Anda di halaman 1dari 27

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1.1 Sejarah Obyek Penelitian

Rumah Sakit Umum Pusat Kesehatan Umum (RSU PKU) Muhammadiyah

Yogyakarta didirikan pada tanggal 15 Februari 1923 berdasar Qoidah

Muhammadiyah bagian PKU artikel 4 alinea ke-6 yang berbunyi: “ Mengadakan

rumah sakit untuk menolong orang-orang sakit yang telantar dengan memberikan

pengajaran agama Islam kepada orang-orang yang berobat”. Tujuan

Muhammadiyah mendirikan rumah sakit tersebut dengan memperhatikan Qoidah

tersebut adalah sebagai media dakwah dalam menyampaikan ajaran agama Islam

melalui bidang kesehatan.

Pada saat awal berdiri, RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta tidak

dengan konsep bangunan fisik rumah sakit pada umumnya rumah sakit akhir abad

20, sebab pada awalnyahanya berbentuk sebuah poliklinik yang dipimpin oleh

seorang dokter yang bernama Dr. Somowidagdo di Notoprajan. Balai Kesehatan

tahun 1923 mencatat dari tempat tidur yang tersedia, 50 % diantaranya tidak

mampu membayar biaya pengobatan.

Pada tahun 1932 Dr. Somowidagdo pindah kerja dan digantikan oleh Dr.

Sukiman Wirosandjojo. RSU PKU pada saat itu masih tetap mengalami kesulitan

pendanaan sehingga PP Muhammadiyah mengajukan permhonan subsidi pada

pemeritah Hindia Belanda walaupun pada akhirnya kebijaksanaan tersebut tidak


36

disepakati. Dr. Sukiman mengundurkan diri dan digantikan sementara oleh

seorang dokter Belanda selama 3 bulan sebelum digantikan oleh Dr. Sampurno.

Dr. Sampurno memimpin RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan

membawa banyak kemajuan, diantaranya adalah dengan mendirikan poliklinik

cabang dibeberapa tempat. Situasi pada saat itu kurang menguntungkan, penyebab

utamanya adalah perubahan situasi politik dalam negeri. Pemerintahan Hindia

Belanda diambil alih oleh pendudukan negara Jepang pada Perang Dunia II.

Pendudukan Jepang pada tahun 1942 sangat menghambat perkembangan

pelayanan kesehatan RSU PKU sebab hubungan komunikasi sangat terbatas

sehingga poliklinik didaerah menjadi tidak mendapatkan perhatian, sampai pada

akhirnya Dr. Ismail yang merupakan pengganti Dr. Sampurno mengundurkan diri

pada tahun 1955.

Bahtera pengabdian RSU PKU Muhammadiyah terus meluncur dan

bertahan hingga saat ini. Sejarah mencatat pergantian kepemimpinan untuk

kesekian kalinya. Tanggal 25 Desember 1966 diadakan serah terima tanggung

jawab pengelolaan RSU PKU Muhammadiyah kepada Dr. H. Moh Baried yang

kemudian melakukan peremajaan dari segala bidang yang sifatnya aalah

rehabilitasi, penertiban, dan penigkatan pelayanan dan fasilitas sevara

keseluruhan.

Pada tanggal 18 April 1987 Muhammadiyah melantik pengurus dan

direksi baru RSU PKU Muhammadiyah. DR. HM Mawardi menyerahkan tongkat

kepemimpinan kepada Drs. H. Soebakdi Susilowidagdo. Beliau adalah dosen

Universitas Gajahmada Yogyakarta dari Fisipol dam seorang hali dalam bidang
37

manajemen. Direksi tetap pada saat itu Dr. Ny. Hj. Dewi Masitoh, beliau adalah

seorang dokter purna waktu bantuan dari Dinas Kesehatan RI sejak tahun 1970,

dan mulai memegang jabatan direktur sejak tahun 1971. Asisten direjtur medik

yang semula dipegang oleh Dr. HM. Baried Ishom diganti oleh Dr. H. Adam

Suyadi. Asisten direktur administrasi yang semula dipegang leh H. Mahfud Siradj

digantikan oleh Dr. H. Mu’tasimbillah Ghozie, seorang dokter ahli mata yang

sebenarnya bukanlah orang baru di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta, sebab

beliau adalah cucu dari H. Achmad Sujak seorang pendiri RSU PKU

Muhammadiyah Yogyakarta pada tahun 1923.

Pada masa masa awal berdiri RSU PKU, jabatan pengurus dan direksi

tidak memiliki periode waktu, maka pada mulai saat itu kepengurusan dibatasi

hanya pada 3 tahun untuk satu periode yang selanjutnya ditentukan oleh PP

Muhammadiyah. PP Muhammadiyah selain menentukan kepengurusan direksi

RSU PKU Muhammadiyah, juga menentukan kembali daftar tarif rumah sakit

dengan tetap mengacu pada peraturan Menteri Kesehatan RI mengenai tarif, serta

mengusahakan agar plafon yang ditetapkan lebih rendah dibandingkan dengan

rumah sakit swasta lain yang ada di Yogyakarta.

