Anda di halaman 1dari 4

Etiologi dan Faktor risiko

A. Etiologi
Penyebab pasti dari GPPH sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Dari berbagai
penelitian yang telah dilakukan dikatakan adanya keterlibatan dari faktor genetic,
kelainan struktur anatomi, neurokimiawi otak dan beberapa faktor lain berperan
dalam terjadinya GPPH.
1. Faktor genetic
GPPh merupakan suatu gangguan yang mempunyai komponen genetic karena
gangguan ini seringkali ditemukan bersamaan pada beberapa anggota keluarga.
Dari beberapa penelitian genetik ditemukan bahwa saudara kandung dari anak
dengan GPPh mempunyai risiko 5-7 kali lebih besar untuk mengalami gangguan
serupa dibandingkan dengan anak lain yang tidak mempunyai saudara kandung
dengan GPPH. Sedangkan orang tua yang menderita GPPH mempunyai
kemungkinan sekita 50% menderita GPPH. Dari hasil penelitian yang dilakukan
pada anak kembar monozigot dan dizigot dengan GPPH, didapatkan hasil bahwa
angka insiden GPPH pada kembar monozigot lebih tinggi (58-82%) dibandingkan
dengan kember dizigot (31-38%), sehingga dapat disimpulkan bahwa anak
kembar monozigot akan menderita ganggguan yang sama jika salah satu anak
kember tersebut menderita GPPH.
2. Faktor kelainan struktur anatomi
Rappaport dkk, dari The National Institute of Mental Health melakukan
peneleitian pada anak dengan GPPH menggunakan MRI (Magnetic Resonance
Imaging), menyatakan adanya pengecilan pada lobus prefrontalis kanan, nucleus
kaudatus kanan, globus palidus kanan serta vermis (Bagian dari serebelum) jika
dibandingkan dengan anak tanpa GPPH. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu
fungsi bagian-bagian otak di atas adalah meregulasi fungsi perhatian seseorang.
Lobus prefrontalis dikenal sebagai bagian otak yang terlibat dalam proses editing
prilaku, mengurangi distraktibilitas, membantu kesadaran diri dan waktu
seseorang. Sedangkan nucleus kaudatus dan globus palidus berperan dalam
menghambat respon otomatik yang dating pada bagian otak, sehingga koordinasi
rangsangan tersebut tetap optimal. Fungsi serebelum adalah mengatur
keseimbangan. Meskipun demikian, apa yang menyebabkan pengecilan lobus atau
bagian otak tersebut belum diketahu pasti sehingga memerlukan penelitian lebih
lanjut.
3. Faktor neurofisiologis
Pada penelitian lain yang dilakukan dengan menggunakan tomografi emisi
positron (PET) menemukan bahwa terjadi penutunan aliran darah otak dan
kecepatan metabolisme di daerah lobus frontalis pada anak-anak GPPH.
4. Faktor neurokimiawi
Banyak penelitian yang menghubungkan neurokimiawi dengan gejala GPPH.
Cook EH dkk (1995) Dn Barkley dkk (2000), menyatakan adanya peningkatan
ambilan Kembali dopamine ke dalam sel neuron di darah limbik dan lobus
prefrontalis akibat dari perubahan aktivitas hhipersensitivitas transporter
dopamine. Hal ini berkaitan dengan gangguan pada fungsi neurotransmisi
dopaminergic di area frontoastriatokortikal. Kondisi ini menyebabkan anak
dengan GPPH mengalami kesulitan dalam menginhibisi perilaku. Secara teoritis,
dengan bertambahnya usia, seseorang seseorang anak seharusnya mampu
melakukan control diri dengan baik dan mengendalikan perilaku dengan lebih
terarah sehingga mampu melakukan tuntutan yang datang dari lingkungan sekitar.
Tapi, kondisi ini tidak berjalan dengan baik pada anak dengan GPPH.
Hal ini karena adanya hipersensitivitas transporter dopamine sehingga anak
menunjukkan.
a. Gangguan non-verbal working memory, dengan gambaran berupa ;
- Kehilangan rasa “kesadaran” akan waktu
- Ketidakmampuan untuk menyimpan informasi dalam otak
- Persepsi yan gtidak sesuai terhadap suatu objek/kejadian
