Anda di halaman 1dari 11

Hubungan antara analisis jabatan, perencanaan SDM, rekrutmen, dan seleksi digambarkan

seperti gambar diatas. Dimana ada 2 aspek penting dalam pengisian jabatan yaitu Perencanaan

SDM dan Rekrutmen. Perencanaan SDM akan menghitung berapa jabatan yang

dibutuhkan/perlu diisi.Rekrutmen merupakan tahapan-tahapan pencarian SDM baru untuk

mengisi posisi yang dibutuhkan organisasi. Kedua proses ini akan saling berkaitan dengan

proses perencanaan SDM dan manajemen SDM lainnya khususnya proses seleksi. Dengan

adanya rekrutmen yang baik, akan menghasilkan prosedur seleksi yang baik pula.

Pada gambar, Rekrutmen membutuhkan 2 aspek, analisis jabatan dan perencanaan SDM.

analisis jabatan menentukan sifat dan persyaratan suatu jabatan, apa saja kriteria yang

dibutuhkan untuk mengisi posisi yang kosong meliputi keahlian, pengalaman, pendidikan dll.

Sedangkan perencanaan SDM akan menentukan berapa SDM yang akan di rekrut untuk

mengisi kekosongan suatu jabatan.

Proses seleksi dapat dilakukan setelah proses rekrutmen telah selesai. Ditahap ini pelamar akan

dipilih melalui evaluasi seperti seleksi administrasi, tes tertulis, tes fisik, ataupun wawancara.

Pada proses ini akan diputuskan siapa saja calon SDM terbaik yang pantas untuk mengisi

kekosongan suatu jabatan sesuai kriteria pada analisis jabatan dan perencanaan SDM.

Pada umumnya karyawan ingin diperlakukan secara adil didalam pengupahan. Keadilan dalam
pengupahan dibedakan dalam tiga jenis, yaitu keadilan internal, eksternal, dan individual. Jelaskan
ketiga jenis keadilan tersebut!

Keadilan dalam pengupahan dibedakan dalam tiga jenis / konsep, yaitu keadilan

internal, eksternal, dan individu.


1. Keadilan Internal

Keadilan Internal mengacu pada hubungan antarjabatan di dalam suatu organisasi. Contoh, pada
umumnya direktur direktur perusahaan mendapat lebih banyak dewan direktur. Wakil direktur
mendapatkan gaji lebih hece dibanding manajer pabrik, dan seterusnya. Dalam keadilan internal ini
diasumsikan bahwa, kompensasi berhubungan dengan pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang
dipersyaratkan untuk melaksanakan jabatan dengan baik. Oleh karena itu, seseorang yang berada pada
suatu struktur yang tinggi dalam organisasi mencapai tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan
karyawan yang berada pada tingkat di bawahnya, karena mereka dituntut untuk memiliki pengetahuan,
kecakapan dan pengalaman yang lebih tinggi.

2. Keadilan Eksternal

Keadilan Eksternal mengacu pada pembandingan pekerjaan-pekerjaan yang serupa di dalam organisasi
yang berbeda. Fokusnya pada, berapakah karyawan pada organisasi lain diupah untuk melakukan
pekerjaan yang umumnya sama. Contoh, upah yang diterima oleh dircktur dari berbagai macam
perusahaan listrik.

3. Keadilan individu

Mengacu pada pembandingan di antara individu dalam jabatan / pekerjaan yang sama dan dalam
organisasi yang sama. Contoh, gaji untuk jabatan sekretaris dalam satu penusahaan. Setelah
mengadakan pembandingan baik secara internal maupun eksternal, ditentukan (misal) gaji untuk semua
sekretaris dalam suatu perusahaan berkisar antara Rp1.200.000, - dan Rp1.600.000. per bulan.

Metode Pengupahan

Ada beberapa metode pembayaran yang dapat digunakan oleh organisasi baik sekaligus maupun
sekaligus. Organisasi dapat mengupah karyawannya berdasar jam kerja, atau dapat pula berdasar pada
keluaran (output) yang dihasilkan, seperti penjahit pada perusahaan konfeksi, pelinting rokok pada
perusahaan rokok, ataukah kombinasi antara kelelahan.