Perkembangan Rumah Sakit yang pesat dengan permintaan pasar untuk

pelayanan yang baik menuntut penyelenggaraan organisasi pelayanan secara

profesional. Atas inisiatif Majelis PKU PWM dan juga rintisan direksi lama,

dipikirkan adanya dana Upaya Kesehatan Masyarakat (DKUM) yang melibatkan

dana masyarakat untuk membentuk asuransi kesehatan warga muhammadiyah

dengan pusat rujukan RSU PKU Muhammadiyah. Selain itu dibentuk pula Dana
38

sehat Bakesos Muhammadiyah sebagai pilot proyek guru dan karyawan/siswa

SLTP dan SMU Muhammadiyah serta UAD dan UMY. Sampai saat ini telah

tercatat 19.600 anggota Dana Sehat Muhammadiyah dan secara rutin mendapat

santunan berupa rawat jalan maupun rawat inap di RSU PKU Muhammadiyah

Yogyakarta.

Sejarah RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta terus berputar dan pada

tahun 1993, kembali direksi mengalami pergantian kepemimpian. Ketua

Pengurusdipegang oleh Dr. H. Rusdi Lamsudin.,M.,Med. Sedangkan di jajaran

direksi dijabat oleh Dr. H. Rusdi M.Kes sebagai direktur, Dr. H.M Iqbal Sp.PD

(wakil Direktur Pelayanan Medis), Dra. Hj. Dwi Pujaningsih.,Apt M.Kes (Wakil

Direktur Penunjang Medis), Triyani Mawarni.,SE. (Wakil Direktur Umum dan

Keuangan), H. Abunda Farouk (Wakil Direktur Bina Ruhani Islam).

Sesuai dengan keadaan yang terjadi pada saat tersebut, maka ada beberapa

hal yang menjadi prioritas kerja yang diutamakan untuk segera diwujudkan.

Rencana untuk menambah dokter ahli tetap di RSU PKU Muhammadiyah adalah

salah satu dari prioritas, selain itu menambah pegawai paramedis baik perawat

maupun penunjang medis dan penambahan fasilitas canggih, diantaranya adalah

peralatan CT Scan yang dikemudian hari ternyata sangat berguna dan difungsikan

untuk pasien dalam maupun luar RSU PKU Muhammadiyah.

Pada tahun 1998 terjadi RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta telah

berhasil lulus akreditasi penuh untuk bidang pelayanan yaitu: pelayanan Gawat

Darurat, Pelayanan Rekam Medis, Administrasi dan Manajemen, Pelayanan

Medis, Pelayanan Keperawatan.


39

Pada tahun 1999 terjadi pergantian kepengurusan kembali. Ketua pengurus

dipercayakan kepada Drs. H. Noor Rachman Hadjam dan direksi dipercayakan

kepada Dr. H. Erwin Santosa, namun karena pada saat itu PP Muhammadiyah

menunjuk beliau sebagai Dekan di Fakultas Kedokteran UMY, maka jabatan

direktur diserahkan kepada Dr. M. Iqbal yang merangkap sebagai wakil direktur

pelayanan medis.

Jenis Pelayanan dan fasilitas ruangan di RSU PKU Muhammadiyah

Yogyakarta pada saat ini termasuk lengkap antara lain: IGD, Poli penyakit dalam,

Poli kebidanan, Poli Penyakit kulit dan Penyakit Kelamin, Poli THT, Poli gigi dan

mulut, Poli Syaraf, Poli jiwa, Poli Bedah, Laboratorium Radiologi, Psikologi,

Fisioterapi, Farmasi, Konsultasi Gizi, Homecare, Pricktest, Pusat Informasi HIV,

Medichal Check-Up.

Peningkatan mutu sumber daya manusia digerakkan bersama, dari jajaran

direksi hingga pegawai lini terdepan. Manajemen RSU PKU Muhammadiyah

Yogyakarta mengharuskan direksi berpendidikan minimal Magister manajemen

rumah sakit. Saat ini, RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta telah memiliki 3

orang lulusan Magister Manajemen Rumah Sakit dan 3 orang yang tengah

menyelesaikan pendidikan Magister Manajemen Rumah Sakit di FK UGM.

Manajemen Rumah Sakit juga berkomitmen dengan mennyekolahkan beberapa

orang karyawannya antara lain : S1 Perawat (1 orang), S1 Akuntansi (1orang), D3

Keperawatan (35 orang). Peningkatan mutu pelayanan medis pada saat ini RSU

PKU Muhammadiyah Yogyakarta telah memiliki software Quality Measurement

Improvement untuk indikator klinis bedah non bedah.


40

RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta memiliki 620 SDM, meliputi

dokter spesialis bedah umum (3 orang), Bedah Ortopedi (1 orang), Bedah Anak (2

orang), Bedah Digesti (1 orang), Bedah Plastik (1 orang), Bedah urologi (1

orang), Bedah Mulut (1 orang), Bedah thorax (1 orang), Bedah Syaraf (1 orang),

Bedah jantung/paru/pembuluh (1 orang), Dokter Spesialis Penyakit Dalam (7

orang), Dokter Spesialis Anak (4 orang), Dokter Spesialis THT ( 4 orang), Dokter

Spesialis Jiwa (1 orang), Dokter Spesialis Syaraf (2 orang), Dokter spesialis Mata

(2 orang), Dokter Spesialis Jantung (1 orang), Dokter Spesialis Kebidanan dan

Kandungan (8 orang), Dokter Spesialis Kulit Kelamin (1 orang), Dokter Umum

(17 orang), Dokter Gigi (5 orang), Psikolog (1 orang), Dokter Ahli Radiologi (1

orang), Dokter Anstesi (5 orang), Dokter Patologi Klinik (1 orang), Bidan (20

orang), Paramedis/Perawat (226 orang), Paramedik non perawat (62 orang) dan

Pegawai Non Medis (255 orang).

