari C♯ minor (tangga nada dari movement pertama). Beethoven sungguh
membuat sebuh kontras di bagian ini, dengan menyuguhkan bagian dengan musik
yang lebih cerah dan riang, setelah movement pertama yang cukup menyedihkan.
Franz Liszt mendeskripsikan movement ini sebagai “bunga di antara dua jurang
yang dalam”. Sebagian besar dari keseluruhan movement ini dimainkan dengan
lembut atau piano, dengan banyak sforzando dan forte-piano yang bertujuan
mempertahankan disposisi ceria dari movement ini.
Movement ini terbagi menjadi tiga bagian, yakni Allegretto, Trio, dan
Allegretto (da capo al fine). Pembagiannya sebagai berikut:
• Allegretto


- Birama 1-8: tema pertama
- Birama 9-16: variasi tema pertama
Birama 1-16 merepresentasikan musik dengan instrumen-
instrumen gesek, dengan bas-nya mewakili suara cello. Dalam
karya Beethoven, instrumen piano sangat sering dijadikan
sebuah orkestra, maka dari itu mengasosiasikan alat-alat musik
dengan suara yang ada adalah hal yang penting.


- Birama 17-24: tema kedua
- Birama 24-36: tema pertama (variasi dan tambahan)
Tema kedua muncul pada birama 18 dan dimainkan dengan
lebih legato. Dalam salah satu ceramahnya, András Schiff
Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)

mengatakan bahwa bagian ini seperti tanda tanya besar, dengan


pertanyaan yang besar, namun dengan jawaban yang kecil di
akhir.
• Trio


- Birama 1-8(37-44): tema pertama trio
- Birama 8-16(44-52): tema kedua trio
- Birama 16-24(52-60): repetisi tema pertama trio
- Setelah fantasia di movement pertama dan staccato yang riang
di awal movement kedua, Beethoven mulai menyisipkan
kembali aksen-aksen yang kuat untuk mengembalikan mood
utama dari sonata ini. Ia juga menulis dinamika forte-piano
untuk bagian suara tenor di bagian trio ini.
• Allegretto (da capo al fine)
- Birama 1-9: tema pertama
- Birama 9-17: variasi tema pertama
- Birama 18-26: tema kedua
- Birama 26-36: tema pertama (variasi dan tambahan)
Bagian ‘tanda tanya besar’ kembali dimainkan dan kali ini tiap
pertanyaan makin kuat dan makin keras, namun lagi-lagi
dengan jawaban kecil yang lembut. Akhir dari movement ini
sungguh ditutup dengan begitu singkat, dan movement terakhir
pun dimainkan dengan segera, tanpa jeda yang cukup panjang.
III. Presto agitato
Movement terakhir yang bergejolak ini adalah yang terpanjang dan yang
akhirnya memiliki bentuk struktur Sonata. Movement ini juga kembali
mencerminkan eksperimen Beethoven untuk meletakkan penekanan dan bagian
terpenting dari keseluruhan sonata di bagian akhir. Dengan banyak
arpeggio/broken chord cepat, not-not teraksen yang kuat, sekuens bass alberti
yang cepat yang jatuh pada tangan kiri maupun tangan kanan beberapa kali. Di
bagian ini, teknik pedaling menjadi sangat kritis.
Beethoven, yang diyakini banyak master piano sebagai komposer besar
pertama yang menggunakan pedal secara utuh, bolak-balik beralih dari
menggunakan pedal dan tidak menggunakan pedal (con e senza sordino).
Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)

Movement ini benar-benar menuntut permainan yang bersemangat dan


terampil, stamina yang besar, dan teknik permainan yang tinggi. Movement ini,
bahkan untuk standard saat ini, sangatlah ganas. Charles Rosen menulis, “Karya
ini adalah representasi emosi yang paling tidak terkendali. Bahkan saat ini, dua
ratus tahun berlalu, keganasannya masih memukau.” Ia juga membuat suatu
perbandingan dimana ia menulis, “Sementara movement pertama terlalu lembut
untuk instrumen modern, movement terakhir ini terlalu megah.”
Penggunaan not-not sforzando yang sangat banyak, bersama dengan
beberapa bagian-bagian fortissimo yang diletakkan secara strategis, menghasilkan
sensasi suara yang sangat kuat meski dengan penulisan dinamika piano pada
keseluruhan piece.
Movement ini dibagi menjadi tiga bagian, sesuai bentuk struktur sonata,
yakni Exposition, Development, dan Recapitulation:
• Exposition

- Birama 1-14: tema pertama


Movement dimulai dengan ritme yang seakan-akan
‘mengancam’. Setiap akhir pola kalimat dengan arpeggio dan
Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)

alberti bass selalu terdapat dua akor yang dimainkan dengan


sforzando dan menggunakan pedal sustain.


