Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Siti Istiqomah

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 856562431

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4407/Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Kode/Nama UPBJJ : 17/ Jambi

Masa Ujian : 2020/21.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Jawaban :

1. Rangkuman Khusus mengenai Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) :

Aksi perundungan yang dilakukan oleh siswa di salah satu Sekolah Dasar Negeri
di Kecamatan Pancoran Mas, melibatkan sejumlah anak berkebutuhan Khusus.
Kepala SDN, Kusrini Maryati menyatakan bahwa kejadian tersebut diawali ketika
para siswa sedang mengikuti kelas menggambar dan mewarnai. Dalam kelas terdiri
atas 25 siswa kelas -IV dimana ABK-nya 10 dan 15 siswa reguler, dan 5 diantara
10 siswa ABK memiliki autis yang tinggi.
Korban inisial –G menangis setelah berbaku hantam dengan pelaku inisial -J.
Ketika ditanya pelaku hanya bilang bercanda. Salah satu teman kelasnya turut
merundungi korban G dan teman berinisial R hanya menonton kemudian merekam
aksi kejadian diantara 3 anak tersebut. Setelah mendapat laporan mengenai kejadian
tersebut, Kusrini selaku kepala Sekolah mengaku akan memberikan sanksi kepada
pihak pelaku. Ia juga sedang berkoordinasi dengan Dinas Pembrdayaan Perempuan
Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
(DP3AP2KB). (DEPOK,KOMPAS.com)

Hasil analisis mengenai rangkuman berita di atas adalah sebagai berikut :


1. Berita yang dimuat DEPOK,KOMPAS.com terkait kasus perundungan terhadap
salah satu Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Dikonstruksikan sebagai
peristiwa melanggar hukum dengan menyajikan peristiwa tersebut ke dalam
pemberitaan dengan tema hukum.
2. DEPOK, KOMPAS.com membangun realitaskasus perundungan/bulliying
terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sebagai sebuah kasus hukum
melalui pemilihan narasumber dan proses pemerolehan informasi , yang
ditunjukan dengan pencantuman sumber berita dan berupa pihak-pihak yang
terkait langsung dalam proses hukum dan peradilan terhadap tersangka.
Diantaranya Dinas Dinas Pembrdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB).

2. Pearturan perundang-undangan Nasional yang mengatur Hak untuk ABK sebagai


berikut :
Pasal 2 huruf a Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 tahun 2009
tentang pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang memiliki Kelainan dan
Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat istimewa.
(permendiknas 70/2009) menyebutkan :
Pendidikan Inklusif bertujuan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
semua peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, sosial, bakat
istimewa atau memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuannya.
Penjelasan :
berdasarkan pemaparan diatas, pada prinsipnya setiap anak memiliki hak untuk
mendapatkan pendidikan tidak terkecuali bagi anak berkebutuhan khusus.
Keberadaan sekolah yang menerapkan sistem inklusif bisa menjadi alternatif bagi
orangtua untuk menyekolahkan anaknya.
3. Peraturan perundang-undangan Nasional mengenai ABK belum dapat terlaksana
dengan baik karena :
Adanya kendala minimnya sarana penunjang sistem pendidikan inklusif, serta
terbatasnya pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh para guru. Para guru
harus berjuang keras memenuhi tuntutan hati nuraninya untuk mencerdaskan
seluruh siswanya, sementara di sisi lain para guru tidak memiliki keterampilan yang
cukup untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang mempunyai
kebutuhan khusus. Sehingga pembelajaran kurang maksimal. Ditambah fasilitas
belum mencapai keseluruh wilayah, lokasi yang berada di daerah yang jauh belum
dapat menyentuh fasilitas yag disediakan oleh pemerintah dalam undang-undang.

4. a. Layanan pedidikan segresi


Merupakan bentuk layanan pendidikan segresi memisahkan ABK dari anak
normal. Dengan demikian, ABK mempunyai sekolah sendiri, demikian pula dengan
anak normal mempunyai sekolah yang tidak ada kaitannya dengan sekolah untuk
ABK.
b. Layanan pendidikan Intregasi
layanan pendidikan dalam bentuk terpadu atau intregasi menyediakan pendidikan
bagi ABK di Sekolah dengan anak normal.
c. Layanan pendidikan Inklusi
Pada dasarnya setiap anak diakui sebagai bagian dari anak-anak lain yang ada
dalam satu sekolah. Mereka mungkin dipisahkan dalam ruangan pembelajaran tapi
tetap berbaur di kantin dan bersosialisasi dalam satu sekolah yang sama.

Berdasarkan penjelasan dari maksud masing-masing layanan pendidikan bagi ABK


diatas, maka pendidikan yang paling tepat untuk ABK di Indonesia adalah Layanan
Pendidikan Inklusi. Karena, perpaduan dari layanan pendidikan segresi dan
intregasi. Anak tetap bisa bermain dan berkomunikasi dengan anak-anak normal
lainnya dengan sistem pembelajaran dan cara belajar yang berbeda ketika dalam
ruang kelas. Akan tetapi untuk saat ini di ndonesia masih menerapkan layanan
pendidikan segresi yaitu memisahkan anak normal dengan ABK pada sekolah
Khusus seperti SLB dll.

5. Model layanan pendidikan yang paling efektif untuk diterapkan pada anak berbakat
dari aspek kognitif yaitu, model layanan kognitif-efektif. Sasaran akhir dari model
ini adalah pengembangan bakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran sangat
memperhitungkan kreativitas dan sisi kognitif efelktif yang merupakan dinamika
dari proses perkembangan bakat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai