Anda di halaman 1dari 12

TEORI KEKUATAN FAKULTAS HUKUM, UGM

Teori kekuatan memandang bahwa keadaan alamiah


manusia adalah selalu hidup dalam kelompok
GAMBARAN Kelompok yang terkecil adalah keluarga yang
UMUM berkembang menjadi kelompok masyarakat hingga
menjadi negara melalui beberapa fase (misalnya perang
atau penggabungan sukarela)
Menurut teori kekuatan, siapa yang kuat dialah yang
berkuasa. Kekuatan di sini adalah kekuatan jasmani,
kekuatan fisik
Penganut teori kekuasaan digambarkan adalah mereka
yang mempunyai keunggulan kekuatan
Franz Oppenheimer
(1864-1943)

Karl Marx (1818-1883)


PEMIKIR TEORI
KEKUATAN
Harold Joseph Laski
(1893-1950)

Leon Duguit (1859-1928)


FRANZ OPPENHEIMER (1864-1943)

Merupakan seorang sosiolog dan ekonom dari Jerman


Setelah belajar ilmu kedokteran di Freiburg dan Berlin, ia
menjadi dokter di Berlin
Sejak tahun 1890, ia mulai tertarik dengan
pertanyaan-pertanyaan politik sosial dan ilmu ekonomi dan
kemudian mendapat gelar doctoral di bidang ilmu ekonomi
Karyanya adalah Die Sache (the State) yang berisi teori tentang
negara dari sudut pandang sosiologi
FRANZ OPPENHEIMER (1864-1943)

Oppenheimer menolak teori kontak sosial seperti yang diajukan Locke, Rousseau
dsb.
Ia mengatakan bahwa negara terbentuk atas paksaan dari kelompok yang kuat
atas kelompok yang lemah
Tujuan terbentuknya negara itu adalah penghisapan ekonomis terhadap golongan
yang lemah oleh golongan yang kuat
Oppenheimer berpendapat bahwa negara adalah asal muasal adalah ketimpangan
sosial (inequality)
Meski demikian, ia menolak pandangan anarkisme dan revolusi sosialisme. Negara
ideal menurutnya adalah negara tanpa kelas dimana birokrasi bekerja mengawal
kepentingan umum
KARL MARX (1818-1883)

Merupakan filsuf, ekonom, sosiolog, pemikir politik

Awalnya ia belajar hukum dan filsafat di Tier, Jerman sebelum


kemudian mempunyai ketertarikan di bidang ilmu ekonomi
Ia kemudian pindah ke Cologne untuk menjadi jurnalis di koran yang
berpandangan ektrim kiri
Karyanya antara lain Das Kapital dan Communist Manifesto
Pandangan Marx banyak berpengaruh di abad 19 dan 20. Lenin dan
banyak pemikir ‘kiri’ kemudian mengaplikasikannya di Uni Soviet
KARL MARX (1818-1883)

Marx berpendapat bahwa negara merupakan penjelamaan dari pertentangan


pertentangan kekuatan ekonomi
Negara digunakan oleh kelompok yang kuat (borjuis) untuk menindas golongan
yang lemah (proletar)
Karena itu kaum buruh mengalami apa yang dinamakannya “alienation” dimana
mereka bekerja hanya untuk memperkaya kelompok yang kuat (pemilik modal)
Kaum buruh, menurutnya, harus melakukan revolusi agar alat produksi dapat
dimiliki secara kolektif dan menghilangkan pertentangan kelas
Negara akan lenyap dengan sendirinya kalau sudah tidak ada lagi
perbedaan-perbedaan kelas dan pertentangan-pertentangan ekonomi
HAROLD JOSEPH LASKI (1893-1950)

Merupakan ekonom dan pemikir politik, politisi dan akademisi


dari Inggris
Karya-karyanya antara lain The State in Theory and Practice
dan Pengantar Ilmu Politika
Dalam politik praktis, ia berubah haluan menjadi mendukung
gagasan marxisme pada 1930. Menurutnya terdapat
pertentangan kelas dalam masyarakat dan diperlukan revolusi
jika perlu dengan kekerasan untuk menghilangkan perbedaan
kelas
HAROLD JOSEPH LASKI (1893-1950)

Dalam ranah akademik, ia berpendapat bahwa negara itu merupakan suatu alat
pemaksa untuk melaksanakan suatu jenis sistem produksi yang stabil, yang
semata-mata menguntungkan golongan yang berkuasa
Artinya, kalau penguasa itu menganut kapitalisme, maka organisasi negara itu
digunakan penguasa untuk melangsungkan sistem ekonomi kapitalis, sebaliknya jika
penguasa itu penganut sosialisme, maka sistem produksi dilaksanakan menurut
sosialisme
Sistem hukum, menurutnya adalah topeng yang dibelakangnya terdapat suatu
kepentingan yang pertama-tama bersifat ekonomi dapat menjamin keuntungan
dari kekuasaan politik
Jadi negara itu pada dasarnya alat daripada golongan yang berkuasa dalam
masyarakat
LEON DUGUIT (1859-1928)

Merupakan ahli hukum dan akademisi dari


Perancis
Ia mengajar hukum tata negara di University of
Bordeaux dimana koleganya adalah Emile
Durkheim
Karyanya yang terkenal antara lain Traite de
Droit Constitutionel yang memberikan
keterangan hukum dan negara semata-mata dari
sudut pandang realistis
LEON DUGUIT (1859-1928)

Ia menolak pandangan bahwa negara dan kekuasaan itu dari


Tuhan, ia juga menolak teori perjanjian masyarakat
Menurutnya, negara itu ada karena orang-orang yang paling
kuat memaksakan kemauannya pada orang-orang yang lemah
Kekuatan di sini dipengaruhi oleh beragam factor: kekuatan
fisik, ekonomi, kecerdasan, agama dsb
Negara, menurutnya, tidak mempunyai kedaulatan, atau bukan
organisasi hukum. Tetapi kelompok orang-orang yang
melakukan pelayanan umum guna melegitimasi keberadaannya
Meski demikian, ia menolak marxisme bahwa perkembangan
negara dipengaruhi oleh fungsi-fungsi ekonomi
READING ASSINGMENT

Buku Ilmu Negara, teori positivisme

Anda mungkin juga menyukai