Anda di halaman 1dari 3

1.

- Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016) uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah pada suatu model
regresi, suatu variabel independen dan variabel dependen ataupun keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak normal. Apabila suatu variabel tidak berdistribusi secara normal,
maka hasil uji statistik akan mengalami penurunan. Pada uji normalitas data dapat dilakukan
dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov yaitu dengan ketentuan apabila nilai
signifikansi diatas 5% atau 0,05 maka data memiliki distribusi normal. Sedangkan jika hasil uji
One Sample Kolmogorov Smirnov menghasilkan nilai signifikan dibawah 5% atau 0,05 maka
data tidak memiliki distribusi normal.

- Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2016) pada pengujian multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent atau variable bebas. Efek
dari multikolinearitas ini adalah menyebabkan tingginya variabel pada sampel. Hal tersebut
berarti standar error besar, akibatnya ketika koefisien diuji, t-hitung akan bernilai kecil dari t-
tabel. Hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan linear antara variabel independen yang
dipengaruhi dengan variabel dependen.

- Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk melakukan uji apakah pada sebuah model regresi terjadi
ketidaknyamanan varian dari residual dalam satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Apabila
varian berbeda, disebut heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya
heteroskedastisitas pada suatu model regresi linier berganda, yaitu dengan melihat grafik
scatterplot atau dari nilai prediksi variabel terikat yaitu SRESID dengan residual error yaitu
ZPRED. Apabila tidak terdapat pola tertentu dan tidak menyebar diatas maupun dibawah angka
nol pada sumbu y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk model
penelitian yang baik adalah yang tidak terdapat heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).

- Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2016) autokorelasi dapat muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu yang berkaitan satu sama lainnya. Permasalahan ini muncul karena residual tidak bebas
pada satu observasi ke observasi lainnya. Untuk model regresi yang baik adalah pada model
regresi yang bebas dari autokolerasi. Untuk mendeteksi terdapat atau tidaknya autokorelasi
adalah dengan melakukan uji Run Test.

2. Persaingan belum sempurna: Persaingan yang belum sempurna dapat terjadi ketika pengusaha
memiliki kontrol atau pengaruh yang besar terhadap pasar. Ini dapat terjadi karena adanya
monopoli, oligopoli, atau persaingan monopolistik.
Contoh:
* Monopoli: Pasar yang dikuasai oleh satu perusahaan besar yang mempunyai kuasa untuk
menentukan harga, produksi, dan distribusi suatu produk atau jasa. Contohnya pasar PLN yang
dikuasai oleh perusahaan tersebut.
* Oligopoli: Pasar yang dikuasai oleh beberapa perusahaan besar yang menentukan harga,
produksi, dan distribusi suatu produk. Contohnya pasar mobil di Indonesia yang dikuasai oleh
beberapa perusahaan besar seperti Toyota, Honda, dan Mitsubishi.
* Persaingan monopolistik: Pasar yang dikuasai oleh beberapa perusahaan besar yang
berkompetisi satu sama lain dalam menentukan harga, produksi, dan distribusi suatu produk.
Contohnya pasar telepon seluler di Indonesia yang dikuasai oleh oleh beberapa perusahaan besar
seperti Telkomsel, Indosat Ooredoo, dan XL Axiata.
- Sumber daya yang terbatas: Sumber daya yang terbatas juga dapat menimbulkan hambatan
pasar karena berbagai pihak ingin memanfaatkannya untuk keuntungan diri masing-masing.
Contoh:
* Pasar real estat yang dikuasai oleh beberapa pengembang besar dan terbatasnya tanah untuk
dibangun rumah.
- Regulasi pemerintah: Regulasi pemerintah yang tidak jelas atau terlalu ketat juga dapat
menimbulkan hambatan pasar.
Contoh:
* Pasar obat yang terlalu diatur oleh pemerintah dalam hal produksi, distribusi dan harga jual.
3. Menentukan berapa pendapatan yang ingin dihasilkan dari produk tersebut
Besarnya pendapatan di sini artinya menghasilkan pemasukan di mana uang tersebut tidak hanya
untuk menutupi berbagai biaya yang muncul, tapi juga mendapatkan profit yang digunakan
untuk mengembangkan usaha.

Kesalahan yang jamak terjadi ialah pengusaha menganggap tingkat penjualan hanya ditentukan
oleh harga semata.

Padahal besarnya penjualan sangat tergantung pada pemilihan konsumen dan strategi penjualan
yang tepat.

- Menentukan prioritas usaha

Ke mana arah usaha ini?

Pertanyaan tersebut merupakan sebuah pertanyaan yang bisa digunakan sebagai dasar dalam
menetapkan harga, di samping memaksimalkan profit.

Meningkatkan market share melalui produk yang kita hasilkan juga tidak boleh dilupakan.

Yang harus diingat adalah produk harusnya dikenal karena berkualitas, bukan hanya karena
harga murah semata.

- Mempertimbangkan kemampuan konsumen


Dalam menentukan harga, perusahaan yang baik akan menggunakan berbagai alat dan faktor
untuk mengukur kemampuan konsumen.

Semakin tahu kondisi konsumen yang dituju, maka akan semakin tahu pula berapa harga jual
yang bisa dipatok.

Melakukan survei berdasar demografis dan barang apa saja apa yang biasa di beli adalah jenis
riset yang dapat membantu memberikan gambaran berapa harga yang mestinya ditentukan.

- Biaya Produksi

Besarnya biaya produksi juga menjadi dasar penentuan harga yang tentu saja ditambah dengan
profit yang diinginkan.

Misalnya, jika kita membuat produk dengan biaya keseluruhan Rp10.000 dan keuntungan yang
diharapkan Rp2000, maka produk tersebut dijual dengan harga Rp12.000.

Perlu diingat bahwa biaya sebuah produk tidak hanya yang nampak, tapi juga termasuk biaya
overhead.

- Sesuai dengan target awal

Menetapkan target pendapatan juga merupakan bagian penting dalam menetapkan harga. Faktor
yang menentukan harga produk di antaranya, biaya produksi, biaya pemasaran, dan promosi.

- Mengetahui harga kompetitor

Mengetahui harga kompetitor bisa jadi membantu kita dalam menentukan harga jual produk,
misalnya apakah produk kompetitor sebanding dengan produk kita.

Jika iya, maka harga kompetitor tersebut kita jadikan patokan. Perhatikan pula apakah produk
yang kita hasilkan memiliki added value dibandingkan dengan produk pesaing.

Misalnya; adanya garansi pembelian dan layanan purna jual.

- Monitor harga

Setelah harga ditentukan, maka memonitor harga secara berkelanjutan harus dilakukan karena
harga juga menentukan tingkat keuntungan yang didapatkan.

Anda mungkin juga menyukai