Anda di halaman 1dari 32

Syawaludin

Prodi PPG Bidang Studi PPKn


Universitas Pamulang

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Karakter Profesional Guru PPKn


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Cinta Tanah Air Dan Bela Negara
2. Kesamaptaan dan
Kepemimpinan
3. Kerjasama, Komunikasi,
Kepekaan Sosial dan Kepedulian
Terhadap Masyarakat, Profesi
dan Lingkungan
4. Budaya dan Karakter Bangsa
Sebagai Sumber Belajar PPKn
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. KB 1 : Cinta tanah air adalah mengenal dan
dipelajari mencintai wilayah nasional sehingga selalu
waspada serta siap membela tanah air
Indonesia terhadap segala bentuk ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan yang
dapat membahayakan kelangsungan hidup
bangsa dan negara. Bela negara adalah sikap
dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada NKRI yang
berdasarkan Pancasila dan Undang Undang
Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa dan negara. Pengaruh asing di
era globalisasi dapat dianalogikan sebagai
virus yang menakutkan, namun selama
ketahanan nasional sebagai sistem
kekebalan tubuh cukup kuat, virus tersebut
seharusnya tidak menjadi kekuatan yang
mengancam. Salah satu upaya strategis
mewujudkan hal tersebut yaitu melalui
Pendidikan Kewarganegaraan, yang akan
membangun kompetensi kewarganegaraa
Pendidikan Kewarganegaraan akan
merevitalisasi wawasan kebangsaan yang
akan menanamkan kebanggaan sebagai
bangsa pejuang, menjadikan Pancasila
sebagai acuan kritis dan etika politik dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
menegakkan kedaulatan rakyat, serta
menata nilai-nilai fundamental spiritual
segenap komponenbangsa melalui
pengakuan terhadap kebhinekaan bangsa.
Ancaman secara garis besar diklasifikasikan
menjadi ancaman faktual dan ancaman
potensial.
2. KB 2 : Kesamaptaan merupakan suatu
keadaan siap siaga yang dimiliki oleh
seseorang baik secara fisik, mental, maupun
sosial dalam menghadapi situasi kerja yang
beragam. Istilah lainnya adalah siap siaga
dalam segala kondisi. Guru PPKn yang
samapta adalah guru yang mampu
meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan terkait dengan pelaksanaan
kerja. Salah satu bagian kesamaptaan yang
wajib dimiliki dan dipelihara oleh guru PPKn
adalah kesamaptaan jasmani. Kesamaptaan
jasmani adalah kegiatan atau kesanggupan
seseorang untuk melaksanakan tugas atau
kegiatan fisik secara lebih baik dan efisien.
Untuk mengetahui dan memelihara
kesamaptaan jasmani yang dimiliki maka
diperlukan serangkaian bentuk tes dan
latihan kesamaptaan jasmani. Beberapa
bentuk kesamaptaan fisik yang sering
digunakan dalam melatih kesamaptaan
jasmani, yaitu; lari 12 menit, pull up, sit up,
push up, shutle run (lari membentuk angka
8), lari 2.4 km atau cooper test, dan
berenang. Ragam latihan kesamaptaan
lainnya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kesegaran jasmani,
diantaranya senam, bersepeda, berjalan
cepat, dan lari maraton. Kesamaptaan
mental adalah kesiapsiagaan seseorang
dengan memahami kondisi mental,
perkembangan mental, dan proses
menyesuaikan diri terhadap berbagai
tuntutan sesuai dengan perkembangan
mental/jiwa (kedewasaan) nya, baik
tuntutan dalam diri sendiri maupun luar
dirinya sendiri, seperti menyesuaikan diri
dengan lingkungan rumah, sekolah,
lingkungan kerja dan masyarakat. Seorang
guru PPKn dapat dikatakan telah memiliki
kesamaptaan mental, jika ia mampu
menerima dan berbagi rasa aman, kasih
sayang, kebahagiaan, dan rasa diterima oleh
orang lain dalam melakukan berbagai
aktivitas. Ahli jiwa mengatakan bahwa
pengaruh mental itu dapat dilihat pada
perasaan, pikiran, kelakuan, dan kesehatan.
Sasaran latihan kesamaptaan jasmani dan
mental adalah dengan mengembangkan
dan/atau memaksimalkan kekuatan
jasmani dan mental dengan tujuan
mengembangkan modal dasar kita sebagai
insani yaitu modal insani. Modal manusia
adalah komponen yang sangat penting di
dalam organisasi. Manusia dengan segala
kemampuannya bila dikerahkan
keseluruhannya akan menghasilkan kinerja
yang luar biasa. Ada enam komponen dari
modal manusia, yakni; (1) modal intelektual;
(2) modal emosional; (3) modal sosial; (4)
modal ketabahan, (5) modal moral; dan (6)
modal kesehatan. Keenam komponen modal
manusia ini diharapkan muncul dalam
sebuah kinerja guru sebagai pelayan
masyarakat yang baik. Kepemimpinan
adalah upaya untuk mempengaruhi orang
lain dengan memberikan dorongan dan
bimbingan dalam bekerjasama untuk
mengejar tujuan yang telah disepakati
bersama. Agar peranan pemimpin tersebut
berhasil perlu berbagai sifat antara lain
yaitu: bersikap adil, memberikan sugesti,
mendukung tercapainya tujuan, sebagai
katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai
wakil organisasi, sumber inspirasi, dan yang
terakhir mau menghargai.
3. KB 3 : Kompetensi Sosial adalah
kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik,
tenaga kependidikan, orang tua peserta
didik, dan masyarakat sekitar. Ruang
lingkup kemampuan sosial tersebut dirinci
menjadi beberapa faktor,yaitu: bersikap
inklusif dan bertindak obyektif, beradaptasi
dengan lingkungan tempat bertugas dan
dengan lingkungan masyarakat,
berkomunikasi secara efektif, empatik dan
santun dengan komunitas profesi sendiri
maupun profesi lain, secara lisan dan tulisan
dalam bentuk lain, serta berkomunikasi
secara empatik dan santun dengan
masyarakat. Kerjasama merupakan hal
penting dalam sebuah organisasi maupun
lingkungan kerja. Disekolah guru PPkn
harus memaksimalkan potensi pendukung
kerjasama tersebut sebagai upaya
menciptakan suasana kondusif dalam
kerjasama. komunikasi adalah proses
penyampaian sebuah pesan dalam bentuk
atau cara penyampaian yang bisa
disesuaikan sehingga makna dari pesan
tersebut dapat diterima sehingga terjadi
pertukaran pesan verbal maupun nonverbal,
dan hasil dari komunikasi yang telah
dilakukan memungkinkan untuk mengubah
tingkah laku seseorang (perubahan yang
terjadi di dalam diri seseorang). c) Kepekaan
sosial atau yang sering disebut dengan
istilah empati adalah suatu kondisi dimana
seseorang mampu menempatkan diri pada
keadaan emosi orang lain dan seolah-olah
mengalaminya sendiri.
4. KB 4 : Secara umum, budaya diartikan
sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai,
moral, norma, dan keyakinan (belief)
manusia yang dihasilkan masyarakat.
Sementara itu, makna karakter sendiri
adalah watak, tabiat, akhlak, atau
kepribadian seseorang yang terbentuk dari
hasil internalisasi berbagai kebajikan
(virtues) yang diyakini dan digunakan
sebagai landasan untuk cara pandang,
berpikir, bersikap, dan bertindak.
Pendidikan budaya dan karakter bangsa
dalam Sisdiknas sendiri berfungsi
mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung, dan
pendidikan karakter tersebut dilakukan
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional jawab. Dasar utama pemanfaatan
budaya dan karakter bangsa sebagai sumber
belajar secara historis terlihat pada nilai-
nilai patriotisme dan semangat kebangsaan
yang menjadi legacy dari para pendiri bangsa
Indonesia. pemanfaatan budayadan
karakter bangsa Indonesia sebagai sumber
belajar PPKn tudak hanya bertujuan untuk
menciptakan manusia Indonesia yang
berbudaya dan berkarakter, namun juga
berfungsi untuk melahirkan generasi
Indonesia yang memiliki semangat
kebangsaan dengan menjunjung tinggi
kearifan lokal (local wisdom) bangsa
Indonesia.
2 Daftar materi yang sulit 1. Contoh ancaman faktual terhadap NKRI
dipahami di modul ini 2. Modal Insani Pendukung Kesamaptaan
dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan
Strategis
3. Pentingnya komunikasi yang efektif dalam
sebuah proses kerjasama
4. Nilai utama pendidikan budaya dan karakter
bangsa sebagai sumber belajar PPKn
3 Daftar materi yang sering 1. Ancaman faktual dan konseptual
mengalami miskonsepsi 2. Tipe manusia quitter dan camper
3. Karakter dan kepribadian
Syawaludin
Prodi PPG Bidang Studi PPKn
Universitas Pamulang

