Anda di halaman 1dari 2

Martina Puspita R.

PPG Prajabatan Bahasa Indonesia


Rombel 1
Universitas Negeri Semarang
Topik 3 “Aksi Nyata”

PENGHAYATAN NILAI KEMANUSIAAN INDONESIA DI LINGKUNGAN SMAN 11


SEMARANG

Kebhinekaan menjadi salah satu identitas manusia Indonesia yang paling kuat.
Karakter kebhinekaan tersebut dipahami, dihayati, dan diaktualisasikan dalam praktik
pembelajaran di SMAN 11 Semarang. Sebagai contoh dalam kegiatan pembelajaran
adalah terdapatnya ruang agama Kristen di lantai 2 yang bersebelahan dengan ruang
seni. Ruangan tersebut adalah tanda adanya toleransi atas keberagaman agama yang
dianut peserta didik dan guru. Pihak sekolah menghargai dan menghormati
perbedaan tersebut dengan memberikan fasilitas ruangan dan pengajar.

Contoh kedua adalah tertibnya kondisi sekolah setelah kegiatan belajar mengajar
(KBM)di hari Jumat usai. Di hari Jumat, SMAN 11 Semarang menyelenggarakan
ibadah Sholat Jumat yang dilaksanakan di lingkungan sekolah. Penyelenggaraan
dilakukan usai KBM selesai. Lingkungan sekolah di jam-jam ibadah Sholat Jumat
sangat hening, meski di lingkungan sekolah masih banyak peserta didik putri yang
menunggu pelaksanaan ekstrakurikuler Pramuka. Ekstrakurikuler Pramuka
diselenggarakan seusai ibadah Sholat Jumat. Saat ibadah Sholat Jumat berlangsung
pun, tidak ada suara yang berasal dari lapangan ataupun ruang seni. Padahal sangat
memungkinkan suara-suara ramai dari dua tempat tersebut muncul. Kondisi yang
hening selama Sholat Jumat menandakan adanya toleransi dari warga sekolah
beragama Islam yang tidak mengikuti Sholat Jumat dan warga sekolah beragama lain
kepada warga sekolah yang sedang melakukan Sholat Jumat.

Penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan juga terlihat dari


adanya Proyek Profil Pelajar Pancasila yang telah dilaksanakan pada tanggal 9
November 2022 lalu. Proyek berupa fashion show batik hasil karya peserta didik dan
penampilan Tari Semarangan. Pada fashion show, peserta didik dari berbagai latar
belakang kehidupan sosial bersama-sama menampilkan hasil karya mereka. Hal itu
menunjukkan adanya ruang yang sama bagi peserta didik untuk unjuk kerja tanpa
membedakan ras, agama, dan suku bangsa. Begitu pula dengan penampilan Tari
Semarangan yang ditampilkan secara massal. Semua menampilkan hasil kerja keras
selama latihan. Meskipun memiliki perbedaan secara personal, konsep gerakan tari
yang juga berbeda, tetapi penampilan mereka menunjukkan bukti adanya upaya
mencapai tujuan bersama.

Penghayatan nilai-nilai Pancasila yang ada di SMAN 11 Semarang secara sadar


telah dilakukan di dalam KBM, baik itu melalui kepemimpinan saat berdoa, struktur
organisasi pengurus kelas, maupun kesempatan yang sama dalam menyampaikan
pendapat saat diskusi. Praktik lain yang justru sebagai nilai plus bagi sekolah dalam
mengamalkan penghayatan nilai-nilai Pancasila terlihat dari kegiatan di luar KBM.
Praktik yang dimaksud telah disebutkan di atas. Sekolah telah mampu mengajarkan
dengan baik kepada peserta didik mengenai keberagaman yang perlu dijaga dan
dirawat tidak hanya di dalam kelas. Lebih penting lagi di luar kelas yang notabene
adalah aktualisasi nilai-nilai yang telah dipelajari di dalam kelas.

Kemampuan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila menjadi kesempatan warga


sekolah memperkuat tali persaudaraan. Dapat dikatakan, inilah pembelajaran yang
sesungguhnya. Keberagaman warga sekolah dalam bentuk perbedaan latar
belakang, sosial, ekonomi, dan budaya adalah objek nyata pembelajaran bagi warga
sekolah. Hal ini menjadi tantangan sekaligus tuntunan para warga dalam merawat
nilai-nilai kebhinekatunggalikaan.

Anda mungkin juga menyukai