Penambahan kapasitas tempat tidur dilakukan dengan jalan rezoning yaitu

memanfaatkan sebanyak mungkin ruangan ruangan yang ada untuk bisa

menambah daya tampung pasien perawat inap. Sampai dengan saat ini RSU PKU

Muhammadiyah Yogyakarta telah memiliki 213 tempat tidur dengan berbagai

kelas antara lain: VIP 14 TT, kelas 1 32 TT, Kelas II 54 TT, Kelas III 88 TT,

Kamar Isolasi 22 TT, Kamar Bersalin 20 TT, Intensif Care Unit 5 TT, dengan

jumlah BOR rata rata 77%.


41

1.2 Struktur Organisasi dan Deskripsi kerja Unit

Rumah Sakit Umum Pusat Kesehatan Umum (RSU PKU) Muhammadiyah

Yogyakarta memiliki struktur organisasi yang terbagi dalam instalasi instalasi

tertentu sesuai dengan bidang kerja masing masing unit. Unit-unit tersebut

dipimpin oleh Direksi yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama

RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Sistemastika Organisasi RSU PKU

Muhammadiyah Yogyakarta secara umum dap[at digambarkan sebagai berikut:

• Direksi Pelayanan Medis

Bertanggung jawab atas pelayanan medis kepada masyarakat yang

membutuhkan dengan memperhatikan tingkat pelayanan yang dibagi dalam

instalasi sebagai berikut:

- Instalasi rawat inap, bagi pasien yang memerlukan perawatan intensif

disertai pengawasan oleh pihak rumah sakit

- Instalasi rawat jalan, bagi pasien yang memerlukan perawatan dan tidak

diharuskan menginap dirumah sakit.

- Instalasi Gawat Darurat, bagi pasien yang memerlukan pertolongan

sesegera mungkin dan merupakan garda depan pelayanan pasien.

- Instalasi Intensif Care Unit, bagi pasien yang memerlukan penanganan

khusus dalam pengawasan intensif.

- Instalasi Bedah Sentral, bagi pasien yang memerlukan penanganan bedah

atau operasi.

- Instalasi Radiologi, bagi pasien yang memerlukan penanganan radiologi.


42

- Instalasi Laboratorium, bagi pasien yang memerlukan pemeriksaan

laboratorium dalam pemeriksaan kasus tertentu.

• Direksi Penunjang Medis

Direksi ini bertanggung jawab atas pelayanan yang dapat menunjang

pelayanan medis dalam menjalankan fungsinya secara medis. Unit-unit dalam

direksi ini antara lain adalah:

- Instalasi Rehab Medik, yaitu melakukan rehabilitasi medis dalam rumah

sakit

- Instalasi Rekam Medik, yaitu melakukan pencatatan atau perekaman

kegiatan medik dalam pelayanan medis rumah sakit.

- Instalasi Diklat, yaitu pelayanan dalam pengembangan SDM baik secara

internal maupun secara eksternal dalam pendidikan SDM.

- Instalasi Farmasi, yaitu pelayanan farma atau obat obatan yang digunakan

dalam pelayanan kepada pasien.

- Instalasi Gizi, yaitu pelayanan pemenuhan konsumsi gizi dan penelitian

gizi bagi pasien.

- Instalasi Pelayanan Kesehatan & Sarana Medis dan Lingkungan, yaitu unit

penyedia layanan sarana prasarana medis serta unit pengelola lingkungan

rumah sakit.
43

• Direksi Umum dan Keuangan

Direksi ini bertanggung jawab atas administrasi keuangan rumah sakit

dalam tata usaha rumah sakit sesuai standar administrasi umum dan kerumah

tanggaan. Unit dalam Direksi antara lain:

- Bagian Akuntansi , yaitu bagian pengelolaan anggaran dan keuangan

rumah sakit secara umum.

- Bagian Pengadaan, yaitu bagian penyedia prasarana penunjang kegiatan

operasional rumah sakit secara umum.

- Bagian Humas, yaitu bagian yang berhubungan dengan publik secara

langsung

- Bagian Rumah tangga, yaitu bagian yang mengelola kebutuhan internal

rumah sakit secara umum.

• Direksi Bina Ruhani Islam

Direksi ini bertanggung jawab atas pelayanan kerohanian dan pelayanan

mental spiritual serta dakwah islam kepada seluruh elemen rumah sakit baik

pasien, keluarga pasien, maupun karyawan rumah sakit secara umum.