- Birama 15-20: bridge


-
Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)


- Birama 21-62: tema kedua
Setelah pengenalan tema kedua yang relatif lebih tenang
daripada tema pertama, variasi tema kedua langsung dengan
kontrasi menjadi lebih garang dengan penggunaan up-beat dan
sforzando, dilanjutkan dengan pola akor fortissimo yang diikuti
melodi dengan running notes.
Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)


Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)

- Birama 43-62: tema ketiga


Pada birama 43, dimana muncul pola baru yang terkesan seperti
duet tanya jawab hingga birama 56, tiba-tiba suasana lagu
menjadi lebih lirikal
- Birama 63-65: bridge menuju repetisi dan development
• Development


Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)

- Birama 65-101: tema pertama dan kedua muncul dengan variasi


Di birama 75, melodi kini dimainkan oleh tangan kiri hingga
birama 86, dan musik menjadi makin tegas dan berapi-api.
Hingga di birama 87 dimulailah pola baru yang mirip seperti
birama 56, dimana terdapat melodi yang lebih lirikal dan
penggunaan pedal semakin intens.


• Recapitulation

- Birama 102-115: tema pertama
Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)

- Birama 116-158: tema kedua


Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)


Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)

- Birama 159-200: coda







Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)


Bagian Coda sangat mirip seperti karakter piano concerto,
contohnya pada birama 163. Secara tiba-tiba, pada birama 167,
tema kedua muncul kembali, dan pada birama 177, karakter
arpeggio dalam triplet dan not seperenambelas muncul. Bagian
ini berbentuk seperti cadenza, lagi-lagi sangat berkarakter piano
concerto. Klimaks cadenza terjadi pada birama 187, dilanjutkan
dengan bas oktaf yang dimainkan dengan tempo Adagio. Bagian
akhir yang akhirnya dimainkan dengan tempo awal pada birama
189 adalah pola melodi lirikal yang sangat mengingatkan
pendengar akan sonata Appasionata yang nantinya digubah
Beethoven. Sonata ini diakhiri dengan suasana yang begitu
berapi-api dan sangat memukau.

Disusun oleh Antonio Krisanto (Mei 2020)

5. Fakta-Fakta Menarik
§ Beethoven menggubah Moonlight Sonata sekitar tahun 1801, tiga tahun
setelah ia mulai merasakan gejala gangguan pendengaran. Ini menandakan
bahwa pendengarannya saat menggubah karya ini sudah tidak sempurna.
§ Pada tahun 1852, seorang penulis
memoir, Otto Jahn, berbincang dengan
bangsawan yang menerima Moonlight Sonata
sebagai bentuk dedikasi Beethoven, Countess
Giuletta Giucciardi. Countess Giucciardi
mengatakan bahwa Beethoven sebenarnya
awalnya bukan mendedikasikan sonata ini
untuknya ketika menggubahnya pada 1801.
Sonata ini hanyalah pengganti untuk karya
dedikasi yang tadinya untuk dirinya, yaitu
Rondo Op. 51 No. 2. Countess Giucciardi juga
menyangkal asumsi-asumsi yang menyatakan
bahwa lagu ini adalah lagu cinta dari
Countess Giuletta Guicciardi (1782-1856)
Beethoven untuknya, dan kenyataannya tidak
ada hubungan romantis sama sekali antara keduanya.
§ Beethoven sendiri sangat terganggu dengan popularitas Moonlight Sonata. Ia
berkata pada muridnya, Carl Czerny, “Semua orang selalu membicarakan
Sonata C♯ minor! Pastinya aku telah menggubah karya-karya yang lebih
bagus.”
§ Moonlight Sonata, khususnya movement ketiga, merupakan inspirasi utama
dari Fantaise-Impromptu karya Frédéric Chopin. Faktanya, Fantaise-
Impromptu adalah tribute kepada Beethoven. Bila diperhatikan, Fantaise-
Impromptu mewarisi hubungan kunci dari ketiga movement Moonlight Sonata,
struktur akor, dan bahkan juga memiliki bagian lagu dengan melodi yang
serupa.

Daftar Pustaka
https://en.wikipedia.org/wiki/Piano_Sonata_No._13_(Beethoven)
https://en.wikipedia.org/wiki/Piano_Sonata_No._14_(Beethoven)
https://id.wikipedia.org/wiki/Ludwig_van_Beethoven
https://www.parlancechamberconcerts.org/parlance-program-notes/piano-
sonatas-13-and-14/
https://www.popularbeethoven.com/Beethoven-piano-sonata-no-14-
moonlight-sonata/
https://www.popularbeethoven.com/9-facts-about-beethovens-moonlight-
sonata/
https://www.wikiwand.com/en/Piano_sonatas_(Beethoven)
Gillespie, John. 1972. Five Centuries of Keyboard Music: An Historical Survey of
Music for Harpsichord and Piano. Dover Publications.
Tovey, Donald Francis dan Craxton, Harold. 1989. Complete Pianoforte Sonatas,
Volume II (Signature Series (ABRSM)). ABRSM.

Anda mungkin juga menyukai