Ada dua metode pengupahan, yaitu upah secara jam-jaman dan upah gaji. Kebanyakan karyawan diupah
dengan gaji, kecuali tenaga kerja langsung (blue-collar) dan beberapa tenaga klerikal. Program insentif
individual merupakan metode yang paling efektif untuk mengaitkan upah dengan kinerja. Program
insentif berikutnya adalah program insentif dan terakhir adalah program insentif organisasi secara luas.
Kebanyakan tenaga penjual diupah dengan gaji plus insentif (insentif).
Masalah yang muncul pada komisi jenis upah langsung adalah kecenderungan untuk menjual secara
cepat dan besar-besaran, tanpa memperhatikan pembinaan pelanggan dalam jangka panjang. Program
gain sharing dan profit sharing merupakan contoh program inisiatif organisasi secara luas. Program ini
melayani terutama untuk membangun rasa kebersamaan dan komitmen di antara karyawan.

Ekonomi Manajerial

Dalam asumsi klasik dari model yang digunakan untuk menganalisis regresi antara lain uji; normalitas,
linearitas otokorelasi, heteroskedastisitas, multikolinieritas dan uji endogenitas. Jelaskan secara singkat
pemahaman Anda mengenai uji tersebut!

Uji Normalisasi

Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data
atau variabel. Dari uji normalitas ini nantinya akan dikenali sebaran data yang dihasilkan apakah data
yang kita ujikan itu berdistribusi normal atau tidak.

(Images)

Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau
diambil dari populasi normal. Metode klasik dalam pengujian normalitas suatu data tidak begitu rumit.
Berdasarkan pengalaman empiris beberapa pakar statistik, data yang banyaknya lebih dari 30 angka (n >
30), maka sudah dapat diasumsikan berdistribusi normal. Biasa dikatakan sebagai sampel besar.

Uji Linearitas Otokorelasi

Uji Linearitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear
atau tidak secara signifikan.

(Images)

Pengujian ini melihat bagaimana variabel (X) mempengaruhi variable (Y), baik itu pengaruh berbanding
lurus maupun berbanding terbalik. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi
atau regresi linear.

Uji Heteroskedastisitas
Uji asumsi klasik yang kedua dan yang paling sering digunakan adalah uji heteroskedastisitas. Uji
heteroskedastisitas digunakan apabila model regresi memiliki ketidakcocokan antara satu pengamatan
dengan pengamatan lainnya. Dalam uji ini dikenal dengan dua keputusan. Jika hasil antara prediksi
dengan residual membentuk suatu pola maka model regresi yang kita buat memiliki indikasi
heteroskedastisitas. Apabila hasil antara prediksi dengan residual memiliki nilai yang cenderung konstan
baik prediksi maupun residualnya maka dapat dikatakan homoskedastisitas.

(Images)

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya indikasi heteroskedastisitas dalam
pengujian kita maka kita bisa menggunakan diagram scatterplot. Tujuan utama dari melihat grafik
scatterplot adalah untuk melihat sebaran dari data-data pengamatannya. Ada dua komponen yang perlu
diperhatikan yaitu nilai prediksi dari variabel terikat dengan simbol SRESID dan residual error yang
disebut dengan ZPRED. Apabila tidak terdapat pola tertentu dan tidak menyebar diatas maupun
dibawah angka nol pada sumbu y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika model
regresi yang kalian buat ingin lolos dari uji asumsi klasik maka sebisa mungkin tidak terdapat adanya
heteroskedastisitas.

Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang dibuat memiliki hubungan antara
variabel independen atau variabel bebas dengan variabel dependen alias variabel terikat. Jika keduanya
memiliki keterkaitan maka bisa dipastikan model regresi yang telah dibuat terindikasi adanya
multikolinearitas. Sebelum dilakukan pengujian, kita bisa menandai atau menengarai adanya
multikolinearitas dilihat dari variabel apa yang ingin kita ujikan.