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Kompetensi Guru PPKn Dalam


Mengembangkan Potensi Peserta
Didik di Era Revolusi Industri 4.0
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Profesionalisme Guru PPKN Dalam
Era Industri 4.0
2. Psikologi Perkembangan Peserta
Didik
3. Teori dan Perangkat Pembelajaran
PPKn
4. Komunikasi Interaksi Profesional
Guru PPKn
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. KB 1 : Ruang lingkup profesionalisme guru
dipelajari memiliki tiga ruang lingkup yaitu: a. layanan
administrasi berkaitan dengan kemampuan
guru untuk memahami bagaimana sekolah
itu dikelola, apa peranan guru di dalamnya,
bagaimana memanfaatkan prosedur serta
mekanisme pengelolaan tersebut untuk
kelancaran tugas-tugasnya sebagai guru; b.
layanan Instruksional yang berkaitan dengan
penyelenggaraan proses belajar mengajar,
menuntut guru untuk menguasai isi atau
materi bidang studi yang diajarkan serta
wawasan yang berhubungan dengan materi
itu, kemampuan mengemas materi itu sesuai
dengan latar belakang perkembangan dan
tujuan pendidikan, serta menyajikan
sedemikian rupa sehingga merangsang murid
untuk menguasai dan mengembangkan
materi itu dengan menggunakan
kreativitasnya; c. layanan bantuan berkaitan
dengan tugas membantu murid dalam
mengatasi masalah belajar pada khususnya
dan masalah-masalah pribadi yang akan
berpengaruh terhadap keberhasilan
belajarnya. Prinsip guru dalam melaksanakan
tugas dijelaskan dalam Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2015 tentang Guru dan
Dosen pasal 7 yang terdiri dari :1) memiliki
bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; 2)
memiliki komitmen untuk meningkatkan
mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan
akhlak mulia; 3) memiliki kualifikasi
akademik dan latar belakang pendidikan
sesuai dengan bidang tugas; 4) memiliki
kompetensi yang diperlukan sesuai dengan
bidang tugas; 5) memiliki tanggung jawab atas
pelaksanaan tugas keprofesionalan; 6)
memperoleh penghasilan yang ditentukan
sesuai dengan prestasi kerja; 7) memiliki
kesempatan untuk mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
belajar sepanjang hayat; 8) memiliki jaminan
perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan; dan 9) memiliki
organisasi profesi yang mempunyai
kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan
dengan tugas keprofesionalan guru.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
berdasarkan Undang-Undang No.14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 ayat
(1) mencakup kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial
dan kompetensi profesional yang diperoleh
melalui pendidikan profesi.
2. KB 2 : Psikologi perkembangan memiliki tiga
tujuan utama yaitu : 1) sebagai petunjuk bagi
individu untuk mengetahui apa yang
diharapkan masyarakat dari mereka pada
usia usia tertentu, 2) memberi motivasi
kepada setiap individu untuk melakukan apa
yang diharapkan dari mereka oleh kelompok
sosial pada usia tertentu, 3) sebagai bekal
dalam penyesuaian diri pada situasi baru.
Tahapan perkembangan kognitif menurut
Piaget dibagi menjadi empat tahapan yaitu : 1)
tahap sensori, 2) tahap praoperasional, 3)
tahap operasi konkrit, dan 4) tahap operasi
formal. Tahapan perkembangan moral
menurut Kohlberg dibagi menjadi tiga
tahapan yaitu : 1) Moralitas Prakonvensional
yang terdiri dari a) kepatuhan dan orientasi
hukuman, b) individualisme dan pertukaran;
2) Moralitas Konvensional yang terdiri dari a)
hubungan antar pribadi yang baik, b)
memelihara tatanan sosial; 3) Moralitas
Pascakonvensional yang terdiri dari a) kontrak
sosial dan hak-hak individual, b) prinsip-
prinsip universal. Tahapan perkembangan
psikososial menurut Erikson dibagi menjadi 8
tahapan yaitu, 1) Trust vs Mistrust (percaya vs
tidak percaya) pada kelahiran – 18 bulan, 2)
Autonomy vs Doubt (kemandirian vs
keraguan) pada usia 18 bulan – 3 tahun, 3)
Initiative vs Guilt (inisiatif vs rasa bersalah)
pada usia 3 tahun – 6 tahun, 4) Industry vs
Inferiority (ketekunan vs rasa rendah diri)
pada usia 6 tahun – 12 tahun, 5) Identity vs
Role Confusion (identitas vs kekacauan
identitas)pada usia 12 tahun -18 tahun, 6)
Intimacy vs Isolation (keintiman vs isolasi)
pada usia – 18 tahun – 40 tahun, 7)
Generativity vs Self Absorption (generativitas
vs stagnasi) pada usia – 40 tahun – 65 tahun,
8) Integrity vs despair (integritas vs
keputusasaan) pada usia – 65 ke atas.
Tahapan perkembangan kognitif menurut
Bruner yaitu : 1) Enaktif, tahap belajar
dnegan memanipulasi objek secara langsung,
2) Ikonik, tahap melihat dunia melalui
visualisasi, 3) simbolik, memiliki gagasan
abstrak yang banyak dipengaruhi bahasa dan
logika. Periode perkembangan memiliki
tahapan sebagai berikut: 1) periode anak, 2)
periode remaja, dan 3) periode dewasa.
3. KB 3 : Empirisme adalah aliran yang
menjadikan pengalaman sebagai sumber
pengetahuan. Aliran ini beranggapan bahwa
pengetahuan diperoleh melalui pengalaman
dengan cara observasi/ penginderaan. Ajaran-
ajaran pokok empirisme yaitu: a) Pandangan
bahwa semua ide atau gagasan merupakan
abstraksi yang dibentuk dengan
menggabungkan apa yang dialami, b)
Pengalaman inderawi adalah satusatunya
sumber pengetahuan, dan bukan akal atau
rasio, c) Semua yang kita ketahui pada
akhirnya bergantung pada data inderawi, d)
Semua pengetahuan turun secara langsung,
atau di simpulkan secara tidak langsung dari
data inderawi (kecuali beberapa kebenaran
definisional logika dan matematika), e) Akal
budi sendiri tidak dapat memberikan kita
pengetahuan tentang realitas tanpa acuan
pada pengalaman inderawi dan penggunaan
pancaindera kita. b. Aliran behavioristik
memiliki pandangan bahwa hasil belajar
(perubahan perilaku) bukanlah berasal dari
kemampuan internal manusia (insight) tetapi
karena faktor stimulus yang menimbulkan
respons. Konstruktivisme adalah suatu
pendekatan terhadap belajar yang
berkeyakinan bahwa orang secara aktif
membangun atau membuat pengetahuannya
sendiri dan realitas ditentukan oleh
pengalaman orang itu sendiri pula.
perencanaan proses pembelajaran meliputi
silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-
kurangnya beberapa hal, diantaranya : 1)
tujuan pembelajaran, 2) materi/isi, 3) strategi
dan metode pembelajaran, 4) media dan
sumber belajar, 5) evaluasi.
4. KB 4 : TIK (Information and Communication
Technology) adalah berbagai aspek yang
melibatkan teknologi, rekayasa dan teknik
pengolahan yang digunakan dalam
pengendalian dan pemrosesan informasi serta
penggunaannya, hubungan computer dengan
manusia dan hal yang berkaitan dengan
social, ekonomi dan kebudayaan.
Pembelajaran berbasis TIK berhubungan
dengan pemanfaatan media teknologi dan
informasi, seperti komputer, internet, telepon,
media audio visual dan alat bantu lainnya
yang dikemas dalam bentuk program
pembelajaran e-learning. Beberapa
pembelajaran berbasis TIK yang dapat
dikembangkan dalam pembelajaran PKn
adalah : 1) Computer Based Instruction (CBI),
2) Web Based Education (ELearning), 3)
Blended Learning. Cara komunikasi yang
efektif antara guru dengan masyarakat
sekolah antara lain: 1) menyederhanakan
yang rumit, 2) membiasakan berbicara yang
baik di lingkungan sekolah, 3) berbicara
secara langsung, 4) menghargai adanya
perbedaan kebudayaan, 5) memberikan
feedback yang baik, 6) menyesuaikan antara
ucapan dan perbuatan, 7) presentasi secara
visual, 8) jadilah humoris yang
menyenangkan, 8) menerima masukan, 9)
murah senyum.
2 Daftar materi yang sulit 1. Bentuk-bentuk layanan administrasi, layanan
dipahami di modul ini instruksional dan layanan bantuan
2. Pengaruh perkembangan peserta didik
terhadap kompetensi pedagogik guru.
3. Penerapan PBK model games dalam
pembelajaran PPKn
3 Daftar materi yang sering 1. Evaluasi dan penilaian
mengalami miskonsepsi 2. Tahapan perkembangan psikososial menurut
Erikson
3. Aliran empirisme
4. Computer Based Instruction (CBI) dan Web
Based Education
Syawaludin
Prodi PPG Bidang Studi PPKn
Universitas Pamulang

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Konsep Dasar Keilmuan


Kewarganegaraan
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep Dasar, Prinsip dan Prosedur
Pembelajaran PPKn
2. Struktur, Metode dan Spirit
Keilmuan Kewarganegaraan
3. Konsep Kajian Keilmuan
Kewarganegaraan Berlandaskan
4. Pancasila Dan Uud 1945
5. Isu-Isu Kewarganegaraan
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. KB 1 : Pada dasarnya pembelajaran PPKn jika
dipelajari dikaji dari segi ontologi keilmuannya terdapat
konsep dasar, prinsip, dan prosedur
keilmuannya yang perlu untuk dipahami dan
dilaksanakan secara baik oleh seluruh
pemangku kepentingan PPKn dalam hal ini
adalah Guru. Paradigma ini merupakan salah
satu langkah bagus dalam pembelajaran
PPKn untuk mewujudkan pembelajaran yang
efektif dan memberi pengaruh yang signifikan
terhadap peserta didik dalam membentuk
atribut civic knowledge, civic skill, dan civic
disposition peserta didik untuk menjadi
warganegara yang baik dan cerdas serta
memiliki rasa kebangsaan yang baik dan
berfilosofikan Pancasila. PPKn sebagai suatu
pendidikan bagi warganegara untuk mendidik
mereka dalam ranah politik, hukum, dan
moral. Konsep awalnya yang mengusung Budi
Pekerti menjadikannya sebagai pendidikan
yang berfokus untuk membentuk morality
warganegara. Sehingga dengan demikian
pembelajaran PPKn sesungguhnya dapat
membina dan membentuk secara baik,
terstruktur, dan arif morality warganegara.
Pembelajaran PPKn memiliki standar tradisi
yang kuat dalam ranah Ilmu Sosial dalam
upaya mewujudkan urgensi citizenship
transmission yang berfokus pada karakter
warganegara yang cerdas dan baik. PPKn
sebagai wahana pendidikan Politik bertujuan
untuk membentuk semangat civic
participatory warganegara dan membentuk
civil society. Selain itu PPKn sebagai wahana
pendidikan hukum juga memiliki peran
penting untuk meningkatkan kesadaran
warganegara (civic awareness) dalam
berkonstitusi. Terakhir PPKn sebagai wahana
pendidikan moral juga signifikan
pengaruhnya terhadap warganegara untuk
membentuk perasaan moral yang baik dalam
berkehidupan berbangsa dan bernegara
sesuai dengan pancasila dan UUD 1945.
Disamping itu pancasila sebagai falsafah
bangsa dan dasar Negara menjadi dua tolak
ukur utama yang perlu diintegrasikan
kedalam capaian kompetensi peserta didik
melalui pembelajaran PPKn. Dan selain itu
juga perlu pengembangan kompetensi peserta
didik dalam pembelajaran PPKn untuk
dikorelasikan dengan standar kompetensi inti
kurikulum 2013 agar secara yuridis dan
pedagogis, PPKn menjadi pembelajaran yang
efektif dari segi konsep, prinsip, dan prosedur
pembelajaran bagi warganegara atau peserta
didik.
2. KB 2 : Pembelajaran PPKn jika dikaji dari segi
ontologi keilmuannya mencakup konsep
dasar, prinsip, dan prosedur keilmuannya
yang perlu untuk dipahami dan dilaksanakan
secara baik oleh seluruh pemangku
kepentingan PPKn dalam hal ini adalah Guru.
Paradigma ini merupakan salah satu langkah
bagus dalam pembelajaran PPKn untuk
mewujudkan pembelajaran yang efektif dan
memberi pengaruh yang signifikan terhadap
peserta didik dalam membentuk atribut civic
knowledge, civic skill, dan civic disposition
peserta didik untuk menjadi warganegara
yang baik dan cerdas serta memiliki rasa
kebangsaan yang baik dan berfilosofikan
Pancasila. PPKn sebagai suatu pendidikan
bagi warganegara untuk mendidik mereka
dalam ranah politik, hukum, dan moral.
Konsep awalnya yang mengusung Budi
Pekerti menjadikannya sebagai pendidikan
yang berfokus untuk membentuk morality
warganegara. Sehingga dengan demikian
pembelajaran PPKn sesungguhnya dapat
membina dan membentuk secara baik,
terstruktur, dan arif morality warganegara.
Pembelajaran PPKn juga memiliki standar
tradisi yang kuat dalam ranah Ilmu Sosial
dalam upaya mewujudkan urgensi citizenship
transmission yang berfokus pada karakter
warganegara yang cerdas dan baik. PPKn
sebagai wahana pendidikan Politik bertujuan
untuk membentuk semangat civic
participatory warganegara dan membentuk
civil society. Selain itu PPKn sebagai wahana
pendidikan hukum juga memiliki peran
penting untuk meningkatkan kesadaran
warganegara (civic awareness) dalam
berkonstitusi. Terakhir PPKn sebagai wahana
pendidikan moral juga signifikan
pengaruhnya terhadap warganegara untuk
membentuk perasaan moral yang baik dalam
berkehidupan berbangsa dan bernegara
sesuai dengan pancasila dan UUD 1945.
Disamping itu Pancasila sebagai falsafah
bangsa dan dasar negara menjadi dua tolak
ukur utama yang perlu diintegrasikan ke
dalam capaian kompetensi peserta didik
melalui pembelajaran PPKn. Selain itu, juga
perlu pengembangan kompetensi peserta
didik dalam pembelajaran PPKn untuk
dikorelasikan dengan Standar Kompetensi Inti
Kurikulum 2013 agar secara yuridis dan
pedagogis, PPKn menjadi pembelajaran yang
efektif dari segi konsep, prinsip, dan prosedur
pembelajaran bagi warganegara atau peserta
didik.
3. KB 3 : Pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan (PPKn) adalah program
pendidikan yang dalam implementasinya,
pembelajaran lebih menekankan pada
pengambangan aspek value inculcation.
Metode penanaman nilai menjadi cara yang
relevan untuk mendukung visi dan misi PPKn
dalam mengembangkan potensi peserta didik
yang memiliki rasa kebangsaan, cinta tanah
air, dan demokratis dan bertanggung jawab
melalui semangat dan komitmen pada empat
konsensus bangsa Indonesia yaitu Pancasila,
UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.
Ke empat konsensus tersebut sebagai
landasan bagi warganegara Indonesia dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Dalam hal ini, peran guru
sangatlah penting. Guru PPKn secara
pedagogis dan profesional harus menguasai
substansi keempat konsensus tersebut untuk
dijabarkan atau diinternalisasi dalam
kompetensi dasar kurikulum PPKn dalam
mendukung aspek kompetensi inti kurikulum
PPKn di sekolah. Kemampuan
substantifpedagogik menjadi elemen penting
bagi seorang pengajar PPKn di sekolah. Hal ini
tidak lepas dari perannya untuk
mensosialisasikan ilmu dan
menginternalisasikan ilmu yang bermanfaat
bagi peserta didik dalam hal ini adalah civics
(sebagai ilmunya program PPKn).
4. KB 4 : Paradigma baru PPKn yang
mengedepankan aspek civic literacy atau
literasi warganegara, perlu diadakan
pembinaan dan edukasi secara baik untuk
memahami dan keterlibatan pada isu-isu
kewarganegaraan yang meliputi bidang
ideologi, politik, hukum, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan keamanan dan agama,
dalam konteks lokal, nasional, regional, dan
global dalam bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Pada konteks
lokal, isu kewarganegaraan banyak
menyangkut soal etnosentrisme. Pada
konteks nasional, ada banyak sekali isu
kewarganegaraan yang hangat terjadi dan
dapat memecah keutuhan serta harmonisasi
hidup rukun bangsa Indonesia. Sebut saja
masalah ideologi separatisme, diskriminasi,
dan marginalisasi. Pada konteks regional, isu
seputar kewarganegaraan di kawasan ASEAN
banyak membahas tentang radikalisme.
Sedangkan dalam konteks Global, isu-isu
ewarganegaraan berakar dari masalah
aktualisasi kewarganegaraan global yang
sarat akan konflik kemanusiaan, hubungan
bilateral maupun multilateral, ancaman
keamanan atau suasana kondusif secara
global, konflik hak asasi manusia, dan
masalah pengungsian. Selain itu, isu penting
lainnya adalah persoalan warga digital,
dimana seorang warga negara digital memiliki
peran yang vital untuk berkontribusi terhadap
isu perkembangan kewarganegaraan di
lingkungan global. Disinilah letak peran vital
seorang guru, termasuk adalah guru PPKn.
Dalam dimensi pendidikan tersemat tanggung
jawab besar. Untuk itu, Guru PPKn secara
pedagogis dan profesional harus menguasai
substansi dan terampil mengaktualisasi
konsep kewarganegaraan yang juga berfokus
pada pemahaman dan bertanggungjawab
pada isu-isu kewarganegaraan yang mutakhir
sehingga dapat menjadi agen pembentukan
warganegara yang dapat melibatkan diri
peserta didik serta sumbangsi atau
berpartisipasi aktif peserta didik untuk
mampu menghadapi berbagai tantangan isu
kewarganegaraan yang meliputi bidang
ideologi, politik, hukum, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan keamanan dan agama,
dalam konteks lokal, nasional, regional, dan
global dalam bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
2 Daftar materi yang sulit 1. Spirit pengembangan keilmuan
dipahami di modul ini kewarganegaraan
2. Isu-isu kewarganegaraan berdasarkan
pendekatan global dalam perspektif
pendidikan

3 Daftar materi yang sering 1. Struktur, metode, dan spirit keilmuan


mengalami miskonsepsi kewarganegaraan
2. Socio-culture PPKn
Syawaludin
Prodi PPG Bidang Studi PPKn
Universitas Pamulang

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Sumber Pembelajaran PPKn Berbasis


Karakter
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Sumber-Sumber Pembelajaran
PPKn
2. Buku dan Internet Sebagai
Sumber Pembelajaran PPKn
3. Sumber Pembelajaran PPKn
Berbasis ICT
4. Implementasi ICT dalam
Pembelajaran PPKn
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. KB 1 : Sumber belajar (learning resources)
dipelajari adalah semua sumber baik berupa data,
orang dan wujud tertentu yang dapat
digunakan oleh peserta didik dalam belajar,
baik secara terpisah maupun secara
terkombinasi sehingga mempermudah
peserta didik. sumber belajar yang dapat
digunakan oleh peserta didik untuk
mempelajari suatu hal dalam pemenuhan
bekal diri siswa seperti pengetahuan, sikap
dan keterampilan yang berasal dari pencarian
informasi, seni bertanya, keterampilan dalam
penggunaan media dan teknologi untuk
menelusuri jawaban, kecakapan membangun
komunikasi dan interaksi kepada guru, teman
sejawat dan lingkungannya. Ruang lingkup
sumber belajar adalah komponen-komponen
yang berkontribusi dalam khasanah
keilmuan, sumbangsihnya adalah
kebermanfaatan yang rasional, terukur, dan
realistis seperti informasi, manusia, bahan
media/alat, teknik dan lingkungan. Maka
dengan segala kelengkapan itu peserta didik
dapat menyerap dan menjadikannya sebagai
referensi keilmuan. Kebutuhan peserta didik
dalam mencari sumber belajar harus KB 1 :
Sumber belajar (learning resources) adalah
semua sumber baik berupa data, orang dan
wujud tertentu yang dapat digunakan oleh
peserta didik dalam belajar, baik secara
terpisah maupun secara terkombinasi
sehingga mempermudah peserta didik.
sumber belajar yang dapat digunakan oleh
peserta didik untuk mempelajari suatu hal
dalam pemenuhan bekal diri siswa seperti
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
berasal dari pencarian informasi, seni
bertanya, keterampilan dalam penggunaan
media dan teknologi untuk menelusuri
jawaban, kecakapan membangun komunikasi
dan interaksi kepada guru, teman sejawat dan
lingkungannya. Ruang lingkup sumber
belajar adalah komponen-komponen yang
berkontribusi dalam khasanah keilmuan,
sumbangsihnya adalah kebermanfaatan yang
rasional, terukur, dan realistis seperti
informasi, manusia, bahan media/alat, teknik
dan lingkungan. Maka dengan segala
kelengkapan itu peserta didik dapat menyerap
dan menjadikannya sebagai referensi
keilmuan. Kebutuhan peserta didik dalam
mencari sumber belajar harus belajar yang
relevan dengan mengakomodir referensi yang
akurat dan kekinian.
2. KB 2 : Buku teks adalah buku yang dijadikan
pegangan peserta didik pada jenjang tertentu
sebagai sumber belajar, berkaitan dengan
bidang studi PPKn. Buku teks biasanya
dilengkapi sarana pembelajaran sebagai
penunjang dalam program pembelajaran dan
sebagai bahan referensi atau bahan rujukan
oleh peserta didik, serta memperlancar
efisiensi dan efektivitas kegiatan
pembelajaran. Selain buku teks dalam bentuk
cetak, ermacammacam sumber belajar juga
bisa diakses melalui internet dengan
menggunakan berbagai fasilitas yang ada
pada sistem jaringan internet.
3. KB 3 : Kemampuan memilih sumbersumber
pembelajaran PPKn merupakan salah satu
komponen penting yang harus dimiliki oleh
guru- guru PPKn guna menghasilkan proses
pembelajaran yang efektif serta meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk memahami,
mengingat dan mengorganisir kembali
informasi-informasi yang dihasilkan pada
pembelajaran PPKn. Efektifitas dan relevansi
sumber-sumber pembelajaran ini berkaitan
erat dengan media yang digunakan untuk
mengeksplorasi dan menyajikannya kepada
peserta didik. Perkembangan ICT yang pesat
memudahkan guru dan peserta didik untuk
mengakses dan menggunakan sumber-
sumber pembelajaran PPKn yang relevan.
Diantaranya adalah penggunaan internet
untuk menghimpun sumber pembelajaran
untuk kemudian disusun dan disajikan
dengan berbasis komputer. Penyajian
sumber-sumber pembelajaran tersebut dapat
menggunakan media visual, media audio
maupun maupun projected still media.
Penyajian menggunakan media visual
menyajikan materi dalam bentuk visualisasi
materi menggunakan media yang relevan
seperti power point dan ditampilkan baik
menggunakan OHP maupun infocus. Media
visual memiliki empat fungsi, yakni 1) fungsi
atensi, 2) fungsi afektif, 3) fungsi kognitif dan
4) fungsi kompensatoris. Keempat fungsi ini
bisa dielaborasi lebih jauh dengan
menggunakan model pembelajaran
diantaranya model ASSURE dengan enam
langkah, yakni 1) analyze learner, 2), state
objectives 3) select methods, media, material
4) Utilize media and materiels, 5) Require
learner participation, dan 6) Evaluate and
revise. Penggunaan media audio sebagai
sumber pembelajaran dapat dilakukan
dengan menghasilkan bunyi misalnya melalui
pemutaran audio cassette tape recorder,
radio, telepon dan audio disk. Bentukbentuk
audio yang bisa digunakan sebagai sumber
pembelajaran PPKn antara lain kumpulan
pidato-pidato tokoh-tokoh negara yang
relevan dengan pokok bahasan maupun
dialog-dialog dalam bentuk audio lainnya.
Projected still media merupakan media yang
memerlukan proyektor untuk menampilkan
informasi dalam bentuk gambar/tulisan yang
tidak bergerak seperti transparansi slide,
power point, microfilm dan lain sebagainya.
Penggunaan projected still media sebagai
sumber pembelajaran dilakukan dengan
menampilkan media yang berisi materi-
materi yang relevan dengan mata ajar PPKn
yang sedang didiskusikan di kelas.
4. KB 4 : Selain mengenal ICT sebagai sumber
pembelajaran, guru juga perlu untuk
mengimplementasikan ICT pada proses
pembelajaran PPKn. Implementasi ICT
sebagai sumber pembelajaran dapat
menstimulasi siswa untuk terlibat aktif
dengan desain pembelajaran yang kreatif dan
inovatif. Pada konteks ini terdapat tiga hal
yang harus dipertimbangkan guru, yakni 1)
memilih materi sebagai sumber pengetahuan;
2) keadaan warga sekolah terkait siswa dan
lingkungan belajar; dan 3) model
pembelajaran yang didesain.
2 Daftar materi yang sulit 1. Peluang guru PPKn dalam menggunakan
dipahami di modul ini media pembelajaran berbasis ICT
3 Daftar materi yang sering 1. Projected still media
mengalami miskonsepsi
Syawaludin
Prodi PPG Bidang Studi PPKn
Universitas Pamulang

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Membangun Karakter Keindonesiaan


