Anda di halaman 1dari 2

SINDROM STEVEN JOHNSON

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

KABUPATEN
H.GT.ABDUL BASIT
BANJAR NIP.19630809 198703 1 007

1 Pengertian Penyebab
Sindrom Stevens-Johnson (SSJ) merupakan suatu kumpulan gejala klinis erupsi
mukokutaneus yang ditandai oleh trias kelainan pada kulit vesikulobulosa,
mukosa orifisium serta mata disertai gejala umum berat. Sinonimnya antara lain:
sindrom de Friessinger-Rendu, eritema eksudativum multiform mayor, eritema
poliform bulosa, sindrom muko-kutaneo-okular, dermatostomatitis, dll.

Penyebab
Reaksi alergi.

Gambaran Klinik
Gejala prodromal berkisar antara 1 – 14 hari berupa demam, malaise, batuk,
korizal, sakit menelan, nyeri dada, muntah, pegal otot dan atralgia yang sangat
bervariasi dalam derajat berat dan kombinasi gejala tersebut.

Setelah itu akan timbul lesi di :


- Kulit berupa eritema, papel, vesikel, atau bula secara simetris pada hampir
seluruh tubuh.
- Mukosa berupa vesikel, bula, erosi, ekskoriasi, perdarahan dan kusta berwarna
merah. Bula terjadi mendadak dalam 1-14 hari gejala prodormal, muncul pada
membran mukosa, membran hidung, mulut, anorektal, daerah vulvovaginal, dan
meatus uretra. Stomatitis ulseratif dan krusta hemoragis merupakan gambaran
utama.
- Mata : konjungtivitas kataralis, blefarokonjungtivitis, iritis, iridosiklitis, kelopak
mata edema dan sulit dibuka, pada kasus berat terjadi erosi dan perforasi kornea
yang dapat menyebabkan kebutaan. Cedera mukosa okuler merupakan faktor
pencetus yang menyebabkan terjadinya ocular cicatricial pemphigoid,
merupakan inflamasi kronik dari mukosa okuler yang menyebabkan kebutaan.
Waktu yang diperlukan mulai onset sampai terjadinya ocular cicatricial
pemphigoid bervariasi mulai dari beberapa bulan sampai 31 tahun.

2 Tujuan Sebagai acuan tatalaksana penderita sindrom steven johnson

3 Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter


4 Referensi Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas, 2007
SINDROM STEVEN JOHNSON
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

KABUPATEN
H.GT.ABDUL BASIT
BANJAR NIP.19630809 198703 1 007

5 Langkah Diagnosis
Diagnosis ditujukan terhadap manifestasi yang sesuai dengan trias kelainan kulit,
- langkah mukosa, mata, serta hubungannya dengan faktor penyebab yang secara klinis
terdapat lesi berbentuk target, iris atau mata sapi, kelainan pada mukosa, demam.
Selain itu didukung pemeriksaan laboratorium antara lain pemeriksaan darah
tepi, pemeriksaan imunologik, biakan kuman serta uji resistensi dari darah dan
tempat lesi, serta pemeriksaan histopatologik biopsi kulit.

Penatalaksanaan
Pada umumnya penderita SSJ datang dengan keadan umum berat sehingga terapi
yang diberikan biasanya adalah :
- Cairan dan elektrolit, serta kalori dan protein secara parenteral.
- Antibiotik spektrum luas, selanjutnya berdasarkan hasil biakan dan uji
resistensi kuman dari sediaan lesi kulit dan darah.
- Kortikosteroid parenteral : deksamentason dosis awal 1mg/kgBB bolus,
kemudian selama 3 hari 0,2-0,5 mg/kgBB tiap 6 jam. Penggunaan steroid
sistemik masih kontroversi, ada yang mengganggap bahwa penggunaan steroid
sistemik pada anak bisa menyebabkan penyembuhan yang lambat dan efek
samping yang signifikan, namun ada juga yang menganggap steroid
menguntungkan dan menyelamatkan nyawa.
- Antihistamin bila perlu. Terutama bila ada rasa gatal. Feniramin hidrogen
maleat dapat diberikan dengan dosis untuk usia 1 – 3 tahun 7,5 mg/dosis, untuk
usia 3 –12 tahun 15 mg/dosis, diberikan 3 x sehari.
- Bula di kulit dirawat dengan kompres basah larutan Burowi.
- Tidak diperbolehkan menggunakan steroid topikal pada lesi kulit.
- Terapi infeksi sekunder dengan antibiotika yang jarang menimbulkan
alergi, berspektrum luas, bersifat bakterisid dan tidak bersifat nefrotoksik,
misalnya klindamisin i.v 8 – 16 mg/kgBB/hari, diberikan 2 x sehari.

6 Dokumen RAWAT INAP, BP, PUSTU/POLINDES


Terkait

Disahkan Oleh Dibuat Oleh

Dr Sumirati
NIP 19780210 200312 2 007 Tim Penyusun SOP

Anda mungkin juga menyukai