TINJAUAN PUSTAKA
Suara atau bunyi-bunyian dapat diukur dengan suatu alat yang disebut “sound
level meter” yaitu berupa intensitas atau kekerasan suara dihitung dengan satuan
desibel dan frekuensi atau gelombang suara dihitung dengan satuan Hertz, telinga
manusia hanya mampu menangkap frekuensi suara berkisar antara 20-20.000 Hertz
dan aman pada intensitas suara sekitar 80 desibel, paparan suara atau bunyi-bunyian
melampaui kemampuan diatas dalam waktu yang lama dapat menyebabkan
terjadinya ketulian sementara atau permanen.
Intensitas kebisingan (bunyi) adalah arus energi per satuan luas yang
dinyatakan dalam satuan desibel (dB), dengan membandingkannya dengan kekuatan
dasar 0,0002 dyne/cm2 yaitu kekuatan dari bunyi dengan frekuensi 1000 Hz yang
tepat dapat di dengar oleh manusia normal. Desibel adalah satu per sepuluh bel,
sebuah satuan yang dinamakan untuk menghormati Alexander Graham Bell.
Tabel 2.3 Skala Intensitas Kebisingan dan Sumbernya
No Intensitas dB Batas Dengar Tertinggi
1 2 3 4
120 Halilintar
1 Menulikan 110 Meriam
100 Mesin uap
100 Jalan hiruk pikuk
2 Sangat hiruk 90 Perusahaan sangat gaduh
80 Pluit polisi
Kantor gaduh
80
Jalan pada umumnya
3 Kuat 70
Radio
60
Perusahaan
Rumah gaduh
60
Kantor umumnya
4 Sedang 50
Percakapan kuat
40
Radio perlahan
Rumah tenang
40
Kantor perorangan
5 Tenang 30
Auditorium
20
Percakapan
20 Suara daun-daun
6 Sangat tenang 10 Berbisik
0 Batas dengar terendah
Sumber: Suma’mur, 2009
1 2 3 4
1 A 35 45
2 B 45 55
3 C 50 60
4 D 60 70
Ada beberapa penentuan kriteria yang dapat dibedakan menurut fungsi dan
kegunaanya. Penentuan kriteria kebisingan yaitu perhitungan tingkat tekanan bunyi
ekuivalen (Leq), tingkat tekanan bunyi pada siang hari( Ls ), tingkat tekanan bunyi
pada malam hari (Lm), dan tingkat bunyi siang malam Lsm.
1) Tingkat Kebisingan Ekuivalen (Leq)
Ada beberapa penentuan kriteria yang dibedakan menurut fungsi dan
kegunaanya. Berikut akan digunakan empat macam penentuan kriteria kebisingan,
yaitu perhitungan tingkat tekanan bunyi ekuivalen (leq), tingkat tekanan bunyi siang
hari, tingkat tekanan bunyi pada malam hari (Lm) (Muamar, 2016). Tingkat
kebisingan ekuivalen dikembangkan dengan satuan variabel (dB). Tingkat kebisingan
ekuivalen adalah hasil perkalian antara frekuensi kemunculan (La ) adalah jumlah
bagian yang diukur. Dari 120 data yang dihasilkan kemudian dihitung menggunakan
rumus Leq sehingga didapatkan satu data tingkat kebisingan yang mewakili range
waktu tersebut. Rumus untuk Leq adalah sebagai berikut (Harris, 1991):
1
Leq=10 log
T ∑ {Ti .10 0,1. Li } (2.1)
Keterangan:
Leq = Equivalent Continous Noise Level atau Tingkat kebisingan (dBA)
T = Periode waktu (detik)
T1 = Periode pembacaan (detik)
Li = Data tingkat kebisingan pada selang waktu tertentu (dBA)
1
Ls=10 log
T
∑ {T 1.100,1. Li + …+T 4.100,1. Li } dBA (2.2)
Keterangan:
Ls = Tingkat kebisingan siang hari (dBA)
T = Periode waktu (detik)
T1 = Periode pembacaan (detik)
Li = Data tingkat kebisingan pada selang waktu tertentu (dBA)
1
Lm=10 log
T
∑ {T 5.10 0,1.Li + T 6. 100,1. Li } dBA (2.3)
Keterangan:
Lm = Tingkat kebisingan malam hari (dBA)
T = Periode waktu (detik)
T1 = Periode pembacaan (detik)
Li = Data tingkat kebisingan pada selang waktu tertentu (dBA)
1
Lsm=10 log
T
∑ { Ts. 100,1. Ls −Tm . 100,1. Lm } dBA (2.4)
Keterangan:
Lsm = Tingkat kebisingan siang dan malam hari (dBA)
Ls = Tingkat kebisingan siang hari (dBa)
Lm = Tingkat kebisingan malam hari (dBA)