- Perencanaan dan pertimbangan yang buruk
b. Gangguan internaslisiation of self-directed speech, berupa ;
- Kesulitan mengikuti peraturan yang berlaku
- Tidak disiplin
- Self guidance dan self questioning yang buruk
c. Gangguan regulasi, motivasi dan tingkat ambang kesadaran diri yang buruk.
Berupa ;
- Kesulitan dalam menyensor semua bentuk reaksi emosi, ambang toleransi
terhadap frustasi rendah.
- Hilangnya regulasi diri dalam bidang motivasi dan dorongan
5. Kerusakan otak
Komplikasi perinatal juga berkaitan dengan timbulnya GPPH pada seorang anak.
Studi retrospektif pada anak dengan GPPH menunjukkan adanya komplikasi
perinatal yang lebih sering jika dibandingkan dengan anak tanpa GPPH. Beberapa
komplikasi perinatal yang sering ditemukan adalah perdarahan antepartum,
persalinan lama, nilai APGAR yang lemah dalam menit pertama kelahiran.
Milberger dkk. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa ibu perokok dalam masa
kehamilan mempunyai risiko lebih tinggi untuk melahirkan anak dengan GPPH.
Whitaker dkk. Menenukan bahwa bayi dengan berat badan lahir rendah yang
diserati dengan kerusakan pada substansia alba mempunyai risiko lebih tinggi
untuk menderita GPPH dikemudian harinya.
B. Faktor Risiko
a. Usia
GPPH merupakan gangguan neurobehavioral yang paling umum pada masa anak-
anak. Beberapa gejala hiperaktif-impulsif mulai terjadi sebelum usia 12 tahun.
Untuk anak berusia 2 hingga 5 tahun prevalensinya sebesar 2,4%. Studi tentang
prevalensi GPPH diseluruh dunia secara umum melaporkan bahwa 5-10% anak
usia sekolah terpengaruh, meskipun angkanya sangat bervariasi di setiap negara,
mungkin Sebagian karena Teknik pengambilan sampel dan pengujian yang
berbeda. Tingkat prevalensi pada sampel remaja adalah 2-6% serta pada orang
dewasa sebesar 2%.
b. Jenis kelamin
Anak laki-laki cenderung menunjukkan intermalinasi kondisi komordibitas seperti
gangguan pemberontakan oposisi dan gangguan perilaku. Sedangkan untuk anak
perempuan cenderung menunjukkan kecemasan dan depresi. Rasio perbandingan
antara laki-laki dan perempuan adalah 3:1 sampai 4:1 secara keseluruhan.
c. Genetic
Pada anak-anak dengan orang tua yang memiliki ganggun deficit
perhatian/hiperaktivitas dan/atau saudara kandung dengan GPPH memiliki potensi
hinggal 8 kali lipat lebih tinggi. Prevalensinya sebesar 33%
d. Etnis
Yang paling sering di diagnosis pada anak-anak putih, kemudian hitam dan anak-
anak hispanik dan setidaknya umumnya pada anak-anak Asia.
e. Faktor lingkungan pre-, peri- dan postnatal
Faktor ini memainkan peran yang penting dalam penyebab GPPH. Faktor prenatal
berhubungan dengan gaya hidup ibu selama kehamilan, misalnya paparan alcohol
dan merokok saat kehamilan. Faktor perinatal seperti pada bayi BBLR dan
komplikasi persalinan. Faktor postnatal seperti gizi buruk, dan kekurangan gizi
juga berpengaruh dalam kejadian GPPH.
f. Faktor lainnya
- Status sosial ekonomi keluarga yang rendah. Dimana anak-anak dalam
keluarga tersebut 1,9 – 2,2 kali lipat memiliki peningkatan risiko untuk
kekurangan gizi atau malnutrisi, sejarah cedera otak traumatic yang parah
dan trauma kepala.
- Peningkatan insiden terjadi pada anak dengan kelainan neurologi dan
genetik, seperti :
 Epilepsy
 Sclerosis tuberous
 Neurofibromatosis
 Sindrom DiGeorge
 Sindrom William
- Peningkatan insiden terjadi pada pasien yang memiliki kerabat tingkat
pertama dengan berikut ini :
 Gangguan pemusatan perhatian/hiperaktifitas
 Gangguan suasana hati dan kecemasan
 Gangguan kepribadian antisosial
 Alcohol atau penggunaan zat.

Anda mungkin juga menyukai