(Images)

Misalnya ada variabel persentase tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja. Jika dilihat secara logika
maka kedua variabel ini mirip. Apabila diujikan maka akan menghasilkan indikasi multikolinearitas
karena sama-sama mengandung variabel tenaga kerja. Walaupun memang terdapat perbedaan satuan,
variabel tenaga kerja menggunakan satuan HOK atau hari orang kerja. Sedangkan variabel persentase
tenaga kerja menggunakan satuan persentase. Untuk menemukan terdapat atau tidaknya
multikolinearitas pada model regresi dapat diketahui dari nilai toleransi dan nilai variance inflation
factor (VIF).

Jelaskan tiga faktor utama yang membuat hambatan pasar dan berikan contoh masing-masing bentuk
pasar yang meliputi monopoli, oligopoli, persaingan monopolistik!
Hambatan pasar adalah kondisi yang membuat pasar kurang efisien dan tidak berfungsi secara
maksimal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan baik. Beberapa faktor yang
menyebabkan hambatan pasar meliputi:

1. Persaingan belum sempurna

Persaingan yang belum sempurna dapat terjadi ketika pengusaha memiliki Kontrol atau pengaruh yang
besar terhadap pasar. Ini dapat terjadi karena adanya Monopoli, oligopoli, atau persaingan
monopolistik.

Pasar Monopoli: Pasar yang dikuasai oleh satu perusahaan besar yang mempunyai kuasa untuk
menentukan harga, produksi, dan distribusi suatu produk atau jasa. Contohnya pasar PLN yang dikuasai
oleh perusahaan tersebut.

Pasar Oligopoli: Pasar yang dikuasai oleh beberapa perusahaan besar yang menentukan harga, produksi,
dan distribusi suatu produk. Contohnya pasar mobil di Indonesia yang dikuasai oleh beberapa
perusahaan besar seperti Toyota, Honda, dan Mitsubishi.

Pasar Persaingan monopolistik: Pasar yang dikuasai oleh beberapa perusahaan besar yang berkompetisi
satu sama lain dalam menentukan harga, produksi, dan distribusi suatu produk. Contohnya pasar
telepon seluler di Indonesia yang dikuasai oleh oleh beberapa perusahaan besar seperti Telkomsel,
Indosat Ooredoo, dan XL Axiata.

2. Sumber daya yang terbatas

Sumber daya yang terbatas juga dapat menimbulkan hambatan pasar karena berbagai pihak ingin
memanfaatkannya untuk keuntungan diri masing-masing.

Contohnya adalah Pasar real estat yang dikuasai oleh beberapa pengembang besar dan terbatasnya
tanah untuk dibangun rumah.

3. Regulasi pemerintah

Regulasi pemerintah yang tidak jelas atau terlalu ketat juga dapat menimbulkan hambatan pasar.
Contohnya adalah Pasar obat yang terlalu diatur oleh pemerintah dalam hal produksi, distribusi dan
harga jual.

Contoh bentuk pasar Monopoli adalah

- PLN

- PDAM

- PT KAI
- PERTAMINA

Contoh bentuk pasar Oligopoli adalah

- Industri Motor

- Industri Air Mineral

- Industri Rokok

Contoh bentuk pasar Persaingan Monopolistik adalah

- Produsen sabun

- Produsen pasta gigi

- Produsen rokok

Suatu perusahaan harus membuat keputusan yang tepat dalam menentukan harga suatu produk,
jelaskan faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangan dalam penentuan harga tersebut!

Dalam menentukan harga produk yang tepat, ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan,
antara lain:

1. Biaya

Sebuah perusahaan menghasilkan keuntungan jika menetapkan harga jual lebih tinggi daripada biaya
rata-rata produksi. Semakin besar selisih antara harga jual dengan biaya, semakin tinggi keuntungan
perusahaan. Beberapa perusahaan lebih mempertimbangkan biaya daripada faktor lainnya. Mereka
kemudian menggunakan pendekatan cost-plus pricing untuk menetapkan harga. Pendekatan tersebut
adalah yang paling mudah. Perusahaan hanya perlu menambahkan margin keuntungan (markup) ke
biaya unit.

2. Pelanggan

Beberapa pelanggan mungkin sadar biaya. Mereka menginginkan produk yang lebih murah karena
sesuai dengan anggaran mereka. Sementara yang lain lebih sadar kualitas dan kurang
mempertimbangkan harga dalam membuat keputusan pembelian. Mereka melihat produk berkualitas
adalah lebih prestise dan sesuai dengan citra diri mereka. Harga mempengaruhi permintaan. Untuk
sebagian besar produk, menurunkan harga jual akan meningkatkan permintaan. Tapi, ada beberapa
kasus khusus. Harga yang lebih rendah justru membuat produk tidak menarik bagi beberapa konsumen.
Mereka berpikir harga murah berarti kualitas yang rendah.
3. Jenis produk

Menetapkan harga untuk produk terdiferensiasi membutuhkan pendekatan yang berbeda dengan
produk massal. Produk massal relatif homogen. Oleh karena itu, perusahaan sering menawarkannya
pada tingkat rata-rata harga pesaing. Sebaliknya, untuk produk terdiferensiasi, perusahaan mengadopsi
penetapan harga premium. Harga yang lebih tinggi memberi sinyal kualitas lebih yang lebih baik
daripada produk lainnya di pasar massal.

4. Target Pasar

Secara umum, pasar terbagi ke dalam dua kategori: pasar baru dan pasar saat ini. Keduanya
membutuhkan strategi penetapan harga yang berbeda. Katakanlah, perusahaan menargetkan pasar
baru. Mereka mungkin akan menetapkan harga rendah (harga penetrasi). Tujuannya adalah menarik
sebanyak dan secepat mungkin pelanggan baru. Dengan begitu, perusahaan memiliki basis pelanggan
untuk menopang posisi pasar yang lebih kuat. AHarga rendah juga penting untuk mendukung struktur
biaya yang lebih rendah. Dengan volume penjualan yang tinggi, perusahaan segera mencapai skala
ekonomi dan menurunkan biaya rata-rata.

5. Pesaing

Harga mempengaruhi daya saing relatif terhadap pesaing. Karena itu, harga produk pesaing adalah
pertimbangan penting dalam menetapkan harga. Perusahaan memantau berapa harga yang pesaing
kenakan untuk produk mereka. Perusahaan mungkin mengenakan harga di bawah, sama dengan atau di
atas rata-rata pesaing. Masing-masing berimplikasi pada kesuksesan produk di pasar. Mana yang paling
tepat dari ketiganya, itu tergantung pada tujuan perusahaan.

Jika tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan posisi pasar, perusahaan mengenakan harga yang
lebih rendah daripada rata-rata pesaing. Harga yang lebih murah menarik lebih banyak konsumen,
membuat produsen dengan segera meningkatkan penjualan dan pangsa pasar.

Di pasar yang sangat kompetitif, perusahaan mungkin akan mengenakan harga yang sama dengan rata-
rata harga pesaing. Untuk menarik lebih banyak permintaan, perusahaan dapat fokus pada aspek non-
harga, seperti kualitas dan layanan pendukung. Selanjutnya, perusahaan mungkin juga menetapkan
harga yang lebih tinggi daripada pesaing. Alih-alih menargetkan pelanggan yang sadar harga,
perusahaan menjual produknya ke segmen yang sadar kualitas. Mereka berusaha menawarkan produk
yang berkualitas unggul sebagai justifikasi harga yang tinggi.

6. Elastisitas harga

Elastisitas harga dari permintaan menunjukkan ke anda seberapa responsif konsumen dalam
menanggapi perubahan harga. Permintaan adalah elastis jika perubahan kecil harga mengarah ke
peningkatan permintaan yang lebih tinggi. Misalnya, jika harga turun 5%, itu meningkatkan permintaan
lebih dari 5%. Sebaliknya, jika permintaan adalah inelastis, konsumen relatif kurang sensitif terhadap
perubahan harga. Misalnya, jika harga turun 5%, maka permintaan naik kurang dari 5%. Responsivitas
konsumen semacam itu menjadi input penting dalam mengambil kebijakan harga. Misalnya, jika
permintaan elastis, perusahan mungkin menetapkan harga yang lebih rendah daripada rata-rata harga
pesaing. Karena responsif, itu akan mendorong konsumen untuk beralih ke produk perusahaan. Sebagai
hasilnya, penjualan dan pangsa pasar meningkat lebih tinggi daripada pesaing.

7. Siklus hidup produk

Sebuah produk mengalami 5 fase khas selama masa hidupnya:

Tahap pengembangan (development stage)

Tahap pengenalan (introduction stage)

Tahap pertumbuhan (growth stage)

Tahap matang (mature stage)

Tahap penurunan (decline stage)

Setiap tahap membutuhkan pendekatan penetapan harga yang berbeda.

Di tahap pengenalan misalnya, konsumen belum menyadari tentang produk perusahaan. Tugas pertama
perusahaan adalah mengedukasi konsumen. Tugas berikutnya adalah membangun basis pelanggan dan
mencapai posisi pasar yang lebih kuat.

Dalam situasi semacam itu, perusahaan mungkin memilih penetapan harga penetrasi (penetration
pricing) dengan menawarkan harga rendah. Dengan begitu, perusahaan dapat meningkatkan penjualan
dan segera mencapai skala ekonomi.

Tapi beberapa perusahaan mungkin memilih price skimming. Mereka menjual produk dengan harga
tinggi dan perlahan menurunkannya. Tujuan strategi ini adalah mencapai pendapatan yang tinggi guna
menutup biaya pengembangan.

Price skimming cocok untuk produk yang sangat terdiferensiasi atau penemuan terbaru seperti personal
komputer pada awal peluncurannya. Konsumen belum pernah menemukan produk sejenis sebelumnya.
Perusahaan menargetkan beberapa pelanggan yang bersedia mengambil risiko dengan membeli.

Pengembangan SDM

1. Jenis asumsi inti teori apa yang digunakan oleh dosen UT tersebut ?
Berdasarkan deskripsi yang diberikan, dosen di Kampus UT Pondok Cabe menerapkan pendekatan
pembelajaran yang melibatkan mahasiswa sebagai subyek aktif dalam membangun pengetahuan
mereka sendiri. Dosen berperan sebagai fasilitator, motivator, dan mediator dalam proses
pembelajaran. Dalam konteks ini, dosen kemungkinan besar mendasarkan pendekatannya pada asumsi
inti teori konstruktivisme.

Konstruktivisme adalah teori pembelajaran yang berfokus pada peran aktif siswa dalam membangun
pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman dan interaksi sosial. Teori ini menyatakan bahwa
pembelajaran terjadi saat siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan baru berdasarkan
pemahaman dan pengalaman mereka sebelumnya.

Dalam pendekatan konstruktivisme, dosen dianggap sebagai fasilitator atau pemandu dalam proses
pembelajaran. Mereka menghargai dorongan internal siswa, memberikan motivasi, dan menciptakan
lingkungan belajar yang mendukung kolaborasi dan interaksi sosial. Dosen juga mendorong siswa untuk
mencari arti dari apa yang mereka pelajari, membangun konsep-konsep baru dengan kerangka berfikir
yang mereka miliki, dan aktif berpartisipasi dalam diskusi dan refleksi.

Dengan menekankan pada pengalaman belajar, interaksi sosial, dan pembangunan pengetahuan oleh
siswa, pendekatan ini sesuai dengan asumsi inti teori konstruktivisme. Dosen di Kampus UT Pondok
Cabe mungkin beranggapan bahwa siswa memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi pengetahuan
mereka sendiri dan bahwa pembelajaran lebih efektif ketika siswa terlibat secara aktif dalam proses
tersebut.

2. Jelaskan perbedaan antara asumsi inti teori konstruktivisme tersebut dengan teori kognitivisme?

Perbedaan antara asumsi inti teori konstruktivisme dan teori kognitivisme adalah sebagai berikut:

a. Fokus pada Proses Belajar

Konstruktivisme menekankan bahwa pembelajaran terjadi melalui konstruksi pengetahuan oleh siswa
melalui interaksi dan pengalaman.

Kognitivisme lebih fokus pada pemrosesan informasi dalam pikiran individu, termasuk aspek-aspek
seperti perhatian, memori, dan pemecahan masalah.

b. Peran Aktif Siswa

Konstruktivisme menganggap siswa sebagai subyek aktif dalam pembelajaran, di mana mereka
membangun pengetahuan mereka sendiri melalui refleksi dan interaksi sosial.

Kognitivisme cenderung melihat siswa sebagai penerima informasi yang memproses secara individual.

c. Sosial dan Kontekstual

Konstruktivisme menekankan pentingnya konteks sosial dalam pembelajaran, di mana siswa berinteraksi
dengan orang lain untuk membangun pengetahuan mereka.
Kognitivisme lebih fokus pada proses kognitif internal individu, dengan penekanan pada aspek-aspek
seperti pemrosesan informasi dan memori.

d. Peran Fasilitator

Dalam Konstruktivisme, peran dosen atau guru adalah sebagai fasilitator atau pemandu, yang
mendukung dan memfasilitasi pembelajaran siswa melalui interaksi, pertanyaan, dan diskusi.

Dalam Kognitivisme, peran guru lebih menekankan pada penyampaian informasi, instruksi, dan
pengawasan.

e. Pengetahuan yang Dibangun

Konstruktivisme menekankan bahwa siswa membangun pengetahuan mereka sendiri melalui refleksi
dan konstruksi aktif.

Kognitivisme lebih melihat pengetahuan sebagai hasil dari pemrosesan informasi oleh pikiran individu.

Perbedaan-perbedaan ini menunjukkan perspektif yang berbeda dalam melihat bagaimana


pembelajaran terjadi dan bagaimana siswa terlibat dalam proses tersebut. Konstruktivisme menekankan
peran aktif siswa dan konstruksi pengetahuan, sementara kognitivisme lebih menekankan pemrosesan
informasi dan aspek-aspek kognitif individu.

Riset Operasi

Menjelang memasuki bulan Ramadhan, PT Prima Sehat memprediksi akan ada peningkatan kebutuhan
akan daging segar. Untuk itu perusahaan berupaya mengoptimalkan momen ini bagi peningkatan
keuntungan perusahaan. Salah satu upaya yg dilakukan adalah mengotimalkan pendapatan dari sektor
peternakan dengan menghitung optimalisasi pangan ternak. Bahan baku pakan ternak yang digunakan
saat ini adalah sangka dan kala, dengan harga Rp. 20 dan Rp. 30 per kg. Setiap pakan ternak harus
mengandung unsur alfa tidak kurang dari 30 unit dan gama 120 unit, serta unsur beta paling banyak 280
unit. Komposisi pakan yang terdiri dari sangka dan kala adalah paling banyak 8 berbanding 1. Dari
informasi yng diterima diketahui komposisi per kg sangka terdiri dari alfa 6 unit, Beta 20 unit dan 10 unit
Gama. Sedangkan per kg Kala mengandung komposisi alfa 3 unit, Beta 40 unit dan 40 unit Gama.
Perusahaan hanya menyediakan Sangka sebanyak 8 Kg setiap kali proses

Silahkan gunakan programa linier metode grapik untuk menyelesaikan kasus di atas
2. Menjelang memasuki bulan Ramadhan, PT Prima Sehat memprediksi akan ada peningkatan
kebutuhan atas barang-barang elektronik baik TV, dan juga Microwave. Semua produk elektronik ini
mempunya proses pengerjaan yang sama, namun berbeda waktu pengerjaannya. Untuk TV memerlukan
waktu pengerjaan elektronik selama 4 jam dan perakitan selama 2 jam. Sedangkan Microwave
memerlukan waktu pengerjaan elektronik 3 jam dan 1 jam perakitan. Dari kapasitas yang ada saat ini
tersedia waktu pengerjaan untuk elektronik sebanyak 240 jam, dan perkitan sebanyak 100 jam.
Keuntungan untuk masing produk adalah 7 (dalam satuan puluhan ribu) dan 5 (dalam satuan puluhan
ribu).

Silahkan gunakan metode program linier metode simpleks untuk menyelesaikan kasus di atas

Anda mungkin juga menyukai