2.1 Unit Pengelolaan Lingkungan (Sanitasi Lingkungan)

Sanitasi dan Kesehatan Linkgungan adalah upaya pengendalian yang

dilakukan terhadap berbagai macam faktor-faktor lingkungan di rumah sakit baik

fisik, kimia, biologi maupun radioaktivitas yang timbul akibat dari aktivitas rumah
44

sakit agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap pasien, pengunjung,

petugas rumah sakit dan masyarakat sekitar rumah sakit.

RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta dalam memenuhi persyaratan

kesehatan lingkungan mengadakan unit kerja yang khusus mengelola lingkungan

yaitu Unit Sanitasi Lingkungan. Unit Sanitasi Lingkungan ini secara strukutur

organisasi berada di bawah direksi penunjang medis. Bagan organisasi Unit

Sanitasi Lingkungan RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta sebagai berikut:

Direktur
RSU PKU

Wakil Direktur
Penunjang Med

Kabag Sarana
Penunjang Med

Ka Unit
Sanitasi Lingk

Koord Operasi Koord Pengawas


Penyehatan Kualitas kuantitas

Staf Unit Sanitasi Lingkungan RSU PKU Muhammadiyah

Gambar 2.1. Bagan Organisasi Unit Sanitasi Lingkungan


45

2.2 Job Deskripsi Unit Sanitasi Lingkungan

2.2a. Kepala Urusan Unit Sanitasi Lingkungan

▪ Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang dilakukan oleh

Unit Sanitasi Lingkungan.

▪ Menyusun RAPB dan Proker Unit Sanitasi Lingkungan

▪ Memberikan laporan Pertanggung jawaban Unit Sanitasi

Lingkungan

▪ Mengikuti rapat cross fungsional

2.2b. Koordinator Pemantau Lingkungan

▪ Melakukan pengukuran sisa Chlor dan Ph air bersih

▪ Melakukan pengukuran sisa chlor danm ph limbah

▪ Melakukan pengukuran debit limbah

▪ Melakukan pengukuran debit sampah harian

▪ Menyiapkan bahan untuk Chlorinasi air bersih.

▪ Melakukan pemeriksaan mikrobiologi

▪ Mencatat dan melaporkan tugas pemantauan ke kepala Sanitasi

2.2c. Koordinator Operasional Sanitasi

▪ Melakukan tugas operasional rutin Unit Sanitasi Lingkungan

▪ Menyusun jadwal dinas

▪ Memantau stok bahan sanitasi

▪ Menyampaikan lapran permasalahan dalam Unit Sanitasi

Lingkungan

▪ Mencatat dan melaporkan tugas pemantauan ke kepala Sanitasi


46

2.2d. Staf Unit Sanitasi Lingkungan

▪ Melakukan tugas tugas sanitasi lingkungan sesuai dengan posisi

yang telah ditetapkan sebelumnya.

▪ Melaksanakan program kerja Unit Sanitasi Lingkungan secara

teknis.

▪ Mengerjakan kegiatan operasional Unit Sanitasi Lingkungan.

2.3 Data Kualitatif Sehubungan Pengelolaan Limbah

Rumah Sakit Umum Pusat Kesehatan Umum (RSU PKU)

Muhammadiyah Yogyakarta adalah Amal Usaha milik Muhammadiyah yang

bergerak dibidang pelayanan jasa kesehatan dan memiliki komitmen peduli

lingkungan dalam upaya memperbaiki kualitas lingkungan secara berkelanjutan.

RSU PKU Muhammadiyah.

RSU PKU Muhammadiyah selalu berusaha untuk mematuhi peraturan

dan perundangan lingkungan sesuai dengan arahan Dinas Kesehatan RI dan

mengembangkan, mengkaji, dan memelihara kebijakan lingkungan ini serta

mengkomunikasikan kepada masyarakat luas. RS PKU Muhammadiyah

melakukan antisipasi pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh Unit Sanitasi

Lingkungan dengan melakukan pengolahan limbah sebagai berikut:

a). Menurunkan beban pencemaran sampai dengan baku mutu limbah cair yang

ditetapkan yakni, dengan kadar COD yang berkisar antara 2000-4000 ppm.
47

b). Menstabilkan dan mengurangi debit limbah yang dihasilkan oleh perusahaan.

Langkah-langkah yang dilakukan yaitu: meminimalisasi pemakaian air dan

mengurangi limbah-limbah medis.

RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta mengelompokkan dampak

dampak lingkungan sesuai dengan aspek aspeknya, yaitu aspek fisik, biotis, kimia,

radiasi, dan sosial budaya. Dampak lingkungan dari pengelolaan sisa operasional

rumah sakit yang timbul diantaranya adalah:

1. Bau

a. Sumber

Bau yang timbul dilingkungan rumah sakit berasal dari unit

pengolahan limbah (IPAL) dalam posisi limbah mengalami

penurunan debit (pagi hari) sehingga waktu tinggal limbah lebih

lama di dalam bak dan menimbulkan proses anaerob, selain itu bau

berasal dari asap incenerator saat dipakai untuk memusnahkan

limbah medis.

b. Pengelolaan

Unit Pengolahan limbah melakukan pengurasan bak limbah cair

minimal 6 bulan sekali dan mengadakan pengawasan operasional

pompa secara teratur.

2. Limbah Padat

a. Sumber

Limbah padat RSU PKU Muhammadiyah berasal dari kegiatan

sehari hari yang dikelompokkan sebagai berikut :


48

- Limbah Padat Umum

Limbah ini terdiri atas bahan bahan sisa didapur, kertas, plastik, sisa

makanan dan berasal dari tempat tempat umum dengan jumlah mencapai

1.5 – 2 meter kubik perhari

- Limbah Padat Infeksius

Limbah ini terdiri dari sampah yang telah tercemar oleh cairan tubuh

pasien, obat obatan, dan alat alat medik yang telah digunakan. Sumebr

utama sampah ini adalah dari kamar tindakan RSU, loundry RSU, dan

laboratorium dengan jumlah 0.6 meter kubik perhari

- Limbah Padat Cytotoksius

Limbah ini terdiri dari limbah yang memiliki racun kuat dan digolongkan

sampah sangat berbahaya, sebab apabila mengalami kontak langsung

dengan manusia dapat menyebabkan mutasi gen, keracunan kuat, dan efek

medis lainnya. Sumber utama sampah ini adalah kamar polybedah, ICU

dan UGD dengan jumlah sekitar 0.1 meter kubik perhari

- Limbah Benda Runcing

Limbah ini adalah limbah benda benda tajam yang ditempatkan sendiri

yang merupakan sisa dari pembakaran di incenerator.

- Limbah Farmasi

Limbah ini adalah limbah yang berasal dari bagian farmasi berupa obat

obatan kadaluarsa maupun obat yang telah rusak sehingga tidak mungkin

untuk dipakai.
49

b. Pengelolaan

- Pengelolaan limbah padat dilakukan dengan pembuangan ke TPS milik

DPU setiap 2 hari sekali.

- Pengelolaan sampah yang menggunakan incenerator yang berkapasitas 0.4

meter kubik untuk sekali pembakaran, dilakukan 2 kali sehari setiap pagi

dan malam hari.

- Pengelolaan sampah cytoksius dilakukan menggunakan incenerator 2 kali

sehari

- Sampah obat obatan yang berasal dari Farmasi dimusnahkan dengan

incenerator dan sebagian dikembalikan ke pabrik obatnya untuk

dimusnahkan.

3. Limbah Cair

a. Sumber

Limbah cair RSU berupa sisa makanan cair dan minuman pasien,

obat obatan, dan akserta cair penderita. Pada umumnya limbah ini

berasal dari kamar tindakan pasien yang berjumlah 73 meter kubik

perhari.

b. Pengelolaan

Pengelolaan limbah ini, RSU mendirilan Instalasi Pengolahan

Limbah Cair (IPLC) yang mulai beroperasi pada bulan maret 1999

sebelum dibuang ke riol kota.


50

2.4. Data Laporan Keuangan RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta

RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta sebagai perusahaan layanan jasa

kesehatan disdalam aktivitasnya tidak terlepas dari unsur limbah. RSU PKU

Muhammadiyah mengantisipasi atas limbah tersebut dengan mendirikan Unit

Sanitasi Lingkungan dan instalasi pengolahan limbah (IPAL) dan mencantumkan

dalam struktur organisasi sebagai unit sarana penunjang medis yang berada

dibawah Direksi Sarana Penunjang Medis RSU PKU Muhammadiyah

Yogyakarta.

Unit Sanitasi Lingkungan sebagai unit yang secara resmi tercantum dalam

struktur organisasi, maka ada konsekuensi logis bahwa unit tersebut akan dicatat

sebagai aktiva perusahaan. RSU PKU mencatat biaya biaya yang dikeluarkan unit

tersebut dalam pengelolaan limbah.

Berdasarkan pengamatan data laporan keuangan RSU PKU

Muhammadiyah Yogyakarta yakni neraca dan laporan laba rugi sebagaimana

disajikan dihalaman berikut, dapat diketahui bahwa elemen elemen aktiva,

kewajiban, modal, dan beban yang berhubungan dengan limbah tidak tercantum

secara eksplisit. RSU PKU Muhammadiyah mencatat biaya unit tersebut secara

tersembunyi, sehingga tidak ditampilkan secara eksplist dalam Neraca namun

dimasukkan sebagai biaya administrasi dan umum.


51

B. Analisis Deskriptif

1.1. Pengantar Analisis

Rumah Sakit Umum Pusat Kesehatan Umum (RSU PKU) Muhammadiyah

Yogyakarta sebagai perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan jasa kesehatan

kepada masyarakat, dalam melaporkan biaya lingkungannya diakui sebagai biaya

administrasi dan umum. Pengukuran biaya lingkungan tersebut dinyatakan dalam

rupiah berdasar pengeluaran Unit Sanitasi Lingkungan dalam pengelolaan

limbahnya.

Standar Akuntansi Keuangan per 1 April 2002, PSAK no 1 tentang

penyajian Laporan Keuangan diungkapkan bahwa:

1.1.a. Pada Paragraf 07, mengenai komponen laporan keuangan dinyatakan

bahwa laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen

komponen berikut ini: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan

1.1.b. Pada Paragraf 09, mengenai informasi tambahan dinyatakan bahwa

perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti

laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah

(value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-

faktor lingkungan hidup ini memegang peranan penting dan bagi

industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna

laporan yang memegang peranan penting.

