- Umur : 6 tahun
Keluhan utama :
Seorang anak laki laki berusia 6 tahun, datang ke IGD RS. Bhayangkara dengan keluhan
demam. demam dirasakan 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam dirasakan naik
turun disertai keluhan nyeri perut yang hilang timbul. Nyeri diperut kanan yang menjalar
kebagian pusat. Disertai anak dengan keluhan mual positif dan muntah sebanyak satu kali
positif beberapa jam sebelum masuk rumah sakit. Anak juga mengeluhkan susah BAB
dalam beberapa hari terakir dan ketika BAB didapatkan BAB yang cenderung lembek.
BAK (+) tidak ada keluhan dan dalam batas normal, urin berwarna kuning jernih.
Nyeri pertama pada periumbilical kemudian menyebar ke kuadran kanan bawah. Nyeri bersifat
viseral, berasal dari kontraksi appendiceal atau distensi dari lumen. Biasaanya disertai dengan
adanya rasa ingin defekasi atau flatus. Anoreksia sering terjadi. Mual dan muntah terjadi pada 50-
60% kasus, tetapi muntah biasanya self-limited. Abdominal tenderness, khususnya pada regio
apendiks. Sebanyak 96% terdapat pada kuadran kanan bawah akan tetapi ini merupakan gejala
nonspesifik. Nyeri pada kuadran kiri bawah ditemukan pada pasien dengan situs inversus atau
yang memiliki apendiks panjang. Demam ringan,dimana temperatur tubuh berkisar antara 37,2 –
380C (99 – 1000F), tetapi suhu > 38,30C (1010F) menandakan adanya perforasi.
Pemeriksaan Fisik
Menurut teori :
Inspeksi: Bentuk simetris kanan dan kiri , gerakan lambung/usus tidak terlihat
Palpasi : Mc burney (+)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik usus normal
Pemeriksaaan Penunjang :
Menurut teori :
Leukosit normal : 4000 – 10.000 ribu
Trombosit normal : 150000 – 450000 ribu
Hasil RO Thorax PA pasien dengan efusi pleura :
Efusi pleura
Penatalaksanaan :
-PRO : Appendiktomy
-IFVD RL 15 tpm
reproduksi.
2. Berikan antibiotika pada pasien dengan gejala sepsis dan yang membutuhkan
pemberian antibiotika intravena dapat berguna untuk Appendicitis acuta bagi mereka
yang sulit mendapat intervensi operasi (misalnya untuk pekerja di laut lepas), atau
bagi mereka yang memilki resiko tinggi untuk dilakukan operasi Rujuk ke dokter
3. Dilakukan operasi
Open Appendectomy
3. Dibuat sayatan otot, ada dua cara: a. Pararectal/ Paramedian Sayatan pada vaginae
jangan tertinggal pada waktu penjahitan karena bila terjahit hanya satu lapis bisa terjadi hernia
Sayatan berubah-ubah sesuai serabut otot. Lokasi insisi yang sering digunakan pada
Appendectomy.
pengembangan alveolus yang sempat terendam cairan pleura agar
fungsinya dapat kembali seperti semula. (Suzanne C Smeltezer dan
Brenda G. Bare, 2002)
6. Lalu masukan jarum abbocath 14G/16G hubungkan dengan tranfusi/ infus set
dan urine bag.
7. Evakuasi cairan yang ada, Aspirasi cairan perlahan dan tidak melebihi 1.5
liter cairan pada sekali pungsi
8. Jika sudah selesai tarik abbocath
9. Tekan lokasi menggunakan kapas yang diberi alkohol dan plester.
10. Tindakan torakosintesis selesai