PANCASILA
|
|
|||
|
|
Disusun oleh :
KELOMPOK 04
SEMESTER 1
Surabaya 2022
SEJARAH KINARA KINARI MASA MAJAPAHIT
Indonesia merupakan negara yang kaya akan peninggalan sejarah dan kebudayaannya, Pada saat
ini kebudayaan lokal asli Indonesia sedikit terlupakan sehingga menjadikan masyarakat kurang
mengerti akan budaya–budaya itu, warisan nenek moyang ini sebenarnya harus selalu dijaga dan
dilestarikan serta dipahami sehingga kelak ketika penerus bangsa ini bertanya maka bisa
terjawab dan mereka bisa meneruskan apa yang menjadi tanggung jawab terhadap warisan nenek
moyang.
Pada kali ini kami akan membahas tentang makhluk mitologis atau makhluk legenda yang di
percaya pada masa kerajaan Majapahit. Makhluk mitologi atau makhluk legenda merupakan
suatu makhluk yang keberadaanya dituturkan dalam kisah-kisah mitologis, legenda maupun
fabel. Makhluk tersebut juga terkait dengan folklor suatu suku. Makhluk mitologis pada
umumnya bersifat fantastis, baik bentuk maupun kemampuannya. Salah satu bentuk makhluk
mitologis atau makhluk legenda yang dipercaya pada masa majapahit yaitu Kinara Kinari.
Dan beberapa masyarakat mengganggap Kinara Kinari ini sebagai makhluk surgawi berwujud
setengah manusia setengah burung dalam mitologi Hindu dan Buddha. Di kahyangan Mereka
bertugas sebagai penjaga kalpataru (Pohon Perdamaian),dan juga sebagai Seniman-seniman
kahyangan yang memberikan pertunjukan pertunjukan kesenian di istana kahyangan. Menurut
beberapa sumber kinara Kinari adalah sebagai lambang keharmonisan dan kesetiaan yang luar
biasa. Walaupun salah satu ditinggalkan satu hari pun, dikisahkan rasanya bertahun-tahun,
karena saling mencintai. Seperti keabadian cinta sidharta dan istrinya gopa. Kinnara berjenis
kelamin pria sedangkan yang berjenis kelamin wanita disebut Kinnari. Relief Kinara Kinari
antara lain terpatri di Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Pawon, dan Candi Ngawen.
Relief (Ukiran) Kinara Kinari terpatri di
beberapa tempat di Candi Borobudur yang
juga warisan budaya dunia, dibangun di
antara aliran Kali Elo dengan Progo sekitar
abad ke-8 Masehi pada masa Dinasti
Syailendra tersebut.