Anda di halaman 1dari 1

Fungsi bahasa salah satunya adalah sebagai 

kontrol sosial . Jika melibatkan zaman


sekarang, media sosial menjadi primadona. Banyak netizen yang suka mengkritik, nimbrung dalam
urusan orang lain, sok tahu, dan kadang-kadang menghakimi.
Berikan pendapat Anda tentang  kontrol bahasa untuk menjawab pertanyaan sosial di atas. Sertakan
pendapat Anda dengan sumber-sumber yang Anda percaya.
 

Yang terhormat, Bapak Tutor dan teman-teman.


Setelah membaca diskusi minggu kedua, pendapat saya adalah :

Mari kita diskusikan terlebih dahulu fungsi bahasa sebagai kontrol sosial.
Fungsi Bahasa sebagai alat kontrol sosial bisa dijabarkan menjadi beberapa hal, yaitu :
- Bahasa dapat mengontrol suatu kejadian yang ada dalam masyarakat.
- Bahasa dapat mengontrol emosi pada individu maupun kelompok.
- Bahasa dapat menjadi tanda santun atau tidaknya seseorang.
- Bahasa menjadi tanda suatu penyampaian yang tegas dan tidak.
- Bahasa dapat mengontrol jenis orasi yang baik, sopan dan santun.
- Bahasa menjadi tanda peringatan atau himbauan.
- Bahasa menjadi media ajakan dan bimbingan.
- Bahasa dapat memaksa masyarakat seusai norma-norma yang berlaku.
Saya simpulkan bahwa Bahasa sebagai kontrol sosial merupakan cara yang terencana ataupun tidak
terencana untuk mengendalikan suatu individu atau kelompok agar dapat memenuhi nilai-nilai yang
disampaikan.

Jika dikaitkan dengan zaman modern dewasa ini, fungsi bahasa sebagai control social menurut saya
sudah meluas penggunaannya. Terbukti banyak dari individu atau kelompok disuatu media social
yang menggunakan fungsi kontrol sosial ini sebagai wadah aspirasi dan inspirasi bagi seluruh
pengikutnya, namun tidak banyak pula dari individu atau kelompok yang menyalahgunakan fungsi
kontrol sosial ini.

Saya coba beri contoh fungsi bahasa sebagai kontrol socia terlebih dahulu, baik yang konvensional
dan juga yang dewasa ini terjadi di sosial media :
- Iklan-iklan dijalanan yang menghimbau masyarakat untuk membayar pajak.
- Sosialisasi yang mengusung gerakan pemilu yang damai.
- Seorang guru menasihati siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya.
- Polisi memperingatkan sekelompok pelajar yang ingin melakukan tawuran.
- Influencer menghimbau pengikutnya untuk bersama-sama menjaga kebersihan dan
menyuluhkan cara mencuci tangan yang benar.
- Raditya Dika mengajak warganet untuk mengumpulkan donasi yang akan dibagikan untuk
membantu pencegahan COVID-19, diakun Instagramnya.

Lalu bagaimana netizen yang suka mengkritik, nimbrung dalam urusan orang lain, sok tahu dan
kadang menghakimi?
Menurut saya itu adalah salah satu kontrol sosial namun digunakan secara negatif. Hal ini bisa
muncul karena fungsi sosial media yang menjadi tempat berekspresi dan juga cepatnya penyebaran
informasi. Dikarenakan informasi tersebut tidak dicerna dengan baik oleh netizen ataupun memang
sumber informasi tersebut tidak memiliki validasi yang jelas, maka bermunculanlah hal-hal negatif
tersebut. Semenjak semakin banyaknya masyarakat yang bisa menggunakan media sosial,
pemerintah melakukan antisipasi kontrol sosial yang negatif tersebut dengan membuat UU ITE.
Makanya diwajibkan bagi seluruh masyarkat harus bijak menggunakan social media dengan
menggunakan Bahasa yang sopan dan santun, tidak membuat ujaran kebencian ataupun
kebohongan publik, dan mencerna informasi yang baik dengan cara mecari tahu dahulu kebenaran
berita tersebut secara pasti dan jelas.

Demikian pendapat yang bisa saya sampaikan di diskusi ini.


Semoga pendapat ini bisa bermanfaat bagi semuanya, terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai