Anda di halaman 1dari 5

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan preterm menurut WHO adalah persalinan dengan usia

kehamilan kurang dari 37 minggu (Goldenberg, 2008).

Kejadian persalinan preterm berbeda pada setiap Negara. Di Negara

maju misalnya di Eropa, angkanya berkisar antara 5-11% (Centers for Disease

Control and Prevention,2007). Di United States of America pada tahun 2000

sekitar satu dari sembilan bayi dilahirkan kurang bulan (11,9%) (Spong, 2007).

Di negara yang sedang berkembang angka kejadiannya masih jauh lebih tinggi,

misalnya di India sekitar 30%, Afrika selatan 15%, dan Sudan 31%. Di

Indonesia angka kejadian bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dapat

mencerminkan angka kejadian persalinan prematur secara kasar yaitu 27,9%

(Depkes, 2007).

Persalinan preterm merupakan salah satu penyebab kematian perinatal

yang tinggi (70%). Bayi prematur, karena tumbuh kembang organ vitalnya

belum sempurna, menyebabkan ketidakmampuan untuk hidup di luar

kandungan, sehingga sering mengalami kegagalan adaptasi yang dapat

menimbulkan morbiditas bahkan mortalitas yang tinggi (Manuaba, 2007).

Banyak faktor yang dapat menyebabkan persalinan preterm seperti infeksi,

overdistensi uterus, iskemia uteroplasenter, faktor endokrin, kelainan servik dan

kelainan immunologis yang mencetuskan terjadinya kelahiran preterm

(Mohammad, 2010). Salah satu penyebab infeksi pada kehamilan dapat


commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id

disebabkan oleh karena ketuban pecah dini (Valeminsky, 2006). Sedangkan

menurut Himpunan Kedokteran Fetomaternal insiden ketuban pecah dini di

Indonesia berkisar antara 2-5 % (Karkata, 2012). Ketuban pecah dini

memberikan kontribusi 30% persalinan preterm (Wiknyosastro, 2008). Angka

kejadian ketuban pecah dini kehamilan preterm berkisar 2-3% (Valeminsky,

2006).

Matrix Metalloproteinase 9 (MMP 9) yang merupakan MMP utama yang

terlibat dalam persalinan normal memainkan peranan penting dalam persalinan

patologis. Matrix Metalloproteinase 9 merupakan MMP yang paling aktif di

amnion, ditemukan meningkat secara signifikan di selaput ketuban setelah onset

kontraksi. Matriks metaloproteinase, yang juga dikenal sebagai matriksin,

memainkan peranan penting dalam memecah dan merombak matriks

ekstraseluler (ECM) sehingga akhirnya menimbulkan persalinan preterm

maupun Ketuban Pecah Dini preterm.

Tumor Necrosis Factor (TNF), cachexin atau cachectin dan sebelumnya

dikenal sebagai Tumor Necrosis Factor-a merupakan sitokin inflamasi

pleiotropic. TNF terutama diproduksi di monosit dan atau makrofag. Sekresi

berlebihan dari Th1 sitokin seperti TNF atau IL-1 seperti yang terjadi pada

infeksi ketuban diketahui menyebabkan efek merugikan pada intra-uterin

jaringan seperti aborsi dan persalinan preterm. Ketiadaan dari sitokin pro-

inflamasi infeksi, seperti IL-1P dan TNF diperkirakan memainkan peran penting

dalam persalinan preterm serta persalinan aterm dengan mengubah status rahim

dari diam ke keadaan aktif (Haider, 2009).

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id

Pada kasus persalinan preterm, TNF-α dan sitokin pro inflamasi yang

lain berperan dalam menstimulasi aktivitas dari uterus dan proses pematangan

servik dengan jalan memproduksi prostaglandin, kortisol, dan mendegradasi

matrik ekstraselular dari selaput ketuban melalui jalur MMP 2 dan MMP 9

(Calleja, 2012).

Kenyataan ini menyebabkan studi dan manipulasi farmakologis terhadap

MMP menjadi sebuah tantangan. Manipulasi MMP dapat memiliki peran dalam

mencegah kelahiran preterm spontan (Weiss, 2007).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat perbedaan ekspresi MMP 9 di kulit ketuban pada

persalinan preterm dengan ketuban pecah dini dan persalinan preterm tanpa

ketuban pecah dini.

2. Apakah terdapat perbedaan ekspresi TNF-α di kulit ketuban pada persalinan

preterm dengan ketuban pecah dini dan persalinan preterm tanpa ketuban

pecah dini.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis etiopathogenesis persalinan preterm terutama yang

berhubungan dengan ekspresi MMP 9 dan TNF-α di kulit ketuban.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui perbedaan ekspresi MMP 9 dan TNF-α di kulit ketuban

pada persalinan preterm dengan ketuban pecah dini dan persalinan preterm

tanpa ketuban pecah dini.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritik

Menambah dan mengembangkan informasi ilmiah tentang etiopathogenesis

terjadinya persalinan preterm.

2. Manfaat Aplikatif

Menambah khasanah korelasi pemeriksaan klinis dan laboratoris

biomolekuler pada proses kehamilan.

3. Manfaat Kedokteran Keluarga

Dengan mengetahui etiopatogenesis persalinan preterm lebih jelas

diharapkan ibu hamil yang mengalami persalinan preterm dapat terdeteksi

lebih dini dan tertangani lebih baik. Selain itu dapat mencegah terjadinya

persalinan preterm. Sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan


commit to user
mortalitas ibu dan bayi yang disebabkan oleh persalinan preterm.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id

E. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian mengenai kadar serum MMP 9 dan TNF-α pada ibu telah

banyak dilakukan. Sebagai contoh penelitian yang dilakukan oleh Mohammad

Sabri (2010) dengan judul The Role of Tumor Necrosis Factor-Alpha (TNF-α )

in The Induction of Preterm Labor. Pada penelitiannya hanya menilai kadar

TNF-α persalinan preterm (tanpa memandang ketuban pecah dini maupun tanpa

ketuban pecah dini) yang dibandingkan dengan persalinan aterm. Penelitian lain

yang dilakukan oleh Riley dkk (1999) meneliti adanya matrix metalloprotein

pada selaput ketuban, cairan amnion, plasenta pada pasien persalinan

pervaginam dan pada pasien seksio secarea elektif. Sedangkan penelitian yang

menghubungkan adanya perbedaan ekspresi MMP 9 dan TNF-α di kulit ketuban

pada persalinan preterm dengan ketuban pecah dini dan tanpa ketuban pecah

dini di Indonesia belum ada yang pernah melakukan.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai