BAB IV
rumah sakit untuk menolong orang-orang sakit yang telantar dengan memberikan
tersebut adalah sebagai media dakwah dalam menyampaikan ajaran agama Islam
dengan konsep bangunan fisik rumah sakit pada umumnya rumah sakit akhir abad
20, sebab pada awalnyahanya berbentuk sebuah poliklinik yang dipimpin oleh
tahun 1923 mencatat dari tempat tidur yang tersedia, 50 % diantaranya tidak
Pada tahun 1932 Dr. Somowidagdo pindah kerja dan digantikan oleh Dr.
Sukiman Wirosandjojo. RSU PKU pada saat itu masih tetap mengalami kesulitan
seorang dokter Belanda selama 3 bulan sebelum digantikan oleh Dr. Sampurno.
cabang dibeberapa tempat. Situasi pada saat itu kurang menguntungkan, penyebab
Belanda diambil alih oleh pendudukan negara Jepang pada Perang Dunia II.
akhirnya Dr. Ismail yang merupakan pengganti Dr. Sampurno mengundurkan diri
jawab pengelolaan RSU PKU Muhammadiyah kepada Dr. H. Moh Baried yang
keseluruhan.
Universitas Gajahmada Yogyakarta dari Fisipol dam seorang hali dalam bidang
37
manajemen. Direksi tetap pada saat itu Dr. Ny. Hj. Dewi Masitoh, beliau adalah
seorang dokter purna waktu bantuan dari Dinas Kesehatan RI sejak tahun 1970,
dan mulai memegang jabatan direktur sejak tahun 1971. Asisten direjtur medik
yang semula dipegang oleh Dr. HM. Baried Ishom diganti oleh Dr. H. Adam
Suyadi. Asisten direktur administrasi yang semula dipegang leh H. Mahfud Siradj
digantikan oleh Dr. H. Mu’tasimbillah Ghozie, seorang dokter ahli mata yang
beliau adalah cucu dari H. Achmad Sujak seorang pendiri RSU PKU
Pada masa masa awal berdiri RSU PKU, jabatan pengurus dan direksi
tidak memiliki periode waktu, maka pada mulai saat itu kepengurusan dibatasi
hanya pada 3 tahun untuk satu periode yang selanjutnya ditentukan oleh PP
RSU PKU Muhammadiyah, juga menentukan kembali daftar tarif rumah sakit
dengan tetap mengacu pada peraturan Menteri Kesehatan RI mengenai tarif, serta
profesional. Atas inisiatif Majelis PKU PWM dan juga rintisan direksi lama,
dengan pusat rujukan RSU PKU Muhammadiyah. Selain itu dibentuk pula Dana
38
SLTP dan SMU Muhammadiyah serta UAD dan UMY. Sampai saat ini telah
tercatat 19.600 anggota Dana Sehat Muhammadiyah dan secara rutin mendapat
santunan berupa rawat jalan maupun rawat inap di RSU PKU Muhammadiyah
Yogyakarta.
direksi dijabat oleh Dr. H. Rusdi M.Kes sebagai direktur, Dr. H.M Iqbal Sp.PD
(wakil Direktur Pelayanan Medis), Dra. Hj. Dwi Pujaningsih.,Apt M.Kes (Wakil
Sesuai dengan keadaan yang terjadi pada saat tersebut, maka ada beberapa
hal yang menjadi prioritas kerja yang diutamakan untuk segera diwujudkan.
Rencana untuk menambah dokter ahli tetap di RSU PKU Muhammadiyah adalah
salah satu dari prioritas, selain itu menambah pegawai paramedis baik perawat
peralatan CT Scan yang dikemudian hari ternyata sangat berguna dan difungsikan
berhasil lulus akreditasi penuh untuk bidang pelayanan yaitu: pelayanan Gawat
kepada Dr. H. Erwin Santosa, namun karena pada saat itu PP Muhammadiyah
direktur diserahkan kepada Dr. M. Iqbal yang merangkap sebagai wakil direktur
pelayanan medis.
Yogyakarta pada saat ini termasuk lengkap antara lain: IGD, Poli penyakit dalam,
Poli kebidanan, Poli Penyakit kulit dan Penyakit Kelamin, Poli THT, Poli gigi dan
mulut, Poli Syaraf, Poli jiwa, Poli Bedah, Laboratorium Radiologi, Psikologi,
Medichal Check-Up.