Guru PPKn dan Peserta Didik
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Karakteristik Peserta Didik Dari
Aspek Fisik, Moral, Sosial,
Kultural, Emosional dan
Intelektual
2. Karakteristik Etika Profesi Guru
dan Aplikasinya Dalam
Pembelajaran PPKn
3. Kualifikasi Dan Regulasi
Profesionalisme Guru PPKn
4. Pengembangan Kemampuan
Profesional Guru PPKninta Tanah
Air Dan Bela Negara
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. KB 1 : Karakteristik peserta didik dari aspek
dipelajari fisik. Pertumbuhan dan perkembangan fisik
peserta didik dapat dibagi atas tiga tahap,
yaitu tahap setelah lahir hingga usia tiga
tahun, tahap anakanak hingga masa pubertas
(3-10 tahun), tahap pubertas (10-14 tahun),
dan tahap remaja/adolesen (usia 12 tahun ke
atas). Berdasarkan tahapan di atas, maka
anak usia sekolah (SD-SMP) dimasukan
dalam tahap pra pubertas dan pubertas awal,
sedangkan anak SMP hingga SMA dimasukan
dalam tahap remaja. Pada usia sekolah
menengah yaitu usia SMP/SMA dan sederajat
peserta didik berada pada masa remaja atau
pubertas yang merupakan masa peralihan
atau transisi masak kanak-kanak dengan
dewasa. Salah satu segi perkembangan yang
cukup pesat dan nampak dari luar adalah
perkembangan fisik remaja yaitu postur
tubuh yang tinggi tetapi kurus. Selain terjadi
pertambahan tinggi badan yang sangat cepat,
pada masa remaja berlangsung
perkembangan seksual yang cepat pula.
Karakteristik peserta didik dari aspek moral.
Pokok pertama yang penting dalam pelajaran
menjadi pribadi bermoral ialah belajar apa
yang diharapkan kelompok dari anggotanya
dalam bentuk hukum, kebiasaan dan
peraturan. Di Sekolah seorang guru mungkin
memberi peraturan yang berbeda dari guru
lainnya. Bahkan di kelompok bermain
peraturan permainan dan olahraga mungkin
berbeda, tergantung pada pimpinan dan
keinginan. Pokok kedua dalam belajar
menjadi orang bermoral ialah
mengembangkan hati nurani sebagai kendali
internal bagi perilaku individu. Pokok ketiga
dalam belajar menjadi orang yang bermoral
adalah pengembangan rasa bersalah dan rasa
malu. Pokok keempat dalam belajar menjadi
orang bermoral ialah mempunyai kesempatan
melakukan interaksi dengan anggota
kelompok sosial. Karakteristik peserta didik
dari aspek sosial. Perkembangan sosial
mempunyai arti kemampuan untuk
berperilaku sesuai dengan harapan- harapan
kelompok sosialnya, dan ini merupakan
keterampilan berpikir baru yang dimiliki
remaja. Remaja sering berpenampilan
mengikuti bayangan dan sering membuat
cara-cara untuk menunjukkan
kehebatannya. Karakteristik sosial remaja
adalah adanya kecenderungan ambivalensi
keinginan menyendiri dengan keinginan
untuk bergaul dengan banyak teman, dan
ambivalensi antara keinginan untuk bebas
dari dominasi pengaruh orangtua dengan
kebutuhan bimbingan dan bantuan dari
orang tuanya. Usia remaja memiliki
ketergantungan yang kuat pada kelompok
sebaya yang disertai konformitas tinggi.
Karakteristik peserta didik dari aspek
kultural. Aspek kultural merupakan yang
berhubungan dengan kebudayaan, suatu cara
hidup yang berkembang, dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang, dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari beberapa unsur yang
membangunnya yaitu sistem bahasa, sistem
pengetahuan, sistem kekerabatan, sistem
peralatan hidup, sistem ekonomi, sistem
religi, dan sistem kesenian. Apabila dapat
dipahami bagi para pendidik, melalui proses
dan tahapan memperoleh data dan fakta dari
observasi yang komprehensif terhadap
peserta didik, tentunya dapat memberikan
masukan bagi guru dalam memetakan;
perbedaan potensi, mengoptimalkan potensi,
serta menentukan cara mengatasi kesulitan
belajar peserta didik dalam setiap rancangan
pelaksanaan pembelajaran yang akan
dilaksanakan sehingga apa yang menjadi
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
kondisi yang melibatkan semua peserta didik,
tidak diskriminatif, nyaman dan
menyenangkan. Karakteristik peserta didik
dari aspek emosional. Kecerdasan emosional
sebagai kemampuan seseorang untuk dapat
memotivasi diri sendiri dan tekun dalam
menghadapi frustasi, mengontrol dorongan-
dorongan impulsif (kondisi saat seseorang
mendapatkan dorongan untuk melakukan
sebuah tindakan tanpa memikirkan
konsekuensinya terlebih dahulu) dan mampu
menunda pemuasannya, mengatur suasana
hati sehingga tidak mempengaruhi
kemampuan berfikir, dan berempati. Tanpa
kecerdasan emosional yang sehat, seseorang
mudah dikalahkan oleh nafsunya yang
mengalahkan daya nalar sehingga menjadi
lebih emosional dan salah langkah sehingga
menyesali perbuatannya. Karakteristik
peserta didik dari aspek intelektual.
Kemampuan intelektual merupakan potensi
bawaan (potential ability), namun beberapa
penelitian menunjukkan dalam
perkembangannya dipengaruhi oleh kualitas
lingkungan. Aspek Intelektual merupakan
tingkat kecerdasan peserta didik yang diukur
dari kemampuan kognitif dalam
menyelesaikan masalah, menalar dan berpikir
logika berdasarkan faktual dan empirisnya
dengan berpikiran jernih berdasarkan ilmu
pengetahuan, tingkat pengertian atau
kesadaran, terutama yang menyangkut
pemikiran dan pemahaman. Potensi
intelektual sudah pasti berhubungan dengan
kecerdasan yaitu prestasi akademik,
kecerdasan umum, kemampuan khusus
(bakat), dan kreativitas.
2. KB 2 : Guru profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik. Suatu profesi
mempunyai seperangkat elemen inti yang
membedakannya dengan pekerjaan lainnya.
Seorang penyandang profesi dapat disebut
profesional manakala elemen- elemen inti itu
sudah menjadi bagian integral dari
kehidupannya. Danim (2010) merangkum
beberapa hasil studi para ahli mengenai sifat-
sifat atau karakteristik-karakteristik profesi
seperti berikut ini : a. Kemampuan intelektual
yang diperoleh melalui pendidikan. Memiliki
pengetahuan spesialisasi. Pengetahuan
spesialisasi adalah sebuah kekhususan
penguasaan bidang keilmuan tertentu. c.
Memiliki pengetahuan praktis yang dapat
digunakan langsung oleh orang lain atau
klien. d. Memiliki teknik kerja yang dapat
dikomunikasikan atau communicable. e.
Memiliki kapasitas mengorganisasikan kerja
secara mandiri atau self organization. Istilah
mandiri disini berarti kewenangan
akademiknya melekat pada dirinya. f.
Mementingkan kepentingan orang lain
(altruism). Seorang guru harus
siapmemberikan layanan kepada peserta
didiknya pada saat bantuan itu diperlukan,
apakah di kelas, di lingkungan sekolah,
bahkan di luar sekolah. g. Memiliki kode etik.
Kode etik ini merupakan norma-norma yang
mengikat guru dalam bekerja. h. Memiliki
sanksi dan tanggung jawab komunitas. i.
Mempunyai sistem upah. Sistem upah yang
dimaksudkan disini adalah standar gaji. j.
Budaya professional. Etika Profesi Guru dan
Aplikasi dalam Pembelajaran, kode etik guru
dibuat oleh organisasi atau asosiasi profesi
guru. Persatuan guru Republik Indonesia
(PGRI), telah membuat kode etik guru yang
disebut dengan Kode Etik Guru Indonesia
(KEGI). KEGI ini merupakan hasil konferensi
pusat PGRI Nomor V/konPus II/XIX/2006
pada tanggal 25 Maret 2006 di Jakarta yang
disahkan pada Kongres XX PGRI No.
07/Kongres/XX/ PGRI/2008 tanggal 3 Juli
2008 di Palembang. KEGI ini dapat menjadi
kode etik tunggal bagi setiap orang yang
menyandang profesi guru di Indonesia atau
menjadi referensi bagi organisasi atau asosiasi
profesi guru selain PGRI untuk merumuskan
Kode Etik bagi anggotanya. Berikut ini
disajikan kode etik guru sebagai acuan guru
dalam menjalankan tugas keprofesian,
meliputi: a. Hubungan Guru dengan Peserta
Didik b. Hubungan Guru dengan Orang
Tua/Wali c. Hubungan Guru dengan
Masyarakat d. Hubungan Guru dengan
Sekolah dan Teman Sejawat e. Hubungan
Guru dengan Profesi f. Hubungan Guru
dengan Organisasi Profesi g. Hubungan Guru
dengan Pemerintah. Melaksanakan tugas
profesinya, guru menyadari sepenuhnya
bahwa Kode Etik Guru Indonesia (KEGI)
sebagai pedoman bersikap dan berperilaku
yang mengejawantah dalam bentuk nilai-nilai
moral dan etika dalam jabatan guru sebagai
pendidik putraputri bangsa. KEGI yang
tercermin dalam tindakan nyata itulah yang
disebut etika profesi atau menjalankan profesi
secara beretika.
3. KB 3 : Guru yang berkualitas dibawah standar
tidak mungkin dapat meningkatkan
kreatifitas dan inovasi guru baik di sekolah
maupun di masyarakat. Dalam Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen, Guru wajib memiliki kualifikasi
akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Kualifikasi akademik
adalah tingkat pendidikan minimal yang
harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang
dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikasi
keahlian yang relevan sesuai ketentuan
perundangundangan yang berlaku dapat
meningkatkan kreatifitas dan inovasi guru
baik di sekolah dan di masyarakat. Selain
memiliki kualifikasi akademik seorang guru
juga harus memiliki beberapa kompetensi,
kompetensi tersebut yaitu kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional. Adanya persyaratan untuk
menjadi guru minimal berijazah sarjana (S1)
atau diploma empat (D4), dengan tidak
membedakan apakah itu guru SD, guru SMP
atau guru pada jenjang pendidikan
menengah. Sertifikat pendidik diberikan
kepada guru yang telah memenuhi standar
profesional guru. Guru profesional
merupakan syarat mutlak untuk
menciptakan sistem dan praktik pendidikan
yang berkualitas. Sertifikat pendidik adalah
sebuah sertifikat yang ditandatangani oleh
perguruan tinggi. Seseorang yang tidak
memiliki ijazah dan/atau sertifikat keahlian
tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui
dan diperlukan dapat diangkat menjadi
pendidik setelah melewati uji kelayakan dan
kesetaraan. tujuan sertifikasi guru adalah
untuk meningkatkan mutu dan menentukan
kelayakan guru dalam melaksanakan tugas
sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan
tujuan pendidikan nasional dan
meningkatkan kompetensi peserta agar
mencapai standar kompetensi yang
ditentukan. Implementasi regulasi atau
peraturan UU No.14 Tahun 2005 dan PP
No.74 Tahun 2008 tentang guru,
menyaratkan guru berkualifikasi akademik
sekurang- kurangnya S1 atau D-IV dan
memiliki sertifikat Pendidik. Pendidikan S1
atau DIV dan memiliki sertifikat Pendidik
dapat meningkatkan kreatifitas dan inovasi
guru baik di sekolah dan di masyarakat.
Selanjutnya Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No.32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No.19
Tahun 2009 Tentang Standar Nasional
Pendidikan meliputi (1) standar isi, (2) standar
proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4)
standar pendidik dan tenaga kependidikan,
(5) standar sarana dan prasarana, (6) standar
pengelolaan, (7) standar pembiayaan dan (8)
standar penilaian pendidikan. Implementasi
(2) standar proses dapat meningkatkan
kreatifitas dan inovasi guru di sekolah karena
proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
4. KB 4 : Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) Guru PPKn. PKB adalah
pengembangan kompetensi guru yang
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan,
bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan
profesionalismenya. Guru memelihara,
meningkatkan, dan memperluas pengetahuan
dan keterampilan guru untuk melaksanakan
proses pembelajaran. Pembelajaran menjadi
berkualitas sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman
peserta didik. Kegiatan PKB ini mencakup
kegiatan pengembangan diri, publikasi ilmiah,
dan/atau karya inovatif. PKB dalam
pengambangan profesi guru merupakan salah
satu dari unsur yang diperlukan untuk
memenuhi angka kredit yang dipersyaratkan
untuk kenaikan jabatan fungsional guru.
Pasal 11 Permennegpan dan RB tahun 2009.
Pengembangan Diri pada kegiatan PKB
Pengambangan diri sebagai upaya untuk
meningkatkan profesionalisme diri agar
memiliki kompetensi yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan atau
kebijakan pendidikan nasional serta
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan/atau seni. Kegiatan tersebut dilakukan
melalui pendidikan dan pelatihan (diklat)
fungsional dan teknis atau melalui kegiatan
kolektif guru. Secara rinci penjelasan kedua
macam kegiatan dimaksud adalah 1)
Pendidikan dan Latihan Fungsional dan 2)
Teknis dan Kegiatan Kolektif Guru. Setiap
paket kegiatan yang diikuti oleh setiap guru
harus dibuatkan laporannya dan produk
kegiatannya. Apabila dalam 1 tahun seorang
guru mengambil 4 paket kegiatan, maka ia
harus menyiapkan 4 laporan hasil kegiatan
KKG/MGMP beserta lampiran hasil/produk
kegiatannya dan bukti fisik pendukung.
Seorang guru dapat memperoleh angka kredit
dari kegiatan KKG/MGMP paling sedikit telah
hadir aktif sebanyak 85%. Ketua KKG/MGMP
membuat rekap keikutsertaan peserta dalam
kegiatan kolektif selama satu tahun, dan
sertifikat/surat keterangan ditandatangani
oleh kepala dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya atau kepala UPTD atas nama
kepala dinas pendidikan kabupaten/kota atas
usulan dari ketua KKG/MGMP. Guru yang
akan mengikuti kegiatan kolektif guru atas
dasar penugasan baik oleh kepala sekolah
maupun atas kehendak sendiri. Publikasi
Ilmiah pada kegiatan PKB. Publikasi ilmiah
adalah karya tulis ilmiah yang telah
dipublikasikan kepada masyarakat. Publikasi
juga merupakan bentuk kontribusi seorang
guru terhadap peningkatan kualitas
pembelajaran di sekolah dan sebagai
pengembangan dunia pendidikan secara
umum. Bentuk publikasi yang dapat
dilakukan oleh guru adalah presentasi pada
forum ilmiah, publikasi hasil penelitian atau
gagasan inovatif pada bidang pendidikan
formal, dan publikasi buku teks pelajaran,
buku pengayaan dan/atau pedoman guru.
Presentasi pada Forum Ilmiah. Guru
seringkali diundang untuk mengikuti
pertemuan ilmiah. Mereka juga kadang
diminta untuk memberikan presentasi untuk
mengisi pertemuan ilmiah tersebut. Untuk
keperluan itu, guru harus membuat prasaran
ilmiah. Prasaran ilmiah adalah sebuah tulisan
ilmiah berbentuk makalah yang berisi
ringkasan laporan hasil penelitian, gagasan,
ulasan, atau tinjauan ilmiah. Untuk
memperoleh angka kredit dalam kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan,
maka isi makalah seharusnya mengenai
permasalahan pada bidang pendidikan formal
pada satuan pendidikannya sesuai tugas guru
yang bersangkutan. Isi makalah di luar hal
tersebut atau terlalu umum dan tidak
berkaitan dengan tugas guru yang
bersangkutan, tidak atau kurang jelas
kaitannya dengan permasalahan
pendidikan/pembelajaran pada satuan
pendidikan, serta kurang menunjukkan
kesesuaian dengan tugas pokok dan fungsi
guru, tidak dapat diberikan angka kredit.
Karya inovatif pada kegiatan PKB. Karya
inovatif adalah karya hasil pengembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni
yang bermanfaat bagi pendidikan dan/atau
masyarakat, yang terdiri dari (1) menemukan
teknologi tepat guna; (2)
menemukan/menciptakan karya seni; (3)
membuat/memodifikasi alat
pelajaran/peraga/praktikum; (4) mengikuti
pengembangan/penyusunan standar,
pedoman, soal, dan sejenisnya. Kategori Karya
Inovatif. Guru adalah salah satu komponen
penentu terwujudnya mutu pendidikan di
sekolah khususnya dan akan berdampak
pada tinggi rendahnya kualitas pendidikan di
suatu negara. Guru yang memiliki kinerja
baik akan memiliki kontribusi yang banyak
bagi kemajuan peserta didiknya. Sebaliknya,
jika kinerja guru kurang berkualitas,
kemajuan yang seharusnya dicapai peserta
didik juga akan terhambat. Oleh karena itu,
wajar apabila guru dituntut untuk selalu
mengembangkan profesinya secara
berkelanjutan agar benar-benar menjadi
profesional. Salah satu perwujudannya
adalah dengan menciptakan karya inovatif.
Guru secara individual maupun kelompok
dapat mengembangkan profesinya melalui 3
unsur yaitu (1) Pengembangan Diri, (2)
Publikasi Ilmiah, (3) Karya Inovatif. Guru
PPkn diharapkan dapat mengembangkan
profesinya sesuai dengan regulasi yang
berlaku. Guru dapat berkarya untuk
mengembangkan profesinya secara
berkelanjutan dalam upaya mewujudkan
guru profesional yang bermartabat dan
sejahtera.
2 Daftar materi yang sulit 1. Karakteristik keprofesian guru dan etika
dipahami di modul ini profesi guru secara komprehensif
2. Realitas penerapan regulasi tentang
kewajiban tugas dan kewenangan guru dalam
menjalankan profesinya.
3. Realitas implementasi pengembangan diri
guru PPKn saat ini
3 Daftar materi yang sering 1. Karakteristik peserta didik dari aspek sosial
mengalami miskonsepsi dan kultural
Syawaludin
Prodi PPG Bidang Studi PPKn
Universitas Pamulang

