Perusahaan Pailit
Perusahaan Pailit
Centro Lifestyle Department Store dan Supermarket Kemchiks Tempat Gourmet Pasific. Untuk
menjadi pemimpin pasar dalam industri, PT. Sentosa Tozy memutuskan untuk memiliki aliansi
dengan Parkson Corporation Sdn Bhd tahun 2011.
Putusan pailit itu dihasilkan setelah adanya hasil voting dari para kreditor dan
rekomendasi dari hakim pengawas.
"Benar Senin ini, 17 Mei 2021, Tozy Sentosa telah pailit," ungkap Humas PN
Jakpus, Bambang Nurcahyono saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin
kemarin (17/5/2021).
Dalam literatur hukum, terdapat dua periode PKPU, yaitu PKPU Sementara
yang berlangsung paling lama 45 hari dan PKPU Tetap yang berlangsung
paling lama 270 hari jika disetujui oleh kreditor melalui pemungutan suara.
Dalam PKPU ini, kreditor memiliki hak untuk sepakat atau tidak sepakat
dengan skema perdamaian (homologasi) yang ditawarkan debitur baik secara
aklamasi maupun voting.
Jika tidak terjadi kesepakatan damai antara debitur dan kreditor dalam 270
hari, maka debitur otomatis dinyatakan pailit dan baginya tidak ada upaya
hukum lagi. Pailit adalah keadaan di mana debitur tidak mampu lagi
membayar utang utang dari para kreditornya.
Pada 31 Maret 2021, PN Jakpus sudah mengabulkan PKPU Sementara yang
diajukan oleh Para Pemohon PKPU terhadap Termohon PKPU yakni Tozy
untuk seluruhnya dengan segala akibat hukumnya dan menetapkan PKPU
Sementara untuk paling lama 45 hari terhitung sejak putusan ini diucapkan
(31 Maret 2021).
Sejumlah perusahaan yang diwakili oleh firma hukum milik Hotman Paris
Hutapea, Law Firm Hotman Paris & Partners, menggugat PKPU atas Tozy,
perusahaan pengelola jaringan ritel Centro. Pengajuan PKPU ini diajukan
sejak 3 Maret 2021 dan diputus PKPU Sementara pada 31 Maret 2021.
Sejumlah pihak yang mengajukan PKPU ini antara lain PT Primajaya Putra
Sentosa, PT Indah Subur Sejati, PT Multi Megah Mandiri, PT Harindotama
Mandiri dan PT Mahkota Petriedo Indoperkasa, bertindak sebagai pemohon
lewat firma hukum Hotman Paris.
Centro termasuk jaringan ritel milik Parkson Retail Asia Limited (Ltd) yang
tercatat di Bursa Singapura (SGX), yang dikelola oleh Tozy. Sementara di
negeri jiran Malaysia, terafiliasi dengan Parkson Holdings Berhad yang
tercatat di Bursa Malaysia.
Situs resmi Centro mencatat, kiprah Parkson dalam bisnis ritel di Indonesia
dimulai dengan mengakuisisi Centro Department Store pada tahun 2011 di
bawah naungan PT Tozy Sentosa, yang kemudian diputus pailit ini.
Parkson Department Store di Indonesia saat ini memiliki tiga gerai, yakni toko
pertama yang dibuka pada November 2013 di The Center Point Mall Medan.
Kemudian, sebuah toko kedua yang dibuka pada Juni 2014 di Lippo Mall Puri,
St. Moritz. Lalu, toko ketiga pada bulan Desember 2015 di Hartono Mall
Yogyakarta.
Sementara, Centro Department Store saat ini tercatat telah memiliki 12 toko
Centro termasuk jaringan ritel milik Parkson Retail Asia Limited (Ltd) yang
tercatat di Bursa Singapura (SGX), yang dikelola oleh Tozy. Sementara di
negeri jiran Malaysia, terafiliasi dengan Parkson Holdings Berhad yang
tercatat di Bursa Malaysia.
Parkson Retail Asia Ltd didirikan pada 1987. Dilansir dari laporan keuangan
perusahaan per Juni 2020, Parkson adalah salah perusahaan bisnis ritel
department store di kawasan Asia. Perusahaan ini pertama kali melantai di
Bursa Singapura pada 3 November 2011.
Per Juni 2020, UOB Kay Hian PTE LTD tercatat menjadi pemegang saham
pengendali Parkson dengan jumlah saham 479.800.600 saham atau 71,21%
dari porsi total saham perusahaan.
5. Dampak pandemi
Asosiasi sektor ini pun bersuara terkait dengan ritel yang 'berdarah-darah'.
Roy Nicholas Mandey, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia
(Aprindo), mengungkapkan bahwa kemungkinan ada satu toko ritel tutup
setiap harinya. Permintaan yang masih lemah menjadi penyebab pengusaha
ritel sulit menanggung beban.
"Setiap hari kami hitung dari sisi asosiasi, hampir satu toko tutup setiap hari di
seluruh Indonesia termasuk di Bali. Kalau kita lihat tiga bulan ini, sudah ada
90 toko yang tutup termasuk minimarket, supermarket, department store,
maupun juga tenant," paparnya belum lama ini.
Dia mengatakan, industri ritel memang sangat terdampak oleh pandemi. Ritel
adalah usaha yang mengedepankan pelayanan langsung, bertatap muka
dengan konsumen. Selain menjual barang, usaha ritel juga menawarkan
pelayanan dan interaksi antar-manusia.