rumah sakit. Saat ini, RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta telah memiliki 3
orang lulusan Magister Manajemen Rumah Sakit dan 3 orang yang tengah
Keperawatan (35 orang). Peningkatan mutu pelayanan medis pada saat ini RSU
dokter spesialis bedah umum (3 orang), Bedah Ortopedi (1 orang), Bedah Anak (2
orang), Bedah Mulut (1 orang), Bedah thorax (1 orang), Bedah Syaraf (1 orang),
orang), Dokter Spesialis Anak (4 orang), Dokter Spesialis THT ( 4 orang), Dokter
Spesialis Jiwa (1 orang), Dokter Spesialis Syaraf (2 orang), Dokter spesialis Mata
(17 orang), Dokter Gigi (5 orang), Psikolog (1 orang), Dokter Ahli Radiologi (1
orang), Dokter Anstesi (5 orang), Dokter Patologi Klinik (1 orang), Bidan (20
orang), Paramedis/Perawat (226 orang), Paramedik non perawat (62 orang) dan
menambah daya tampung pasien perawat inap. Sampai dengan saat ini RSU PKU
kelas antara lain: VIP 14 TT, kelas 1 32 TT, Kelas II 54 TT, Kelas III 88 TT,
Kamar Isolasi 22 TT, Kamar Bersalin 20 TT, Intensif Care Unit 5 TT, dengan
tertentu sesuai dengan bidang kerja masing masing unit. Unit-unit tersebut
dipimpin oleh Direksi yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama
- Instalasi rawat jalan, bagi pasien yang memerlukan perawatan dan tidak
atau operasi.
sakit
- Instalasi Farmasi, yaitu pelayanan farma atau obat obatan yang digunakan
- Instalasi Pelayanan Kesehatan & Sarana Medis dan Lingkungan, yaitu unit
rumah sakit.
43
dalam tata usaha rumah sakit sesuai standar administrasi umum dan kerumah
langsung
mental spiritual serta dakwah islam kepada seluruh elemen rumah sakit baik
fisik, kimia, biologi maupun radioaktivitas yang timbul akibat dari aktivitas rumah
44
yaitu Unit Sanitasi Lingkungan. Unit Sanitasi Lingkungan ini secara strukutur
Direktur
RSU PKU
Wakil Direktur
Penunjang Med
Kabag Sarana
Penunjang Med
Ka Unit
Sanitasi Lingk
Lingkungan
Lingkungan
teknis.
a). Menurunkan beban pencemaran sampai dengan baku mutu limbah cair yang
ditetapkan yakni, dengan kadar COD yang berkisar antara 2000-4000 ppm.
47
b). Menstabilkan dan mengurangi debit limbah yang dihasilkan oleh perusahaan.
dampak lingkungan sesuai dengan aspek aspeknya, yaitu aspek fisik, biotis, kimia,
radiasi, dan sosial budaya. Dampak lingkungan dari pengelolaan sisa operasional
1. Bau
a. Sumber
lama di dalam bak dan menimbulkan proses anaerob, selain itu bau
limbah medis.
b. Pengelolaan
2. Limbah Padat
a. Sumber
Limbah ini terdiri atas bahan bahan sisa didapur, kertas, plastik, sisa
makanan dan berasal dari tempat tempat umum dengan jumlah mencapai
Limbah ini terdiri dari sampah yang telah tercemar oleh cairan tubuh
pasien, obat obatan, dan alat alat medik yang telah digunakan. Sumebr
utama sampah ini adalah dari kamar tindakan RSU, loundry RSU, dan
Limbah ini terdiri dari limbah yang memiliki racun kuat dan digolongkan
dengan manusia dapat menyebabkan mutasi gen, keracunan kuat, dan efek
medis lainnya. Sumber utama sampah ini adalah kamar polybedah, ICU
Limbah ini adalah limbah benda benda tajam yang ditempatkan sendiri
- Limbah Farmasi
Limbah ini adalah limbah yang berasal dari bagian farmasi berupa obat
obatan kadaluarsa maupun obat yang telah rusak sehingga tidak mungkin
untuk dipakai.
49
b. Pengelolaan
meter kubik untuk sekali pembakaran, dilakukan 2 kali sehari setiap pagi
sehari
dimusnahkan.
3. Limbah Cair
a. Sumber
Limbah cair RSU berupa sisa makanan cair dan minuman pasien,
obat obatan, dan akserta cair penderita. Pada umumnya limbah ini
perhari.
b. Pengelolaan
Limbah Cair (IPLC) yang mulai beroperasi pada bulan maret 1999
kesehatan disdalam aktivitasnya tidak terlepas dari unsur limbah. RSU PKU
dalam struktur organisasi sebagai unit sarana penunjang medis yang berada
Yogyakarta.
