Anda di halaman 1dari 3

PELAKSANAAN PEMASANGAN KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR WANITA

Identitas Pasien
Ny. YAA, 36 thn, PA Akseptor Kontrasepsi IUD Puskesmas Sungai Jingah
BB : 64 kg

Latar Belakang
Masalah kependudukan di Indonesia sudah merupakan masalah yang perlu mendapat
perhatian dan pengharapan yang serius. Tidak hanya pemerintah saja melainkan masyarakat
pun seharusnya ikut andil dalam pengendalian penduduk yang semakin besar untuk laju
pertumbuhan penduduk di Indonesia yang semakin meningkat. Strategi program KB yang
digunakan dalam mengembangkan kebijakan pemerintah yaitu MKJP (Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang) sesuai dengan kebutuhan untuk menunda kehamilan, menjarangkan
kehamilan, atau mengakhiri kesuburan yaitu kondom, suntik, pil, intravagina, AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim), Implant, dan kontrasepsi mantap.
IUD atau spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur,
mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim
melalui vagina serta mempunyai benang. IUD adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan
ke dalam rahim yang sangat efektif, reversible, dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh
semua wanita usia reproduktif. IUD (Intra-Uterine Device) merupakan alat kontrasepsi yang
digunakan dalam rahim sebagai pencegahan kehamilan. Cara kerjanya sebagai benda asing
dalam rahim dapat menimbulkan reaksi peradangan setempat. Tembaga yang terdapat di
dalam IUD mempengaruhi reaksi biokimia dalam rahim yang menyebabkan disfungsi sperma
sehingga tidak mampu melakukan pembuahan.
Jenis-jenis IUD
1. IUD Non-Hormonal
Pada saat ini IUD telah memasuki generasi keempat. Oleh karena itu, berpuluh-puluh
IUD telah dikembangkan. Mulai dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutra
dan logam sampai generasi plastik (polietilen) baik yang ditambah obat atau tidak.
Menurut bentuknya IUD dibagi menjadi 2, yaitu sebagai beriku:
a. Bentuk terbuka (open device)
Misalnya: Lippes Loop, Cu-T, Cu-7, Marguiles, Spring, Coil, Multiload, Nova-T.
b. Bentuk tertutup (closed device)
Misalnya: Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring
Menurut tambahan obat atau metal, yaitu sebagai berikut:
a. Medicated IUD
Misalnya: Cu-T 200 (daya kerja tiga tahun), Cu-T 220 (daya kerja tiga tahun), Cu-
T-380 A (daya kerja delapan tahun. Pada jenis Medicated IUD angka yang tertera
di belakang IUD menunjukkan luasnya kawat halus tembaga yang ditambahkan,
misalnya Cu-T 220 berarti tembaga adalah 220 mm2 . Cara insersi withdrawal.
b. Unmedicated IUD
Unmedicated IUD. Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T-Coil, Antigon. Cara
insersi Lippes Loop push out. Lippes Loop dapat dibiarkan in-utero untuk selama-
lamanya sampai menopause, sepanjang tidak ada keluhan persoalan bagi
akseptornya. IUD yang banyak dipakai di Indonesia dewasa ini dari jenis 13
unmedicated yaitu Lippes Loop dan yang dari jenis medicated Cu-T, Cu-7,
Multiload, dan Nova-T
2. IUD Hormonal
a. Progestasert – T = Alza T
Panjang 36 mm, lebar 32 mm, dengan dua lembar benang ekor warna hitam,
mengandung 38 mg progesterone dan barium sulfat, melepas μg progesterone dan
barium sulfat, melepaskan 65 μg progesterone setiap hari, tabung insersinya
berbentuk lengkung, daya kerja 18 bulan, teknik insersi plunging (modified
withdrawal)
b. LNG 20
Mengandung 40-60 mg Levonolgestrel, dengan pelepasan 20 μg per hari, angka
kegagalan/kehamilan angkah terendah yaitu < 0,5 per wanita 100 wanita per
tahun. Penghentian pemakaian karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata
lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenorea atau
perdarahan haid yang sangat sedikit.

Mekanisme kerja IUD. Menurut WHO mekanisme kerja IUD menimbulkan reaksi
radang di endometrium, disertai peningkatan produksi prostaglandin dan infiltrasi leukosit.
Reaksi ini ditingkatkan oleh tembaga, yang mempengaruhi enzimenzim di endometrium,
metabolisme glikogen, dan penyerapan estrogen serta menghambat transportasi sperma. Pada
pemakaian IUD yang mengandung tembaga, jumlah spermatozoa yang mencapai saluran
genitalia atas berkurang. Perubahan cairan uterus dan tuba mengganggu viabilitas gamet, baik
sperma atau ovum yang diambil dari pemakai IUD yang mengandung tembaga
memperlihatkan degenerasi mencolok. Pengawasan hormone secara dini memperlihatkan
bahwa tidak terjadi kehamilan pada pemakai IUD modern yang mengandung tembaga.
Dengan demikian, pencegahan implantasi bukan merupakan mekanisme kerja terpenting
kecuali apabila IUD yang mengandung tembaga digunakan untuk kontrasepsi pascakoitus.
LNG-IUS menginduksi atrofi dan produksi mucus serviks antagonis, yang akan
meningkatkan efektivitasnya.

Gambaran Pelaksanaan
1. Pemasangan Kontrasepsi IUD jenis CuT 380A
2. Pemasangan Kontrasepsi IUD dilakukan di Ruang Pemeriksaan Unit KIA/KB
Puskesmas Sungai Jingah pada hari Senin, 16/01/2023 atas permintaan pasien
3. Dilakukan oleh satu Bidan dan Tiga Dokter Internship
4. KIE

Pemasangan NGT dilakukan di ruang tindakan Puskesmas Sungai Jingah pada tanggal 2
septermber 2022.
Pemasangan NGT dibantu oleh 1 dokter internsip dan 1 perawat. Pemasangan NGT diawali
dengan mempersiapkan peralatan, melepas NGT yang terpasang, memasang NGT yang baru.
Pemasangan NGT dapat dipasang dengan baik. Pasien diperbolehkan pulang

Pasien dilakukan tindakan ekstraksi kuku kaki jempol sebelah kanan. Tindakan dilakukan di
ruang tindakan puskesmas sungai jingah, dibantu 1 perawat. Tindakan diawali dengan
melakukan desinfeksi pada daerah yang ingin dilakukan tindakan. Ekstraksi kuku selesai
dengan baik. Pasien diperbolehkan pulang dengan diberikan obat untuk di rumah
Pasien mengalami jatuh dari motor dan mendapat luka robek di daerah tangan. Pasien
dilakukan tindakan hecting pada tangan kanan. Tindakan dilakukan di ruang tindakan
puskesmas sungai jingah, dibantu 1 perawat. Tindakan diawali dengan melakukan desinfeksi
pada daerah yang ingin dilakukan tindakan. Hecting selesai dengan baik. Pasien
diperbolehkan pulang dengan diberikan obat untuk di rumah

Anda mungkin juga menyukai