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Pengembangan Evaluasi Berbasis


ICT dan Pemanfaatan Hasil PTK
Dalam Pembelajaran PPKn
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Evaluasi Pembelajaran PPKn
Berbasis ICT
2. Keterampilan Guru PPKn dalam
Pembelajaran
3. Model-Model Pembelajaran PPKn
yang
4. Inovatif dan Kreatif Sesuai Materi
5. Pembelajaran PPKn Berbasis ICT
6. Penelitian Tindakan Kelas dalam
Pembelajaran PPKn
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang 1. Kemajuan Teknologi Informasi dan
dipelajari Komunikasi (TIK/ICT) salah satu sarana
yang sangat berpengaruh terhadap
kehidupan manusia saat sekarang ini.
Dalam dunia pendidikan, ICT salah satu
sarana yang dapat membantu meningkatkan
kualitas pendidikan, karena melalui ICT
dapat dikembangkan kreativitas pengajaran
yang sangat membantu dalam kelancaran
dan keberhasilan proses belajar mengajar.
Peningkatan kompetensi guru merupakan
hak setiap guru. Untuk mendorong
peningkatan kompetensi guru adalah
dengan pemanfaatan ICT dalam
pembelajaran dan merancang serta
melaksanakan evaluasi dan penilaian
pembelajaran berbasis ICT. Google Form
dapat menjadi salah satu software yang
direkomendasikan untuk membuat alat
evaluasi (penilaian). Tampilan muka dan
caranya sangat sederhana sehingga mudah
untuk dimengerti.
2. KB 2 : Guru memegang peran utama dalam
pembangunan pendidikan, guru juga sangat
menentukan keberhasilan peserta didik
dalam proses belajar mengajar. Guru
merupakan komponen yang paling
berpengaruh terhadap terciptanya proses
dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh
karena itu, upaya perbaikan apapun yang
dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan tidak akan memberikan hasil
yang signifikan tanpa didukung oleh guru
yang profesional dan berkualitas.
Keterampilan dasar yang harus dimiliki
seorang guru adalah: Keterampilan dasar
membuka dan menutup pelajaran;
Keterampilan dasar menjelaskan;
Keterampilan dasar mengadakan variasi;
Keterampilan dasar memberikan penguatan;
Keterampilan dasar bertanya; Keterampilan
dasar mengelola kelas; Keterampilan dasar
mengajar perorangan/kelompok kecil;
Keterampilan dasar membimbing diskusi
kelompok kecil.
3. KB 3 : Berkembangnya teknologi serta
dampak yang ditimbulkannya sangat
menuntut kemampuan untuk beradaptasi
secara kreatif dan kepiawaian mencari
pemecahan yang imajinatif. Demikian pula
dari sudut pendidikan. Sudah saatnya
penekanan dalam proses belajar mengajar
yang hanya menekankan pada pemikiran
reinovatif, hafalan dan mencari satu jawaban
yang benar terhadap soal-soal yang
diberikan untuk ditinggalkan, kini beralih ke
proses-proses pemikiran yang tinggi
termasuk berpikir kreatif dan inovatif.
Dengan kata lain saat ini kreativitas dan
berpikir inovatif benar- benar dibutuhkan
agar kompetensi yang diharapkan dari
pembelajaran PPKn dapat tercapai. Sebuah
ide kreatif seorang guru sangat diperlukan
untuk dapat mengubah situasi
pembelajaran menjadi menarik dan efektif
sekaligus mengajak siswa lebih aktif. Jika
saat ini adalah era teknologi digital, ada
kemungkinan ide pembelajaran yang kita
kembangkan adalah lebih banyak
berhubungan dengan teknologi digital
karena secara mayoritas siswa akan lebih
tertarik menghadapi sesuatu yang up to
date. Dalam era globalisasi
persoalanpersoalan yang muncul dalam
pembelajaran salah satunya harus
diantisipasi dengan inovasi-inovasi terhadap
model pembelajaran atau media
pembelajaran. Seorang guru merupakan
inovator yang pada dasarnya dituntut untuk
memiliki kemampuan dalam meningkatkan
mutu pendidikan melalui inovasi
pembelajaran. Guru sebagai inovator
pembelajaran mau tidak mau harus
meningkatkan kemampuan diantaranya : (1)
Teknologi yang merupakan kekuatan
pendorong terhadap inovasi dan
kesuksesan. (2) Ada kreativitas yang
tergantung gagasangagasan yang
dimunculkan. Seorang inovator adalah
orang yang berhasil mengambil peluang-
peluang untuk mewujudkan gagasan-
gagasan yang ada dan secara realita dapat
dikembangkan. Untuk membelajarkan siswa
sesuai dengan cara-gaya belajar mereka
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai
dengan optimal ada berbagai model
pembelajaran. Dalam praktiknya, kita (guru)
harus ingat bahwa tidak ada model
pembelajaran yang paling tepat untuk segala
situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam
memilih model pembelajaran yang tepat
haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat
materi bahan ajar, fasilitas-media yang
tersedia, dan kondisi guru itu sendiri. Pada
saat ini, pembelajaran ICT di lingkungan
sekolah/universitas merupakan hal yang
sangat penting. Hal ini dikarenakan semakin
meningkatnya kebutuhan informasi dan
komunikasi dalam berbagai keperluan
seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK). ICT yang
secara sederhana disimbolkan oleh
perangkat komputer dan jaringan internet
serta perangkat komunikasi telah banyak
dimanfaatkan untuk meningkatkan
produktivitas kerja para pelajar mulai dari
sekolah dasar hingga perguruan tinggi. E-
learning mempermudah interaksi antara
peserta didik dengan materi, peserta didik
dengan pengajar maupun sesame peserta
didik. Peserta didik dapat saling tukar
informasi dan dapat mengakses bahan-
bahan belajar setiap saat dan berulang-
ulang. Dengan kondisi yang demikian itu
peserta didik dapat lebih memantapkan
penguasaan terhadap materi pembelajaran.
Model pembelajaran peer teaching dikenal
juga dengan istilah tutor sebaya. Peer
teaching merupakan salah satu model
pembelajaran yang berbasis active learning.
Sejumlah ahli percaya bahwa satu pelajaran
benar-benar dikuasai hanya apabila peserta
didik mampu mengajarkan pada peserta
didik lainnya. Pembelajaran peer teaching
merupakan cara yang efektif untuk
menghasilkan kemampuan mengajar teman
sebaya. Pemanfaatan komputer sebagai
media pendidikan sangat dibutuhkan.
Pembelajaran komputer dibuat agar siswa
dapat terangsang dalam belajar menurut
tingkat kecepatan penguasaan
masingmasing karena siswa sebagai user.
Komputer mampu menampilkan
gambargambar, video, teks yang dapat
dianimasikan, serta dapat menambah
motivasi siswa untuk belajar karena
komputer dapat memberikan kesempatan
kepada siswa untuk belajar secara dinamis,
interaktif dan perorangan. Beberapa bentuk
penggunaan komputer media yang dapat
digunakan dalam pembelajaran.Multimedia
yang efektif dalam pembelajaran tidak hanya
terdiri dari menggunakan beberapa media
bersama-sama, tapi menggabungkan media
yang penuh kesadaran dengan cara yang
memanfaatkan karakteristik masing-masing
individu, memperluas dan meningkatkan
pengalaman belajar. Dengan menggunakan
multimedia pembelajaran sangat membantu
dalam proses belajar mengajar dan memiliki
keuntungan dan kelebihan dibandingkan
menggunakan pembelajaran konvensional.
4. KB 4 : Pelaksanaan PTK merupakan cara
yang efektif dalam mengidentifikasi masalah
belajar siswa sehingga solusi atas
permasalahan tersebut juga dapat secara
tepat diberikan kepada siswa. PTK juga
mampu menjadi sarana bagi guru untuk
dapat segera mengambil tindakan secara
menyeluruh terkait permasalahan siswa
baik secara akademik maupun non
akademik. Penelitian Tindakan Kelas ini
terdapat empat langkah kegiatan yang lazim
dilakukan yaitu (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) pengamatan dan (4)
refleksi.
2 Daftar materi yang sulit 1. Arti penting ICT dalam penilaian
dipahami di modul ini pembelajaran
2. Keterampilan dasar mengadakan variasi
mengajar
3. Prosedur perancangan media pembelajaran.
4. Langkah-langkah membuat proposal PTK
dalam pembelajaran PPKn
5. Tahap-tahap melaksanakan PTK dalam
pembelajaran PPKn
3 Daftar materi yang sering 1. Evaluasi selektif dan evaluasi penempatan
mengalami miskonsepsi 2. Fungsi e-leraning sebagai suplemen dan
komplemen
3. Karakteristik penilaian otentik
4. Model peer teaching

Anda mungkin juga menyukai