Unit Sanitasi Lingkungan sebagai unit yang secara resmi tercantum dalam
struktur organisasi, maka ada konsekuensi logis bahwa unit tersebut akan dicatat
sebagai aktiva perusahaan. RSU PKU mencatat biaya biaya yang dikeluarkan unit
kewajiban, modal, dan beban yang berhubungan dengan limbah tidak tercantum
secara eksplisit. RSU PKU Muhammadiyah mencatat biaya unit tersebut secara
B. Analisis Deskriptif
limbahnya.
mengungkapkan aktivitas lingkungan yang terkait erat dengan limbah medik dan
non medik sebagai laporan tambahan melengkapi laporan keuangan yang telah
yang disajikan bersama dalam laporan keuangan perusahaan. Hal ini dapat terjadi
Sanitasi Lingkungan yang merupakan bagian dari Sarana Panunjang Medis. Unit
ini memiliki instalasi pengolahan limbah (IPAL) mulai beroperasi pada bulan
Maret 1999 dan menjadi bagian yang penting dalam menjaga keadaan lingkungan
mengenai sumber daya ekonomi (aktiva), kewajiban (utang), dan modal sendiri
(modal atau donasi) dari suatu entitas atau perusahaan. Neraca dengan demikian
menampilkan aktiva, utang dan modal serta hubungan antar item tersebut.
melibatkan pos pos dan angka dengan jumlah totalnya. Pengakuan pada laporan
mencakup item sebagai pembentuk neraca. Elemen tersebut antara lain adalah:
49, aktiva didefinisikan sebagai sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi di
aktiva lancar, aktiva tetap berwujud, dan aktiva tetap tak berwujud. Aktiva
lancar terdiri dari Kas, Bank, Investasi Jangka Panjang, Piutang, Cadangan
Alat Kerja, dan Lain lain. Aktiva tetap tak berwujud terdiri dari Biaya
item Aktiva Lancar, Aktiva Tetap Berwujud, dan Aktiva Tetap Tak Berwujud
Aktiva tetap diatas jika ditelusur lebih jauh ke dalam pembagian sub aktiva
tetap berwujud dari jumlah total aktiva, terdapat aktiva tetap yang meliputi
hak atas tanah, mesin, dan instalasi untuk limbah (IPAL) yang kemudian
disatukan dalam aktiva tetap berwujud secara implisit dalam bagan dan
manfaat ekonomi.
diatas, dapat diketahui pula bahwa pos kewajiban pada laporan Keuangan
limbah oleh unit sanitasi lingkungan yang kemudian diakui sebagai pos
kewajiban di neraca.
yang timbul.
49, modal didefinisikan sebagai hak residual atas aktiva perusahaan setelah
dan donasi serta ditambah dari Sisa Hasil Usaha. Berdasarkan penjelasan pos
pos akuntansi, pos modal tersebut tidak ada kaitannya dengan aspek
lingkungan atau dengan kata lain bahwa didalam neraca perusahaan tidak ada
operasi usaha yang ramah lingkungan maka tidak menutup kemungkinan bagi
seperti aktiva, kewajiban, dan modal dengan menggunakan biaya historis atas
Laporan laba rugi atau laporan hasil usaha (dalam sebutan RSU PKU
selama satu periode akuntansi sehingga laporan ini dipandang sebagai laporan
57
yang paling penting dalam laporan tahunan. Laporan laba rugi RSU PKU
Umum, dan Biaya Lain lain. Pos-pos tersebut didalam laporan laba rugi secara
lingkungan.
pengamatan terhadap setiap pos elemen laba rugi dicatatan atas laporan keuangan
untuk kemudian ditelusur lebih lanjut pada elemen biaya-biaya pada laporan laba
rugi, biaya administrasi dan umum merupakan satu satunya elemen yang
program kerja yang diposting sebagai biaya administrasi dan umum. Rincian
pelaporan biaya Unit Sanitasi Lingkungan tersebut dijelaskan sebagai berikut ini;
Tabel 1
Anggaran Belanja Unit Sanitasi
2001-2002
1. Pengadaan Peralatan Perkantoran Rp. 1.285.200.00
yang digolongkan sebagai unit operasional penunjang medis dan unit lain sebagai
biaya adimnistrasi dan umum sebagaimana tertera dalam laporan keuangan diatas.
memiliki kaitan yang erat terhadap perjalanan sebuah rekening untuk diakui dan
pengelolaan lingkungan memerlukan tahap tahap yang runtut dan rinci dengan
tetap mengacu pada standar akuntansi maupun pernyataan akuntansi yang berlaku
kembali tahap tahap yang telah dilakukan oleh RSU PKU Muhammadiyah dengan
1. Pengidentifikasian
2. Pengakuan
sanitasi telah menerima dana anggaran untuk satu tahun, namun pada
lingkungan tersebut dilakukan setiap bulan dan akan dijumlah total pada
3. Pengukuran
acuan dalam menentukan nilai dan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam
4. Penyajian
biaya dalam rekening biaya administrasi dan umum. Hal ini dilakukan
5. Pengungkapan
Secara garis besar uraian, laba rugi, dan analisis tahapan perlakuan biaya
adanya keterbatasan data dan perbedaan karakteristik yang mendasar dari sudut
pandang akuntansi keuangan itu sendiri dalam menilai laporan keuangan RSU
beratkan pada entitiy concept dan propietory concept sehingga terdapat kesulitan
society concept.
Hal ini tersebut diatas tidak menjadikan penghalang bagi penulis untuk
melakukan analisis, sebab dengan mengacu pada PSAK no.1 paragraf 09 dan 16,
lingkungan hidup.