1.1.c. Pada paragraf 16, mengenai kebijakan akuntansi dinyatakan bahwa

apabila belum ada pengaturan oleh PSAK, maka manajemen


52

menggunakan pertimbangannya untuk menetapkan kebijakan

akuntansi yang memberikan informasi yang bermanfaat bagi

pengguna laporan keuangan.

Berdasarkan informasi diatas maka jelaslah bahwa Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan jasa untuk

mengungkapkan aktivitas lingkungan yang terkait erat dengan limbah medik dan

non medik sebagai laporan tambahan melengkapi laporan keuangan yang telah

diwajibkan namun kecenderungan yang terjadi di Indonesia adalah perusahaan

sangat jarang memasukkan aktivitas lingkungannya kedalam laporan tambahan

yang disajikan bersama dalam laporan keuangan perusahaan. Hal ini dapat terjadi

karena penyajian tersebut masih bersifat sukarela sehingga kewajiban perusahaan

terhadap lingkungan merupakan kewajiban yang berdasar tanggung jawab moral

manajemen dalam mengelola lingkungan maupun dalam rangka memenuhi

AMDAL dan ANDAL dari Pemerintah atau BAPEDAL.

RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta dalam mengelola lingkungannya

terutama masalah penananganan limbahnya dilakukan sepenuhnya oleh Unit

Sanitasi Lingkungan yang merupakan bagian dari Sarana Panunjang Medis. Unit

ini memiliki instalasi pengolahan limbah (IPAL) mulai beroperasi pada bulan

Maret 1999 dan menjadi bagian yang penting dalam menjaga keadaan lingkungan

agar tetap sesuai dengan peruntukkannya.


53

1.2. Analisis Neraca RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Pelaporan keuangan di neraca bertujuan untuk memberikan informasi

mengenai sumber daya ekonomi (aktiva), kewajiban (utang), dan modal sendiri

(modal atau donasi) dari suatu entitas atau perusahaan. Neraca dengan demikian

meringkaskan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu dengan

menampilkan aktiva, utang dan modal serta hubungan antar item tersebut.

Pengakuan (recognition) dalam konteks neraca adalah proses pencatatan

dan pelaporan dalam laporan keuangan secara formal. Pengakuan tersebut

melibatkan pos pos dan angka dengan jumlah totalnya. Pengakuan pada laporan

keungan RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta meliputi elemen elemen yang

mencakup item sebagai pembentuk neraca. Elemen tersebut antara lain adalah:

Aktiva, Kewajiban, dan Modal yang dijelaskan dibawah ini:

1. Pengakuan Elemen Aktiva

Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan paragraf

49, aktiva didefinisikan sebagai sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan

sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi di

masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.

Aktiva RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta di neraca terdiri atas :

aktiva lancar, aktiva tetap berwujud, dan aktiva tetap tak berwujud. Aktiva

lancar terdiri dari Kas, Bank, Investasi Jangka Panjang, Piutang, Cadangan

Kerugian Piutang, Persediaan, Uang Muka Biaya, dan Pengembangan Dana

Jangka Panjang. Aktiva Tetap Berwujud terdiri dari Tanah, Gedung,

Emplasemen, Alat Medik, Alat Keperawatan, Mesin, Perabotan, Kendaraan,


54

Alat Kerja, dan Lain lain. Aktiva tetap tak berwujud terdiri dari Biaya

Pelatihan dan Pengembangan dan Biaya Penelitian dan Pengembangan.

Berdasarkan klasifikasi elemen aktiva diatas dapat diketahui bahwa item

item Aktiva Lancar, Aktiva Tetap Berwujud, dan Aktiva Tetap Tak Berwujud

pada Laporan Keungan RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta tidak

menunjukkan indikasi khusus yang berkaitan dengan perlakuan lingkungan.

Aktiva tetap diatas jika ditelusur lebih jauh ke dalam pembagian sub aktiva

tetap berwujud dari jumlah total aktiva, terdapat aktiva tetap yang meliputi

hak atas tanah, mesin, dan instalasi untuk limbah (IPAL) yang kemudian

disatukan dalam aktiva tetap berwujud secara implisit dalam bagan dan

renvana strategis organisasi menjadi total aktiva tetap.

2. Pengakuan Elemen Kewajiban

Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan laporan

keuangan paragraf 49, kewajiban didefinisikan sebagai utang perusahaan masa

kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan

mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung

manfaat ekonomi.

Kewajiban pada Laporan Keuangan RSU PKU Muhammadiyah

Yogyakarta terdiri atas kewajiban jangka penedk dan kewajiban jangka

panjang. Kewajiban jangka pendek meliputi item Barang Farmasi, Barang

Gizi, Barang Pengadaan, Premi Asuransi, Pajak, Titipan Pasien, Pendapatan

diterima dmuka, dan Kewajiban Pendek Lainnya. Kewajiban jangka panjang


55

terdiri atas Kewajiban Bank, Kewajiban Leasing, Kewajiban Alat Medik,

Keweajiban Aktiva Tetap, Kewajiban Jangka Panjang Lainnya.

Berdasarkan uraian diatas dengan mengamati penjelasan pos-posnya

diatas, dapat diketahui pula bahwa pos kewajiban pada laporan Keuangan

RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta tidak menunjukkan indikasi khusus

terhadap pengakuan utang lingkungannya. RSU PKU Muhammadiyah dapat

menerapkan akuntansi lingkungan dengan cara melakukan taksiran kewajiban

(utang) lingkungan melalui evaluasi dan pencadangan biaya pengolahan

limbah oleh unit sanitasi lingkungan yang kemudian diakui sebagai pos

kewajiban di neraca.

Landasan yang dapat dipakai oleh RSU PKU Muhammadiyah Landasan

yang dapat dipakai oleh RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta sebagai

pedoman akuntansi lingkungan tersebut adalah PSAK 33 perihal pengelolaan

lingkungan hidup (PLH) paragraf 59, yang menyatakan bahwa taksiran

kewajiban PLH harus diakui apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Terdapat petunjuk yang kuat bahwa telah timbul kewajiban pada

tanggal neraca akibat keguatan yang telah dilakukan

b. Terdapat dasar yang wajar untuk menghitung jumlah kewajiban

yang timbul.

3. Pengakuan Elemen Modal

Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan paragraf

49, modal didefinisikan sebagai hak residual atas aktiva perusahaan setelah

dikurangi semua kewajiban.


56

Modal RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta terdiri atas modal sendiri

dan donasi serta ditambah dari Sisa Hasil Usaha. Berdasarkan penjelasan pos

pos akuntansi, pos modal tersebut tidak ada kaitannya dengan aspek

lingkungan atau dengan kata lain bahwa didalam neraca perusahaan tidak ada

pengakuan modal lingkungan.

Seiring perkembangan jaman, perusahaan dituntut untuk melakukan

operasi usaha yang ramah lingkungan maka tidak menutup kemungkinan bagi

RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta untuk mengungkapkan modal

lingkungan sebagai pelayanan yang ramah dan bersahabat dengan lingkungan.

Atas dasar itulah, RSU PKU Muhammadiyah dapat menerapkan akuntansi

lingkungan dengan memperluas akuntansi konvensional dengan cara

mengungkapkan modal lingkungan disamping modal saham di neraca.

Pengukuran (measurement) dalam konteks neraca adalah proses

penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur

laporan keuangan di neraca. RSU PKU Muhammadiyah menganut “Akuntansi

Konvensional” dan kebanyakan mengukur elemen-elemen yang ada di neraca

seperti aktiva, kewajiban, dan modal dengan menggunakan biaya historis atas

dasar harga perolehan yang dinyatakan dalam satuan moneter rupiah.

1.3. Analisis Laba Rugi

Laporan laba rugi atau laporan hasil usaha (dalam sebutan RSU PKU

Muhammadiyah) merupakan laporan ringkasan dari hasil kegiatan perusahaan

selama satu periode akuntansi sehingga laporan ini dipandang sebagai laporan
57

yang paling penting dalam laporan tahunan. Laporan laba rugi RSU PKU

Muhammadiyah meliputi: Pendapatan, Biaya Langsung, Biaya Administrasi dan

Umum, dan Biaya Lain lain. Pos-pos tersebut didalam laporan laba rugi secara

eksplisit tidak menunjukkan adanya elemen yang berkaitan dengan pembiayaan

lingkungan.

Analisis untuk penerapan akuntansi lingkungan dilakukan dengan

pengamatan terhadap setiap pos elemen laba rugi dicatatan atas laporan keuangan

untuk kemudian ditelusur lebih lanjut pada elemen biaya-biaya pada laporan laba

rugi, biaya administrasi dan umum merupakan satu satunya elemen yang

berhubungan dengan lingkungan (unit pengolahan limbah) RSU.

Pembiayaan yang dilakukan Unit Sanitasi Lingkungan didalam rencana

strategis perusahaan, Rencana Anggaran Unit Sanitasi dimasukkan sebagai

program kerja yang diposting sebagai biaya administrasi dan umum. Rincian

pelaporan biaya Unit Sanitasi Lingkungan tersebut dijelaskan sebagai berikut ini;

Tabel 1
Anggaran Belanja Unit Sanitasi
2001-2002
1. Pengadaan Peralatan Perkantoran Rp. 1.285.200.00

2. Pengadaan Peralatan Rumah Tangga Rp. 44.918.900.00

3. Biaya Listrik Instalasi Rp. 16.468.229.00

4. Biaya Operasional Tamabahan Rp. 69.720.000.00

5. Biaya Program Lingkungan Rp. 37.750.000.00

Jumlah Anggaran Rp. 170.042.329.00


58

Pengakuan selanjutnya terhadap anggaran biaya unit sanitasi tersebut

akan dimasukkan bersamaan dengan biaya-biaya operasional unit-unit lainnya

yang digolongkan sebagai unit operasional penunjang medis dan unit lain sebagai

biaya adimnistrasi dan umum sebagaimana tertera dalam laporan keuangan diatas.

1.4. Analisis Tahap Perlakuan Akuntansi Lingkungan

Tahap tahap pelaporan akuntansi sebagaimana dijelaskan dalam BAB II,

memiliki kaitan yang erat terhadap perjalanan sebuah rekening untuk diakui dan

diungkapkan dalam laporan keuangan. Akuntansi lingkungan sebagai metode

untuk mengungkap dan menyajikan perlakuan biaya yang berhubungan dengan

pengelolaan lingkungan memerlukan tahap tahap yang runtut dan rinci dengan

tetap mengacu pada standar akuntansi maupun pernyataan akuntansi yang berlaku

umum. Tahap-tahap akuntansi ini meliputi: Identifikasi, Pengakuan, Penyajian ,

Pengungkapan, dan Pelaporan.

Analisis yang akan dilakukan berikut ini akan memperbandingkan

kembali tahap tahap yang telah dilakukan oleh RSU PKU Muhammadiyah dengan

prinsip yang berlaku secara umum.

1. Pengidentifikasian

Identifikasi yang dilakukan oleh RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta

dalam melakukan tahapan-tahapan perlakuan biaya lingkungan khususnya

pengelolaan limbah diperlakukan sebagai biaya umum. Biaya umum

artinya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam menangani


59

pengelolaan lingkungan yang tidak diperlakukan secara khusus dalam

rekening laporan keuangan. RSU PKU Muhammadiyah

mengidentifikasikan semua kegiatan medis dan non medis memiliki

potensi menimbulkan pengaruh lingkungan. Secara teori, RSU PKU

Muhammadiyah Yogyakarta telah melakukan tahapan pertama ini dengan

mengalokasikan sejumlah biaya untuk pengelolaan kemungkinan pengaruh

negatih dari kegiatan opreasional usaha di Rumah sakit.

2. Pengakuan

RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta mengakui elemen biaya tersebut

sebagai biaya pada saat biaya tersebut digunakan untuk operasional

pengelolaan lingkungan. Meskipun pada awal periode akuntansi, unit

sanitasi telah menerima dana anggaran untuk satu tahun, namun pada

dasarnya kas tersebut adalah sebagai penyisihan alokasi anggaran dan

belum dapat disebut sebagai biaya sebab pembiayaan pengelolaan

lingkungan tersebut dilakukan setiap bulan dan akan dijumlah total pada

akhir periode akuntansui untuk dilaporkan dalam laporan keuangan.

3. Pengukuran

RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta dalam menngukur nilai dan

jumlah baiaya yang diakluarkan untuk pembiayaan lingkungan ini dengan

acuan realisasi anggaran periode sebelumnya. RSU PKU Muhammadiyah

Yogyakarta mengasumsikan bahwa realisasi anggaran periode yang lalu

merupakan pelajaran pengalaman yang valid untuk dijadikan sebagai


60

acuan dalam menentukan nilai dan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam

pengelolaan lingkungan dalam satu periode tersebut.

4. Penyajian

RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta melakukan penyajian alokasi

biaya lingkungan tersebut secara bersama-sama dengan biaya unit-unit lain

yang serumpun. Penyajian tersebut dilakukan bersama sebagai sub-sub

biaya dalam rekening biaya administrasi dan umum. Hal ini dilakukan

oleh RSU PKU Muhammadiyah sebab biaya pengelolaan lingkungan

tersebut dianggap sebagai bagian dari sarana penunjang medis sehingga

tidak perlu melakukan penyajian secara khusus.

5. Pengungkapan

RSU PKU Muhammadiyah mengungkapkan pembiayaan akuntansi

lingkungan didalam laporan keuangan menganut model normatif, artinya

pengungkapan biaya lingkungan tersebut seolah-olah diungkapkan

sebagaimana biaya overhead dalam perusahaan manufaktur sehingga tidak

memerlukan penyajian secara khusus dalam laporan keuangan. Penyajian

dalam laporan keuangan dilakukan dengan menggabungkan biaya yang

serumpun yakni biaya administrasi dan umum perkantoran. RSU PKU

Muhammadiyah Yogyakarta dapat disimpulkan dalam melaporkan biaya

lingkuingan tersebut tidak secara khusus membuat neraca yang

berhubungan dengan lingkungan atau setidak-tidaknya mencantumkan

biaya lingkungan sebgaimana teori dan prinsip yang berlaku umum,


61

sehingga dalam penyajian dalam laporan keuangan tidak dapat diketahui

secara eksplisit jumlah dan nilai biaya untuk pengelolaan lingkungan

1.5 Penutup Analisis

Secara garis besar uraian, laba rugi, dan analisis tahapan perlakuan biaya

lingkungan di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta masih jauh dari sempurna.

Penulis mengalami kesulitan dalam menginterpretasikan data sebab dengan

adanya keterbatasan data dan perbedaan karakteristik yang mendasar dari sudut

pandang akuntansi keuangan itu sendiri dalam menilai laporan keuangan RSU

PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Sistem perlakuan di Indonesia yang menitik

beratkan pada entitiy concept dan propietory concept sehingga terdapat kesulitan

untuk mewujudkan penerapan akuntansi lingkungan yang prinsip dasarnya adalah

society concept.

Hal ini tersebut diatas tidak menjadikan penghalang bagi penulis untuk

melakukan analisis, sebab dengan mengacu pada PSAK no.1 paragraf 09 dan 16,

yaitu perusahaan diperkenankan untuk menyajikan laporan keuangan mengenai

lingkungan hidup.

Anda mungkin juga menyukai